Hubungan Media Metro Tv Terhadap Pendidikan Politik Mahasiswa Fisip Usu(Studi Tentang Peran Media Metro Tv Dalam Sosialisasi Tahapan Pilpres 2014)
HUBUNGAN MEDIA METRO TV TERHADAP PENDIDIKAN POLITIK MAHASISWA FISIP USU
( Studi Tentang Peran Media Metro TV Dalam Sosialisasi Tahapan PILPRES 2014)
DISUSUN OLEH ANDREAS RULI HUTAURUK
100906080
DEPARTEMEN ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK
ANDREAS RULI HUTAURUK (100906080)
HUBUNGAN MEDIA METRO TV TERHADAP PENDIDIKAN POLITIK MAHASISWA FISIP USU(Studi Tentang Peran Media Metro TV Dalam Sosialisasi Tahapan PILPRES 2014)
Rincian Skripsi: 85 Halaman, 24 Tabel, 2 Gambar, 19 Buku, 2 Undang-Undang, 1 Internet.
(Kisaran Buku dari Tahun: 1993-2013)
Kata Kunci : Media Massa, Pendidikan Politik, FISIP USU
ABSTRAK
Penelitian ini mencoba menjelaskan tentang hubungan media Metro TV terhadap pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan PILPRES 2014 yang diterima mahasiswa FISIP USU. Teori yang digunakan dalam menjelaskan penelitian ini adalah: pertama teori Media Massa yang dikemukakan oleh Innis bahwa Media Metro TV mempunyai fungsi memberikan informasi kepada masyarakat dan juga mendidik masyarakat. Kedua, teori pendidikan politik yang dikemukakan Ramlan Surbakti yaitu memberikan pengertian tentang pendidikan politik harus dijelaskan terlebih dahulu mengenai sosialisasi politik, dia berpendapat bahwa Sosialisasi politik dibagi dua yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini Metro TV memberikan pendidikan politik terhadap mahasiswa FISIP USU.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa media Metro TV memiliki peran dalam memberikan pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan PILPRES 2014 terhadap mahasiswa FISIP USU. Hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang hubungan siaran Metro TV (variabel x) terhadap persepsi mahasiswa (variabel y) dalam pendidikan politik terkait sosialisasi PILPRES 2014 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universita Sumatera Utaram memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Metro TV sebagai salah satu media massa yang memiliki fungsi untuk mendidik masyarakat, mampu memberikan pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan PILPRES 2014. Pada penelitian ini mahasiswa sebagai objek dari penelitian mendapatkan pendidikan politik dari tayangan-tayangan yang diberikan oleh Metro TV.
(3)
UNIVERSITY OF NORTHERN SUMATRA
FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE
ANDREAS RULI HUTAURUK (100906080)
METRO MEDIA RELATIONS POLITICAL EDUCATION STUDENTS ON TV FISIP USU (Studies Metro TV Media's Role In Dissemination Stages PILPRES 2014)
Details of Thesis: 85 pages, 24 tables, 2 pictures, 19 Book, 2 Act, 1 the Internet. (Book of the Year Range: 1993 to 2013)
Keywords: Mass Media, Political Education, Faculty of Social USU
ABSTRACK
This research attempts to explain the relationship Metro TV media related to political education socialization stages PILPRES 2014 received FISIP USU students. The theory is used to explain this study are: first theory put forward by the mass media Innis Media Metro TV that has the function of providing information to the community and also educate the public. Second, political education theory put forward Ramlan Surbakti that provide an understanding of the political education should be explained in advance of political socialization, he found political socialization divided into two political education and political indoctrination. Political education is a process dialogik between the giver and the recipient. Through this process of Metro TV provide political education to the
students of Faculty of Social USU.
Based on the research conducted, it can be concluded that Metro TV media have a role in providing political education related to the socialization stage PILPRES 2014 FISIP USU students. Metro TV as one of the mass media which has the function of educating the public remedy, capable of providing political education related to the socialization stage PILPRES 2014. Where a student as an object of research to get the political education of the shows that are given by Metro TV.
(4)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Halaman Persetujuan
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh
Nama : Andreas Ruli Hutauruk Nim : 100906080
Judul : HUBUNGAN MEDIA METRO TV TERHADAP PENDIDIKAN POLITIK MAHASISWA FISIP USU(Studi Tentang Peran Media Metro TV Dalam Sosialisasi Tahapan PILPRES 2014)
Menyetujui:
Ketua Departemen Ilmu Politik Dosen Pembimbing
Dra. T. Irmayani, M.Si Dr. Muryanto Amin, S.Sos,M.Si
(NIP. 19680630199403200) (NIP.
197409302005011002)
Mengetahui, Dekan FISIP USU
(Prof. Dr. Badaruddin, M.Si) NIP. 196805251992031002
(5)
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, oleh:
Nama : Andreas Ruli Hutauruk Nim : 100906080
Judul : HUBUNGAN MEDIA METRO TV TERHADAP PENDIDIKAN POLITIK MAHASISWA FISIP USU (Studi Tentang Media Metro TV Dalam Sosialisasi Tahapan PILPRES 2014)
Dilaksanakan pada:
Hari :
Tanggal : Pukul : Tempat : Tim Penguji:
Ketua :
NIP. ( )
Penguji Utama :
NIP. ( )
Penguji Tamu :
(6)
Karya ini dipersembahkan untuk
(7)
KATA PENGANTAR
Kemuliaan kepada Bapa, Putra dan Roh Kudus serta sujud syukur buat kasihnya yang senantiasa menyertai. Atas berkat dan kasihnya puji syukur penyusunan skripsi yang berjudul HUBUNGAN MEDIA METRO TV TERHADAP PENDIDIKAN POLITIK MAHASISWA FISIP USU (Studi Tentang Media Metro TV Dalam Sosialisasi Tahapan PILPRES 2014) dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik dari Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang hubungan siaran Metro TV (variabel x) terhadap persepsi mahasiswa (variabel y) dalam pendidikan politik terkait sosialisasi PILPRES 2014 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universita Sumatera Utaram memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa hubungan positif di antara kedua variabel mendeskripsikan/ menggambarkan bahwa variabel siaran Metro TV berbanding lurus terhadap variabel persepsi mahasiswa mengenai peran media Metro TV dalam sosialisasi PILPRES 2014.
Pengerjaan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. T. Irmayani, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos,M.Si selaku dosen pembimbing
skripsi penulis yang selama ini telah meluangkan waktu memberikan bimbingan, masukan dan pengetahuan yang membangun kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
(8)
5. Kak Ema, Pak Burhan dan Kak Siti yang membantu penulis dalam urusan administratif kampus.
6. Keluarga tercinta, ibunda dan ayahanda serta seluruh saudara-saudara
beserta kerabat yang banyak membantu dan memberikan perhatian besar kepada penulis.
7. Teman penulis yang selama ini belajar bersama Janroi, Handoko,
Josmagel, Basa, Chanra, Hotlam dan teman penulis yang lain yang tergabung dalam mahasiswa Ilmu Politik 2010.
8. Keluarga besar Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI) FISIP USU dan juga komisariat sejajaran yang selama ini telah banyak memberikan pelajaran hidup bagi penulis.
9. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Dairi (IMADA) yang selama ini banyak membantu penulis selama aktif diperkuliahan.
10. Sahabat-sahabat penulis yang selama ini telah banyak membantu penulis
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan dan kelemahan. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas semua bantuan dari semua pihak dalam penyelesaian skripsi ini dan berharap skripsi ini memberikan manfaat bagi kita.
