Pengaruh pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto di Metro TV terhadap persepsi mahasiswa tentang citra KPK : Survei terhadap mahasiswa aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(1)

TENTANG CITRA KPK

(Survei Terhadap Mahasiswa Aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Nada Rohmah

NIM: 1111051100020

KONSENTRASI JURNALISTIK

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H./2015 M.


(2)

(3)

(4)

(5)

i

Pengaruh Pemberitaan Penagkapan Bambang Widjojanto Di Metro TV Terhadap Persepsi Mahasiswa Tentang Citra KPK (Survei Terhadap Mahasiswa Aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

KPK merupakan sebuah lembaga independen yang bergerak di bidang pemberantasan korupsi.. Pemberitaan mengenai penangkapan wakil ketua KPK, Bambang Widjojanto mengundang banyak polemik di masyarakat. Baru sehari kasus ini dipublikasikan, sudah banyak aktivis – aktivis dari berbagai kalangan yang terjun ke jalan ataupun jejaring sosial untuk membela KPK dan Polri.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh pemberitaan tersebut terhadap persepsi mahasiswa aktivis tentang citra KPK setelah munculnya pemberitaan tersebut melalui angket atau kuesioner dengan 88 responden. Responden yang dipilih adalah mahasiswa Aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bernaung dibawah organisasi Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi mahasiswa aktivis tentang citra KPK terhadap pemberitaan penagkapan Bambang Widjojanto di Metro Tv.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode survei dan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive. Data hasil kuesioner kemudian diolah menggunakan statsitik regresi linear berganda untuk mencari pengaruh pemberitaan tersebut terhadap citra KPK. Untuk mengidentifikasi hal tersebut, peneliti menggunakan konsep Stephen W. Littlejohn yaitu individual issue salience, familiarity, favorability, Support, Likelihood of Action dan Freedom of Action.

Penelitian ini menggunakan teori Agenda Setting yang mengasumsikan bahwa apa yang dianggap penting oleh media maka dianggap penting oleh publik.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh adanya pengaruh persepsi mahasiswa tentang citra KPK terhadap pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto di Metro TV.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada ALLAH SWT tuhan semesta alam, atas limpahan karunia dan ridho-Nya yang tidak pernah putus memberikan nikmat dan berkahnya. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada Rasulullah SAW yang membawa umatnya dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang.

Setelah berjuang beberapa bulan mengerjakan penelitian ini, peneliti tidak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu menyelesaikan dalam penyusunan penelitian ini. Orang-orang tersebut yaitu:

1. Jajaran dekanat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Arief Subhan, M.Ag (dekan), Dr. Suparto, S.Ag, M.Ed, PhD (Wakil Dekan Bidang Akademik), Dr. Roudhonah M.Ag (Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum), Dr. Suhaimi, M.Si (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, alumni dan kerjasama).

2. Kholis Ridho, M.Si selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik dan Dra. Musfira Nurlaily, MA selaku Serketaris Konsentrasi Jurnalistik serta Fita Fathurokhmah, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang selalu bersedia mendengarkan keluh kesah peneliti.

3. Orangtua tercinta, Umi Atikah dan Ayah H. Mansur, S.Pd. Terimakasih atas doa yang selalu dicurahkan kepada peneliti.


(7)

iii

dapat menyelasaikan penelitian ini tepat pada waktunya.

5. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, khususnya untuk Mas R. Guntur Karyadipati, Mas Ibnu, yang telah melancarkan peneliti dalam mencari data. 6. My Siblings, Miftahul Huda and her husband, Nana Rohmana. Aulia Rizqia

dan Azwiyatul Arofah. Saudara yang selalu membantu dan memberikan semangat kepada peneliti dalam mengerjakan skripsi ini.

7. Abang, guru dan motivator peneliti, Nanda Arta. Orang yang galak dan selalu memarahi peneliti jika belum menyentuh skripsi selama sehari.

8. Keluarga besar UKM Federasi Olahraga Mahasiswa (FORSA) khususnya divisi Karate UIN Jakarta. Ka Tika, Ka Japri, Ka Ari, Ka Heru, Rifat, Ka Endah, Pengurus lama dan pengurus baru. Terimakasih atas segala ilmu yang peneliti dapat, segala pengalaman bersama kalian, sebagai bekal pengetahuan peneliti kedepannya.

9. All Crew RDK FM, Bang Deds, Bu Indah, Pak Ismo, Kris, bang Arif, Rey, Faisal, Alfian, angkatan 2012, Caang, AngMud dan kaka-kaka yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Sebagai wadah peneliti untuk mengembangkan kemampuan public speaking, kepenyiaran, leadership, serta keluarga kedua bagi peneliti.

10.Silviah Arafah, sebagai sahabat seperjuangan dari masih culun hingga sekarang, teman curhat dan berbagi resep masakan serta sesuatu yang


(8)

iv

sahabat peneliti dari masih anak-anak hingga kini, teman curhat, guru

membuat kue, tempat minta “makan jajanan gratis” peneliti. Semoga persahabatan ini tetap terus terjaga. Love you Girls!

11.Kosan Annur Jualan, Fitri Afiani dan Nuni Nuraeni Zahro, sebagai teman satu kamar peneliti selama tiga tahun, partner bisnis Seblak, Nasi Uduk dan Asinan. Darojatul Azka (Atha), Syifa fauziah (Cipeh) dan Astrid Brenda Maharani (Acit), sebagai tetangga manja dan merepotkan sekaligus supplier logistic kami. Tetapi kalian tetap selalu menjadi “anak-anak kesayangan

mamah”. Terimakasih atas kegialaan kalian semua sist, terimakasih atas support-nya, terimakasih atas canda tawanya, terimaksih telah menjadi pengingat untuk selalu sadar dikala peneliti ketiduran saat begadang

mengerjakan skripsi ini. Kalau ada film yang berjudul “kosan dodol”,

sepertinya kita lebih dodol dari itu gengs.

12.Teman-teman seperjuangan Jurnalistik 2011 khususnya kelas A, Kris, Ipi, Mira, Gita, Hana, Fatin, Virda, Shita, Tika, Eko, Karim, Ama, Elsa, Dito, Yudha, Fadhli, Kuro, Ani, Nuna, Rofah, serta kawan-kawan semua yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semangat guys!

13. Para penemu barang-barang elektronik yang bersusah payah menciptakan penemuan penting.


(9)

v

kesalahan dan kekurangan dalam penelitian karya ilmiah ini. Peneliti hanya makhluk biasa yang selalu salah dan mencoba untuk melakukan yang terbaik. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk para pembaca, amin.

Jakarta, 14 juli 2015

Nada Rohmah Nim: 1111051100020


(10)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Manfaat Teoritis ... 5

2. Manfaat Praktis ... 5

E. Tinjauan Pustaka ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Berita ... 11

1. Konsep Berita ... 12

2. Kriteria Umum Nilai Berita... 14

B. Citra ... 16

1. Proses Pembentukan Citra ... 17

D. Teori Agenda Setting. ... 18

1. Konsep Teori Agenda Setting ... 18

2. Model Agenda Setting ... 20

3. Proses Agenda Setting ... 22

E. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

B. Paradigma Penelitian ... 24

C. Pendekatan Penelitian ... 24

D. Desain Penelitian ... 25

E. Jenis Penelitian ... 25

F. Metode Penelitian ... 25

G. Subjek dan Objek Penelitian ... 26

H. Populasi, Sampel dan Unit Analisis ... 26

I. Operasionalisasi Konsep ... 33


(11)

vii

K. Teknik Analisis Data ... 37

1. Uji Asumsi Klasik ... 38

a. Uji Normalitas ... 38

b. Uji Heteroskedastisitas ... 39

2. Uji Koefisien Korelasi ... 39

3. Uji Regresi Linear Multiple ... 40

L. Instrumen Penelitian ... 41

1. Validitas ... 41

2. Reabilitas ... 41

BAB IV GAMBARAN UMUM` A. Metro TV. ... 42

1. Misi... 44

2. Visi ... 45

3. Target Audience ... 45

B. Dewan Eksekutif Mahasiswa ... 46

1. Dewan Eksekutif Mahasiswa FITK ... 46

2. Dewan Eksekutif Mahasiswa FAH ... 49

3. Dewan Eksekutif Mahasiswa Ushuluddin... 51

4. Dewan Eksekutif Mahasiswa FSH ... 52

5. Dewan Eksekutif Mahasiswa FIDIKOM ... 54

6. Dewan Eksekutif Mahasiswa FDI ... 57

7. Dewan Eksekutif Mahasiswa FPsi ... 59

8. Dewan Eksekutif Mahasiswa FEB ... 60

9. Dewan Eksekutif Mahasiswa FST ... 61

10. Dewan Eksekutif Mahasiswa FKIK ... 62

11. Dewan Eksekutif Mahasiswa FISIP ... 64

BAB V TEMUAN DATA LAPANGAN DAN HASIL ANALISIS A. Karakteristik Responden Hasil Penelitian ... 67

1. Jumlah Berdasarkan Usia ... 67

2. Jumlah Berdasarkan Jenis Kelamin... 68

3. Jumlah Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 68

4. Jumlah Berdasarkan Tempat Tinggal ... 69

B. Penggunaan Media Massa ... 70

C. Analisis Data Penelitian ... 73

1. Ranking pemberitaan Bambang Widjojanto yang didapatkan responden dari Media Massa ... 73

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 74

a. Hasil Uji Normalitas ... 74

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 76

3. Koefisiensi Korelasi ... 77


(12)

viii

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(13)

ix

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Anggota Dewan Eksekuti Mahasiswa Fakultas . 28

Tabel 3.2 Gambaran Sampel Anggotan Dewan Eskekutif Mahasiswa

Fakultas ... 32

Tabel 3.3 Operasionalisasi Konsep ... 34

Tabel 3.4 Bentuk Pengskalaan ... 38

Tabel 5.1 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... 67

Tabel 5.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Tabel 5.3 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 68

Tabel 5.4 Jumlah Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 69

Tabel 5.5 Jumlah Responden Berdasarkan Banyaknya hari menonton Metro TV dalam seminggu ... 70

