3. Place, yaitu kapan waktu siaran yang tepat program itu. Pemilihan waktu siar yang tepat bagi suatu program akan sangat membantu keberhasilan
program bersangkutan. 4. Promotion, yaitu bagaimana memperkenalkan dan kemudian menjual acara
itu sehingga dapat mendatangkan iklan dan sponsor . Program televisi yang ada pada saat in mengenal yang namanya program
berita atau lebih dikeal dengan kata news, pengertian sederhana program berita berarti suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita
unsusual, factual, esensial dan disiarkan melalui media secara periodik. Pengertian penyajian fakta dan kejadian di dalam berita bersifat objektif, liputan
gambar dari kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal-hal yang sekiranya tidak terlalu membuat terkejut shock. Namun objektivitas semacam ini
masih tergantung subjektivitas dari peliput. Dari sudut mana kejadian itu diambil, hasilnya sebenarnya telah menunjukkan subjektivitas dari peliput .
5.2 Pendidikan Politik
Istilah pendidikan politik dalam Bahasa Inggris sering disamakan dengan istilah political sucialization. Istilah political sosialization jika diartikan secara
harfiah ke dalam bahasa Indonesia akan bermakna sosialisasi politik. Oleh karena itu, dengan menggunakan istilah political sosialization banyak yang
mensinonimkan istilah pendidikan politik dengan istilah Sosialisasi Pol itik,
Universitas Sumatera Utara
karena keduanya memiliki makna yang hampir sama. Dengan kata lain, sosialisasi politik adalah pendidikan politik dalam arti sempit.
Menurut Ramlan Surbakti, dalam memberikan pengertian tentang pendidikan politik harus dijelaskan terlebih dahulu mengenai sosialisasi
politik, dia berpendapat bahwa Sosialisasi politik dibagi dua yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan politik merupakan suatu proses
dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-
simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik
9
. Pendapat di atas secara tersirat menyatakan bahwa pendidikan politik
merupakan bagian dari sosialisasi politik. Pendidikan politik mengajarkan masyarakat untuk lebih mengenal sistem politik negaranya. Dapat dikatakan
bahwa sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat. Melalui proses sosialisasi politik inilah para anggota
masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Fred I. Greenstain dalam bukunya Political
Socialization berpendapat bahwa: Sosialisasi politik adalah semua pembelajaran
politik formal dan informal, yang dijalankan secara sengaja dan terencana, yang pada setiap tahap siklus hidup tidak hanya tentang politik yang eksplisit tetapi
9
Surbakti, Ramlan. 1999 Memahami Ilmu Polilik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia hal.177.
Universitas Sumatera Utara
juga belajar nominal nonpolitis tetapi juga kebohongan politik sikap sosial yang relevan dan akuisisi dari karakteristik kepribadian relevan secara politik
10
. Pendapat di atas mengungkapkan bahwa pendidikan politik adalah suatu
bentuk pendidikan yang dijalankan secara terencana dan disengaja baik dalam bentuk formal maupun informal yang mencoha untuk mengajarkan kepada
setiap individu agar sikap dan perbuatannya dapat sesuai dengan aturan -aturan yang berlaku secara sosial. Dalam hal ini dapat terlihat bahwa pendidikan
politik tidak hanya mempelajari sikap dan tingkah laku individu. Namun pendidikan politik mencoba untuk mengaitkan sikap dan tingkah laku individu
tersebut dengan stabilitas dan eksistensi sistem politik. Kartini Kartono memberikan pendapatnya tentang hubungan antara
pendidikan dengan politik yaitu pendidikan dilihat sebagai faktor politik dan kekuatan politik. Sebabnya, pendidikan dan sekolah pada hakekatnya juga
merupakan pencerminan dari kekuatan-kekuatan sosial-politik yang tengah berkuasa, dan merupakan refleksi dari orde penguasa yang ada. Berdasarkan
pendapat di atas, dapat kita ketahui bahwa pendidikan dan politik adalah dua unsur yang saling mempengaruhi. Pengembangan sistem pendidikan harus
selalu berada dalam kerangka sistem politik yang sedang dijalankan oleh pemerintahan masa itu. Oleh karena itu segala permasalahan yang terjadi di
dunia pendidikan akan berubah menjadi permasalahan politik pada saat pemerintah dilibatkan untuk memecahkannya.
10
Al Muchtar, Suwarma 2000 Pengantar Studi Sistem Politik Indonesia. Bandung. Gelar Pustaka Mandiri, hal.39.
Universitas Sumatera Utara
Dari definisi yang tertera di atas, dapat kita ambil dua tujuan utama yang dimiliki oleh pendidikan politik. Pertama, dengan adanya pendidikan politik
diharapkan setiap individu dapat mengenal dan memahami nilai-nilai ideal yang terkandung dalam sistem politik yang sedang diterapkan. Kedua, bahwa
dengan adanya pendidikan politik setiap individu tidak hanya sekedar tahu saja tapi juga lebih jauh dapat menjadi seorang warga negara yang memiliki
kesadaran politik untuk mampu mengemban tanggung jawab yang ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap dan peningkatan kadar partisipasi dalam dunia
politik.
6. Hipotesis
Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata hypo dan kata thesis. Hypo yang berarti kurang dan thesis yang berarti pendapat.