Medan, Maret 2015
Andreas Ruli Hutauruk 100906080
(9)
DAFTAR ISI
Halaman Judul………..………....………. I
Abstrak………....………... i
Abstrack………...………….. ii
Halaman Pengesahan………...…………. iii
Lembar Persembahan………...………… iv
Kata Pengantar………...…………... v
DAFTAR ISI………...…………... vii
BAB I Pendahuluan 1. latar Belakang... 1
2. Rumusan Masalah... 7
3. Tujuan Penelitian... 9
4. Manfaat Penelitian... 10
5. Kerangka Teori... 10
6. Hipotesis... 18
7. Kerangka Konseptual... 19
8. Defenisi Konsep... 20
9. Defenisi Operasional... 20
10. Metode Penelitian... 23
11. Sistematika Penulisan... 34
BAB II Deskripsi Lokasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara 1. Sejarah dan Perkembangan FISIP USU……….………….. 35
2. Letak Geografis……… 40
(10)
4. Struktur Pimpinan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik……... 41
5. Visi dan Misi FISIP USU………..………... 43
6. Tujuan, Tugas dan Fungsi FISIP USU………..………... 44
BAB III Penyajian dan Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Responden………... 48
2. Analisis Deskiptif Variabel………. 47
3. Uji Validitas………...………. 69
4 Uji Reliabilitas………. 69
5 Regresi Linier Sederhana………. 70
6. Uji Hipotesis……… 70 7 Pembahasan………...………... 74
BAB IV Penutup 1 Kesimpulan……….. 80
2 Implikasi Teori………. 82
Daftar Pustaka... 83
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Kuesioner Lampiran 2. Tahapan-Tahapan PILPRES 2014 Lampiran 3. Tabel Uji Validitas
(11)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah sampel tiap Departemen………..……… 26 Tabel 3.1 Jawaban responden pada pernyataaan mengetahui media
televisi Metro TV menyiarkan informasi mengenai tahapan
tahapan dalam PILPRES 2014………..………. 48
Tabel 3.2 Jawaban responden pada pernyataan Anda sering
menonton informasi yang berkaitan dengan tahapan-tahapan
PILPRES 2014………... 49
Tabel 3.3 Jawaban responden pada pernyataan Lebih dari sekali menonton Metro TV yang menyiarkan informasi mengenai
tahapan-tahapan PILPRES 2014……….………... 50
Tabel 3.4 Jawaban responden pada pernyataan Dengan adanya siaran Metro TV anda dapat mengingat tahapan-tahapan pada
PILPRES 2014……….…….. 51
Tabel 3.5 Jawaban responden pada pernyataan Merupakan jenis acara
yang berupa Berita………..….. 52
Tabel 3.6 Jawaban responden pada pernyataanAnda juga menonton
siaran Metro TV yang menyangkut tahapan-tahapan
PILPRES 2014 dalam bentuk diskusi dialog ………..…...….. 53
Tabel 3.7 Jawaban responden pada pernyataan Tahapan-tahapan dalam
PILPRES 2014 disajikan dengan lengkap oleh MetroTV…….. 54
Tabel 3.8 Jawaban responden pada pernyataan Anda memahami isi
tentang siaran tahapan-tahapan PILPRES 2014………... 55
Tabel 3.9 Jawaban responden pada pernyataan Isi/pesan yang disajikan
mampu menjangkau pemilih dari kalangan mahasis.……….... 56
Tabel 3.10 Jawaban responden pada pernyataan Isi/pesan yang
(12)
Tabel 3.11 Jawaban responden pada pernyataan Isi/pesan yang disiarkan
mengenai PILPRES 2014 tidak memihak kandidat lain……….… 58
Tabel 3.12 Jawaban responden pada pernyataan Anda percaya dengan siaran yang disajikan Metro TV tersebut……… 60
Tabel 3.13 Jawaban responden pada pernyataanAnda merasa terbantu dengan isi siaran Metro TV tersebut……….……… 61
Tabel 3.14 Jawaban responden pada pernyataan Anda tertarik dengan siaran yang diberitakan tersebut……….……….. 62
Tabel 3.15 Jawaban responden pada pernyataan Anda menganalisis / mengamati Isi Siaran tersebut…………...……….... 63
Tabel 3.16 Jawaban responden pada pernyataan Anda merasa Isi siaran tersebut mengedukasi saudara………..…….……. 64
Tabel 3.17 Jawaban responden pada pernyataan Anda merasa perlu adanya peningkatan kualitas tentang penyiaran isi siaran tersebut…..….. 65
Tabel 3.18 Jawaban responden pada pernyataanAnda merasa terhibur dengan Isi Siaran yang diberitakan tersebut………...……. 66
Tabel 3.19 Jawaban responden pada pernyataan Anda merasa mudah memahami Isi Siaran tersebut………...…… 67
Tabel 3.20 Jawaban responden pada pernyataan Siaran Metro TV mempengaruhi anda untuk pada akhirnya akan memilih pada PILPRES 2014………... 68
Tabel 3.21 Uji Reliabilitas……….…………... 70
Tabel 3.22 Analisis Regresi sederhana………. 70
Tabel 3.23 Uji (F)………...……… 71
(13)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual……….. 26
(14)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK
ANDREAS RULI HUTAURUK (100906080)
HUBUNGAN MEDIA METRO TV TERHADAP PENDIDIKAN POLITIK MAHASISWA FISIP USU(Studi Tentang Peran Media Metro TV Dalam Sosialisasi Tahapan PILPRES 2014)
Rincian Skripsi: 85 Halaman, 24 Tabel, 2 Gambar, 19 Buku, 2 Undang-Undang, 1 Internet.
(Kisaran Buku dari Tahun: 1993-2013)
Kata Kunci : Media Massa, Pendidikan Politik, FISIP USU
ABSTRAK
Penelitian ini mencoba menjelaskan tentang hubungan media Metro TV terhadap pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan PILPRES 2014 yang diterima mahasiswa FISIP USU. Teori yang digunakan dalam menjelaskan penelitian ini adalah: pertama teori Media Massa yang dikemukakan oleh Innis bahwa Media Metro TV mempunyai fungsi memberikan informasi kepada masyarakat dan juga mendidik masyarakat. Kedua, teori pendidikan politik yang dikemukakan Ramlan Surbakti yaitu memberikan pengertian tentang pendidikan politik harus dijelaskan terlebih dahulu mengenai sosialisasi politik, dia berpendapat bahwa Sosialisasi politik dibagi dua yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini Metro TV memberikan pendidikan politik terhadap mahasiswa FISIP USU.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa media Metro TV memiliki peran dalam memberikan pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan PILPRES 2014 terhadap mahasiswa FISIP USU. Hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang hubungan siaran Metro TV (variabel x) terhadap persepsi mahasiswa (variabel y) dalam pendidikan politik terkait sosialisasi PILPRES 2014 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universita Sumatera Utaram memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Metro TV sebagai salah satu media massa yang memiliki fungsi untuk mendidik masyarakat, mampu memberikan pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan PILPRES 2014. Pada penelitian ini mahasiswa sebagai objek dari penelitian mendapatkan pendidikan politik dari tayangan-tayangan yang diberikan oleh Metro TV.
(15)
UNIVERSITY OF NORTHERN SUMATRA
FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE
ANDREAS RULI HUTAURUK (100906080)
METRO MEDIA RELATIONS POLITICAL EDUCATION STUDENTS ON TV FISIP USU (Studies Metro TV Media's Role In Dissemination Stages PILPRES 2014)
Details of Thesis: 85 pages, 24 tables, 2 pictures, 19 Book, 2 Act, 1 the Internet. (Book of the Year Range: 1993 to 2013)
Keywords: Mass Media, Political Education, Faculty of Social USU
ABSTRACK
This research attempts to explain the relationship Metro TV media related to political education socialization stages PILPRES 2014 received FISIP USU students. The theory is used to explain this study are: first theory put forward by the mass media Innis Media Metro TV that has the function of providing information to the community and also educate the public. Second, political education theory put forward Ramlan Surbakti that provide an understanding of the political education should be explained in advance of political socialization, he found political socialization divided into two political education and political indoctrination. Political education is a process dialogik between the giver and the recipient. Through this process of Metro TV provide political education to the
students of Faculty of Social USU.
Based on the research conducted, it can be concluded that Metro TV media have a role in providing political education related to the socialization stage PILPRES 2014 FISIP USU students. Metro TV as one of the mass media which has the function of educating the public remedy, capable of providing political education related to the socialization stage PILPRES 2014. Where a student as an object of research to get the political education of the shows that are given by Metro TV.
(16)
BAB I PENDAHULUAN 1. latar Belakang
Kesuksesan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dimasa orde baru ternyata menyimpan beberapa kelemahan. Selama masa pemerintahan Soeharto praktik korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) tumbuh subur. Tidak berfungsinya alat kontrol menjadikan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme dapat terus berjalan. Orde Baru dikenal dengan era dikekangnya media cetak maupun elektronik untuk melakukan tugasnya mengkritisi kebijakan pemerintah yang ada, sehingga tidak adanya suatu media yang berfungsi untuk mengkritisi kebijakan dari pemerintah. Berakhirnya Orde Baru tahun 1998 dan masuk ke Orde Reformasi membawa banyak perubahan termasuk di antaranya adalah media cetak maupun elektronik.
Diberikannya kebebasan terhadap media melalui Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers menjadi payung hukum bagi dunia pers yang ada di Indonesia, dimana pada pasal 4 di dalam ayat 1 disebutkan bahwa kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara. Ayat kedua bahwa terhadap pers nasional tidak dikenakan pensensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran dalam penayangannya. Pada ayat ketiga dijelaskan juga bahwa untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi dan ayat keempat bahwa dalam mempertanggung jawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai
(17)
Hak Tolak.1 Media pers yang ada diberikan ruang untuk melakukan pemberitaan-pemberitaan yang tidak hanya untuk menyenangkan hati pemerintah melainkan juga ikut mengkritisi tentang kebijakan dengan adanya undang-undang tersebut.
Media yang saat ini sangat berkembang keberadaannya salah satunya adalah media televisi, dimana media ini berkembang sangat pesat setelah terjadinya reformasi ditahun 1998. Secara harafiah televisi berasal dari kata tele
(jauh) dan vision (pandangan), dapat diartikan “melihat sesuatu dari jarak jauh”.
Televisi sebagai suatu alat penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan. Alat ini akan berfungsi dengan baik apabila ditempatkan dalam sebuah sistem yang saling bekerja sesuai fungsinya. Sistem ini disebut sebagai sistem penyiaran televisi yang meliputi: sistem produksi (pesan), pemancaran gelombang dan pesawat televisi itu sendiri sebagai media penerima siaran.
Media televisi berkembang begitu cepat sejalan dengan perkembangan teknologi yang telah menjadi fenomena besar di abad ini. Perannya amat besar dalam membentuk pola dan pendapat umum, termasuk pendapat untuk menyenangi produk-produk tertentu, demikian pula perannya amat besar dalam
pembentukan perilaku dan pola berfikir.2 Televisi ini berperan besar dalam
perkembangan baik teknologi, ekonomi, politik dan di segala aspek kehidupan masyarakat.