Tabel 5.6 Rata-rata waktu responden menonton Metro TV... 71

Tabel 5.7 Ranking pemberitaan Bambang Widjojanto berdasarkan responden ... 73

Tabel 5.8 Hasil Uji Korelasi ... 77


(14)

x

Gambar 2.1 Model Agenda Setting ... 21

Gambar 4.1 Logo PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV) ... 42

Gambar 5.1 Grafik responden berdasarkan banyaknya hari menonton Metro TV dalam seminggu ... 71

Gambar 5.2 Rata-rata waktu responden menonton Metro TV dalam

seminggu ... 72

Gambar 5.3 Grafik ranking pemberitaan Bambang Widjojanto berdasarkan responden ... 74

Gambar 5.4 Hasil Uji Normalitas ... 75


(15)

xi

Lampiran 1 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi Lampiran 2 Surat Permohonan Data

Lampiran 3 Daftar Kuesioner sebelum Uji validitas Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Dan Hasil Uji Reabilitas Lampiran 5 Daftar Kuesioner setelah Uji validitas Lampiran 6 Data Responden dan penelitian


(16)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan sebuah lembaga independen yang bergerak di bidang pemberantasan korupsi. KPK juga diberi kebebasan dari pengaruh kekuasaan manapun dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya1. Sebagai lembaga yang independen, pastilah KPK ini bekerja tanpa pandang bulu dalam mengupas kasus-kasus korupsi yang ada di Indonesia ini. Banyak kasus yang telah terkupas yang melibatkan pejabat-pejabat negara. Didirikan pada 2002 silam dengan tujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.

KPK dipimpin oleh Pimpinan KPK yang terdiri atas lima orang, seorang ketua merangkap anggota dan empat orang wakil ketua merangkap anggota. Pimpinan KPK memegang jabatan selama empat tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk sekali masa jabatan, seperti pemeilihan presiden. Dalam pengambilan keputusan, pimpinan KPK bersifat kolektif kolegial, dimana dalam mengambil keputusan berdasarkan kesepakatan bersama melalui musyawarah. Dan Pada periode 2011-2015 KPK dipimpin oleh Ketua KPK Abraham Samad, bersama 4

1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 3. http://www.kpk.go.id/images/pdf/UU_30. Diakses pada 24 Juli 2015, pukul 19.05 WIB.


(17)

orang wakil ketuanya, yakni Zulkarnain, Bambang Widjojanto, Busyro Muqoddas, dan Adnan Pandu Praja2.

Pada 23 Januari 2015. Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto ditangkap atas dugaan menyuruh saksi memberikan keterangan palsu dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi untuk kasus sengketa Pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, pada 2010. Saat ditangkap, Bambang usai mengantar putrinya ke sekolah pada pukul 07.30 WIB3.

Melihat latar belakang Bambang Widjojanto yang menggeluti bidang hukum dan HAM sejak masih duduk di bangku kuliah. Mulai terjun aktif di berbagai Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan lembaga-lembaga yang bergerak di bidang HAM serta korupsi sejak 1986 sehingga memperoleh penghargaan Kennedy Human Rights Award tahun 19934.

Kasus penangkapan Bambang Widjojanto mengundang banyak simpatisan yang mendukung untuk melindungi KPK dengan slogan SAVE KPK yang marak di media-media sosial. Pemberitaan mengenai Bambang Widjojanto selama hampir dua minggu lebih selalu hangat menjadi perbincangan di media-media, baik cetak, maupun elektronik. Metro TV merupakan salah satu media elektronik yang selalu memperbarui berita-beritanya mengenai tertangkapnya wakil ketua KPK, Bambang Widjojanto.

Metro TV juga merupakan televisi dengan menayangkan berita selama 24 jam yang pertama di Indonesia sejak 25 November 2000. Media ini juga

2 Profil Pimpinan KPK 2011-2015. http://www.kpk.go.id/id/tentang-kpk/profil-pimpinan/2011-2015. Di akses pada 4 Februari 2015, pukul 22.50 WIB.

3 Bambang Dikabarkan Enggan Beri Keterangan dan Merasa Diteror. http://news.Metro TV/read/2015/01/23/349225/8203-bambang-dikabarkan-enggan-beri-keterangan-dan-merasa-diteror. Di akses pada 4 Februari 2015, pukul 23.02 WIB.

4 Profil Pimpinan KPK 2011-2015. http://www.kpk.go.id/id/tentang-kpk/profil-pimpinan/2011-2015. Di akses pada 5 Februari 2015, pukul 00.42 WIB.


(18)

merupakan salah satu anak perusahaan dari Media Grup, dibawah pimpinan Surya Paloh. Metro TV didirikan untuk meyebarkan berita dan informasi ke seluruh pelosok di Indonesia.

Alasan peneliti memilih media elektronik Metro TV, karena berita di Metro TV ini sangat jelas dan selalu memperbarui berita-berita mengenai kasus Bambang Widjojanto ini. selain itu, Televisi juga merupakan media fleksibel yang dapat diakses diberbagai macam tempat.

Dengan adanya pemberitaan mengenai tertangkapnya Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto sebagai tersangka atas dugaan menyuruh saksi memberikan keterangan palsu dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi untuk kasus sengketa Pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, pada 2010.

Membuat peneliti ingin meneliti apakah dengan adanya pemberitaan-pemberitaan seputar Wakil Ketua KPK tersebut yang notabennya ialah figur anti-korupsi, tetapi malah dituding terlibat dalam menyuruh saksi memberikan keterangan palsu mempengaruhi citra KPK yang selama ini terkenal sebagai lembaga indpenden yang menangani dan menyelidiki beberapa kasus-kasus korupsi di Indonesia ini. Mahasiswa sebagai salah satu generasi penerus bangsa. Terlebih kepada mahasiswa aktivis yang biasanya memperhatikan-isu-isu public dan menyikapi hal tersebut dengan kritis leat forum pengganti.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis ingin mencari tahu bagaimana citra KPK di kalangan Mahasiswa setelah adanya pemberitaan mengenai penangkapan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto. Apakah teori Agenda Setting yang dijelaskan oleh McCombs dan Shaw, yang melihat bahwa apa yang


(19)

dianggap penting oleh media, juga dianggap penting oleh publik berlaku dalam penelitian yang ingin peneliti lakukan.

Maka dari itu, peneliti menyusunnya ke dalam sebuah penelitian mengenai: “Pengaruh Pemberitaan Penangkapan Bambang Widjojanto di

Metro TV terhadap Citra KPK (Survei terhadap Mahasiswa Aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi penelitian ini pada pemberitaan mengenai Penangkapan bambang Widjojanto di Metro TV dari awal penangkapan pada tanggal 23 Januari sampai 8 Februari 2015. Dan membatasi Mahasiswa Aktivis ini hanya pada Angota Dewan Eksekuif Mahasiswa (DEMA) Fakultas se-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang menjabat pada periode 2014/2015.

Untuk memberikan gambaran permasalahan yang terkandung dalam judul skripsi ini, peneliti merasa perlu mengemukakan masalah. Adapun masalah pokok dalam skripsi ini ada berkenaan dengan:

1. Apakah pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto di Metro TV memengaruhi Citra KPK pada Mahasiswa Aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?


(20)

C. Tujuan Penelitian

Dengan latar belakang masalah penelitian dan rumusan masalah yang telah peneliti jelaskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Citra KPK terhadap pemberitaan penagkapan Bambang Widjojanto di Metro TV pada Mahasiswa Aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Peneliti berharap penelitian ini bermanfaat untuk civitas akademika di dunia khususnya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terlebih untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi untuk meningkatkan ilmu pengetahuan seputar teori agenda setting media elektronik dalam mempengaruhi citra suatu lembaga, sebagai bahan tambahan referensi. Sehingga, para civitas akademika juga menjadi lebih peka terhadap masalah-masalah yang sudah ada di hadapan mata.

2. Manfaat Praktis

Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan dalam menambah sumber informasi yang dapat memberikan manfaat bagi para praktisi atau pekerja media. Serta dapat dijadikan perbandingan dan pengembangan bagi media massa khususnya media elektronik dalam mempengaruhi citra suatu lembaga melalui berita.


(21)

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka sebagai langkah dari penyusunan skripsi yang diteliti agar terhindar dari kesamaanjudul dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelumnya, serta sebagai referensi penelitian yang berhubungan dengan citra KPK. Setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka peneliti mempertegas perbedaan di antara masing-masing judul dan masalah yang dibahas.

Perbedaan pertama adalah skripsi karya Siti Nurhayati yang berjudul Citra Partai Keadilan Sejahtera di Pemilu 2014 (Analisis Wacana Pemberitaan Partai Keadilan Sejahtera pada online elektronik Detikcom). Skripsi ini membahas mengenai jelang pemilu, berbagai media dihiasi dengan pemberitaan mengenai partai politik. Pemberitaan tersebut mengandung pesan tertentu yang bertujuan membangun citra positif. Partai Keadilan Sejahtera memanfaatkan momentum tersebut dengan merubah slogannya. Peristiwa tersebut turut mendapat perhatian dari berbagai media, salah satunya Detikcom. Detikcom merupakan salah satu media online yang menyajikan berita terpopuler. Detikcom menyajikan pemberitaan tersebut dari sudut pandang yang berbeda.

Yang kedua ialah skripsi karya Nanda Cahaya Febriana yang berjudul Efek Agenda Setting Media tentang Isu Pemilu Legislatif 2014 di Surat Kabar Kompas dan Program Berita Tv Liputan 6 Siang SCTV terhadap Mahasiswa/i KPI UIN Jakarta. Skripsi ini menggunakan pradigma positivistik atau klasik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan tipe penelitian eksplanatif. Jenis data yang digunakan meliputi data primer yang diperoleh dari analisis isi untuk agenda


(22)

media dan survey untuk agenda mahasiswa. Hasil temuan dalam skripsi tersebut adalah tidak terdapat dukungan yang kuat terhadap teori agenda setting pada penelitian ini. Hubungan antara agenda kompas dan agenda mahasiswa terbukti lemah dan tidak signifikan. Sedangkan hubungan antara agenda liputan 6 siang dan agenda mahasiswa terbukti kuat namun berbanding terbalik dan tidak signifikan. Dari dua pernyataan tersebut, dapat diartikan bahwa semakin tinggi media memberi penekanan pada isu tertentu sebagai isu penting, maka mahasiswa semakin menganggap isu tersebut tidak penting. Kemudian, dari ketiga variabel kontrol yaitu pola penggunaan media, kredibilitas media, dan pola ketertarikan isu, hasil korelasi di tiap katagori rendah, sedang, dan tinggi menunjukan perbedaan yang tidak signifikan. Artinya ketiga variabel tersebut tidak mempengaruhi hubungan antara agenda Kompas dan Liputan 6 Siang dengan agenda mahasiswa secara signifikan. Faktor yang paling berpengaruh dalam korelasi antara agenda media dan agenda publik ini negatif adalah faktor time lag atau jangka waktu dalam menentukan katagorisasi isu5.

