Perumusan Masalah Tujuan Manfaat Faktor-faktor Yang Mempegaruhi Proses Pencampuran

1.3. Perumusan Masalah

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Penentuan berat jenis yang sesuai pada proses pemisahan cangkang dan kernel sehingga kehilangan kernel looses kernel dan kotoran pada kernel sedikit. 2. Menghitung looses kernel pada setiap perbandingan larutan. 3. Menghitung kotoran kernel pada setiap perbandingan larutan.

1.4. Tujuan

1. Untuk mengetahui perbandingan CaCO 3 dan air H 2 O yang sesuai pada larutan CaCO 3 yang digunakan. 2. Untuk mengetahui jumlah looses kernel yang paling rendah. 3. Untuk mengetahui kadar kotoran pada kernel yang paling rendah.

1.5. Manfaat

1. Sebagai masukan bagi industri,sehingga dapat diketahui perbandingan CaCO 3 dan air H 2 O yang sesuai untuk mengurangi kadar looses kernel dan kadar kotoran pada kernel. 2. Sebagai bahan dan informasi kepada mahasiswa Kimia Industri Universitas Sumatera Utara tentang proses pemisahan padatan-padatan dengan menggunakan CaCO 3 . Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Kelapa Sawit

Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia. Tanaman ini dimasukkan pertama sekali dari afrika sebagai sentra plasma nutfah pada tahun 1848,ditanam di kebun raya Bogor. Percobaan-percobaan banyak dilakukan diberbagai tempat di Jawa dan Sumatera.Di sumatera misalnya Selatan misalnya ditanam di Muara Enim 1869. Tanaman kelapa sawit quinencis jacq merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal ialah jenis Dura,Pesifera dan Tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan penampang irisan buah, yaitu jenis Dura memiliki tempurung yang tebal, jenis Pesifera memiliki biji yang kecil dengan tempurung yang tipis, sedangkan Tenera yang merpakan persilangan Dura dan Pesifera menghasilkan buah bertempurung tipis dan inti yang besar. Buah sawit berukuran kecil antara 12-18 grbutir yang duduk pada bulir. Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur 24-30 bulan.buah yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir artinya belum dapat diolah dalam pabrik karena masih mengandung minyak yang rendah. Dalam satu pohon dijumpai bunga betina dan bunga jantan yang terbentuk dipengaruhi oleh sifat tanaman dan pengaruh lingkungan seperti penyinaran,pemupukan dan perlakuan lainnya. Umur buah tergantung pada jenis tanaman,umur tanaman dan iklim, umumnya buah Universitas Sumatera Utara yang telah dapat dipanen setelah berumur 6 bulan terhitung sejak penyerbukan Naibaho,P.M 1898.

2.1.1. Sejarah Perkebunan Kelapa Sawit

Menurut hunger 1924 pada tahun 1869 Pemerintah Kolonial Belanda mengembangkan tanaman kelapa sawit di Muara Enim dan pada tahun 1970 di Musi Hulu. Bapak kelahiran industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah seorang Belgia bernama Adrien Hallet.Beliau pada tahun 1911 membudidayakan kelapa sawit secara komersial dalam bentuk perkebunan disungai Liput Aceh dan Pulu Raja Asahan. Pada masa penjajahan Belanda pertumbuhan perkebunan besar kelapa sawit telah berjalan sangat cepat sehingga sangat menguntungkan perekonomian pemerintah Belanda. Pada masa pendudukan Jepang 1942,pemerintah pendudukan meneruskan perkebunan kelapa sawit ini dan hasilnya dikirim ke Jepang sebagai bahan mentah industri perang.Kemudia semua terhenti karena terjadinya serangan sekutu pada tahun 1943. Pada tahun 1947 pemerintah Belanda merebut kembali dua pertiga dari perkebunan yang pernah dikuasai kelaskaran Stoler,1985.Kemudian menjelang akhir tahun 1948 maskapai-maskapai perkebunan asing hampir memperoleh perkebunan mereka masing- masing dan menjadi milik mereka kembali. Pada akhir tahun 1957 seluruh perusahaan milik maskapai Belanda diambil alih oleh pemerintah Indonesia.Namun milik perusahaan Inggris,Perancis,Belgia,dan Amerika dikembalikan lagi kepada pemiliknya pada akhir Desember 1967. Universitas Sumatera Utara Pada masa pemerintahan orde lama relatif perkebunan kelapa sawit sangat terlantar,karena tidak ada peremajaaan dan rehabilitasi pabrik.Akibatnya produksi sangat menurun drastis dan kedudukan Indonesia di pasaran Internasional sebagai pemasok minyak sawit nomor satu terbesar sejak tahun 1966 digeser oleh Malaysia hingga sekarang ini. Pada masa pemerintahan orde baru telah mulai membangun kembali perkebunan kelapa sawit secara besar-besarn dengan mengadakan peremajaan dan penanaman baru.Selanjutnya pemerintah telah bertekad pula membangun perkebunan kelapa sawit dengan mengembangkannya melalui berbagai pola.