Banyaknya media televisi yang bermunculan saat ini turut mempunyai pengaruh dalam berfikir pemirsa televisi, para media televisi menyuguhkan
1
Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 pasal 4 ayat 1-4.
2
Sastro Subroto, Darwanto. 1994. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta : Duta Wacana University Press.hal 66.
(18)
acara yang bertujuan untuk menarik pemirsa televisi agar menonton acara televisi dari media televisi mereka, termasuk hal yang berkaitan dengan pengedukasian pemirsa didalam pendidikan politik yang ada. Media televisi melalui jaringan penayangan nasional dimana masyarakat dapat mengakses media televisi dari seluruh wilayah Indonesia. Media televisi saat ini banyak diminati masyarakat Indonesia adalah televisi yang tidak berlangganan, artinya masyarakat tidak perlu untuk mengeluarkan uang untuk menikmati acara media televisi yang ada karena masih banyak media televisi Indonesia yang didalam penayangannya adalah televisi yang mendapatkan keuntungan dari iklan, sehingga akses untuk mendapatkan media televisi masih gratis. Dengan kondisi tersebut media televisi menjadi primadona bagi masyarakat karena selain aksesnya yang gampang juga kebanyakan masih gratis. Media televisi pada akhirnya menjadi media yang primadona dibanding media lain, maka hal tersebut menbuat media televisi mempunyai pengaruh yang luas bagi masyarakat Indonesia.
Perkembangan teknologi komunikasi dunia kini dirasakan semakin sempit, karena kita dapat mengakses atau diakses orang lain tanpa dirintangi oleh jarak maupun waktu. Pesan yang disampaikan melalui media ini pun begitu dahsyat
pengaruhnya terhadap masyarakat atau audiencenya. Bahkan orang-orang yang
berada di balik media massa ini punya strategi dan agenda setting dalam
mengolah, mengemas dan memberikan informasinya kepada khalayak sehingga memungkinkan bisa mempengaruhi pendapat maupun kebijakan sosial politik dalam sebuah negara. Dimana hal ini terjadi akibat dari media yang ada pada saat
(19)
ini sudah menjadi media yang berbasis pada industri perusahaan yang dimiliki oleh perseorangan, hal ini tentu saja memiliki efek terhadap media televisi itu sendiri, dimana seseorang yang memiliki media televisi tersebut akan memiliki kepentingan yang akan diperjuangkannya, didalam hal ini media televisi yang dimilikinya sebagai sumber daya yang dimilikinya dapat digunakan untuk memperjuangkan didalam pemenuhan kepentingannya tersebut.
Di Indonesia, masalah yang menyangkut pembangunan nasional hingga sejarah kejatuhan sebuah rezim dapat disaksikan, direkam bahkan dibentuk dalam muatan-muatan pesan yang disajikan dalam sebentuk teknologi tabung kaca ajaib ini, yang pada akhirnya mempunyai dampak yang berskala nasional bahkan internasional. Sejauh mana media televisi harus memainkan peranannya dalam pengembangan demokratisasi di Indonesia dalam bentuk yang seideal mungkin dijadikan sebagai perangkat efektif untuk pembentukan masyarakat yang kritis, lebih terdidik dan dewasa. Disamping banyaknya permasalahan dalam mengembangkan sistem pertelevisian yang berkonteks lokal sehingga mendorong pemberdayaan masyarakat sipil yang semakin kompleks dan dinamis.
Kata Politik sangat erat dengan media, karena media mempunyai tujuan
salah satunya yaitu membentuk pendapat umum3. Cara media televisi didalam
menampilkan peristiwa-peristiwa politik dapat mempengaruhi persepsi
masyarakat dan aktor politik mengenai perkembangan politik. Keikutsertaan media dalam mengubah sistem politik dengan melalui pembentukan opini publik
3
(20)
atau pendapat umum yakni upaya pembangunan sikap dan khalayak mengenai
sebuah masalah politik atau aktor politik.4 Agenda politik lima tahunan yang
selalu dilakukan oleh Negara Indonesia adalah pemilihan Legislatif dan juga PILPRES, dimana dalam PILPRES 2014 yang ada pada saat ini ada dua pasangan calon yaitu Prabowo Subianto dengan pasangannya Hatta Rajasa yang berhadapan dengan Joko Widodo yang berhadapan dengan Jusuf Kalla.
Komisi Pemilihan Umum atau lebih sering disingkat dengan KPU adalah lembaga negara yang akan melaksanakan tahapan-tahapan didalam pemilihan Presiden tersebut, keberadaan lembaga negara yang satu ini sangat vital ketika Indonesia melakukan agenda pemilihan Presiden, dikarenakan lembaga ini punya peran yang sangat besar didalam penyelenggaraanya. Salah satu tugas dari Komisi Pemilihan Umum adalah melakukan sosialisasi untuk tahapan-tahapan PILPRES 2014, dimana fungsi sosialisasi tersebut adalah agar masyarakat luas mengetahui tahapan PILPRES 2014 dari mulai tahapan awal sampai pada tahap pengumuman hasil PILPRES 2014.
KPU sebagai lembaga negara yang memiliki tugas untuk
menyelenggarakan PILPRES 2014 tersebut banyak memiliki kedala. Salah satu kedala yang banyak menghambat KPU adalah pada proses sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES 2014. Sosialisasi tahapan-tahapan-tahapan-tahapan PILPRES yang banyak dihadapi KPU adalah seperti : luasnya wilayah suatu daerah sehingga sulit
4
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis Terhadap Berita – Berita Politik, Jakarta:Granit,2004,hal.9.
(21)
dijangkau, terbatasnya anggaran untuk melakukan sosialisasi, terbatasnya media yang dimiliki untuk melakukan sosialisai.
Media televisi yang memiliki jangkauan yang luas terhadap masyarakat pemilih memiliki peran tersendiri didalam menyiarkan kabar-kabar yang berkaitan dengan proses tahapan-tahapan didalam PILPRES 2014, tingkat masyarakat Indonesia didalam menyaksikan televisi juga sangat tinggi dibandingkan dengan media lain seperti koran, radio maupun media lainnya. Salah satu media televisi yang sering menyiarkan tentang tahapan-tahapan didalam PILPRES 2014 adalah Metro TV, dimana Metro TV adalah salah satu televisi berita yang di miliki oleh Indonesia yang tingkat penontonnya cukup tinggi untuk mendapatkan informasi sehari-harinya.
Mahasiswa yang merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki tingkat menonton media televisi yang relatif lebih tinggi dari masyarakat yang lainnya, didalam hal ini mahasiswa secara umur dapat dikategorikan sebagai golongan pemilih. Pemilih pemula dapat diartikan sebagai kelompok yang berusia 17 tahun ke atas dan baru pertama kali menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2014. Umumnya, mereka sedang menempuh pendidikan sekolah menengah atas. Secara lengkap pemilih pemula Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2008 dalam Bab IV pasal 19 ayat 1 dan 2 serta pasal 20 adalah warga Indonesia yang pada hari pemilihan atau pemungutan suara adalah Warga Negara Indonesia yang sudah genap berusia 17 tahun dan atau lebih atau sudah/pernah kawin yang
(22)
mempunyai hak pilih, dan sebelumnya belum termasuk pemilih karena ketentuan
Undang-Undang Pemilu5.
2. Rumusan Masalah
Harapan tentang media televisi yang ada saat ini diharapkan mampu menjadi sebuah alat bagi masyarakat untuk melakukan pendidikan politik dengan jaringan akses yang dimiliki oleh media televisi terhadap masyarakat luas. Semakin kencangnya industri media televisi di Indonesia, membuat banyaknya stasiun televisi yang bermunculan di tengah-tengah masyarakat. Media televisi yang semakin banyak di Indonesia harusnya menjadi angin segar bagi masyarakat Indonesia didalam mengedukasi masyarakat yang ada. Hal tersebut dikarenakan
bahwa dengan semakin banyaknya media televisi yang ada di tengah – tengah
masyarakat, maka seharusnya masyarakat semakin mudah mendapatkan edukasi untuk dirinya, namun hal tersebut sulit untuk didapatkan oleh masyarakat. Media televisi yang ada pada saat ini banyak yang menitik beratkan perannya kepada media yang untuk menghibur masyarakat saja, kehadiran media televisi yang
banyak bermunculan di masyarakat memberikan tayangan–tayangan untuk
menghibur masyarakat seperti: sinetron, film, dan acara-acara lainnya yang fungsinya untuk menghibur masyarakat yang ada. Realitas keberadaan media televisi yang seperti ini tentunya bukanlah suatu hal yang baik bagi masyarakat didalam media yang berperan mengedukasi. Kehadiran Metro TV sebagai stasiun televisi berita di Indonesia didalam memberikan informasi mengenai hal yang
5
(23)
terjadi pada saat ini ataupun hal yang penting diketahui bagi masyarakat umum, membuat media ini banyak ditonton oleh massyarakat.