Ketiga adalah skripsi karya Nuri Rahmah Fajria yang berjudulPengaruh tayangan Opera Van Java terhadap perubahan perilaku kekerasan di SMA Triguna Utama Ciputat. Skripsi ini untuk membuktikan apakah tayangan Opera Van Java memiliki daya yang membentuk perbuatan (negatif dan positif) bagi siswa-siswi khususnya siswa-siswi Triguna Utama, Ciputat. Penelitian ini menggunakan metode analisis data deskriptif kuantitatif dengan jenis penelitian survei. Data yang diperoleh menggunakan kuesioner dengan skala likert kemudian

5 Nanda Cahaya Febriana, “Efek Agenda Setting Media tentang Isu Pemilu Legislatif 2014 di Surat Kabar Kompas dan Program Berita Tv Liputan 6 Siang SCTV terhadap Mahasiswa/i KPI UIN Jakarta,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. ii.


(23)

dilakukan pengujian analisis regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan yang ada diantara variabel independen dan variabel dependen. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa pada tayangan Opera Van Java (variabel kognitif dan variabel afektif) tidak mempengaruhi perubahan perilaku kekerasan. Meskipun variabel kognitif memiliki kecenderungan kepada perubahan perilaku kekerasan, namun jika pada variabel afektif bersifat negatif terhadap perubahan perilaku kekerasan, maka tidak akan ada bentuk perubahan perilaku kekerasan terjadi setelah menonton tayangan tersebut6.

Keempat adalah skripsi karya Diana Patricia Manulong yang berjudul Representasi Agenda Media dalam Surat Kabar Nasional (Sebuah Analisis Isi Isu Lingkungan dalam Kompas dan Koran Tempo). Skripsi ini membahas representasi agenda media, khususnya surat kabar nasional dalam mengangkat isu-isu lingkungan. Kompas dan Koran Tempo dipilih karena merupakan surat kabar nasional dengan oplah yang tinggi sehingga agendanya akan mempengaruhi agenda publik secara signifikan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode analisis isi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa surat kabar di Indonesia belum memberikan perhatian kepada isu-isu lingkungan dan representasi lingkungan masih sangat terbatas pada isu-isu tertentu yang menarik khalayak dan berdampak besar7.

6 Nuri Rahmah Fajriah, “Pengaruh Tayangan Opera van Java Terhadap Perubahan Perilaku Kekerasan di SMA Truguna Utama Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. ii.

7 Diana Patricia Manulong, “Representasi Agenda Media dalam Surat Kabar Nasional (Sebuah Analisis Isi Isu Lingkungan dalam Kompas dan Koran Tempo),” (Skripsi S1 Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2012), h. v.


(24)

F. Sistematika Penulisan

Untuk memahami gambaran yang lebih jelas mengenai hal-hal yang akan diuraikan dalam penelitian ini, maka peneliti membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan membahas: Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas tentang: Pengertian Media Massa, Definisi Berita, Konsep Berita, Kriteria Umum Nilai Berita, Definisi Citra, Proses Pembentukan Citra, Konsep Teori Agenda Setting Maxwell Mccombs Dan Donald Shaw, Model Agenda Setting, Proses Agenda Setting, Kerangka Penelitian dan Kerangka Berpikir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan membahas mengenai tempat dan waktu penelitian, pendekatan penelitian, desain penelitian, Jenis Penelitian, metode penelitian, subjek dan objek penelitian, Populasi, sampel dan unit analisis, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengambilan Sampel, Teknik Analisis Data dan Instrumen Penelitian, yaitu: Uji Validitas dan Ujia Reliabilitas.

BAB IV GAMBARAN UMUM

Pada bab ini membahas mengenai profil Metro TV dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) se-UIN Syarif Hidyatullah Jakarta yang terdiri dari 11 fakultas.


(25)

BAB V TEMUAN DATA LAPANGAN DAN HASIL ANALISIS

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari temuan data lapangan yang telah peneliti lakukan dan terbagi menjadi beberapa sub bab, yakni Karakteristik responden hasil penelitian, Penggunaan media massa, Agenda Media dan Agenda Publik

BAB VI PENUTUP

Bab ini akan berusaha menarik kesimpulan dan saran dari seluruh masalah yang telah dibahas dalam penulisan skripsi ini.


(26)

11

LANDASAN TEORI

A. Berita

Berita merupakan salah satu karya dari produk jurnalisme. Sumadiria (2011) mengutip definisi dari Paul De Massenenner, berita ialah sebuah kabar penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Sedangkan secara sederhana, Doug Newsom dan James A. Wollert mendifinisikan berita sebagai sesuatu yang ingin dan perlu diketahui oleh banyak orang atau masyarakat. Disisi lain, William S. Maulsby menjelaskan bahwa berita ialah suatu pemaparan sesuai apa adanya dan tidak berat sebelah dari kenyataan-kenyataan yang berarti penting dan baru terjadi, sehingga dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memberitakan tersebut.

Bersadarkan pada pemikiran parah tokoh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Berita ialah sebuah laporan kepada khalayak mengenai isu-isu yang sedang terjadi berdasarkan fakta dan menarik perhatian khalayak melalui media massa1.

Pemberitaan berasal dari kata berita yang ditambahkan imbuhan pem – an. Dimana berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online yang berarti proses, cara, perbuatan, memberitakan (melaporkan, memaklumkan), perkabaran dan maklumat2. Pengaruh yakni daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,

1 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), Cet. Ke-4, h.64.

2

Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://kbbi.web.id/pemberitaan . di akses pada 28 Juli 2015. Pukul 16.00 WIB.


(27)

benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang3. Jadi, pengaruh pemberitaan berati daya yang ikut membentuk suatu persepsi seseorang terhadap cara memberitakan sebuah berita.

1. Konsep Berita

Haris Sumaridian mengutip George Fix Mott dalam New Survey of Journalism yang mengemukakan bahwa setidaknya ada delapan konsep mengenai berita ini sendiri. Kedelapannya itu ialah:

a. Berita Sebagai Laporan Tercepat

Berita merupakan salah satu laporan tercepat yang disiarkan surat kabar, radio, televise bahkan juga media online yang tengah marak pada era globalisasi ini4.

b. Berita Sebagai Rekaman

Rekaman dalam artian disini merupakan dokumentasi dari peristiwa yang sedang terjadi. Rekaman yang dimaksud disini juga bukan semata rekaman audio, tetapi juga rekaman visual dan juga rekaman sebuah peristiwa5.

c. Berita Sebagai Fakta Objektif

Dalam membuat berita, reporter memang diharuskan membuat laporan mengenai sebuah peristiwa berdasarkan apa adanya (das sein) bukan

3

Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://kbbi.web.id/pengaruh. di akses pada 28 Juli 2015. Pukul 16.00 WIB.

4 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), Cet. Ke-4, h.72.

5 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional., h.73.


(28)

yang seharusnya (das sollen)6. Karena berita yang telah disiarkan itu sendiri merupakan sebuah realitas yang berasal dari tangan kedua (reporter) sedangkan realitas tangan pertamanya yakni peristiwa itu sendiri.

d. Berita Sebagai Interpretasi

Karena berita yang dipublikasikan tiap media jumlahnya banyak setiap harinya dan berita yang diliput itu hanyalah puing-puing dari sekian fakta yang dilaporkan, sehingga tugas media itu ialah membuat fakta yang seolah membisu itu menjadi dapat berbicara sendiri kepada khalayak7.

e. Berita Sebagai Sensai

Selama ini memang media massa dianggap lebih banyak menimbulkan sensasi8. Setiap kalimat yang terjajar rapi di media bisa menimbulkan berbagai macam kontroversi dan juga kritikan dari khalayak.

f. Berita Sebagai Minat Insani

Minat insani yang dimaksud disini ialah media massa brusaha membangkitkan rasa peduli kepada sesama manusia melalui berita yang disiarkannya9.

6 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h.73.

7 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h.75.

8AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h.76.

9 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional, h.76.


(29)

g. Berita Sebagai Ramalan

selain melaporkan suatu kejadian atau peristiwa, berita juga secara tidak langsung mengakibatkan sesuatu hal yang tidak terbayangkan oleh reporter terjadi karena berita dapat mengkonstruk pemikiran khalayak juga.

h. Berita Sebagai Gambar

melalui berita, selain mendapatkan sebuah informasi, khalayak juga secara tidak sadar sudah dapat mengetahui gambaran apa yang terjadi di daerahnya saat ini. bahkan sampai tingkat gambaran dunia juga dapat diketahui khalayak luas melalui sebuah berita.

2. Kriteria Umum Nilai Berita

Menurut AS Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, mengemukakan 11 nilai berita:

a. Keluarbiasaan (unusualness); berita merupakan suatu laporan yang luar biasa.

b. Kebaruan (newness); berita juga melaporkan sesuatu yang terbaru. c. Akibat (impact); berita bisa mengakibatkan sebuah dampak yang

luas.

d. Aktual (timeliness); berita juga melaporkan sesuatu peristiwa atau kejadian yang sedang atau baru terjadi. Dalam aktualitas ini juga terbagi kedalam tiga bagian:

a) Aktualitas Kalender; hari yang berkaitan langsung dengan sejarah, seperti tanggal 1 April merupakan hari kartini.


