DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Halaman 5.1
Frekuensi responden………………………….. 32
5.2 Rata-rata Kadar Glukosa Darah
dan Standar Deviasi pada Jam 7 Pagi………… 35
5.3 Rata-rata Kadar Glukosa Darah
dan Standar Deviasi pada Jam 10.30 Pagi……. 36
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Halaman 4.1
Cara Mempersiapkan Hemolet……………………. 28 4.2
Cara Ukur Kadar Glukosa Darah……… ………. 29 5.1 Persentase Kategori Kadar Glukosa Darah Siswa
pada Jam 7 pagi……………………………………… 33
5.2 Persentase Kategori Kadar Glukosa Darah Siswa
pada Jam 10.30 pagi………………………………… 34
5.3 Rata-rata kadar glukosa darah dan standar deviasi
pada jam 7 pagi……………………………………... 35
5.4 Rata-rata kadar glukosa darah dan standar deviasi
pada jam 10.30 pagi…………………………………. 36
5.5 Rata-rata perubahan kadar glukosa darah dan
standar deviasi pada jam 7-10.30 pagi………………. 37
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Daftar Riwayat Hidup……………………………………………. 48 Penjelasan Penelitian……….…………………………………….. 49
Surat Izin Penelitian……….………………………………………50 Data Induk Responden…………………………………………… 51
Hasil SPSS……………………...………………………………… 52
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN
ATP -
Adenosine Tri Phosphate UDP
- Uridine Di Phosphate
AMP -
Adenosine Mono Phosphate PEP
- Phosphoenolpiruvate
NADH -
Nicotineamide Adenine Dinucleotide Asetil KoA
- Asetil Koenzim A
PEPCK -
Phosphoenolpiruvate Carboksikinase GTP
- Guanosine Tri Phosphate
NADPH -
Nicotinamide adenine dinucleotide phosphate NADP
+
CO -
ion Nicotinamide adenine dinucleotide phosphate
2
H -
Carbon Dioksida
2
GLUT -
Glucose Transporter O
- Dihidrogen Oksida air
Km -
konsentrasi maksimum K
+
Ca -
Kalium
2+
DM -
Diabetis Melitus -
Calsium
SPSS -
Statistical Package for the Social Sciences KGD
- kadar glukosa darah
BGL -
blood glucose level
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Sarapan pagi digambarkan sebagai waktu makan yang terpenting dalam sehari. Pada anak, sarapan pagi dikaitkan dengan proses belajar dan
indeks prestasi di sekolah karena sarapan memberi pengaruh terhadap cognitive performance. Glukosa yang stabil dalam darah sangat baik untuk
proses belajar dan memori.
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk melihat perbedaan perubahan kadar glukosa darah,KGD antara sebelum mulai belajar dan
sebelum waktu istirahat pada siswa SMA Mulia yang sarapan dan tidak sarapan.
Desain penelitian ini adalah cross sectional study dengan menggunakan tehnik consecutive sampling. Pemeriksaan kadar glukosa
darah sebelum mulai belajar diambil jam 7 pagi dan sebelum waktu istirahat jam 10.30 pagi. Cara ukur dengan mencucuk ujung jari dengan
menggunakan hemolet untuk mengambil setetes darah. Darah diteteskan ke atas strip dan diukur dengan alat pengukur kadar glukosa darah. Perubahan
kadar glukosa darah antara jam 7-10 pagi dicatatkan.
Sebanyak 38 responden yang terdiri dari daripada siswa laki-laki SMA Mulia, Medan yang sehat berusia 16-17 tahun. Pada jam 7 pagi, siswa
yang sarapan nilai rata-rata KGD adalah 114.42 SD=12.57 dan tidak sarapan nilai rata-rata KGD 101.42 SD=16.51. Pada jam 10.30 pagi, pada
siswa yang sarapan nilai rata-rata KGD adalah 113.47 SD=12.62 dan yang tidak sarapan nilai rata-rata KGD 102.11 SD=16.95. Nilai rata-rata
perubahan kadar glukosa darah jam 7-10.30 pada siswa yang sarapan adalah 10.21 SD=10.27 dan tidak sarapan adalah 11.48 SD=9.31. Uji T
dependen pada sarapan p=0.781 dan tidak sarapan p=0.848. Uji T independen menunjukkan nilai p perubahan kadar glukosa darah antara
jam 7-10.30 pagi adalah 0.823.
Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan perubahan kadar glukosa antara sebelum mulai belajar dan sebelum istirahat pada siswa SMA Mulia
yang sarapan dan tidak sarapan apabila nilai p 0.05. Namun demikian, pada siswa yang tidak sarapan berisiko KGD rendah. Ini menunjukkan
kepentingan sarapan. Kata kunci : KGD, siswa, sarapan, tidak sarapan
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Breakfast is the most important meal to be consumed everyday. For children, breakfast related with learning process and performance at school
because breakfast give impact to cognitive performance. A stable glucose level in blood was very good for learning process and memory.
The objectives of this study was to measure the differences of the blood glucose level, BGL changes before class until recess between students
that consumed and not consumed breakfast.
The design of this study was cross sectional study with consecutive sampling technique. Blood glucose levels were measured before class at 7
a.m. and before recess at 10.30 a.m. A drop of blood taken from the tip of a finger used hemolet then been drop to the strip and measured by glucometer.
The BGL changes between 7-10.30 a.m. were briefly recorded.
The study included 38 healthy students aged 16-17 years old who studied in SMA Mulia, Medan. At 7 a.m., the mean BGL for students
consumed breakfast 114.42 SD=12.57 and not consumed breakfast BGL 101.42 SD=16.51. At 10.30 a.m., the mean BGL for students that consumed
breakfast 113.47 SD=12.62 and not consumed breakfast BGL 102.11 SD=16.95. The mean for BGL changes 7-10.30 a.m., for students consumed
breakfast was 10.21 SD=10.27 and not consumed breakfast 11.48 SD=9.31. T dependent test for breakfast p=0.781 and not consumed breakfast p=0.848.
T independent test showed value p for blood glucose level changes between 7- 10.30 a.m. was 0.823.
Result showed there was no significant value in the study when p0.05. It found that there was no differences
of the blood glucose level, BGL changes before class until recess between students that consumed and
not consumed breakfast. Nevertheless, the students that not consumed breakfast have risk for low BGL. This showed the important of breakfast.
Kata kunci : BGL, student, breakfast, not consumed breakfast
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Otak dan sel darah merah yang bersirkulasi di seluruh tubuh sangat
bergantung pada glukosa untuk mendapatkan energi dan menjalankan fungsinya dengan baik Marks D. B. et al, 2000. Kadar glukosa normal pada anak adalah
80-90 mgdl. Sesudah makan kadar glukosa darah anak akan memuncak bisa sehingga 120 mgdl dan menurun kembali seiring dengan oksidasi dan
pengubahan glukosa menjadi bentuk simpanan bahan bakar oleh jaringan, kadar glukosa darah akan kembali ke kadar glukosa rentang normal 80-90 mgdl dalam
masa dua jam selepas absorpsi karbohidrat yang terakhir Cranmer H. et al., 2009.
Insulin dan glukagon adalah hormon yang penting bertindak dalam sistem mekanisme kontrol balik glukosa. Kadar glukosa yang meningkat selepas makan
akan meningkatkan kadar sekresi insulin dan menstimulasi hati untuk menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen sehingga sel terutama di hati dan otot dapat
mengalami saturasi dengan glikogen, kelebihan glukosa seterusnya akan disimpan dalam bentuk lemak Cranmer H. et al., 2009.
