Pengembangan Industri Kelapa Sawit Di Indonesia

Pada masa pemerintahan orde lama relatif perkebunan kelapa sawit sangat terlantar,karena tidak ada peremajaaan dan rehabilitasi pabrik.Akibatnya produksi sangat menurun drastis dan kedudukan Indonesia di pasaran Internasional sebagai pemasok minyak sawit nomor satu terbesar sejak tahun 1966 digeser oleh Malaysia hingga sekarang ini. Pada masa pemerintahan orde baru telah mulai membangun kembali perkebunan kelapa sawit secara besar-besarn dengan mengadakan peremajaan dan penanaman baru.Selanjutnya pemerintah telah bertekad pula membangun perkebunan kelapa sawit dengan mengembangkannya melalui berbagai pola.

2.1.2 Pengembangan Industri Kelapa Sawit Di Indonesia

Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah dimasa mendatang.Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan dari minyak sawit.Minyak sawit disamping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan,dapat pula digunakan sebagai bahan mentah industri nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia kompditas kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena komoditas ini punya prospek yang cerah sebagai sumber devisa.Di samping itu,minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak dipakai di seluruh dunia,sehingga secara terus-menerus mampu menjaga stabilitas harga minyak sawit.Komoditas inipun mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia hingga tahun 1933 diperkirakan telah mencapai 1,6 juta hektar dan jumlah produksi minyak sawit Indonesia pada tahun 1993 dalam bentuk CPO berkisar 3,7 juta ton. Universitas Sumatera Utara Penggunaan minyak kelapa sawit sebagai minyak goreng pada tahun 1985 tercatat telah mencapai 55,3 atau meningkat 27 pertahun.Saat ini minyak goreng merupakan penyerap utama konsumsi minyak dalam negri yaitu mencapai 70 dari jumlah yang dipasarkan dalam negri.Industri lain yang menggunakan minyak kelapa sawit ini adalah industri mrgarine,sabun,dan industri kimia lainnya. Dengan data-data tersebut diatas,maka stratwgi pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia di masa mendatang harus mengacu pada potensi keragaman yang dimiliki oleh minyak sawit itu sendiri. Dan industri minyak sawit Indonesia dapat diperkokoh strukturnya dengan mengembangkan diversivikasi vertikel kearah pengembangan industri hilir.Pemerintah Indonesia dewasa ini telah bertekad untuk menjadikan komoditas kelapa sawit ini sebagai salah satu industri non migas yang handal. Penghasil minyak sawit terbesar di dunia saat ini adalah Malaysia dan disana kelapa sawit merupakan sumber devisa utama sejak tahun 1970-an sehingga kedudukanya cukup mantap.Pemasok terbesar kebutuhan minyak sawit dunia hingga 1933 adalah Malaysia 50 dari produksi dunia,sedangkan Indonesia hanya 20 dari produksi dunia. Indonesia yang menempati posisis kedua setelah Malaysia relatif masih jauh ketinggalan terutama dari segi teknologi budidaya,pengolahan,dan pemasaran.Sampai saat ini ekspor minyak sawit Indonesia masih dalam bentuk minyak mentah atau Crude Palm Oil CPO,dan sebagian kecil dalam bentuk produk olahan yang merupakan hasil sampingan dan pembuatan minyak goreng,sehingga nilai tambah yang diperoleh relatif kecil. Suyatno Risza,1994.

2.2. Varietas Kelapa Sawit

Dokumen yang terkait

Penentuan Kadar Air dan Asam Lemak Bebas (ALB) pada Palm Kernel Oil (PKO) di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung-Batu Bara

0 63 39

Pengaruh Variasi Massa Serbuk Arang Dan Kalsium Karbonat (Caco3) Pada Proses Karburasi Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon Sedang

3 104 61

Penentuan Kadar Air, Kadar Kotoran dan Asam Lemak Bebas (ALB) di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

3 50 61

Pengaruh Penambahan Kalsium Karbonat (CaCO3) Sebagai Bahan Pengisi Terhadap Kekerasan (Hardness) Pada Produk Karet Flexible Joint Di PT. Industri Karet Nusantara

5 93 38

Pengaruh Tekanan Hidrolik Terhadap Oil Losses Pada Fiber Di Unit Screw Press PKS PT.Multimas Nabati Asahan Kuala-Tanjung

29 98 48

Pengaruh Temperatur Terhadap Kadar Air Dalam Inti Sawit Pada Unit Kernel Silo Di Stasiun Kernel Di PKS PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

44 136 45

Penentuan Kadar Air Dan Asam Lemak Bebas Pada CPO (Crude Palm Oil) Di PKS. PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

3 30 35

Pengaruh Perbandingan Jumlah Carbon Black Dan Kalsium Karbonat Sebagai Bahan Pengisi Terhadap Kekerasan (Hardness) Pada Rubber Coupling Dengan Bahan Baku SIR 3 L Di PT. Industri Karet Nusantara

7 52 50

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kelapa Sawit - Pengaruh Perbandingan Kalsium Karbonat (CaCo3) dan Air (H2O) Terhadap Proses Pemisahan Kernel dan Cangkang pada Unit Claybath di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

2 2 24

Penentuan Kadar Air, Kadar Kotoran dan Asam Lemak Bebas (ALB) di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

1 1 11