(30)

b) Aktualitas Waktu; penyiaran suatu peristiwa biasanya memakan waktu dan tempat yang utama dalam pemberitaan.

c) Aktualitas Masalah; dilihat dari kemunculan, pengaruh, dan masalah-masalah lama yang selalu aktual. Seperti, kasus korupsi dan pemerkosaan.

e. Kedekatan (proximity); berita bisa menimbulkan kedekatan, baik dari segi lokasi dimana berita tersebut diberitakan atau segi psikologis pembaca atau khalayak.

f. Informasi (information); berita itu ialah informasi.

g. Konflik (conflict); berita bisa mengemukakan konflik atau segala sesuatu yang mengandung undur atau sesuatu yang bertentangan. h. Orang Penting (prominence); berita itu ialah mengenai seseorang

yang penting seperti public figure.

i. Ketertarikan Manusiawi (human interest); berita ini bisa menyentuh hati khalayak.

j. Kejutan (surprising); berita bisa menimbulkan kejutan. Seperti, sesuatu diluar dugaan atau perhitungan.

k. Seks (sex); segala hal yang berkaitan dengan perempuan pasti dapat menimbulkan sebuah berita.

C. Citra

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online.com, citra berarti rupa, gambar, gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi, atau produk. Menurut bahasa sastra, citra merupakan


(31)

kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa, atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yamg khas dalam karya prosa dan puisi10.

Citra ialah suatu pemikiran mengenai sebuah realitas dan tidak harus selalu sama dengan realitas yang ada. Citra dibentuk berdasarkan apa yang diterima oleh khalayak11. Sedangkan Reynolds dikutip dalam The Journal Of Tourism Studies, mendefinisikan citra sebagai the development of a mental construct based upon a few impressions choosen from a flood information. Dengan kata lain, Reynolds berpendapat bahwa citra itu ialah pengembangan gagasan mental yang dipengaruhi oleh informasi yang ada12.

Sedangkan menurut Bill Canton dalam Soemirat dan Ardianto, Citra ialah the impression, the feeling, the conception which the public has of company, a concioussly created impression of an object, person or organization13. Jadi, secara umum citra dapat diartikan sebagai gambaran apa yang ada di pikiran seseorang mengenai suatu hal, hal yang dimaksud di sini bisa berupa personal, kelompok atau bahkan sebuah perusahaan.

10 Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://kbbi.web.id/citra . di akses pada 23 Maret 2015. Pukul 5.50 WIB.

11Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. (bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. Ke-28, h. 222.

12 Charlotte M. Echtner and J.R. Brent Ritchie, The Meaning and Measurement of Destination Image, (THE JOURNAL OF TOURISM STUDIES Vol. 14, No. 1: 2003), p. 38.

13 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relation, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. Ke-8, h. 111.


(32)

1. Proses Pembentukan Citra

Selain citra dikenal juga sebagai gambaran mengenai suatu hal. Penggambaran tersebut juga memiliki proses dalam pembentukannya. Proses tersebut mengalami 4 tahap14, yakni:

a. Persepsi: Peresepsi disini ialah mengenai memaknakan atau mengartikan suatu rangsangan berdasarkan pengalamannya terhadap rangsangan itu sendiri.

b. Kognisi: Setelah suatu individu sudah dapat mengartikan suatu rangsangan berdasarkan pengalamannya. Maka selanjutnya terjadi kognisi, dimana individu akan merasa yakin terhadap stimulus.

c. Motif : Motif disini bisa diartikan sebagai dorongan seorang individu untuk melakukan suatu hal tertentu untuk memenuhi tujuannya.

d. Sikap : Sikap yang dimaksud disini berarti sebuah kecondongan dalam diri untuk berpikir, bertindak dalam menghadapi suatu masalah, mengeluarkan suatu ide atau nilai-nilai yang ada di masyarakat.


(33)

D. Teori Agenda Setting

1. Konsep Dasar Agenda Setting

Menurut E.M. Griffin Seperti dikutip Morisan dalam buku Teori Komunikasi Massa mcquail mengatakan bahwa McCombs dan Shaw sebenarnya meminjam istilah Agenda-Setting dari Bernard Cohen, sarjana ilmu politik. Teori ini diciptakan oleh McCombs dan Shaw untuk menggambarkan suatu fenomena yang diketahui telah lama dan penelitian ini diteliti pada konteks kampanye pemilu. Intinya adalah media berita mengisyaratkan kepada masyarakat apa yang menjadi isu penting pada hari ini dan hal ini terlihat pada apa yang dipikirkan oleh masyarakat sebagai isu utama15 .

Sedangkan menurut McCombs dan Shaw pada The Public Opinion Quarterly yang berjudul The Agenda-Setting Function of Mass Media, mengartikan Agenda Setting, yaitu dalam memilih dan menampilkan berita, editor, staf dan penyiar bermain di bagian penting dalam membentuk realitas politik. pembaca belajar tidak hanya tentang masalah tertentu, tetapi juga seberapa penting untuk melampirkan masalah itu dari jumlah informasi dalam sebuah berita dan posisinya.

Bernard Cohen mengatakan, Pers bukan hanya penyedia informasi dan opini, pers lebih penting dari itu. Pers mungkin tidak terlalu berhasil untuk menyuruh apa yang dipikirkan seseorang, tapi pers bisa berhasil menyuruh masyarakat atau publik tentang apa yang

15 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Mcquail, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), Edisi 6 – Buku 2, h. 276.


(34)

seharusnya mereka pikirkan16 .Secara garis besar, teori ini ialah apa yang dianggap penting oleh media, maka dianggap penting juga oleh masyarakat (publik)17 . Agenda seting berusaha menunjukkan isu-isu dan pencitraan yang penting serta menonjol ke dalam pikiran masyarakat18 . Dan selain itu juga, media yang secara tidak langsung mengkonstruk kepada kita mengenai apa yang penting dan tidak. Serta media juga yang mengatur isi pikiran kita mengenai apa yang harus kita lihat19 .

Teori ini juga mempunyai kemiripan dengan teori peluru yang menganggap media mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak. Yang membedakan dari kedua teori tersebut ialah teori peluru lebih membahas mengenai sikap (afektif), pendapat atau bahkan perilaku. Sedangkan agenda setting lebih membahas mengenai kesadaran dan pengetahuan (kognitif)20 .

16 Stanley J. Baran dan Dennis K. Davis, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), Edisi 5, h. 347.

17 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskoursus teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-3, h. 281.

18 Morissan, Teori Komunikasi Massa, Media, Budaya dan Masyarakat, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. Ke-2, h.91.

19 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. Ke-4, h.196.

20 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana 2009), Cet. Ke-4, h. 222.


(35)

2. Model Agenda Setting

Agenda setting yakni menghubungkan konsep yang spesifikasi dengan hubungan yang positif antara mengutamakan berita dan menganggap penting atas topik berita khalayak. Pertimbangan opini publik biasanya fokus kepada pembagian opini yang pro dan kontra setelah isu muncul dan sampai ke publik21.

Hipotesis agenda setting berasumsi bahwa agenda media dinyatakan menilai penting atau isu-isu yang menonjol diantara khalayak. Seperti yang biasa dinyatakan, hipotesis tidak menspesifikasikan ukuran yang tepat atas penonjolan isu tersebut dan hal tersebut bervariasi dalam penelitian saat ini yang memilik konsep bermacam-macam22.

Penelitian ini memiliki dua tujuan yang luas. Pertama menyampaikan pemeriksaan dari fungsi agenda-setting media massa termasuk tingkatan informasi khalayak yang beragam. Kedua yakni untuk menyampaikan bagaimana khalayak mendapatkan informasi yang mana mereka menerimanya dari media. Antara tujuan-tujuan tersebut mempengaruhi tentang isu-isu ekonomi23.

Isu-isu tersebut secara konspetual sebagai penyertaan informasi pada tiga tahap yang jelas, pertama: menyertakan masalah yang umum.

21 E. David Protess and Maxwell McCombs, Agenda Seting: Readings on media, public opinion, and policymaking, (Lawrence Erlbaum Associates: New Jersey, 1991), p.2.

22 Jack McLeod, Lee B. Becker, and James E. Byrnes, e. David L. Protess and Maxwell McCombs, Another Look at the agenda-setting function of the press, Agenda Seting: Readings on media, public opinion, and policymaking, (Lawrence Erlbaum Associates: New Jersey, 1991), p.47.

23 Marc Benton and P. Jean Frazier, e. David L. Protess and Maxwell McCombs, The Agenda-Setting Function of the Mass Media at Three Levels of “Information Holding”, Agenda Seting: Readings on media, public opinion, and policymaking, (Lawrence Erlbaum Associates: New Jersey, 1991), p.61.


(36)

Maslaah umum tersebut meliputi isu-isu seperti ekonomi, sistem politik, kritikan pemerintah, dan populasi yang berlebih merupakan masuk kedalam tahap pertama ini. Masuk pada tahap kedua: terdiri atas isu-isu yang pokok, termasuk masalah, penyebab, dan mengemukakan solusi. Ketiga: berisi informasi yang spesifik mengenai isu-isu yang pokok, termasuk pemikiran yang pro dan kontra tentang mengemukakan solusi dan hubungan personal atau kelompok untuk mengemukakan solusi itu24.

Model agenda-setting ini dioperasionalisasikan dengan berbagai cara. Model yang dimaksud ialah sebagai berikut25:

Gambar 2.1

Sifat-sifat stimulus menunjukkan karakteristik issues, termasuk jarak isues (apakah issue itu langsung atau tidak langsung dialami oleh individu), lama terpaan (apakah issues itu muncul atau mulai pudar), kedekatan geografis (apakah issues itu bertingkat lokal atau nasional), dan sumber (apakah disajikan pada media yang kredibel atau media yang tidak kredibel). Sifat-sifat khalayak menunjukkan variabel-variabel psikososial,

24 Marc Benton and P. Jean Frazier, e. David L. Protess and Maxwell McCombs, The Agenda-Setting Function of the Mass Media at Three Levels of “Information Holding”, Agenda Seting: Readings on media, public opinion, and policymaking, (Lawrence Erlbaum Associates: New Jersey, 1991), p.61.