Pankreas menurunkan sekresi insulinnya bila kadar glukosa darah menurun, dan akan meningkatkan sekresi glukagon. Hati dan otot akan berespon
terhadap sinyal hormon ini. Terjadilah degradasi simpanan glikogen dan melepaskan glukosa ke dalam aliran darah agar kadar glukosa darah dapat
dipertahankan dalam batas normal Marks D. B. et al., 2000. Anak sekolah memerlukan tubuh yang berenergi dan otak yang bersedia
untuk belajar. Kadar glukosa yang optimal dan berterusan diperlukan agar anak dapat memberi konsentrasi penuh terhadap pembelajaran dan tidak mudah lelah
atau mengantuk di kelas. Suatu penelitian oleh psikolog Paul Gold, PhD telah
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan glukosa yang stabil dalam darah sangat baik untuk proses belajar dan memori Murray B., 2000.
Profesor Paul E. Gold telah meneliti stabilitas level glukosa di dalam otak. Hasilnya, terjadi penurunan konsentrasi glukosa pada mencit percobaan di bagian
hipokampus, yaitu area yang terlibat dengan proses belajar dan memori. Pada keadaan selain starvasi, selama ini diperkirakan suplai glukosa di otak selalu
mencukupi dan memadai namun hasil penelitian membawa penemuan baru yaitu menunjukkan glukosa tidak selalu dalam jumlah yang optimal untuk kegunaan
otak yang menyokong proses belajar dan fungsi memori Gold P. E., 2001. Ketidakcukupan glukosa di otak memberi efek buruk terhadap daya berfikir dan
mengingat. Glukosa memberi efek yang kuat untuk fungsi lobus temporal yaitu
memori deklaratif verbal jangka masa panjang. Glukosa juga memberi efek kepada memori jangka pendek, memori prosedural, dan respon inhibisi Kaplan et
al., 2000. Sarapan memberi pengaruh baik terhadap fungsi memori Rampersaud et al., 2005. Dari penelitian Gold, perlu ada masa sarapan yang terkoordinasi agar
efek kognitif maksimal dalam membantu proses belajar The Franklin Institute., 2004.
Sarapan pagi digambarkan sebagai waktu makan yang terpenting dalam sehari. Pada anak, sarapan pagi dikaitkan dengan proses belajar dan indeks
prestasi di sekolah. Antara tahun 1965 – 1991 terjadi penurunan konsumsi sarapan 15 - 20. Kepentingan sarapan untuk peningkatan indeks prestasi merefleksi efek
sarapan pada cognitif performance Mahoney C. R. et al.,2005. Penelitian juga membuktikan kekerapan tidak mengkonsumsi sarapan
memberi pengaruh buruk kepada proses penyelesaian masalah, memori jangka pendek, fokus dan memori episodik pada anak. Penelitian menunjukkan apabila
anak sarapan pagi, kinerja meningkat dalam fokus pengukuran, aritmetik, kerja penyelesaian masalah, dan pengambilan alasan logis. Kemudian, penelitian
gambaran konsumsi makanan kecil sebagai sarapan pada anak turut memberi pengaruh buruk kepada memori jangka panjang Mahoney C. R. et al.,2005.
Universitas Sumatera Utara
Sarapan juga penting dalam menyediakan pengambilan nutrisi yang adekuat untuk pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja. Anak yang
sarapan mempunyai tahap kesedaran dan konsentrasi yang lebih baik ketika belajar Anak juga tidak cepat merasa capek atau lelah ketika belajar Rampersaud
et al., 2005. Anak yang tidak bersarapan sering mengalami pusing, iritabiliti, dan
kurang konsentrasi Hill., 1995. Di sekolah yang menjalankan program galakan mengambil sarapan pagi menunjukan efek positif pada mood dan hiperaktivitas
Rampersaud et al., 2005. Menurut Assosiasi Diet Amerika, anak yang mengambil sarapan lebih
mudah mendapat nutrisi yang diperlukan, mempunyai berat badan yang terkawal, mempunyai kadar kolesterol darah yang lebih rendah, dan lebih sering hadir ke
sekolah berbanding anak yang tidak mengkonsumsi sarapan Iannelly V., 2004
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah