Komposisi responden berdasarkan pendapatan

ikut serta secara penuh dalam kegiatan sosial, politik, dan ekonomi. Seiring berkembangnya zaman, mereka termotivasi untuk membiayai pendidikan anak- anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi, hingga ke perguruan tinggi.

3. Komposisi responden berdasarkan pendapatan

Pendapatan masyarakat eks pengungsi umumnya diperoleh dari lahan rambahan daerah sekitar TNGL dan dijadikan sebagai lahan perkebunan sawit dan karet. Selain berkebun, masyarakat juga berdagang sayur-sayuran di sekitar areal eks pengungsi. Karakteristik penduduk Dusun Damar Hitam dan Dusun Sei Minyak yang menjadi responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Tabel 7. Komposisi responden berdasarkan tingkat pendapatan Dusun Damar Hitam Status lahan Pendapatan perbulan Rp Jumlah Responden Persentase Merambah 0 - 500.000 500.000 – 1.000.000 1.000.000 – 1.500.000 1.500.000 – 2.000.000 2.000.000 1 2 - - - 5 10 - - - Sub total 3 15 Merambah dan berdagang 0 - 500.000 500.000 – 1.000.000 1.000.000 – 1.500.000 1.500.000 – 2.000.000 2.000.000 - 5 8 4 - - 25 40 20 - Sub total 17 85 Total 20 100 Sumber: Data Primer Penelitian 2010 Berdasarkan hasil yang diperoleh di Dusun Damar Hitam, masyarakat yang memiliki pendapatan dengan hanya merambah hutan yaitu Rp 500.000 sebanyak 1 orang 5 dan penghasilan Rp 500.000-1.000.000 sebanyak 2 orang 10. Sementara ada masyarakat yang memeliki penghasilan lebih besar dengan cara merambah dan berdagang di sekitar areal. Biasanya dagangan dijual tepat di depan rumah mereka. Berdasarkan hasil yang diperoleh, masyarakat dengan penghasilan Rp 500.000 – 1.000.000 sebanyak 5 orang 25, Rp 1.000.000 – 1.500.000 sebanyak 8 orang 40 dan Rp 1.500.000 – 2.000.000 sebanyak 4 orang 20. Tabel 8. Komposisi responden berdasarkan tingkat pendapatan Dusun Sei Minyak Status lahan Pendapatan perbulan Rp Jumlah Responden Persentase Merambah 0 - 500.000 500.000 – 1.000.000 1.000.000 – 1.500.000 1.500.000 – 2.000.000 2.000.000 1 4 - - - 5 20 - - - Sub total 5 25 Merambah dan berdagang 0 - 500.000 500.000 – 1.000.000 1.000.000 – 1.500.000 1.500.000 – 2.000.000 2.000.000 - 3 11 1 - - 15 55 5 - Sub total 15 75 Total 20 100 Sumber: Data primer Penelitian 2010 Berdasarkan hasil yang diperoleh, masyarakat yang memiliki pendapatan dengan hanya merambah hutan dimana Rp 500.000 sebanyak 1 orang 5 dan penghasilan Rp 500.000-1.000.000 sebanyak 4 orang 20. Sementara ada masyarakat yang memeliki penghasilan lebih besar dengan cara merambah dan berdagang di sekitar areal sama seprti di Dusun Damar Hitam. Diperoleh masyarakat dengan penghasilan Rp 500.000 – 1.000.000 sebanyak 3 orang 15, Rp 1.000.000 – 1.500.000 sebanyak 11 orang 55 dan Rp 1.500.000 – 2.000.000 sebanyak 1 orang 5. Masyarakat yang demikian biasanya merambah dan berdagang. Mereka mengambil lahan dengan cara merambah areal TNGL dan menanamnya dengan perkebunan dan berdagang sayur-sayuraan di sekitar areal pengungsian.. Ini menyebabkan tingkat kerusakan daerah sekitar TNGL semakin rusak parah dikarenakan aktivitas masyarakat yang setiap harinya memperluas lahan masing- masing. Berdasarkan penghitungan skala likert, diperoleh skor 107 bila di persen kan sebanyak 53,5 , dimana ini menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat di lokasi penelitian sudah tergolong cukup ataupun dikategorikan menengah hingga sangat tinggi karena interpretasi skor cukup adalah 41-60 . Hal ini sesuai dengan pendapat dari BPS 2010, yang membagi tingkat pendapatan berdasarkan pendapatan rata-rata per bulan menjadi 4 empat kategori, yaitu: a. Golongan berpenghasilan rendah sebesar Rp 0 – Rp 600.000 b. Golongan berpenghasilan sedang Rp 601.000 – Rp 1.000.000 c. Golongan berpenghasilan tinggi Rp 1.001.000 – Rp 1.400.000 d. Golongan