25 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, dilengkapi contoh analisis statistik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-14, h. 69.


(37)

termasuk data demografis, keanggotaan dalam system sosial, kebutuhan, sikap, diskusi interpersonal, dan terpaan media26.

3. Proses Agenda Setting

Dalam sebuah teori mengenai agenda setting, terdapat proses-proses sehingga dapat menghasilkan sebuah perspektif bahwa “apa yang dianggap penting oleh media, maka di anggap penting juga oleh publik”. Seperti yang disebutkan Nurudin dalam bukunya yang mengutip dari Stephen W. Littlejohn, Proses tersebut beroperasi melalui tiga bagian, yakni27:

a. Agenda Media. Agenda media yang dimaksud disini ialah agenda media yang harus di format28. Proses ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana media memberitakan sebuah isu ketika pertama kali.

b. Agenda Publik. Agenda media dalam banyak hal memengaruhi atau berinteraksi dengan agenda publik atau kepentingan isu tentang publik29. Dari pernyataan tersebut memunculkan sebuah pertanyaan mengenai seberapa besar kekuatan media dalam mempengaruhi isu tersebut untuk sampai ke publik atau khalayak serta bagaimana sikap publik menanggapi isu tersebut.

c. Agenda Kebijakan. Agenda publik memengaruhi agenda kebijakan. Agenda kebijakan yakni pembuatan kebijakan publik yang dianggap

26 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, dilengkapi contoh analisis statistik, h. 69.

27 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), Cet. Ke-4, h.197.

28 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, h.198. 29 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, h.198.


(38)

penting oleh individu30. Sehingga, agenda kebijakan ini ialah tindakan lebih lanjut setelah agenda publik, yang mengakibatkan publik bergerak untuk membuat sebuah kebijakan yang menguntungkan atau dianggap penting bagi setiap individu.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotetsis Pada Penelitian ini antara lain:

Ho: Tidak adanya pengaruh pemberitaan Penangkapan Bambang Widjojanto di Metro TV terhadap Citra KPK pada Mahasiswa Aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ha: Adanya pengaruh pemberitaan Penangkapan Bambang Widjojanto di Metro TV terhadap Citra KPK pada Mahasiswa Aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(39)

24

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang berada di Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Telp (62-21) 740152, Fax (62-21) 7402982.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan sejak 3 Maret sampai dengan 20 Juli 2015.

B. Paradigma Penelitian

paradigma positivistic mengunakan logika berpikir deduktif. Hal tersebut menganggap suatu realitas akan berlaku umum dan bersifat sama di semua tempat.1 Jadi, pada paradigma ini memandang suatu fenomena jika diteliti pada tempat dan waktu yang berbeda, namun hasilnya tetap sama sehingga peneliti menggunakan paradigma tersebut pada penelitian ini.

C. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif (statistik), dengan menggunakan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.2

1 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. Ke- 2, h. 11.


(40)

D. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional survey. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk perbandingan.3

Ketika kita mengevaluasi hasil dari cross sectional survey, sangatlah penting untuk mempertimbangkan waktu kapan survey dilaksanakan. Hasil dari cross sectional survey dibatasi oleh waktu sehingga hasilnya bisa saja berbeda bila penelitian dilakukan di waktu yang berbeda bahkan bila sampelnya sama.

E. Jenis Penelitian

Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian kuantitatif-deskriptif, yang bertujuan untuk memaparkan, menyimpulkan berbagai keadaan atau variabel yang berasal dari khalayak yang menjadi objek penelitian berdasarkan apa yang terjadi4. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti objek penelitian dan kemudian menjelaskan apa yang diamatinya untuk menjelaskan kondisi sosial tertentu yang terjadi pada objek penelitiannya5.

F. Metode Penelitian

Serta metode survey untuk mengukur agenda publik. Dengan metode survei ini, memungkinkan peneliti menggeneralisasi suatu gejala atau variabel social tertentu kepada gejala atau variabel social dengan populasi yang lebih

3 Bambang & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2011), h. 45

4 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-5, h. 36.


(41)

besar6. Metode ini merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan angket atau kuesioner sebagai data primer dalam pengumpulan data7.

G. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini ialah pemberitaan mengenai tertangkapnya Bambang Widjojanto di Metro Tv. Peneliti memilih Metro Tv karena media ini secara dua minggu lebih selalu menayangkan berita mengenai Bambang Widjojanto secara eksklusif dan rinci. Sedangkan objek pada penelitian ini ialah Mahasiswa Aktivis yang membatasi Objek penelitian hanya pada Anggota Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas se- UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

H. Populasi, Sampel dan Unit Analisis

Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi, orang kebanyakan menghubungkannya dengan masalah-masalah kependudukan. Hal tersebut ada benarnya juga, karena itulah makna kata populasi yang sesungguhnya. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, kata populasi menjadi amat popular, dan digunakan di berbagai disiplin ilmu.

Dalam metode penelitian kata populasi amat popular, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.

6 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-5, h. 36.

7 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1989), Cet. Ke-1, h. 3 .


(42)

Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagianya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. Populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya secara kuantitatif8. Populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti, sedangkan Sampel yakni sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti9.

populasi merupakan seluruh responden dari Mahasiswa anggota Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas se-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam pengukuran agenda publik ini akan ditekankan pada agenda intrapersonal, apa yang dianggap penting oleh seorang individu. Pemilihan subjek tersebut dilakukan dengan pertimbangan:

Mahasiswa Aktivis yang dimaksud pada penelititan ini adalah anggota DEMA F se-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karena mahasiswa tersebut biasanya lebih memperhatikan-isu-isu publik dan menyikapi hal tersebut dengan kritis lewat forum diskusi. Peneliti memfokuskan survei penelitian ini pada Mahasiswa aktivis dengan harapan pengetahuan mereka lebih baik dari Mahasiswa lain.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 768 Orang yang terdiri dari sebelas fakultas se-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8 Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan public serta ilmu-ilmu social lainnya. (Jakarta: Kencana, 2009) h. 99.

9 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009), Cet. Ke-4, h. 151.


(43)

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Anggota Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

No. Fakultas Jumlah Anggota

1. Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK) 64 Orang

2. Dirasat Islamiyah (FDI) 60 Orang

3. Syariah dan Hukum (FSH) 91 Orang

4. Adab dan Humaniora (FAH) 76 Orang

5. Ushuluddin (FU) 71 Orang

6. Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) 80 Orang

7. Ekonomi dan Bisnis (FEB) 82 Orang

8. Sains dan Teknologi (FST) 62 Orang

9. Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISIP) 57 Orang

10. Psikologi (FPsi) 60 Orang

11. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) 65 Orang

Jumlah 768 Orang

Metode sampling adalah pembicaraan bagaimana menata berbagai teknik dalam penarikan atau pengambilan sampel penelitian, bagaimana kita merancang tata cara pengambilan sampel agar menjadi sampel yang representatif. Dengan tidak melupakan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memperoleh sampel yang representatif, peneliti memulai mengenal keseragaman dan ciri-ciri khusus populasi. Pekerjaan ini menuntut ketelitian. Dari ketelitian ini kemudian peneliti menentukan rancangan yang dipakai dalam mengambil sampel10.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rancangan sampling nonprobabilitas ialah penarikan sampel yang tidak penuh dilakukan dengan dengan mengunakan hukum probabilitas, artinya bahwa tidak semua unit populasi

10 Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan public serta ilmu-ilmu social lainnya. (Jakarta: Kencana, 2009) h. 111-112.


(44)

memiliki kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian11. Peneliti juga menggunakan teknik sampling purposive, teknik ini mencakup orang-orang yang di seleksi karena kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian ini12.

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 88 orang. Pengambilan jumlah sampel didasarkan atas perhitungan menggunakan rumus Slovin dengan taraf kepercayaan sampel terhadap populasi sebesar 90% atau taraf kesalahan 10%. Rumus perhitungan besaran sampel13.

Keterangan: n : Ukuran Sampel N : Ukuran Populasi

e : Batas toleransi kesalahan (error tolerence) dalam penelitian ini sebesar 0,1.

Sehingga, perhitungan pengambilan sampel sebagai berikut:

n = 88,47 (dibulatkan menjadi 88)

Maka, Jumlah Sampel pada penelitian ini ialah sebanyak 88 Orang.

11 Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan public serta ilmu-ilmu social lainnya. h. 109.

12 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009), Cet. Ke-4, h. 156.


(45)

Kemudian, untuk mengukur banyaknya sampel tiap fakultas, peneliti juga membaginya menggunakan rumus:

Keterangan:

ni = jumlah sampel tiap fakultas

n = jumlah seluruh sampel pada penelitian N = jumlah seluruh populasi

nx = jumlah anggota tiap fakultas

Sampel FITK

Maka, Jumlah Sampel FITK sebanyak 7 Orang. Sampel FDI

Maka, Jumlah Sampel FDI sebanyak 7 Orang. Sampel FSH


(46)

Sampel FAH

Maka, Jumlah Sampel FAH sebanyak 9 Orang. Sampel FU

Maka, Jumlah Sampel FU sebanyak 8 Orang. Sampel FIDIKOM

Maka, Jumlah Sampel FIDIKOM sebanyak 9 Orang. Sampel FEB

Maka, Jumlah Sampel FEB sebanyak 9 Orang. Sampel FST

Maka, Jumlah Sampel FST sebanyak 8 Orang. Sampel FISIP


(47)

Maka, Jumlah Sampel FISIP sebanyak 7 Orang. Sampel FPsi

Maka, Jumlah Sampel FPsi sebanyak 7 Orang. Sampel FKIK

Maka, Jumlah Sampel FKIK sebanyak 7 Orang.

Tabel 3.2

Gambaran Sampel Anggota Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

No. Fakultas Jumlah Jumlah Sampel

1. FITK 64 Orang 7

FDI 60 Orang 7

3. FSH 91 Orang 10

4. FAH 76 Orang 9

5. FU 71 Orang 8

6. FIDIKOM 80 Orang 9

7. FEB 82 Orang 9

8. FST 62 Orang 8

9. FISIP 57 Orang 7

10. FPsi 60 Orang 7

11. FKIK 65 Orang 7


(48)

Jadi, dari pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel dari FITK sebanyak tujuh orang, FDI sebanyak tujuh orang, Sepuluh orang berasal dari FSH, FAH mendapatkan sampel sebanyak Sembilan orang, tujuh orang dari FU, FIDIKOM mendapatkan sebanyak Sembilan orang, FEB Sembilan orang, delapan orang berasal dari FST, FISIP, FPsi dan FKIK sebanyak tujuh orang.