2.1.2 Pengembangan Industri Kelapa Sawit Di Indonesia

Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah dimasa mendatang.Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan dari minyak sawit.Minyak sawit disamping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan,dapat pula digunakan sebagai bahan mentah industri nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia kompditas kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena komoditas ini punya prospek yang cerah sebagai sumber devisa.Di samping itu,minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak dipakai di seluruh dunia,sehingga secara terus-menerus mampu menjaga stabilitas harga minyak sawit.Komoditas inipun mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia hingga tahun 1933 diperkirakan telah mencapai 1,6 juta hektar dan jumlah produksi minyak sawit Indonesia pada tahun 1993 dalam bentuk CPO berkisar 3,7 juta ton. Universitas Sumatera Utara Penggunaan minyak kelapa sawit sebagai minyak goreng pada tahun 1985 tercatat telah mencapai 55,3 atau meningkat 27 pertahun.Saat ini minyak goreng merupakan penyerap utama konsumsi minyak dalam negri yaitu mencapai 70 dari jumlah yang dipasarkan dalam negri.Industri lain yang menggunakan minyak kelapa sawit ini adalah industri mrgarine,sabun,dan industri kimia lainnya. Dengan data-data tersebut diatas,maka stratwgi pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia di masa mendatang harus mengacu pada potensi keragaman yang dimiliki oleh minyak sawit itu sendiri. Dan industri minyak sawit Indonesia dapat diperkokoh strukturnya dengan mengembangkan diversivikasi vertikel kearah pengembangan industri hilir.Pemerintah Indonesia dewasa ini telah bertekad untuk menjadikan komoditas kelapa sawit ini sebagai salah satu industri non migas yang handal. Penghasil minyak sawit terbesar di dunia saat ini adalah Malaysia dan disana kelapa sawit merupakan sumber devisa utama sejak tahun 1970-an sehingga kedudukanya cukup mantap.Pemasok terbesar kebutuhan minyak sawit dunia hingga 1933 adalah Malaysia 50 dari produksi dunia,sedangkan Indonesia hanya 20 dari produksi dunia. Indonesia yang menempati posisis kedua setelah Malaysia relatif masih jauh ketinggalan terutama dari segi teknologi budidaya,pengolahan,dan pemasaran.Sampai saat ini ekspor minyak sawit Indonesia masih dalam bentuk minyak mentah atau Crude Palm Oil CPO,dan sebagian kecil dalam bentuk produk olahan yang merupakan hasil sampingan dan pembuatan minyak goreng,sehingga nilai tambah yang diperoleh relatif kecil. Suyatno Risza,1994.

2.2. Varietas Kelapa Sawit

Universitas Sumatera Utara Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal .Varietas-varietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah atau berdasarkan kulit buahnya. Selain varietas-varietas tersebut,ternyata dikenal juga beberapa varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan,antara lain mampu menghasilkan produksi yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lain.

2.2.1. Pembagian Varietas Berdasarkan Ketebalan Tempurung Dan Daging Buah

Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah,ada tiga varietas yang dikenal yaitu : 1. Dura Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar tempurung.Daging buah relatif tipis dengan persentase daging buah terhadap buah bervariasi antara 35 – 36 .Kernel daging biji biasanya dengan kandungan minyak yang rendah. Dari empat pohon induk yang tumbuh di kebun Raya Bogor,varietas ini kemudian menyebar ketempat lain,antar lain kem Negara Timur Jauh.Dalam persilangan,varietas dura dipakai sebagai pohon induk betina. 2. Pisifera Ketebalan tempurung sangat tipis,bahkan hampir tidak ada,tetapi daging buahnya tebal.Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi,sedangkan daging buah biji Universitas Sumatera Utara tipis.Jenis pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain.Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina gugur pada fase dini. Oleh sebab itu,dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk jantan.Penyerbukan silang antara Pisifera dengan Dura akan menghasilkan varietas Tenera. 3. Tenera Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya,yaitu Dura dan Pisifera.Varietas inilah yang banyak ditanam di perkebunan-perkebunan saat ini.Tempurung sudah menipis,ketebalanya berkisar antar 0,5 – 4 mm dan terdapat lingkaran serabut di sekelilingnya. Persentase daging buah terhadap buah tinggi,antar 60 – 96.Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak dari pada Dura,tetapi ukuran tandanya relatif lebih kecil.

2.2.2. Pembagian Varietas Berdasarkan Warna Kulit Buah

Ada tiga varietas kelapasawit yang terkenal berdasarkan perbedaan warna kulitnya.Varietas-varietas tersebuat adalah : 1. Nigrescens Buah berwarna ungu nsampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu masak.Varietas ini banyak ditanam di perkebunan. 2. Virescens Pada waktu muda buahnya berwarna hijau dan ketika masak warna buah berubah menjadi jingga kemerahan,tetapi ujungnya tetap kehijauan.Varietas ini jarang dijumpai diladang. Universitas Sumatera Utara 3. Albescens Pada waktu muda buah berwarna keputih-putihan,sedangkan setelah masak menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitaman. Tim Penulis.2007

2.3. Minyak Sawit

Minyak sawit yang sekarang banyak ditemukan dipasar sebagai minyak goreng itu diperoleh dari daging buah dan inti kernel sawit.Dengan demikian minyak sawit didapatkan dengan memproses daging buah beserta memecah tempurung inti atau kernel.

2.3.1. Sifat Fisik Dan Kimia Kelapa Sawit

Sifat fisika dan kimia kelapa sawit meliputi warna, bau,bobot jenis, dan indeks bias. a. Minyak sawit CPO Minyak sawit diperoleh dari lapisan serabut kulit buah kelapa sawit melalui proses pengolahan sawit. Pada suhu kamar kelapa sawit adalah minyak setengah padat semi solid.Warna minyak sawit adalah merah jingga oleh adanya pengaruh warna karoten dalam jumlah minyak yang banyak. Minyak sawit memiliki bau yang khas dan sangat tahan terhadap proses oksidasi. Sifat ini disebabkan adanya zat tecoferol. b. Minyak inti sawit PKO Minyak inti sawit PKO dihasilkan dari inti kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki rasa dan bau sangat kuat dank has sekali. Nilai sifat fisika – kimia minyak sawit CPO dan minyak inti sawit PKO dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Perbandingan sifat minyak kelapa sawit CPO dan minyak inti PKO Sifat Minyak sawit Minyak inti sawit Bobot jenis pada suhu kamar 9,900 0,900-0,913 Indeks bias 1,4565-1,44585 1,395-1,415 Bilangan iodium 48-56 14-20 Bilangan penyabunan 196-205 244-254 Sumber: Ketaren S, Minyak Dan Lemak Pangan 2.3.2. Komposisi Minyak Sawit Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 persen perikarp dan 20 persen buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40 persen. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyi komposisi yang tetap. Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel berikut dimana bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3 persen. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit CPO Dan Minyak Inti Kelapa Sawit PKO Asam lemak Minyak kelapa sawit Minyak inti sawit Asam kaprilat - 3-4 Asam kaproat - 3-7 Asam laurat - 46-52 Asam meiristat 1,1-2,5 14-17 Asam palmitat 40-46 6,5-9 Asam stearat 3,6-4,7 1-2,5 Asam oleat 39-45 13-19 Asam linoleat 7-11 0,5-2 Sumber: Eckey,S.W.1955Vegetable Fat And Oil Kandungan karotene dapat mencapai 1000 ppm atau lebih. Tetapi dalam minyak jenis Tenera kurang lebih 500-700 ppm;kandungan tocoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan selama produksi.