Metro TV sebagai media televisi yang memberikan informasi bagi mayarakat dalam memberikan edukasi memiliki kekurangan terkait informasi mengenai proses tahapan-tahapan PILPRES 2014 yang sedang berlangsung, seperti: banyaknya tahapan-tahapan PILPRES 2014 yang tidak dipublikasikan secara menyeluruh oleh Metro TV sehingga membuat pemberitaan yang diberikan tidak menyeluruh, pemberitaan yang diberikan oleh Metro TV tidak diurutkan mulai dari proses pencalonan sampai penetapan pemenang PILPRES 2014 melainkan Metro TV hanya memberitakan tahapan-tahapan yang dianggab penting saja sehingga masyarakat didalam menerima informasi tidak secara lengkap mengetahui tahapan-tahapan dalam PILPRES 2014 tersebut, dan juga adanya masyarakat yang merasa sulit untuk memahami berita yang diberikan oleh Metro TV kepada masyarakat sehingga masyarakat kadang mengalami kesulitan didalam memahami pemberitaan mengenai tahapan PILPRES 2014 yang diberitakan oleh Metro TV.
Mahasiswa sebagai golongan pemilih muda dengan tingkat menyaksikan media televisi cukup tinggi dalam kesehariaanya sebagai instrumen dalam mendapatkan informasi yang berkembang pada saat ini, terkait hal ini penayangan tentang PILPRES 2014. Peneliti mencoba mengangkat lokasi penelitian di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, adapun alasan dari pengambilan lokasi ini adalah merupakan hasil pengamatan peneliti bahwa para
(24)
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik adalah para mahasiswa yang memiliki tingkat menonton media televisi yang tinggi khususnya yang menyangkut hal yang berkaitan dengan PILPRES 2014. Hal ini disebabkan karena mahasiswa yang mengambil program studi di Fakultas ini mempelajari tentang hal-hal yang menyangkut dibidang politik. Oleh karena itu para mahasiswa di Fakultas ini tingkat menjadikan media televisi sebagai refrensi informasi sangat tinggi. Peneliti juga melakukan pengamatan untuk melihat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas lain, tetapi dalam pengamatan peneliti para mahasiswa di U niversitas lain tersebut didalam menyaksikan media televisi sebagai referensi pendidikan politik masih rendah. Berdasarkan penjelasan diatas maka yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah “Apakah Metro TV berperan terhadap pendidikan politik terkait dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014 kepada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ?”
3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik didalam
pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan–tahapan PILPRES 2014 yang
(25)
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukkan dan pengetahuan yang bermanfaat, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan, terutama dibidang politik dan khususnya mengenai pendidikan politik pada PILPRES.
2. Manfaat Praktis
Mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan berfikir secara akademis dalam melihat pendidikan politik terkait PILPRES 2014 melalui media televisi. Serta menambah literatur kepustakaan untuk yang tertarik dan konsentrasi dengan bidang dan permasalahan yang sama.
5. Kerangka Teori 5.1 Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan. Menurut Innis, teori dampak sosial komunikasi massa
terdiri dari bagian lisan dan tertulis.6 Media massa menjadi penting karena
memang memiliki kekuatan, bukan sekedar menyampaikan informasi kepada khalayak tetapi lebih karena media memiliki fungsi untuk mendidik khalayak
untuk dapat melihat hal yang benar dan hal yang salah.
6
Dan Nimmo,1989, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, hal.169
(26)
5.1.1 Peran media massa
Menurut Ryan Sugiarto ada begitu banyak peran yang di sematkan kepada pers dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terutama pada masa-masa awal perkembangannya, pers memiliki peran yang begitu besar dalam
membentuk suatu kemajuan7. Media massa berperan dalam dua hal yang berbeda
antara lain peran positif dan peran negatif, adapun peran media massa dalam hal positif adalah media massa berupa kontribusi dalam menyebarluaskan informasi kepada khalayak sekaligus juga sebagai alat kontrol publik masyarakat dalam menyikapi informasi yang sedang berlangsung sedangkan dalam hal negatif peran media massa antaLain pemberitaan yang mereduksi fakta sehingga menghasilkan
kenyataan semu (false reality), yang dapat berakibat menguntungkan kepentingan
tertentu dan sekaligus merugikan pihak lain. 5.1.2 Fungsi media massa
Secara umum media massa mempunyai 3 fungsi antara lain :
1.
Memberi informasi2. Mendidik
3.
MenghiburNamun dalam masyrakat demokrasi seperti yang ada di indonesia ini fungsi media massa terbagi menjadi 4 bagian antara lain :
1. Memberi informasi 2. Menghibur
7
(27)
3. Mendidik
4 . Melakukan kontrol sosial
5.1.3 Media Televisi
Media televisi adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan antar pemberi informasi dengan penerima informasi. Media televisi memiliki potensi untuk membangkitkan kesadaran, mengubah sikap, pendapat atau persepsi masyarakat tertahadap suatu hal. Persepsi masyarakat karena pengaruh pemberitaan media televisi, bisa berubah menjadi positif maupun negatif tergantung bagaimana pikiran yang terbentuk dibenak masyarakat setelah mendapat informasi mengenai hal tertentu. Beberapa pakar komunikasi seperti Katz, Gurevitch dan Hass mengidentifikasi lima kelompok kebutuhan dalam hal penggunaan media, yaitu:
1. kebutuhan kognitif 2. kebutuhan afektif 3. kebutuhan integratif
4. kebutuhan untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman dan dunia luar
5. kebutuhan untuk melepaskan ketegangan.8
5.1.4 Siaran televisi
8
(28)
Siaran berasal dari kata siar, siar berarti menyebarluaskan informasi melalui pemancar. Kata siar ditambah akhiran an, membentuk kata benda, yang memiliki makna apa yang disiarkan. Siaran dapat berupa siaran audio (radio), dapat pula dalam bentuk siaran audio visual gerak dan sinkron, seperti pada televisi siaran. Siaran sebagai output stasiun penyiaran yang dikelola oleh organisasi penyiaran, merupakan hasil perpaduan antara kreativitas manusia dan kemampuan sarana/alat, atau antara perangkat keras dan lunak. Media televisi dalam memberikan edukasi bagi masyarakat dipengaruhi oleh tiga unsur yang paling mempegaruhi masyarakat untuk mendapatkan edukasi dari media televisi.
1. Isi Berita
Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak. Media televisi dalam menyajikan berita kepada masyarakat luas selalu memperhatikan aspek isi berita. Dalam proses pembelajaran memahami isi berita tentunya kita harus memahami unsur-unsur
yang terdapat dalam sebuah berita. Adapun unsur-unsur berita terdiri atas what
(apa), who (siapa), where (dimana), when (kapan), why (mengapa), dan how
(bagaimana).
2. Frekuensi
Frekuensi disini yang dimaksud adalah seberapa sering seseorang untuk menonton siaran media televisi tersebut, dalam penelitian ini Metro TV sebagai sumber informasi bagi masyarakat dilihat seberapa sering Metro TV ditonton oleh
(29)
masyarakat dalam keseharianya, sehingga informasi yang diberikan akhirnya dipahami oleh masyarakat. Pada hakikkatnya informasi yang sudah berapa kali ditonton oleh masyarakat secara ber ulang-ulang akan memberikan dampak informasi yang diberikan akan mudah di ingat oleh pemirsa
3.Jenis Program
Program itu sendiri berasal dari bahasa inggris (programme) atau program
yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk, dengan demikian pengertian program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiencenya. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi.
Suatu program televisi selalu mempertimbangkan agar program acara tersebut itu digemari atau dapat diterima oleh audience. Berikut ini empat hal yang terkait dalam karakteristik suatu program televisi :
1. Product, yaitu materi program yang dipilih haruslah yang begus dan
diharapkan akan disukai audience yang dituju.
2. Price, yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau membeli
program sekaligus menentukan tarif bagi pemasang iklan yang berminat memasang iklan pada program bersangkutan.
(30)
3. Place, yaitu kapan waktu siaran yang tepat program itu. Pemilihan waktu siar yang tepat bagi suatu program akan sangat membantu keberhasilan program bersangkutan.
4. Promotion, yaitu bagaimana memperkenalkan dan kemudian menjual acara
itu sehingga dapat mendatangkan iklan dan sponsor .
Program televisi yang ada pada saat in mengenal yang namanya program
berita atau lebih dikeal dengan kata news, pengertian sederhana program berita
berarti suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita (unsusual, factual, esensial) dan disiarkan melalui media secara periodik. Pengertian penyajian fakta dan kejadian di dalam berita bersifat objektif, liputan gambar dari kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal-hal yang
sekiranya tidak terlalu membuat terkejut (shock). Namun objektivitas semacam ini
masih tergantung subjektivitas dari peliput. Dari sudut mana kejadian itu diambil, hasilnya sebenarnya telah menunjukkan subjektivitas dari peliput .
5.2 Pendidikan Politik
Istilah pendidikan politik dalam Bahasa Inggris sering disamakan dengan
istilah political sucialization. Istilah political sosialization jika diartikan secara
harfiah ke dalam bahasa Indonesia akan bermakna sosialisasi politik. Oleh
karena itu, dengan menggunakan istilah political sosialization banyak yang
(31)
karena keduanya memiliki makna yang hampir sama. Dengan kata lain, sosialisasi politik adalah pendidikan politik dalam arti sempit.
