6 bermakna  dan  dapat  diperluas  ketika  siswamahasiswa  berhadapan  dengan
situasi  di  mana  konsep  diterapkan;  2  Dalam  situasi  PBL,  siswa mengintegrasikan  pengetahuan  dan  keterampilan  secara  simultan  dan
mengaplikasikannya  dalam  konteks  yang  relevan. Artinya,  apa  yang  mereka lakukan  sesuai  dengan  keadaan  nyata  bukan  lagi  teoritis  sehingga  masalah-
masalah dalam aplikasi suatu konsep atau teori mereka akan temukan sekaligus selama  pembelajaran  berlangsung;  dan  3  PBL  dapat  meningkatkan
kemampuan  berpikir  kritis,  menumbuhkan  inisiatif  siswamahasiswa  dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok. Penelitian  yang  berjudul  “Pengembangan  Perangkat  Pembelajaran  Fisika
Dengan  Model  Problem  Based  Learning  untuk  Meningkatkan  Hasil  Belajar Kognitif  dan  Keterampilan  Proses  Sains  Peserta  Didik  Kelas  XI  SMA  N  3
Bantul”  ini  dilaksanakan  sebagai  upaya  sistematis  untuk  mengembangkan pembelajaran fisika SMA dengan model PBL untuk meningkatkan hasil belajar
kognitif  dan  keterampilan  proses  sains  peserta  didik.  Produk  penelitian  ini berupa  perangkat  pembelajaran  yang  dapat  digunakan  sebagai  panduan
operasional bagi guru fisika SMA.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  permasalahan  yang  telah  diuraikan  maka  dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut.
1. Pembelajaran fisika di kelas XI IPA 1 SMA N 3 Bantul masih memakai
metode ceramah yang memusatkan pembelajaran pada guru.
7 2.
Peserta didik cenderung apatis ketika melaksanakan pembelajaran di kelas. Mereka lebih sering mencatat materi yang ada di papan tulis dan menghafal
rumus  fisika  yang  menyebabkan  kebosanan  pada  pembelajaran  fisika sehingga berpengaruh pada rendahnya hasil belajar.
3. Belum  pernah  diterapkan  model  pembelajaran  PBL  yang  memfasilitasi
peserta didik untuk melakukan pemecahan masalah secara aktif dan kreatif. 4.
Belum tersedianya perangkat pembelajaran yang memenuhi standar untuk pencapaian  indikator  kompetensi  hasil  belajar  dan  keterampilan  proses
sains. 5.
Belum adanya inovasi pembelajaran fisika yang mendorong peserta didik untuk mencipta dengan bekerja sama secara tim atau berkelompok.
6. Belum ada upaya untuk meningkatkan keterampilan proses sains  dan hasil
belajar ranah kognitif peserta didik di SMA N 3 Bantul melalui penerapan suatu model pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijabarkan, dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan
proses sains dan hasil belajar ranah kognitif peserta didik. Oleh karena itu, agar penelitian  lebih  terfokus,  permasalahan  hanya  dibatasi  pada  permasalahan
nomor  enam  yaitu  pada  permasalahan  keterampilan  proses  sains  dan  hasil belajar ranah kognitif. Keterampilan proses sains  yang diteliti, dibatasi  pada
keterampilan  dasar  basic  skills  yang  mencakup  aspek  mengamati, mengkomunikasi,  mengukur,  inferensi,  prediksi  dan  keterampilan  proses
8 terintegrasi  integrated skills  yang mencakup aspek merancang eksperimen,
merumuskan  variabel,  menginterpretasikan  data,  merumuskan  hipotesis  dan bereksperimen. Materi fisika dibatasi pada fluida statis karena memiliki aplikasi
yang  cukup  banyak  dalam  kehidupan  sehari-hari,  seperti  prinsip  kerja  kapal laut,  kapal  selam,  balon  udara,  rem  cakram,  dongkrak  hidrolik,  dan  lain
sebagainya sehingga  diharapkan  siswa  mendapatkan manfaat belajar  yang lebih bermakna.
D. Rumusan Masalah