berpenghasilan sangat tinggi Rp Rp1.400.000 Jenis komoditi yang ditanami masyarakat adalah sawit, karet, palawija. Hampir setiap hari hasil panen komoditi dapat dibawa pulang oleh masyarakat. Selain sebagai petani, sebagian masyarakat yang bekerja sebagai buruh kebun deres dan ada juga berdagang di areal eks pengungsian. Semua kegiatan tersebut dilakukan masyarakat demi memenuhi pendapatan sehari-hari. Keadaan tersebut belum dapat membuat masyarakat menjadi masyarakat yang sejahtera. Hal tersebut sebenarnya dapat tercapai apabila mereka siap untuk di relokasi secara menyeluruh. Keadaan yang membuat masyarakat susah direlokasi dikarenakan pendapatan masyarakat pada tingkatan menengah hingga tinggi. Mereka menganggap bahwa pendapatan tersebut sudah cukup untuk menghidupi anak- anak dan memenuhi kebutuhan hidup. Keadaan menimbulkan adanya konflik antara aparat dan masyarakat. Masyarakat tidak percaya kehidupan yang lebih sejahtera apabila relokasi dijalankan. Perambahan hutan dengan menebang pohon dan menjual hasil tebangan, sudah sedikit dilakukan responden. Kebanyakan masyarakat menebang hutan hanya untuk memperluas lahan pertanian mereka saja. Peningkatan luas pertanian tidak hanya disebabkan keikutsertaan masyarakat untuk merambah hutan, tetapi masyarakat mendapatkannya dengan cara membeli dari orang lain. 4. Luas lahan Berdasarkan hasil wawancara dan survey di lapangan, diketahui bahwa jumlah luasan lahan yang dimiliki responden berkisar antara 0,06 Ha sampai 1 Ha. Luasan lahan masyarakat terletak disekitar areal TNGL yang merupakan daerah illegal dan harus dijaga. Luasan lahan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Keadaan luas lahan yang dimiliki responden di kawasan Damar Hitam dan Sei Minyak. No. Dusun Damar Hitam Dusun Sei Minyak Luas Lahan Ha Jumlah Persen Luas Lahan Ha Jumlah Persen 1. 2. 3. 4. 5. 1 1,1 - 2 2,1 - 3 3,1 - 4 4 17 3 - - 85 15 - - 1 1,1 - 2 2,1 - 3 3,1 - 4 4 19 1 - - 95 5 - - Total 20 100 Total 20 100 Sumber: Data Primer Penelitian 2010 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya responden memiliki lahan dengan luasan kecil hingga sedang. Kawasan Damar Hitam terdapat 17 orang 85 memiliki luas lahan 1 Ha dan 3 orang 15 memiliki luasan lahan berkisar antara 1,1–2 Ha. Kawasan Sei Minyak terdapat 19 orang 95 memiliki luasan lahan 1 ha dan 1 orang 5 memiliki luasan lahan berkisar antara 1,1–2 Ha. Luasan areal garapan yang tergolong sedang tersebut bila dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga dapat dikatakan cukup, baik untuk dikonsumsi sendiri ataupun dijual guna memenuhi kebutuhan lain yang tidak mereka miliki misalnya memenuhi kebutuhan sekolah anak-anak mereka. Secara umum responden memiliki lebih dari satu lahan garapan. Lahan garapan lain dimanfaatkan pada saat lahan garapan yang satu belum panen. Hal ini bertujuan untuk dapat memperoleh hasil produksi secara terus-menerus. Jumlah luasan lahan yang mereka miliki lambat laun pasti akan mengalami peningkatan. Hal ini terlihat aktivitas illegal yang mereka lakukan setiap harinya. Kegiatan yang pertama dilakukan adalah perambahan hutan dengan cara menebang hutan dan selanjutnya menanami lahan dengan pertanian yang mereka inginkan. Pemerintah harus cepat menangani masalah ini agar luasan illegal yang mereka miliki tidak semakin luas. Areal eks pengungsi dikategorikan ke dalam zona penyangga buffer zone yaitu daerah yang mempunyai fungsi untuk menjaga kawasan suaka alam atau kawasan kelestarian alam dari segala bentuk tekanan. Sementara masyarakat merusakan kawasan ini bahkan flora fauna beserta ekosistemnya di dalamnya. Hal ini dapat merubah fungsi hutan yang sebenarnya yaitu sebagai pengatur tata air, melindungi kesuburan tanah tanah, mencegah erosi.

5. Produktivitas pertanian