Menurut Ramlan Surbakti, dalam memberikan pengertian tentang pendidikan politik harus dijelaskan terlebih dahulu mengenai sosialisasi politik, dia berpendapat bahwa Sosialisasi politik dibagi dua yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti
sekolah, pemerintah, dan partai politik9.
Pendapat di atas secara tersirat menyatakan bahwa pendidikan politik merupakan bagian dari sosialisasi politik. Pendidikan politik mengajarkan masyarakat untuk lebih mengenal sistem politik negaranya. Dapat dikatakan bahwa sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat. Melalui proses sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang
berlangsung dalam masyarakat. Fred I. Greenstain dalam bukunya Political
Socialization berpendapat bahwa:Sosialisasi politik adalah semua pembelajaran politik formal dan informal, yang dijalankan secara sengaja dan terencana, yang pada setiap tahap siklus hidup tidak hanya tentang politik yang eksplisit tetapi
9 Surbakti, Ramlan. (1999) Memahami Ilmu Polilik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia hal.177.
(32)
juga belajar nominal nonpolitis tetapi juga kebohongan politik sikap sosial yang
relevan dan akuisisi dari karakteristik kepribadian relevan secara politik10.
Pendapat di atas mengungkapkan bahwa pendidikan politik adalah suatu bentuk pendidikan yang dijalankan secara terencana dan disengaja baik dalam bentuk formal maupun informal yang mencoha untuk mengajarkan kepada setiap individu agar sikap dan perbuatannya dapat sesuai dengan aturan -aturan yang berlaku secara sosial. Dalam hal ini dapat terlihat bahwa pendidikan politik tidak hanya mempelajari sikap dan tingkah laku individu. Namun pendidikan politik mencoba untuk mengaitkan sikap dan tingkah laku individu tersebut dengan stabilitas dan eksistensi sistem politik.
Kartini Kartono memberikan pendapatnya tentang hubungan antara pendidikan dengan politik yaitu "pendidikan dilihat sebagai faktor politik dan kekuatan politik. Sebabnya, pendidikan dan sekolah pada hakekatnya juga merupakan pencerminan dari kekuatan-kekuatan sosial-politik yang tengah berkuasa, dan merupakan refleksi dari orde penguasa yang ada. Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita ketahui bahwa pendidikan dan politik adalah dua unsur yang saling mempengaruhi. Pengembangan sistem pendidikan harus selalu berada dalam kerangka sistem politik yang sedang dijalankan oleh pemerintahan masa itu. Oleh karena itu segala permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan akan berubah menjadi permasalahan politik pada saat pemerintah dilibatkan untuk memecahkannya.
10 Al Muchtar, Suwarma (2000) Pengantar Studi Sistem Politik Indonesia. Bandung. Gelar Pustaka Mandiri, hal.39.
(33)
Dari definisi yang tertera di atas, dapat kita ambil dua tujuan utama yang dimiliki oleh pendidikan politik. Pertama, dengan adanya pendidikan politik diharapkan setiap individu dapat mengenal dan memahami nilai-nilai ideal yang terkandung dalam sistem politik yang sedang diterapkan. Kedua, bahwa dengan adanya pendidikan politik setiap individu tidak hanya sekedar tahu saja tapi juga lebih jauh dapat menjadi seorang warga negara yang memiliki kesadaran politik untuk mampu mengemban tanggung jawab yang ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap dan peningkatan kadar partisipasi dalam dunia politik.
6. Hipotesis
Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata hypo dan kata
thesis. Hypo yang berarti kurang dan thesis yang berarti pendapat.11 Dengan demikian hipotesis diartikan sebagai teori yang kurang sempurna. Dirumuskan dengan cara lain hipotesis berarti kesimpulan yang belum final karena belum diuji
atau dibuktikan kebenarannya.12 Berdasarkan uraian pada kerangka teori dan
pengertian yang dikemukakan maka hipotesis yang diajukan penulis adalah sebagai berikut:
- Hipotesis Nol (Ho) : bahwa Metro TV dipersepsikan tidak memiliki peran
dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014 pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
11
Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Edisi kedua, Jakarta: Kencana. Hal. 85
12
H.Hadari Nawawi dan H.M Martini Hadari. 2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. hal. 33
(34)
- Hipotesis Alternatif (Ha) : bahwa Metro TV dipersepsikan memiliki peran didalam pendidikan politik dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014 pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
7. Kerangka Konseptual
Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam definisi konsep akan dibentuk menjadi suatu gambar/model paradigma berpikir penelitian sebagai berikut:
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)
Persepsi mahasiswa
Berperan untuk pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan PILPRES 2014
Kurang berperan untuk pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan PILPRES 2014
Tidak berperan dalam pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan PILPRES 2014
Siaran Metro TV
Frekuensi
Isi Berita
(35)
8. Defenisi Konsep
Adapun defenisi konsep yang dikemukakan disini adalah sebagai berikut: 1. Media Televisi
Media televisi adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pesan antar pemberi informasi dengan penerima informasi.
2. Pendidikan Politik
Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik.
3. Persepsi Mahasiswa
Persepsi dari Mahasiswa merupakan bagian dari respon terhadap suatu hal inforrmasi maupun kejadian yang mahasiswa terima dan kemudian dipersepsikan oleh mahasiswa tersebut.
9.Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah operasionalisasi dari variabel, berupa
pengukuran (measurement) atau pengujian (test) suatu variabel. Pengukuran atau
pengujian tersebut bisa dilihat dari indikator, kriteria, tolak ukur, alat ukur, alat uji untuk menentukan kualitas atau kuantitas sesuatu variabel.unsur-unsur yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan pengkuran
(36)
tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variabel-variabel tersebut.13
Berdasarkan judul skripsi terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Masing-masing variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Variabel Bebas (X) : Siaran Metro TV
Siaran yang diberikan Metro TV dalam memberikan pendidikan politik terkait tahapan-tahapan PILPRES 2014, dimana dalam hal ini media ini menyuguhkan kepada masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan tahapan-tahapan PILPRES 2014. Indikator dari Media televisi ini memberikan pendidikan adalah :
- Isi / Pesan Siaran
Isi Siaran Metro TV yang disuguhkan oleh media tersebut memiliki muatan-muatan pendidikan politik dalam hal mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014
- Frekuensi
Frekuensi dari seberapa sering responden untuk menonton siaran Metro TV terkait dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014
13
(37)
- Jenis Program
Jenis berita didalam variable ini dapat digolongkan kepada dua jenis yaitu: acara berita, acara diskusi dalam bentuk dialog
2. Variabel Terikat (Y) : Persepsi Mahasiswa
Persepsi dari Mahasiswa merupakan bagian dari respon terhadap suatu hal informasi maupun kejadian yang mahasiswa terima dan kemudian digambarkan oleh mahasiswa tersebut, dimana mahasiswa menggambarkan media Metro TV memiliki peran didalam pendidikan politik atau tidak memiliki peran didalam pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES 2014.
Indikator persepsi yang diberikan mahasiswa terkait pendidikan politik pada PILPRES 2014 oleh Metro TV adalah :
a. Persepsi mahasiswa terkait media televisi memiliki peran didalam pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES 2014
b. Persepsi Mahasiswa terkait media televisi kurang memiliki peran didalam pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES 2014.
c. Persepsi Mahasiswa terkait media televisi tidak memiliki peran didalam pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES 2014.
(38)
10.Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu pengkajian dalam menjawab serta mempelajari peraturan yang terdapat dalam suatu penelitian. Ditinjau dari sudut filsafat, metodologi penelitian merupakan epistimologi penelitian, yaitu yang
menyangkut bagaimana kita mengadakan penelitian.14 Metode penelitian dalam
penelitian ini adalah : 10.1 Jenis Penelitian
Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini digunakan karena peneliti ingin melihat persepsi mahasiswa terhadap media Metro TV didalam memberikan pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES 2014.
10.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini dilakukan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
10.3 Populasi dan Sampling Penelitian 10.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara mulai dari stambuk 2011-2013 yang sedang menjalani program studi S1 dan program studi D3 yang berjumlah 2884.
14
Prof. Dr. Husni Usman, M.Pd., M.T dan Purmono Setiady Akbar, M.Pd. 2009. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara. hal.41.
(39)
10.3.2 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini merujuk pada besaran jumlah populasi yang dijelaskan diatas, Adapun yang menjadi rumus yang digunakan didalam penarikan sampel penelitian ini adalah yang kemukakan oleh Taro Yamane
Keterangan:
n : Jumlah sampel yang dicari. N : Jumlah populasi.
D² = Presesi ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 90 %.
responden
Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah rancangan sampel nonprobabilitas. Pada rancangan sampel nonprobabilitas, penarikan sampel tidak penuh dilakukan dengan menggunakan hukum probabilitas, artinya bahwa tidak semua unit populasi memiliki kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian. Hal ini karena sifat populasi itu sendiri yang heterogen sehingga terdapat diskriminasi
tertentu dalam unit-unit populasi.15
15
(40)
Peneliti menggunakan sifat populasi berstrata, yang terdiri dari unit-unit. Unit populasi adalah golongan-golongan, kelompok-kelompok dan sebagainya
yang memiliki sifat bertingkat atau berlapis yang jelas.16 Dengan populasi pada
Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang terdiri dari delapan program studi yang ada yakni : Ilmu Politik, Ilmu Administrasi Bisnis, Ilmu Administrasi Negara, Kesejahteraan Sosial, Sosiologi,Ilmu Komunikasi, Antropologi, Ilmu Administrasi Perpajakan. Pembagian populasi dari setiap Departemen.
Dari jumlah populasi tersebut, maka akan diperoleh jumlah sampel dari tiap program studi, dengan rumus:
Sampel 1 =
1. Departemen Antropologi
2. Departemen Ilmu Politik
3. Departemen Sosiologi
4. Departemen Kesejahteraan Sosial
5. Departemen Administrasi Negara
6. Departemen Komunikasi
7. Departemen Administrasi Bisnis
8.Departemen Administrasi Pajak
16
(41)
Dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1
Jumlah Sampel Tiap Departemen
No. Departemen Populasi Sampel
1 Departemen Antropologi 234 8
2 Departemen Ilmu Politik 282 9
3 . Departemen Sosiologi 281 9
4 . Departemen Kesejahteraan Sosial 298 10 5 Departemen Administrasi Negara 460 15
6 Departemen Komunikasi 423 16
7 Departemen Administrasi Bisnis 475 16 8 Departemen Administrasi Pajak 431 15
TOTAL 2884 97
10.4 Sumber Data
Sumber data yang dipakai dalam peneltian ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yakni data primer dan data sekunder:
1. Data primer yaitu data yang diambil dari sumber data utama, seperti
penyebaran kuesioner, wawancara dari pihak terkait dan Observasi kepada objek yang diteliti;
(42)
2. Data sekunder yaitu data yang sudah tersedia sebelumnya seperti data yang berasal dari buku, berita, peraturan perundang-undangan, dan sebagainya.
10.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan teknik yang relevan untuk mendapatkan data yang akurat yaitu dengan penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research). Dalam mengumpulkan data dilakukan dengan :
1. Penelitian Lapangan (field research) : Penyebaran Kuesioner diberikan
kepada informan yaitu mahasiswa pada Fakltas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Teknik pengumpulan data penelitian ini juga berupa observasi. Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dijalankan
dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, dengan jalan pencatatan
dan pengamatan secara sistematis.17 Kemudian disertai dengan data
dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Pengumpulan data penelitian kepustakaan (library research) yaitu:
dengan mendapatkan data dari buku-buku, jurnal, dokumen lembaga dan sumber-sumber lain yang berkaitan.
10.6 Teknik Pengumpulan Skor
Pengukuran skor pada penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert dirancang untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang/sekelompok orang
17
Imam Gunawan, S. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. hal. 143.
(43)
tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrument memiliki gradasi sangat
positif sampai sangat negatif.18
Adapun penentuan skor dari setiap pertanyaan adalah sebagai berikut:
1. Sangat Berpengaruh (SB) : diberi skor 4
2. Berpengaruh (B) : diberi skor 3
3. Tidak Berpengaruh (TB) : diberi skor 2
4. Sangat Tidak Berpengaruh (STB) : diberi skor 1
Untuk menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel apakah tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah maka terlebih dahulu ditetapkan hasil kelas intervalnya. Berdasarkan alternatif jawaban dari masing-masing responden, ditentukan kelas intervalnya sebagai berikut :
Dengan demikian, dapat ditentukan kategori jawaban dari masing-masing variabel, yaitu:
1. Skor untuk kategori sangat kuat = 3,25 – 4,00
2. Skor untuk kategori kuat = 2,50 – 3,24
3. Skor untuk kategori rendah = 1,74 – 2,49
4. Skor untuk kategori sangat rendah = 0,98 – 1,73
18
(44)
10.7 Teknik Analisis Data
Pada penelitian kuantitatif ini, peneliti menggunakan analisa data deskriptif yaitu dengan menggambarkan sampel yang dituju seperti profil dari responden. Analisis deskriptif ditampilkan dalam distribusi frekuensi dan presentatif. Dan analisis data inferensial, yaitu teknik analisis sampel yang digunakan untuk menjawab hasil data responden dengan memakai rumus Rank Spearman.
10.7.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Apabila instrument sudah disusun, instrument disebarkan kepada kelompok responden, yaitu sampel yang telah ditentutakn per departemen pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang dibagikan secara acak. Setelah instrument dikembalikan, maka dapat dilakukan pengujian validitas secara
statistik.19 Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor
total yang menggunakan rumus tekhnik Korelasi Rank Spearman. Rumus ini
digunakan karena karena dalam penelitian ini menggunakan data ordinal.
19
(45)
penelitian ini menggunakan skala ordinal, maka menggunakan rumus:
Sumber: Siegel 1992:252 Keterangan :
t : banyaknya data berpangkat sama pada satu ranking tertentu N : Jumlah subyek
rs : koefisien korelasi rank spearman
T : faktor koreksi
Adapun rumus Rank Spearman yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan :
rs : Koefisien Korelasi Rank Spearman
n : Jumlah seluruh responden d : Selisih antara rank X dan Y
Suatu item pertanyaan dikatakan valid atau dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari satu atau
sama dengan 0,300.20 Dimana standart validitasnya dari Sugiyono, 2008:126
adalah:
a. Jika r positif; r 0,30maka item pertanyaan tersebut validitas.
b. Jika r negatif; r0,30maka item pertanyaan tersebut tidak validitas.
20
Robert M. Kapplan & Dennis Saccuzo, 1993. Psicological Testing, 3nd Edition. California: Brooks/ Cole Publishing Company. hal.144
)
1
(
6
1
2 2
n
n
di
rs
2 2 2 2 2 .2 x y
d y
x Rs
(46)
10.7.2 Uji Reliabilitas
Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrument
penelitian merupakan instrument yang handal dan dapat dipercaya.21 Tekhnik
perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini adalah dengan
menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha yang dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :22
Keterangan :
k : banyaknya belahan item Si2 : Varians dari item ke –i
S2 : Total varians dari keseluruhan item
Dikatakan bahwa sebuah pertanyaan yang reliabel mungkin saja tidak valid, tetapi jika pertanyaan tersebut tidak reliabel maka pasti tidak valid. Hal ini berarti sebuah ukuran tidak akan valid jika tidak reliabel. Maka dari itu reliabilitas merupakan kondisi yang penting untuk validitas. Perhitungannya adalah dengan
menggunakan Croanbach’s alpha.
Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang diukur, jika koefisien reliabilitasnya lebih dari atau sama dengan 0,700. (Robert M Kaplan dan Dennis Saccuzo, 1993 dalam
bukunya Psylogycal Testing).
21
Ibid., hal. 83
22 Saifuddin Azwar. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal. 28
total Si k i Si k k 2 1 2 1 (47)
Dasar pengambilan keputusan :
- jika r Alpha positif, serta r ≥ 0,700 maka variabel tersebut reliabel.
- jika r Alpha negatif, serta r ≤ 0,700 maka variabel tersebut tidak reliabel.
10.7.3 Analisis Regresi Linier Sederhana
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel Customer Relationship
Management (CRM) terhadap variabel Loyalitas Nasabah, maka penelitian ini
menggunakan analisis statistik regresi linier sederhana.23 Persamaan yang
digunakan adalah:
Keterangan :
Y : Loyalitas Konsumen a : Konstanta
b : Koefisien regresi
X : Customer Relationship Management (CRM) 10.7.4 Uji Hipotesis
1.Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis regresi parsial (sebuah variabel bebas dengan sebuah variabel terikat). Misalnya peneliti bermaksud menguji apakah Metro TV dipersepsikan memiliki peran yang signifikan dalam
23
(48)
mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014 pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera, maka hipotesisnya :
- Hipotesis Nol (Ho) : bahwa Metro TV dipersepsikan tidak memiliki peran
dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014 pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
- Hipotesis Alternatif (Ha) : bahwa Metro TV dipersepsikan memiliki peran
didalam pendidikan politik dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014 pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Tolak H0 jika nilai probabilitas ≤ taraf signifikan sebesar 0,05 (Sig. ≤ α 0,05) b. Terima H0 jika nilai probabilitas > taraf signifikan sebesar 0,05 (Sig. > α 0,05)
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi
(R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X
menerangkan Y dimana 0 < R2< 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati
nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.24
24
(49)
11. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : DESKRIPSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Dalam Bab ini menjelaskan mengenai sejarah dan perkembangan FISIP USU, letak geografis, program studi, visi dan misi FISIP USU, struktur pimpinan FISIP USU, serta tugas dan tujuan FISIP.
BAB III : PERAN METRO TV DALAM PENDIDIKAN POLITIK MENSOSIALISASIKAN TAHAPAN-TAHAPAN PILPRES 2014 Dalam Bab ini berisi penyajian data dan analisa data, adapun data yang di analisa yaitu analisis deskriptif responden, analisis deskriptif variable, uji validitas, uji reabilitas, regresi linear sederhana, uji hipotesis.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan ini. Bab ini yang berisi kesimpulan dari analisis data yang telah diperoleh dari penelitian.
