19 kelompok. Pertanyaan bisa bervariasi dari mulai pertanyaan yang
bersifat umum hingga yang bersifat spesifik.
Tahap 3 : Heads Together Pada tahap ini, semua anggota kelompok mendiskusikan
pertanyaan dari guru dan memastikan setiap anggota mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut.
Tahap 4 : Answering Pada tahap ini, guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan
nomor yang dipanggil mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru untuk seluruh kelas.
2.2 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mencobakan dua macam model pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD dan NHT, kemudian akan dilihat rata-rata KPS dan nilai hasil
belajar dari masing-masing model tersebut. Dalam pembelajaran IPA pemilihan model dan metode mengajar sangat menentukan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Ada beberapa model atau metode yang dapat mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan pembelajaran salah satunya adalah
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD X
1
dan tipe NHT X
2
, sedangkan variabel terikatnya adalah KPS dan hasil belajar. Dalam penelitian ini ada dua
KPS dan dua hasil belajar yang diukur yaitu KPS pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD Y
11
dan KPS pada tipe NHT Y
21
, serta hasil belajar
20 pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD Y
12
dan hasil belajar pada tipe NHT Y
22
, kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui mana yang lebih tinggi rata-rata KPS dan hasil belajar siswa. Untuk memberikan
gambaran yang lebih jelas disajikan dalam diagram berikut:
Gambar 2.1 Model teoretis perbandingan KPS dan hasil belajar fisika siswa antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe NHT
Pembelajaran model kooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan
siswa yang heterogen. Dimana model ini dipandang sebagai metode yang paling sederhana dan langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berdampak pada peningkatan KPS siswa. Hal ini disebabkan siswa diberi kesempatan untuk
melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan. Dalam model
pembelajaran ini, masing-masing kelompok beranggotakan 4 – 5 orang yang dibentuk dari anggota yang heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan
yang berasal dari berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang
X
1
Y
11
Y
12
X
2
Y
21
Y
22