I. Oprasionalisasi Konsep

Konsep ialah generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama14. Menjelaskan konsep dan definisi operasionalisasi penelitian merupakan sebuah hal yang wajib. Karena ini merupakan sebuah kerangka acuan peneliti dalam mendisain sebuah instrument penelitian.

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu dua dari variabel bebas dan satu dari variable terikat. Variabel bebas dari penelitian ini yaitu Pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto di Metro TV terdapat dua unsur yaitu Agenda Publik dan Agenda Kebijakan. Sedangkan untuk variabel terikatnya yaitu Citra KPK.

14 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-5, h. 57.


(49)

Tabel 3.3

Operasionalisasi Konsep

Variabel Dimensi Indikator Pengukuran Skala

genda Pu bl ik Individual Issue salience (penonjolan pribadi) Penonjolan Pemberitaan Penangkapan Bambang Widjojanto di Metro TV

1. Sangat Setuju 2. Setuju

3. Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak

Setuju Ordinal Familiarity (Keakraban) Mengukur keakraban Objek terhadap pemberitaan Bambang Widjojanto di Metro TV dalam sehari Favorability (Kesenangan) Tayangan pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto di Metro TV bersifat informatif Tayangan pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto di Metro TV bersifat aktual Tayangan pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto di Metro TV bersifat akurat A genda K ebi jaka n Supported (Dukungan) Mendukung Bambang Widjojanto Mendukung KPK Mendukung Polri


(50)

Likelihood of Action (Kesamaan kegiatan) Pernah mengikuti kegiatan yang membela Bambang Widjojanto Aktif dalam organisasi anti-korupsi Freedom of Actiom

(Kebebasan bertindak) Kepercayaan terhadap Bambang Widjojanto Kepercayaan terhadap KPK Kepercayaan terhadap Polri C it ra KP K Persepsi Mengikuti Pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto

1. Sangat Setuju 2. Setuju

3. Ragu-ragu 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak

Setuju Ordinal Mengamati Pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto Mengamati kasus KPK dan Polri

Kognisi Kepercayaan terhadap KPK Mendapatkan Informasi yang cukup mengenai Pemberitaan Penangkapan bambang Widjojanto Motif Pernah mengikuti kegiatan yang membela Bambang Widjojanto Aktif dalam organisasi anti-korupsi Sikap Mendukung Bambang Widjojanto


(51)

Mendukung Terhadap KPK Mendukung Terhadap Polri

J. Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian, kualitas pengumpulan data merupakan unsur yang penting karena berkaitan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.15 Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian ini, maka dilakukan pengumpulan data primer melalui:

1. Angket atau Kuesioner

Angket atau Kuesioner ini merupakan teknik pengumpulan data dilakukan melalui pembuatan daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis dengan jumlah pilihan jawaban yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dijawab responden16.

2. Dokumentasi

Cara ini merupakan pengumpulan data yang diperoleh dari catatan (data) yang telah tersedia atau telah dibuat oleh pihak lain17. Serta mengumpulkan dokumen-dokumen terkait dengan penelitian ini.

15 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. Ke-20, h. 137.

16 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. Ke-20, h. 142.

17 Hamid, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. (Malang: UMM Press, 2010), cet. ke-3, h. 140.


(52)

3. Wawancara

Wawancara ini ialah proses mendapatkan data penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung atau tatap muka antara peneliti atau pewawancara dengan responden18.

Sedangkan untuk Data Sekunder yang dipeoleh peneliti pada penelitian ini melalui studi literature yang relevan dengan permasalahan penelitian. Sumber-sumber literature dapat berupa buku, makalah ilmiah, jurnal, internet, maupun penelitian-penelitian yang telah dipublikasikan melalui jurnal-jurnal penelitian ilmiah. Data tersebut kemudian dikumpulkan dan dikaitkan dengan topik penelitian sehingga dapat menjelaskan konsep dan ide peneliti.

K. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses untuk menyederhanakan suatu data dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah untuk digambarkan atau diinterpretasikan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif untuk dapat mengukur pengaruh dari unsur – unsur pemberitaan penangkapan Bambang Widjojanto terhadap citra KPK yang dilakukan pada Mahasiswa Aktivis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam mengukur data yang akan diambil dari responden peneliti menggunakan skala pengukuran likert. Berikut pengukuran dengan skala likert dalam penelitian ini:

18 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-5, h. 126.


(53)

Tabel 3 .4 Bentuk Pengskalaan

No. Alternatif Jawaban Positif Negatif

1 Sangat Setuju 5 1

2 Setuju 4 2

3 Ragu – Ragu 3 3

4 Tidak Setuju 2 4

5 Sangat Tidak Setuju 1 5

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variable dependen, variable independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal19.

Ada beberapa cara mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah20:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.

19 Nasrullah, “Pengaruh Account Officer Terhadap Minat Nasabah Dalam Menggunakan Produk Pembiayaan Murabahah Pada Koperasi Serba Usaha Ubasyada Ciputat” (Skripsi S1fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 45.

20 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004), h. 24.


(54)

2) Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi heteroskedastisitas ialah apabila variasi dari faktor pengganggu selalu sama pada data pengamatan yang satu ke data pengamatan yang lain. Jika ciri ini terpengaruhi, berati variasi faktor pengganggu pada kelompok data tersebut bersifat homoskedastik21.

2. Uji Koefisien Korelasi

Penggunaan uji koefisien korelasi juga disebabkan karena penggunaan variabel bebas dalam penelitian ini yeng lebih dari satu dalam mempengaruhi variabel terikat. Sehubungan dengan penggunaan uji regresi linear multiple maka dalam penelitian ini juga dibutuhkan untuk pengujian koefisien korelasi, hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kadar atau derajat hubungan untuk penggunaan variabel bebas yang lebih dari satu. Untuk rumus dari uji koefisien korelasi terdapat dua macam yaitu:22

21Nasrullah, “Pengaruh

Account Officer Terhadap Minat Nasabah Dalam Menggunakan Produk Pembiayaan Murabahah Pada Koperasi Serba Usaha Ubasyada Ciputat” h. 46.

22 Yusri, Statistika Sosial: Aplikasi dan Interpretasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), cet ke-1, h. 265.


(55)

Dimana:

Ry.x1.x2 = koefisien korelasi multiple antara Y dan kombinasi X1 dan X2. syx1x2 = kekeliruan baku taksiran

sy = simpangan baku untuk variabel Y n = banyak data

K = banyak variabel bebas X

3. Uji Regresi Linear Multipel

Dalam penelitian ini untuk menganalisis hubungan, peneliti menggunakan uji regresi linear multipel. Uji regresi linear multipel bertujuan untuk menanalisis antara dua variabel atau lebih variabel independent dengan variabel dependent tunggal. Alasan penggunaan uji regresi linear multiple ini dikarenakan dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yang mempengaruhi satu variabel terikat. Dua variabel bebas yang terdapat dalam penelitian ini yaitu expertise dan trustworthiness, dimana kedua variabel tersebut akan mempengaruhi variabel terikat yaitu brand image. Rumus dari penggunaan uji regreni linear multiple yaitu:

Y = a

0

+a

1

X

1

+a

2

X

2

+a

3

X

3

+…….+a

k

X

k


(56)

L. Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar – benar mengukur apa yang diukur, dan menyangkut mengenai akurasi sebuah instrumen.23 Pada uji validitas ini akan mengukur yang seharusnya dapat diukur untuk menentukan sebuah akurasi perhitungan secara nyata. Uji validitas dalam penelitian biasanya mengukur hubungan atau pengaruh dari dua variabel atau lebih. Variabel yang diukur biasanya variabel bebas atau biasa dilambangkan dengan (x) dan variabel terikat atau biasa dilambangkan dengan (y).

2. Uji Reabilitas Data

Uji realibilitas data yaitu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan, uji realibilitas juga menunjukkan sejauh mana sebuah alat ukur dikatakan konsisten jika dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama.24 Uji realibilitas data ini biasanya digunakan dalam penelitian untuk menguji konsistensi dari hasil sebuah pengukuran yang telah dilakukan. Jika sebuah pengukuran dilakukan sebanyak dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan pengukuran yang sama pula maka data yang didapat bisa dikatakan data yang diukur layak untuk digunakan.

23 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2011), cet ke-1, h. 132.

24 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, h.130.


(57)

42

A. METRO TV

Gambar 4.1

Logo PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV)

Sumber: aora.tv1

PT. Media Televisi Indonesia telah mengantongi izin siar untuk Metro Tv pada 25 Oktober 1999. Metro tv juga merupaka anak perusahaan dari Media Grup, yang dikepalai oleh Surya Paloh, CEO perusahaan yang berpengalaman dalam industry media lokal dan surat kabar tiga besar di Indonesia. Media Indonesia, awal mulai merintis, perusahaan ini hanya mempekerjakan sebanyak 280 karyawan, namun sekarang sudah lebih dari 1200 karyawan yang berkerja di perusahaan tersebut, kebanyakan dari mereka bekerja pada bagian newsroom dan area produksi2.

1 http://www.aora.tv/channel/detail/49/metro-tv, di akses pada tanggal 2 April 2015, pukul 11.48 WIB.

2 About Us, http://www.metrotvnews.com/aboutus, diakses pada tanggal 2 April 2015, pukul 11.42 WIB.


(58)

METRO TV merupakan televisi berita pertama yang menayangkan berita selama 24 jam di Indonesia. Media ini mulai mengudara pertama kali pada 25 November 20003. Sebelumnya, Surya Paloh juga pernah merintis usahanya di bidang pers ketika mendirikan surat kabar harian PRIORITAS, yang dibredel oleh pemerintah pada tanggal 29 Juni 1987 karena dinilai terlalu berani4. Pada tahun 1989, ia mengambil alih Media Indonesia, yang kini tercatat sebagai tiga besar surat kabar dengan jumlah barang yang diedarkan terbesar di Indonesia.