2.3.3. Kegunaan Dan Komposisi Minyak Inti Sawit

Minyak inti sawit yang baik,berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta mudah di pucatkan. Pemakaian utama minyak inti sawit disamping sebagai minyak yang bisa dimakan.Minyak inti sawit banyak juga digunakan pada pembuatan sabun,terutama sabun mandi bermutu tinggi. Terdapat variasi komposisi inti sawit dalam hal padatan non minyak dan non protei.Bagian yang disebut extactable non protein yang mengandung sejumlah sukrosa,gula,dan pati. Universitas Sumatera Utara Komponen Jumlah Minyak Air Protein Extractable Non Protein Sellulosa Abu 47 – 52 6 – 8 7,5 – 9,0 23 – 24 5 2

2.4. Standart Mutu Minyak Kelapa Sawit

Minyak sawit memegang peranan penting dalam perdagangan dunia,oleh karena itu syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangannya. Istilah mutu minyak inti sawit dapat dibedakan menjadi dua arti yang sangat penting yaitu : pertama,benar-benar murni yang tidak bercampur dengan minyak nabati lain.Mutu minyak sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya,yaitu dengan mengukur nilai titik lebur angka penyabunan dan bilangan iodium.Kedua,pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran.Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standart mutu internasional yang meliputi kadar asam lemak bebas,air,kotoran,logam,tembaga,peroksida,dan ukuran pemucatan.

2.4.1. Mutu Minyak Kelapa Sawit

Standart mutu minyak kelapa sawit adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik.Ada beberapa faktor yang menentukan standart mutu yaitu: a. Mengandung air dan kotoran dalam minyak Universitas Sumatera Utara b. Kandungan asam lemak bebas c. Warna,dan bilangan peroksida Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01.Kandungan asam lemak bebas serendah mungkin ±2,bilangan peroksida dibawah 2,bebas warna merah dan kuning harus warna pucat,tidak berwarna hijau,jernih dari kandungan logam serendah mungkin,atau bebas dari ion logam.

2.4.2. Mutu Inti Sawit

Inti sawit palm kernel merupakan hasil kedua setelah minyak sawit.Dari inti sawit dapat diperoleh minyak sawit PKO dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan. Mutu minyak inti sawit sangat dipengaruhi oleh perlakuan-perlakuan selama proses pengolahannya,sehingga penting diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu inti sawit adalah : a. Air dan Kotoran b. Asam lemak bebas c. Bilangan peroksida dan daya peemucatan Untuk memperoleh minyak inti sawit yang baik,berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning serta mudah dipekatkan,juga diperlukan kadar inti pecah yang rendah dengan kadar air yang rendah. Pengeringan inti sawit dilakukan sampai kadar air yang setimbang dengan kelembaman udara sekitarnya.Biasanya sampai kadar air 7.Bungkil inti sawit diinginkan berwarna Relativ terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak berubah. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3. Standart Mutu Minyak Sawit,Minyak Inti Sawit Dan Inti Sawit. Karakteristik Minyak Sawit Inti Sawit Minyak Inti Sawit Keterangan Asam Lemak Bebas 5 3,5 3,5 Maksimal Kadar Kotoran 0,5 0,02 3,5 Maksimal Kadar Zat Menguap 0,5 7,5 0,02 Maksimal Bilangan Peroksida 6 maq - 0,2 Maksimal Bilangan Iodin 44-58mggr - 2,2 maq - Kadar Logam Fe,Cu 10 ppm - 10,5 – 18,5 mggr - Kadar Minyak - 47 - Maksimal Kontaminasi - 6 - Maksimal Kadar Pecah - 15 - Maksimal Sukarno,2007