(50)
BAB II
DESKRIPSI LOKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1 Sejarah dan Perkembangan FISIP USU
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) didirikan atas prakarsa beberapa dosen dalam bidang ilmu sosial, administrasi dan manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada tahun 1979. Proposal pendirian fakultas ini disusun oleh Drs. M Adham Nasution, Asma Afan, MPA, Dr. A.P Parlindungan, SH, yang pada saat itu menjabat sebagai Rektor USU, kemudian mengajukan proposal tersebut sehingga
akhirnya didirikan FISIP sebagai fakultas kesembilan di lingkungan USU.25
Tahun 1980 adalah mulanya FISIP USU merupakan jurusan ilmu pengetahuan masyarakat di Fakultas Hukum USU dengan ketua jurusan yang pertama sekali adalah Dr. M. Adhan Nasution yang diangkat berdasarkan surat keputusan Rektor USU No. 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980. Jurusan ini pertama kali menerima mahasiswa pada tahun ajaran 1980/1981 melalui ujian SIPENMARU dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kuliah perdana dimulai 18 Agustus 1980 di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU yang mana pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU Dr. A. Parlindungan, SH.
25
(51)
Perkuliahan selanjutnya dilaksanakan sore hari di gedung tersebut. Setahun kemudian Jurusan Pengetahuan Masyarakat berubah menjadi Jurusan Ilmu-ilmu Sosial (IIS).
Jurusan ilmu pengetahuan masyarakat adalah salah satu jurusan di FH USU, namun kegiatan perkuliahan dan administrasi jurusan tidak dilaksanakan di fakultas tersebut. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan BAAK USU (sekarang fakultas sastra USU). Kemudian pada tanggal 7 April 1983 dipindahkan ke gedung Biro Rakyat (sekarang gedung pusat komputer).
Jurusan ilmu pengetahuan masyarakat yang merupakan asal mula FISIP USU terus mengalami perkembangan. Sejak dua tahun peresmiannya yakni tanggal 7 september 1982, keluarlah surat keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1982 sebagai fakultas kesembilan di USU. Keluarnya surat keputusan Presiden tersebut, membuat jurusan ilmu pengetahuan masyarakat tersebut menjadi mandiri menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara (FISIP USU).26
Pada tahun 1983, dengan dikeluarkannya SK menteri pendidikan dan
kebudayaan RI No. 77121/IC/83, diangkat Drs. M Adham Nasution menjadi dekan yang pertama FISIP USU periode 1983-1986. Pembantu Dekan (Pudek I) adalah Dra. Arnita Zainuddin, Pudek II Drs Haniful Chair, sementara Pudek III adalah Drs Arifin Siregar. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah pada fakultas di
26
(52)
lingkungan Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai lima jurusan yaitu:
1. Jurusan Ilmu Administrasi 2. Jurusan Ilmu Komunikasi
3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi
5. Jurusan Antropologi
Proses pengembangan FISIP USU tersebut lima jurusan tersebut tidak dibuka sekaligus, tetapi dengan bertahap. Hal ini disesuaikan dengan kebutukan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang tersedia sesuai dengan disiplin ilmu yang dikembangkan, untuk menindaklanjuti SK Menteri No. 0535/0/83, maka dibuka dua jurusan, yaitu:
1. Jurusan Ilmu Administrasi 2. Jurusan Ilmu Komunikasi
Pada tanggal 18 Agustus 1984, semua kegiatan perkuliahan dan administrasi FISIP USU dipusatkan di gedung baru yang berada di jalan Dr. A Sofyan No. 1 pada tahun 1984/1985, kedua jurusan (ilmu administrasi dan ilmu komunikasi) menghasilkan sarjana S1 sebanyak 10 orang (7 sarjana ilmu administrasi dan 3 sarja ilmu komunikasi). Pelantikannya dilakukan pada tanggal 8 Maret 1985 di gedung perkuliahan FISIP USU.
Perkembangan selanjutnya adalah dibukanya jurusan kesejahteraan sosial yakni pada tahun 1985/1986, Pada tahun yang sama jurusan antropologi
(53)
sastra USU dipindah ke FISIP USU sehingga semua dosen dan mahasiswa yang terdaftar di jurusan tersebut menjadi bagian dari FISIP USU. Selanjutnya pada
tahun akademik 1986/1987, dibukalah jurusan baru yaitu sosiologi.27
Tahun 1985/1986, tenaga pengajar tetap FISIP USU masih berjumlah 20 orang yang terdiri dari 10 staff pengajar tetap dan 10 orang lagi sebagai calon pegawai negeri, selebihnya merupakan staff pengajar luar biasa yang direkrut dari berbagai instansi pemerintah yang ada di propinsi Sumut, Kakanwil Departemen Perindustrian, PWI Sumut, IKIP Medan dan staff pengajar yang berada di lingkungan USU.
Setelah berakhirnya keperiodean dekan yang pertama, Prof. M Adham Nasution kembali diangkat menjadi Dekan FISIP USU periode kedua berdasarkan SK MENDIKBUD No. 79511/A2.1.2/1986 tanggal 23 Oktober 1986, dengan susunan Pudek I Dra. Nurhaina Burhan, Pudek II Drs. Armyn Sipahutar dan Pudek III Dra. Irmawati.
Periode berikutnya (1990-1993), diangkat Prof. Asma Affan, MPA sebagai Dekan FISIP USU berdasarkan SK Mendikbud No. 20208/A.212/C/1990 tanggal 14 Maret 1990, dengan susunan Pudek I Rahim Siregar, Pudek II Dra. Arnita Z dan Pudek iii Drs Siswo S. Selanjutnya, berdasarkan SK Mendikbud No. 520931/AA2.12C/1993 tanggal 20 Agustus 1993 diangkatlah Drs. Amru Nasution sebagai Dekan FISIP USU periode 1993-1996. dengan susunan Pudek I Dra. Nurwida Nuru, Pudek II Dra. Irmawatu dan Pudek III Drs. Sakhyan Asmara.
27
http://ilmukesejahteraansosial.usu.ac.id/profil/2-sejarah-departemen-ilmu-kesejahteraan sosial.html pada tanggal 17 januari 2015 pukul 03.14
(54)
Pada tahun akademik 1995-1996, FISIP USU berkerjasama dengan Direktorat Jendral Pajak membuka program Diploma 1 (D1) dan program Diploma III (DIII). Namun setelah melahirkan alumni berjumlah 153 orang, program D1 Administrasi Perpajakan tidak lagi menerima mahasiswa baru tahun ajaran 2000/2001. Periode 1996-1999, Drs Amru Nasution diangkat kembali menjadi Dekan FISIP USU berdasarkan SK Mendikbud No. 51141/A.2.1/KP/96 tanggal 23 September 1996 dengan susunan Pudek I Dra. Burwida Nuru, pudek II Drs Subhilhar, MA dan Pudek III Drs. Sakhyan Asmara. Sementara untuk periode1999-2003, jabatan Dekan Fisip USU dipegang oleh Drs. Subhilhar, MA yang diangkat berdasarkan SK Rektor No.1998/J05/SK/KP/1999 tanggal 9 Desember 1999. adapun susunan Pembantu Dekan ditetapkan dengan SK Rektor No. 69/J05/SK/KP/2001 tanggal 2 Februari 2001 sebagai berikut: Pudek I Suwardi Lubis, Pudek II Drs Mukti Sitompul, Msi dan Pudek III Drs. R. Hamdhani Harahap, Msi. Pada tahun akademik 2001/2002 FISIP USU membuka program studi Ilmu Politik berdasarkan SK No. 616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima mahasiswa yang berjumlah 60 orang. Berdasarkan Surat Izin Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Nomor 2809/D/T/2001 tanggal 30 Agustus 2001 dibukalah jurusan tersebut.
Melalui rapat senat tanggal 25 April 2001 FISIP USU kembali mengusulkan ke rektor USU agar FISIP USU membuka program baru yaitu program ekstension yang berada di bawah naungan masing-masing jurusan yang ada di FISIP USU.
(55)
2. Letak Geografis
Kampus USU Padang Bulan sebagai kampus utama berlokasi di Keluarahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Kampus ini mulai digunakan sejak tahun 1957, sebelumnya beberapa Fakultas di lingkungan USU menggunakan sejumlah gedung yang tersebar di kota Medan termasuk di antaranya berlokasi di Jalan Seram, Jalan Cik Ditiro, Jalan Sempali, dan Jalan Gandhi. Kampus Padang Bulan yang pada awalnya terdapat di pinggiran kota Medan, kemudiaan dengan perkembangan kota Medan sehingga sekarang berada di tengah-tengah kota. Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas sekitar 100 Ha yang berada ditengahnya.
Fakultas Ilmu Sosial da Ilmu Politik Univeritas Sumatera Utara beralamat
di Jalan Dr. Sofyan Nomor 1 Kampus USU Padang Bulan Medan Kode Pos
20155, dengan nomor telepon: +62 61 8211965, Nomor Fax : +62 61 8211965 dan alamat email : fisipusumedan09@yahoo.co.id.