Seiring dengan adanya kemajuan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah televisi berita mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media elektronik. Metro TV bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya, dan lainnya lagi guna mencerdaskan bangsa. Metro TV terdiri dari 70 % berita ( news ), yang ditayangkan dalam 3 bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, ditambah dengan 30 % program non berita (non news) yang edukatif. Metro TV mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 dengan 12 jam tayang. Kemudian, sejak 1 April 2001 Metro TV sudah mulai mengudara selama 24 jam.

Metro TV dapat ditangkap secara teresterial di 280 kota yang tersebar di Indonesia, yang dipancarkan dari 52 transmisi. Selain secara teresterial, siaran

3 About Us, http://www.metrotvnews.com/aboutus, diakses pada tanggal 2 April 2015, pukul 11.42 WIB.

4 Wulan Maulidia, “Analisis Regulasi Kampanye Pemilu 2014 di Media Penyiaran,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 78.


(59)

Metro TV dapat tangkap melalui televisi kabel di seluruh Indonesia, melalui Satelit Palapa 2 ke seluruh negara-negara ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian Australia serta Jepang.

Metro TV melakukan kerjasama dengan beberapa televisi asing yaitu kerjasama dalam pertukaran berita, kerjasama pengembangan tenaga kerja dan banyak lagi. Stasiun televisi tersebut adalah CCTV, Channel 7 Australia, dan Voice of America (VOA). Selain bekerjasama dengan stasiun televisi Internasional, Metro TV juga memiliki Internasional kontributor yang tersebar di Jepang, China, USA, dan Inggris. Dengan kerjasama internasional ini Metro TV berusaha untuk memberikan sumber berita mengenai keadaan dalam negeri yang dapat dipercaya dan komprehensif kepada dunia luar dan juga hal ini mendukung Metro TV untuk menjadi media yang secara cepat, tepat dan cerdas dalam mendapatkan beritanya.

1. Visi5

Menjadikan stasiun televise din Indonesia yang berbeda dengan monomer satukan berita, menawarkan program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas. Menyediakan kesempatan beriklan dengan konsep yang unik dan mencapai kesetiaan dengan penonton dan pengiklan.

5 About Us, http://www.metrotvnews.com/aboutus, diakses pada tanggal 2 April 2015, pukul 11.42 WIB.


(60)

2. Misi6

a. Untuk mendorong dan mempromosikan kemajuan bangsa dan negara menuju kearah demokratif dalam persaingan di era globalisasi dengan menjunjung tinggi penghargaan moral dan etika.

b. Untuk memasukkan sesuatu yang berharga kedalam industry pertelevisian dengan memberikan pandangan baru, meningkatkan penyajian informasi yang berbeda dan menawarkan hiburan yang berkualitas sebagai alternatif. c. Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan

menambah asset perusahaan, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para karyawannya dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham.

3. Target Audience7

Jika stasiun televisi lain hanya menyajikan 90% Hiburan (Entertainment) baru sisanya berita (News), maka Metro Tv menyajikan Berita (News) sebanyak 70% dan sisanya bukan berita (Non News), termasuk hiburan (Entertainment), Showbiz , kecuali sinetron.

Kemudian waktu tayang televise lain yang masih bersifat memulai dan mengakhiri sebuah siaran. Sedangkan Metro Tv 24 jam tayang non-stop. Lalu target penonton (audience) Metro TV ialah pria (Male) atau wanita (Female) usia 20 tahun ke atas dengan besarnya pengeluaran rata-rata per bulan oleh tiap

6 About Us, http://www.metrotvnews.com/aboutus, diakses pada tanggal 2 April 2015, pukul 11.42 WIB.

7 Wulan Maulidia, “Analisis Regulasi Kampanye Pemilu 2014 di Media Penyiaran,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 81-82.


(61)

individu untuk memenuhi kebutuhannya dan tidak termasuk tabungan (expenditure) dari Rp 1.750.001 sampai di atas Rp 3.500.000.

B. Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA)

Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) merupakan sebuah organisasi intra kampus. Sejak tahun ajaran 2014-2015 ini nama tersebut sudah resmi mulai dipakai pada seluruh fakultas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Sebelumnya, seluruh organisasi intra kampus ini menggunakan nama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). DEMA sendiri terbagi kedalam 2 tingkat, fakultas dan universitas. Dalam DEMA Universitas ini, baru berjalan aktif kembali sekitar 2011 silam yang sebelumnya sempat vakum pada 2009. Berikut daftar DEMA tingkat fakultas:

1. DEMA Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FITK)8

Akarab dengan sapaan DEMA FITK, dema ini merupakan salah satu DEMA tertua di UIN Syarif Hidayatullah. Berawal dari fakultasnya sendiri yang merupakan fakultas tertua di lingkungan UIN SYarif Hidayatullah Jakarta. Embrio FITK ini adalah Jurusan Pendidikan Agama pada Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) yang berdiri pada 1 Juni 1957. Ketika ADIA di Jakarta dan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) di Yogyakarta digabung menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyah pada tahun 1960, IAIN cabang Jakarta diserahi tugas mengelola

8 Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, (Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Univeristas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 60-61.


(1)

no. responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 JUMLAH 1 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 4 4 3 4 3 2 4 4 3 73 2 2 3 2 4 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 2 2 65 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 5 3 3 4 4 2 5 4 5 79 4 5 5 3 1 3 5 5 3 5 5 5 1 3 3 5 5 1 5 4 5 5 4 5 91 5 3 3 2 3 1 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2 65 6 3 3 2 2 4 4 3 3 3 2 4 2 2 2 3 2 4 4 4 5 5 3 3 72 7 3 3 2 1 1 4 3 3 3 4 4 3 1 1 3 4 3 4 3 3 4 3 3 66 8 3 3 3 4 2 5 4 4 4 3 3 3 1 5 5 3 3 4 4 3 5 3 3 80 9 2 3 3 1 1 2 2 2 3 3 3 3 1 1 3 3 2 5 3 2 4 3 3 58 10 4 4 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 2 2 3 4 2 4 3 2 4 4 3 73 11 2 4 2 4 5 4 5 5 5 5 5 1 4 5 4 4 1 5 3 4 5 2 5 89 12 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 67 13 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3 4 1 4 2 1 4 4 3 66 14 5 5 1 2 2 4 5 5 5 5 4 1 1 1 4 5 1 5 5 1 4 4 4 79 15 4 4 4 2 2 4 3 4 3 4 3 2 2 2 4 3 3 5 4 3 5 3 4 77 16 3 4 3 2 2 5 3 5 4 3 5 3 2 2 4 4 3 5 5 2 5 3 3 80 17 3 3 2 3 2 3 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 4 2 5 4 4 72 18 5 5 4 3 4 3 1 4 3 1 5 5 1 1 5 5 1 5 5 2 5 2 3 78 19 5 5 4 3 3 4 3 4 5 1 5 3 3 3 4 5 4 5 3 5 5 5 3 90 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 82 21 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 5 4 2 4 2 4 78 22 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 1 4 3 2 3 2 3 62 23 3 4 2 2 3 5 5 4 4 3 2 4 2 2 4 4 2 5 4 3 4 4 3 78 24 3 5 1 3 3 5 5 5 5 3 5 3 3 3 5 5 1 5 5 3 5 1 5 87 25 3 4 2 2 3 5 5 5 5 3 3 3 3 4 5 5 1 5 3 3 3 4 5 84 26 3 4 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 2 5 3 3 5 3 4 76 27 1 2 4 3 2 2 3 3 2 4 3 2 2 2 3 2 1 5 3 3 4 3 2 61 28 2 3 3 3 2 4 3 4 4 3 4 3 2 1 3 3 1 5 4 3 3 2 3 68 29 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 1 3 3 1 3 2 3 60 30 5 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 1 2 4 4 2 4 3 4 4 4 3 75 31 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 67 32 3 4 3 2 2 3 4 3 5 3 5 3 2 2 4 4 1 5 4 3 5 3 3 76 33 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 108 34 2 5 3 4 2 5 4 4 5 2 4 3 4 1 4 4 1 5 3 3 5 2 4 79 35 4 4 3 2 2 4 3 4 4 3 4 3 1 1 4 4 3 5 3 3 4 3 3 74 36 2 4 2 2 3 5 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 2 5 3 2 4 3 4 75 37 4 4 2 2 2 4 3 4 4 3 4 4 2 2 3 4 3 5 4 3 5 3 3 77 38 3 4 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 5 3 1 3 3 2 3 4 4 65 39 3 4 4 2 2 3 4 3 3 4 3 3 1 2 4 5 1 5 3 5 5 2 4 75 40 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 5 3 2 4 4 3 72 41 2 3 3 2 2 5 5 5 4 3 4 3 2 2 4 4 5 4 5 4 5 2 4 82 42 3 4 3 2 2 4 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 2 5 4 2 5 3 4 77 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 73 44 4 2 3 5 2 3 3 4 2 3 4 3 2 5 3 2 3 2 1 2 3 2 3 66 45 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 2 71 46 1 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 98 47 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 105 48 3 4 4 2 5 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 2 4 4 3 78 49 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 4 2 4 2 2 2 56


(2)