2.5. Faktor-faktor Yang Mempegaruhi Proses Pencampuran

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pencampuran,dalam arti mempengaruhi derajat pencampuran,waktu pencampuran dan energi yang diperlukan untuk pencampuran adalah : 1. Aliran Aliran yang turbulen dan laju air bahan yang tinggi biasanya menguntukan proses pencampuran.Alat pencampur diusahakan agar tidak mempunyai ruang mati dead space,yaitu ruang dengan kecepatan bahan yang teramat kecil. Universitas Sumatera Utara Alat pencampur putar rotated equipment atau yang memiliki bagian yang berputar biasanya dilengkapi dengan penggerak yang terkendali.Pengendalian dimaksudkan untuk dapat mengatur kecepatan putaran,yang berarti juga mengatur laju alir bahan supaya sesuai dengan masalah pencampuran yang dihadapi. 2. Ukuran Partikel atau Luas Permukaan Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang haris dicampur,yang berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakanya didalam campuran,maka proses pencampuran semakin baik.Perbedaan yang besar dalam ukuran dan kerapat patikel dari bahan-bahan yang akan dicampur mempersukar proses pencampuran. 3. Kelarutan Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur satu terhadap yang lainnya,semakin baik pencampurannya. 4. Viskositas Semakin tinggi nilai Viskositas suatu bahan maka pencampuran semakin lama begitu juga sebaliknya semakin rendah nilai viskositas suatu zat maka pencampuran semakin mudah. Ketaren,1986 . 2.6. Pengolahan Kelapa Sawit 2.6.1. Stasiun Timbangan Weight Bridge

Dokumen yang terkait

Penentuan Kadar Air dan Asam Lemak Bebas (ALB) pada Palm Kernel Oil (PKO) di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung-Batu Bara

0 63 39

Pengaruh Variasi Massa Serbuk Arang Dan Kalsium Karbonat (Caco3) Pada Proses Karburasi Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon Sedang

3 104 61

Penentuan Kadar Air, Kadar Kotoran dan Asam Lemak Bebas (ALB) di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

3 50 61

Pengaruh Penambahan Kalsium Karbonat (CaCO3) Sebagai Bahan Pengisi Terhadap Kekerasan (Hardness) Pada Produk Karet Flexible Joint Di PT. Industri Karet Nusantara

5 93 38

Pengaruh Tekanan Hidrolik Terhadap Oil Losses Pada Fiber Di Unit Screw Press PKS PT.Multimas Nabati Asahan Kuala-Tanjung

29 98 48

Pengaruh Temperatur Terhadap Kadar Air Dalam Inti Sawit Pada Unit Kernel Silo Di Stasiun Kernel Di PKS PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

44 136 45

Penentuan Kadar Air Dan Asam Lemak Bebas Pada CPO (Crude Palm Oil) Di PKS. PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

3 30 35

Pengaruh Perbandingan Jumlah Carbon Black Dan Kalsium Karbonat Sebagai Bahan Pengisi Terhadap Kekerasan (Hardness) Pada Rubber Coupling Dengan Bahan Baku SIR 3 L Di PT. Industri Karet Nusantara

7 52 50

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kelapa Sawit - Pengaruh Perbandingan Kalsium Karbonat (CaCo3) dan Air (H2O) Terhadap Proses Pemisahan Kernel dan Cangkang pada Unit Claybath di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

2 2 24

Penentuan Kadar Air, Kadar Kotoran dan Asam Lemak Bebas (ALB) di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

1 1 11