11
Dengan demikian hipotesis diartikan sebagai teori yang kurang sempurna. Dirumuskan
dengan cara lain hipotesis berarti kesimpulan yang belum final karena belum diuji atau dibuktikan kebenarannya.
12
Berdasarkan uraian pada kerangka teori dan pengertian yang dikemukakan maka hipotesis yang diajukan penulis adalah
sebagai berikut: - Hipotesis Nol Ho : bahwa Metro TV dipersepsikan tidak memiliki peran
dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014 pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
11
Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Edisi kedua, Jakarta: Kencana. Hal. 85
12
H.Hadari Nawawi dan H.M Martini Hadari. 2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. hal. 33
Universitas Sumatera Utara
- Hipotesis Alternatif Ha : bahwa Metro TV dipersepsikan memiliki peran didalam pendidikan politik dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan
PILPRES 2014 pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
7. Kerangka Konseptual
Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam definisi konsep akan dibentuk menjadi suatu gambarmodel paradigma berpikir penelitian sebagai
berikut:
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Variabel Bebas X Variabel Terikat Y
Persepsi mahasiswa Berperan untuk pendidikan politik
terkait sosialisasi tahapan PILPRES 2014
Kurang berperan untuk pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan
PILPRES 2014 Tidak berperan dalam pendidikan
politik terkait sosialisasi tahapan PILPRES 2014
Siaran Metro TV Frekuensi
Isi Berita Jenis Program
Universitas Sumatera Utara
8. Defenisi Konsep
Adapun defenisi konsep yang dikemukakan disini adalah sebagai berikut: 1. Media Televisi
Media televisi adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan antar pemberi informasi dengan penerima informasi.
2. Pendidikan Politik Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik diantara pemberi dan
penerima pesan. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik
negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik.
3. Persepsi Mahasiswa Persepsi dari Mahasiswa merupakan bagian dari respon terhadap suatu hal
inforrmasi maupun kejadian yang mahasiswa terima dan kemudian dipersepsikan oleh mahasiswa tersebut.
9.Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah operasionalisasi dari variabel, berupa pengukuran measurement atau pengujian test suatu variabel. Pengukuran atau
pengujian tersebut bisa dilihat dari indikator, kriteria, tolak ukur, alat ukur, alat uji untuk menentukan kualitas atau kuantitas sesuatu variabel.unsur-unsur yang
memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan pengkuran
Universitas Sumatera Utara
tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variabel-variabel tersebut.
13
Berdasarkan judul skripsi terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas X dan variabel terikat Y. Masing-masing variabel tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut. 1. Variabel Bebas X : Siaran Metro TV
Siaran yang diberikan Metro TV dalam memberikan pendidikan politik terkait tahapan-tahapan PILPRES 2014, dimana dalam hal ini media
ini menyuguhkan kepada masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan tahapan-tahapan PILPRES 2014. Indikator dari Media televisi
ini memberikan pendidikan adalah : - Isi Pesan Siaran
Isi Siaran Metro TV yang disuguhkan oleh media tersebut memiliki muatan-muatan pendidikan politik dalam hal mensosialisasikan
tahapan-tahapan PILPRES 2014 - Frekuensi
Frekuensi dari seberapa sering responden untuk menonton siaran Metro TV terkait dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES
2014
13
Azuar Juliandi, 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Bisnis, Medan: M2000. hal. 125
Universitas Sumatera Utara
- Jenis Program Jenis berita didalam variable ini dapat digolongkan kepada dua jenis
yaitu: acara berita, acara diskusi dalam bentuk dialog
2. Variabel Terikat Y : Persepsi Mahasiswa Persepsi dari Mahasiswa merupakan bagian dari respon terhadap suatu
hal informasi maupun kejadian yang mahasiswa terima dan kemudian digambarkan oleh mahasiswa tersebut, dimana mahasiswa
menggambarkan media Metro TV memiliki peran didalam pendidikan politik atau tidak memiliki peran didalam pendidikan politik terkait
sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES 2014. Indikator persepsi yang diberikan mahasiswa terkait pendidikan politik
pada PILPRES 2014 oleh Metro TV adalah : a. Persepsi mahasiswa terkait media televisi memiliki peran didalam
pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES 2014
b. Persepsi Mahasiswa terkait media televisi kurang memiliki peran didalam pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan-tahapan
PILPRES 2014. c. Persepsi Mahasiswa terkait media televisi tidak memiliki peran
didalam pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES 2014.
Universitas Sumatera Utara
10. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu pengkajian dalam menjawab serta mempelajari peraturan yang terdapat dalam suatu penelitian. Ditinjau dari sudut
filsafat, metodologi penelitian merupakan epistimologi penelitian, yaitu yang menyangkut bagaimana kita mengadakan penelitian.
14
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah :
10.1 Jenis Penelitian
Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini digunakan karena peneliti ingin melihat persepsi
mahasiswa terhadap media Metro TV didalam memberikan pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES 2014.
10.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini dilakukan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
10.3 Populasi dan Sampling Penelitian 10.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara mulai dari stambuk 2011-2013 yang
sedang menjalani program studi S1 dan program studi D3 yang berjumlah 2884.
14
Prof. Dr. Husni Usman, M.Pd., M.T dan Purmono Setiady Akbar, M.Pd. 2009. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara. hal.41.
Universitas Sumatera Utara
10.3.2 Sampel Penelitian