Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

9 Berdasarkan pendapat tersebut, KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan model ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan model ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Keterampilan proses mencakup keterampilan berpikir keterampilan intelektual yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh siswa melalui proses belajar mengajar dikelas, yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan tentang produk IPA. Keterampilan proses perlu dikembangkan untuk menanamkan sikap ilmiah pada siswa. Semiawan dalam Nuh 2010: 1 berpendapat bahwa terdapat empat alasan mengapa KPS diperlukan dalam proses belajar mengajar sehari-hari yaitu, 1 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa 2 Adanya kecenderungan bahwa siswa lebih memahami konsep- konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang konkret 3 Penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bersifat mutlak 100 , tapi bersifat relatif 4 Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik. Model ilmiah merupakan dasar dari pembentukan pengetahuan dalam sains. Model ilmiah dapat diartikan sebagai cara untuk bertanya dan menjawab pertanyaan ilmiah dengan membuat obsevasi dan melakukan eksperimen. Menurut Supatmo 2009: 13, terdapat lima keterampilan dalam KPS, yaitu: 10 a Keterampilan mengamati 1. Menggunakan sebanyak mungkin alat indera. 2. Memperhatikan banyak segi atau ciri. 3. Memiliki sendiri informasi yang relevan dengan masalah yang dihadapi. b Keterampilan merumuskan hipotesis 1. Menjelaskan mengapa sesuatu terjadi atau alasan alasan untuk pengamatan. 2. Menggunakan pengetahuan sebelumnya. 3. Menunjukkan bahwa ada beberapa kemungkinan penjelasan dari beberapa hal yang diamati. c Kemampuan menginterpretasi data 1. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah 2. Menghubungkan hasil pengamatan 3. Menemukan suatu pola dalam satu seri pengamatan d Keterampilan menerapkan konsep 1. Menentukan bagaimana mengolah pengamatan 2. Menganalisis konsep hasil pengamatan 3. Menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru e Keterampilan berkomunikasi 1. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis 2. Menggunakan indera untuk berbicara dan mendengarkan yang nantinya dapat membantu siswa untuk memilah-milah ide. 3. Menggambarkan data dengan grafik, tabel atau diagram Dalam pembelajaran sains, keenam langkah-langkah model ilmiah tersebut dikembangkan dan dijabarkan menjadi sebuah KPS yang dapat diajarkan dan dilatihkan kepada siswa. KPS merupakan kegiatan intelektual yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan dalam menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk-produk sains. Keterampilan proses dalam pengajaran sains merupakan suatu model atau alternatif pembelajaran sains yang dapat melibatkan siswa dalam tingkah laku dan proses mental, seperti ilmuwan. Funk dalam Dimyati dan Mudjiono 2002: 140 mengutarakan bahwa: berbagai keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keterampilan proses dasar basic skill dan keterampilan 11 terintegrasi integrated skill. Keterampilan proses dasar meliputi kegiatan yang berhubungan dengan observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, prediksi, inferensi. Keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik, diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis ekperimen. Keterampilan proses dasar diuraikan oleh Rezba dan Wetzel dalam Mahmuddin 2010: 3 sebagai berikut. keterampilan proses dasar terdiri atas enam komponen tanpa urutan tertentu, yaitu: 1 Observasi atau mengamati, menggunakan lima indera untuk mencari tahu informasi tentang obyek seperti karakteristik obyek, sifat, persamaan, dan fitur identifikasi lain. 2 Klasifikasi, proses pengelompokan dan penataan objek 3 Mengukur, membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan jumlah yang diketahui, seperti: standar dan non-standar satuan pengukuran. 4 Komunikasi, menggunakan multimedia, tulisan, grafik, gambar, atau cara lain untuk berbagai temuan. 5 Menyimpulkan, membentuk ide-ide untuk menjelaskan pengamatan. 6 Prediksi, mengembangkan sebuah asumsi tentang hasil yang diharapkan. Keenam keterampilan proses dasar di atas terintegrasi secara bersama-sama ketika ilmuan merancang dan melakukan penelitian, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Semua komponen keterampilan proses dasar penting baik secara parsial maupun ketika terintegrasi secara bersama-sama. Keterampilan proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berpikir logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum melanjutkan ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks. Keterampilan proses terpadu terintegrasi diuraikan oleh Weztel dalam Mahmuddin 2010: 4 sebagai berikut: Perpaduan dua kemampuan keterampilan proses dasar atau lebih membentuk keterampilan proses terpadu. Keterampilan proses terpadu meliputi:

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 0 12