3. Program Studi
Pada tahun 1983 dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0535/0/83 tentang Jenis dan Jumlah pada fakultas-fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai 5 (lima) jurusan dengan urutan sebagai berikut:
1. Jurusan Administrasi Negara 2. Jurusan Ilmu Komunikasi
(56)
4. Jurusan Sosiologi 5. Jurusan Antropologi
Tahun tahun akademik 1995/1996, FISIP USU membuka program Diploma I (DI) dan program Diploma II (D II), bekerjasama dengan dengan
Direktorat Jendral Pajak.28 Pada tahun akademik 2001/2002 telah dibuka Program
Studi Ilmu Politik berdasarkan SK No. 616/J05/PP/2002 dan telah menerima sejumlah 60 mahasiswa. Kemudian pada Tahun 2009 dibuka Program Studi Ilmu Administrasi Niaga di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan jumlah mahasiswa angkatan pertama sebanyak 159 orang. Dengan demikian terdapat 7 Program Studi S1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4. Struktur Pimpinan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Struktur pimpinan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Dekan dan dibantu oleh tiga pembantu dekan, pada delapan departemen yang dibawahnya masing-masing dipimpin oleh seorang ketua Departemen dengan seorang sekertaris departemen. Adapun struktur dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik adalah seperti pada penjelasa dibawah:
28
(57)
Dekanat
Dekan : Prof.Dr.Badaruddin, M.Si Pembantu Dekan I : Drs.Zakaria, MSP Pembantu Dekan II : Dra. Rosmiani, MA Pembantu Dekan III : Drs. Edward, MSP
Departemen Administrasi Negara
Ketua : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si Sekretaris : Dra.Elita Dewi, MSP
Departemen Ilmu Komunikasi
Ketua : Dra.Fatma Wardy Lubis, MA Sekretaris : Dra. Dayana, M.Si
Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial
Ketua : Hairani Siregar, S.Sos, MSP Sekretaris : Mastauli Siregar, S.Sos, M.Si Departemen Sosiologi
Ketua : Dra.Lina Sudarwaty, M.Si Sekretaris : Drs. T. Ilham Saladin, MSP Departemen Antropologi
Ketua : Dr. Fikarwin Zuska Sekretaris : Drs.Agustrisno, M.SP
(58)
Departemen Ilmu Politik
Ketua : Dra. T. Irmayani, M.Si Sekretaris : Drs.P.Antonius Sitepu, M.Si Departemen Administrasi Perpajakan
Ketua : Drs. AlwiHashim Batubara, M.Si Sekretaris : Arlina, SH, M.Hum
Administrasi Niaga / Bisnis
Ketua : Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA Sekretaris : M.Arifin Nasution, S.Sos, MSP
5. Visi dan Misi FISIP USU
Visi yang diemban FISIP USU adalah menjadi pusat pendidikan dan rujukan bidang Ilmu Sosial di Asia Tenggara.
1. Misi yang diemban FISIP USU Menghasilkan Alumni dengan skala
kualitas global dan menjadi pusat riset , kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.
2. Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh
stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki
(59)
Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.
3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf
dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing.
4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara sendiri.29
29
(1)
BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan
Hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang hubungan siaran Metro TV (variabel X) terhadap persepsi mahasiswa (variabel Y) dalam pendidikan politik terkait sosialisasasi tahapan PILPRES 2014 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi mahasiswa pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap Siaran Metro TV. Dari hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan dibuktikan melalui uji validitas, uji reliabilitas dan uji signifikansi (uji-F), dan juga uji hipotesis dengan 97 responden, maka diperoleh nilai r = 0,300 nilai ini menunjukkan bahwa adanya hubungan positif diantara kedua variabel, yaitu variable siaran Metro TV terhadap variabel persepsi mahasiswa. Selanjutnya melalui uji signifikansi yang dilakukan diperoleh Fhitung = 28,139 dan Ftabel = 3,90. Dengan demikian, Fhitung lebih besar dari Ftabel yang menginterpretasikan/menggambarkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kedua variable tersebut, yakni variabel siaran Metro TV terhadap variabel persepsi mahasiswa.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa hubungan positif di antara kedua variabel mendeskripsikan/menggambarkan bahwa varibael siaran Metro TV berbanding lurus terhadap variabel persepsi mahasiswa mengenai peran media
(2)
Metro TV dalam sosialisasi PILPRES 2014. Hal ini dapat dilihat dari persepsi mahasiswa pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara bahwa Metro TV memiliki peran dalam pendidikan politik terkait dalam sosialisasi tahapan-tahapan PILPRES 2014.
Adanya hubungan di antara siaran Metro TV (variabel x) terhadap persepsi mahasiswa (variabel y) menunjukkan bahwa menonton Metro TV merupakan salah satu faktor yang berkorelasi terhadap pendidikan politik mengenai tahapan-tahapan sosialisasi PILPRES 2014 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinan, menunjukkan bahwa siaran Metro TV adalah sebesar 32% Artinya, siaran Metro TV mempengaruhi sebesar 68% terhadap persepsi mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Selebihnya, yaitu 32% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berkolerasi pendidikan politik yang diterima Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti media massa lain ( media cetak, media elektronik lainnya), diskusi dengan teman, sosialisasi yang diberikan KPU dan lain-lain. Adapun hubungan antara siaran Metro TV terhadap persepsi mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara berdasarkan nilai koefisien korelasi yang diperoleh yaitu dengan nilai r = 0,300 menginterpretasikan bahwa adanya tingkat keeratan hubungan antara kedua variabel tergolong sangat tinggi. Penelitian ini untuk memprediksi seberapa besar tingkat persepsi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
(3)
Sumatera Utara dari siaranMetro TV, maka dapat digunakan persamaan regresi yaitu Y = 20,914 + 0,499X sebagai indikator. Dengan demikian dapat diketahui bahwa, apabila siaran Metro TV (variabel X) meningkat sebesar satu satuan, maka tingkat perepsi mahasiswa (variabel Y) akan meningkat setiap 0,499 satuan.
4.2 Implikasi Teoritis
Salah satu fungsi media massa adalah berfungsi untuk mendidik, dimana Katz Gurevitch dan Hass mengidentifikasikan bahwa salah satu kebutuhan masyarakat terhadap media massa adalah kebutuhan kognitif bagi masyarakat. Menurut Innis Media massa menjadi penting karena memang memiliki kekuatan, bukan sekedar menyampaikan informasi kepada khalayak tetapi lebih karena media memiliki fungsi untuk mendidik khalayak untuk dapat melihat hal yang benar dan hal yang salah. Dengan demikian media massa memiliki potesi untuk mendidik, membangkitkan kesadaran, mengubah sikap. Sedangkan menurut Ramlan Surbakti, dalam memberikan pengertian tentang pendidikan politik harus dijelaskan terlebih dahulu mengenai sosialisasi politik, dia berpendapat bahwa Sosialisasi politik dibagi dua yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik
(4)
Penelitian ini mencoba membuktikan apakah dengan menonton Metro TV berperan terhadap pendidikan politik terkait dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan PILPRES 2014 kepada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, menunjukkan bahwa Metro TV menjadi salah satu faktor bagi mahaiswa dalam mendapatkan pendidikan politik bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Di sisi lain hubungan kedua variabel yang terjadi antara variabel siaran Metro TV terhadap variabel persepsi mahasiswa adalah korelasi ataupun hubungan yang positif.
Metro TV sebagai salah satu media massa yang memiliki fungsi untk mendidik masyarakat, mampu memberikan pendidikan politik terkait sosialisasi tahapan PILPRES 2014. Dimana mahasiswa sebagai objek dari penelitian mendapatkan pendidikan politik dari tayangan-tayangan yang diberikan oleh Metro TV.
Maka penelitian ini menunjukkan bahwa pendapat yang diberikan oleh Ramlan Surbakti dan Innis bahwa adanya hubungan positif menonton siara Metro TV terhadap pendidikan politiknya terbukti benar pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara .Dengan kata lain, salah satu faktor yang mempengaruhi pendidikan politik terkait tahapan-tahapan PILPRES 2014 pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah menonton siaran Metro TV tersebut.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Al Muchtar, Suwarma,2000, Pengantar Studi Sistem Politik Indonesia. Bandung. Gelar Pustaka Mandiri.
Arsyad, Azhar, 1997, Media Pengajara, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Azuar Juliandi, 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Bisnis, Medan: M2000.
Budiardjo Miriam,1998, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Consuelo G. Sevilla, 1993 Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: UI-Press.
Dan Nimmo,1989, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
H.Hadari Nawawi dan H.M Martini Hadari. 2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ibnu Hamad,2004, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis Terhadap Berita – Berita Politik, Jakarta:Granit.
Kusmanto Heri, dkk,2006, Pengantar Ilmu Politik, Medan : Pustaka Press.
Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Edisi kedua, Jakarta: Kencana.
Prof. Dr. Husni Usman, M.Pd., M.T dan Purmono Setiady Akbar, M.Pd. 2009. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara.
Robert M. Kapplan & Dennis Saccuzo, 1993. Psicological Testing, 3nd Edition. California: Brooks/ Cole Publishing Company.
Sastro Subroto, Darwanto, 1994, Produksi Acara Televisi, Yogyakarta : Duta Wacana University Press.
Sugiarto, Ryan, 2008, Mengenal Pers Indonesia, Yokyakarta : Pustaka Instan Mad.
(6)
Surbakti, Ramlan,1999 Memahami Ilmu Polilik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Wiryanto,2000, Teori komunikasi massa, Jakarta: Penerbit Grasindo. Sugiyono, 2006,“Statistika Untuk Penelitian”, Bandung: Alfabeta. Undanga-Undang
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2008 Website
http://usu.ac.id/id/article/11/sejarah diakses pada tanggal 18 Januari 2015 pukul 02.45