50 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 2 2 3 3 2 4 4 2 4 3 4 76 51 3 3 5 2 1 3 2 1 3 4 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 5 1 62 52 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 3 2 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 83 53 5 5 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 2 2 4 4 3 5 3 4 5 4 3 79 54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 86 55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 87 56 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 83 57 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 82 58 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 75 59 5 5 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 4 2 4 4 4 72 60 5 5 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 79 61 3 3 2 2 4 4 2 4 3 2 4 4 2 2 3 3 2 4 3 1 4 3 3 67 62 5 3 1 5 5 4 4 4 5 2 3 4 5 1 4 1 1 5 3 2 5 4 3 79 63 4 4 2 4 3 4 4 4 4 2 3 4 1 3 3 4 2 4 4 2 4 4 3 76 64 3 4 3 1 1 4 4 3 3 3 4 4 4 1 3 3 3 5 3 2 5 3 4 73 65 4 4 1 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 5 3 3 5 4 3 79 66 3 4 2 2 2 3 4 4 3 3 2 3 2 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 69 67 4 4 2 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 78 68 1 1 4 2 3 2 3 1 2 3 4 3 2 3 2 5 4 2 3 4 3 3 4 64 69 2 3 2 2 2 3 4 2 2 4 2 3 4 2 3 2 2 4 2 2 4 2 3 61 70 1 4 3 2 2 4 5 5 5 4 4 3 2 2 3 4 1 5 3 3 4 2 4 75 71 5 3 3 2 2 3 3 1 4 3 3 3 1 1 4 4 3 5 4 1 5 3 5 71 72 5 3 2 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 5 3 1 5 3 3 69 73 5 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 5 3 3 4 3 3 73 74 3 5 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 1 3 3 2 4 3 3 74 75 5 5 3 4 2 4 5 5 4 1 5 2 3 4 5 5 1 5 4 5 5 3 4 89 76 2 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 2 2 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 77 77 2 2 5 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 4 3 2 4 2 3 67 78 4 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 5 5 2 4 3 3 71 79 4 3 2 2 2 4 3 4 4 3 4 4 2 2 3 3 1 5 4 1 5 4 2 71 80 4 3 2 2 2 4 3 4 4 3 4 4 2 2 3 3 2 5 4 1 5 4 2 72 81 4 3 2 2 2 4 3 4 4 2 4 4 2 3 3 2 2 4 4 2 5 4 5 74 82 4 4 2 2 5 4 3 4 4 3 2 3 4 4 5 5 2 5 3 3 5 4 3 83 83 3 4 3 2 2 3 4 4 4 3 3 3 1 2 4 4 3 5 4 3 4 3 4 75 84 4 4 4 2 2 4 2 3 3 3 3 4 1 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 74 85 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 1 4 3 1 4 1 4 66 86 3 4 2 2 2 4 3 4 3 2 4 4 2 2 4 4 3 4 4 2 4 3 3 72 87 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 5 5 3 5 5 5 3 3 3 3 3 79 88 3 5 4 2 2 5 5 5 3 2 5 3 2 2 4 5 1 5 3 3 5 1 5 80


(3)

No. Tgl Program Berita Judul Berita Lama Durasi Penempatan Berita F(i) Isi Pemberitaan Tone

1 Headline News Demo Kecam KPK 3 1 2 2

2 Bambang Widjojanto ditangkap Polisi 1 4 3 1

3 Save KPK, Save Polri 4 3 2 1

4 Bambang Widjojanto resmi di tahan 4 1 1 1

5 BW ditangkap Polisi 4 2 1 1

6 Penangguhan penahanan Bambang Widjojanto 4 2 1 1

7 Bambang Widjojanto berstatus tersangka 4 2 1 1

8 Wakil Ketua KPK ditangkap 1 2 1 1

9 BW Ditangkap Polisi 3 2 1 1

10 Penangguhan Penahanan Bambang Widjojanto 1 3 1 1

11 Penahanan BW Ditangguhkan 2 3 1 1

12 BW ditangkap polisi 1 3 1 1

13 Penangguhan penahanan Bambang Widjojanto 4 1 1 1

14 Penangkapan BW Tajuk utama media 4 1 1 1

15 Metro Siang Kasus penangkapan BW 4 1 1 1

16 Kasus penangkapan BW 4 1 1 1

17 Desakan Pembentukan Komite Etik KPK 2 1 3 1

18 Jokowi panggil sejumlah pejabat 3 1 3 1

19 Pasca penangkapan Bambang Widjojanto 4 2 1 1

20 Kasus penangkapan BW 3 2 1 1

21 Jokowi Gelar pertemuan tertutup 2 1 3 1

22 Penangkapan Bambang Widjojanto 4 1 1 1

23 Pasca penangkapan Bambang Widjojanto 4 1 1 1

25 Top News Wakil Ketua KPK dilaporkan 2 1 1 2

26 Wakil Ketua KPK tersangka 3 1 1 1

27 Pasca BW bebas 2 1 1 1

Primetime News

1 1 24

24-Jan

Selamatkan KPK & Polri 4 2

Metro Hari ini Primetime News Headline Malam 23-Jan

Metro Pagi

DAFTAR PEMBERITAAN PENANGKAPAN BAMBANG WIDJOJANTO DI METRO TV PRIODE TANGGAL 23 JANUARI – 8 FEBRUARI 2015

5

24 Metro Sore


(4)

28 Pasca BW dibebaskan 1 1 3 1

29 Wakil Ketua KPK tersangka 3 2 1 1

30 Jokowi gelar pertemuan tertutup 2 2 3 1

31 Pasca BW bebas 3 2 1 1

32 Kasus Penangkapan BW 4 2 1 1

33 Pasca penangkapan Bambang Widjojanto 3 2 1 1

34 Wakil Ketua KPK tersangka 3 2 1 1

35 Kasus penangkapan BW 2 2 1 1

36 Wakil ketua KPK tersangka 3 2 1 1

37 Pasca penangkapan BW 4 2 1 1

38 Metro Siang Polemik Kasus BW 3 1 1 1

39 Metro Sore Polemik Kasus BW 3 2 3 1

40 Tolak pelemahan KPK 2 2 1 2

41 BW dilaporkan Bonaran ke Polisi 3 1 3 2

42 Kasus Bambang Widjojanto 4 1 1 1

43 Kelanjutan kasus BW 2 1 2 1

44 Polemik kasus BW 2 1 1 1

45 Dukungan untuk KPK 4 1 1 1

46 BW dilaporkan Bonaran ke Polisi 1 1 3 2

47 Dukungan untuk KPK 3 1 1 1

48 Tolak pelemahan KPK 1 1 1 2

49 Polemik kasus BW 3 1 1 1

50 Tolak pelemahan KPK 3 1 1 2

51 Polemik kasus BW 4 2 1 1

52 Metro This Week Lagi, KPK-Polri bersitegang 4 1 1 1

53 Metro Pagi Save KPK-Polri 4 1 3 1

54 Metro Kini Save KPK-Polri 3 2 3 1

55 6 tokoh diundang presiden ke istana 2 2 3 1

56 Jangan ada kriminalisasi 2 2 3 2

57 Headline News Bambang Widjojanto tersangka 4 5 1 1

58 Akhiri Polemik KPK-Polri 4 1 3 1

59 Praperadilan kasus BW 3 1 2 1

25-Jan

Metro Siang 8 – 11

24

Primetime News Metro Hari ini

Metro Kini Metro Pagi Metro Malam


(5)

60 Polemik kasus BW 4 2 1 1

61 Akhiri Polemik KPK – Polri 4 1 3 1

62 Pengacara BW datangi KPK 2 1 1 1

63 Praperadilan kasus BW 1 1 2 1

64 BW ajukan pengundurkan diri sementara 1 1 1 1

65 Akhiri Polemik KPK – Polri 2 1 3 1

66 KPK minta pengamanan TNI 4 2 1 1

67 BW mengundurkan diri 4 1 1 1

68 Praperadilan kasus BW 1 1 2 1

69 Akhiri polemik KPK-Polri 4 1 3 1

70 Jaga wibawa polri – KPK 4 2 3 2

71 Bambang Widjojanto mundur 3 2 1 1

72 Pemberhentian pimpinan KPK 2 2 3 1

73 KPK tolak BW mundur 2 2 1 2

74 Pengunduran diri sementara BW 2 2 1 1

75 Save KPK-Polri 1 2 1 1

76 Metro Siang BW Mengundurkan diri 4 3 1 1

77 Polemik Kasus BW 2 1 3 2

78 BW mengundurkan diri 4 1 1 1

79 Komnas HAM datangi KPK 1 1 1 1

80 Bambang Widjojanto Mundur 3 1 3 1

81 Akhiri Polemik KPK – Polri 4 2 3 1

82 Aksi dukung KPK & Polri 3 2 3 1

83 Metro Malam Menanti sikap presiden 3 2 3 1

84 Metro Siang Tim Sembilan 2 2 3 1

Polemik KPK – Polri 3 1 3 1

86 Presiden Panggil Tim 9 3 1 3 1

Status BW ditangan Presiden 3 2 3 1

88 Kemelut KPK – Polri 3 2 1 1

89 KPK-Polri: Selamatkan Indonesia! 4 2 2 1

90 Penyelamatan KPK & Polri 4 1 3 1

91 Status BW di tangan Presiden 3 1 1 1

26-Jan

29-Jan Metro Siang 28-Jan

Metro Sore

Metro Hari ini Metro Hari ini Metro Sore Metro Kini

27-Jan

Metro Malam

10

6

2 21 Metro hari ini

Metro Sore


(6)

92 Metro Siang Akhiri Polemik KPK – Polri 1 2 3 1

93 Metro Sore Penyelamatan KPK & Polri 1 1 3 1

94 Metro Hari ini Komnas HAM panggil Budi Waseso 1 1 2 1

95 Metro Malam Komnas HAM panggil Kabareskrim 3 2 3 1

96 Metro Pagi Bareskrim akan periksa BW 3 2 1 1

97 Bareskrim akan periksa BW 3 1 1 2

98 Proses penangkapan BW dipersoalkan 4 1 1 2

99 2-Feb Metro Pagi Save KPK-Polri 4 1 3 1

100 Metro Malam Penyelamatan KPK & Polri 1 1 3 1

101 3-FebMetro Hari ini Akhiri Polemik KPK – Polri 4 2 1 3 1

102 4-Feb Metro Malam Aksi dukung KPK & Polri 3 2 1 3 1

103 5-FebMetro Kini Polemik KPK – Polri 3 1 1 3 1

104 Metro Siang Tim Sembilan 2 2 3 1

105 Metro Sore Penyelamatan KPK & Polri 1 1 3 1

106 7-Feb Metro Malam Kemelut KPK – Polri 3 2 1 1 1

107 8-Feb Metro Pagi KPK-Polri: Selamatkan Indonesia! 4 2 1 2 1

Metro Kini 1-Feb

30-Jan

6-Feb 2

4

3