Masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara terdiri dari berbagai ragam etnis, yaitu 1 etnis Melayu, 2 etnis Batak Toba, 3 etnis Batak Mandailing, 4
etnis Dairi, 5 etnis Simalungun, 6 etnis Karo, 7 etnis Nias, 8 etnis Cina, 9 etnis India, 10 etnis Minang, dan 11 etnis Jawa. Seni budaya masing-masing
yang digunakan masih tetap sesuai dengan seni budaya baku etnis masing-masing, namun etnis Batak Toba, Batak Karo, Nias, India dan Cina yang telah beragama
Islam sudah sangat terpengaruh dengan seni budaya Islam. Tabel 3.1 Penduduk di Labuhanbatu Utara Berdasarkan Etnis
No Nama Etnis Jumlah
1 Etnis Melayu
70 2.
Etnis Jawa 13
3 Etnis Batak Toba
5 4
Etnis Batak Mandailing 5
5 Etnis Dairi
1 6
Etnis Simalungun 1
7 Etnis karo
1 8
Etnis Nias 1
9 Etnis Cina
1 10 Etnis India
1 11 Etnis Minang
1 Sumber : Httpwikipedia.id Kabupaten
Labuhan _Batu _Utara penduduk, 2014
Berdasarkan geografis Kabupaten Labura maka peneliti beralasan melakukan penelitian di daerah tersebut karena 1 aksesmudah untuk dimasuki,
2 salah satu kabupaten yang baru dimekarkan di Provinsi Sumatera Utara dan pertama sekali menyelenggarakan pemilu caleg dan presiden, 3 Bupati dan
Ketua DPRD Kabupaten Labura adalah politisi Partai Golkar, dan 4 data lisan dan data tulisan tersedia di tempat penelitian. Sehubungan dengan itu, waktu
penelitian dilakukan peneliti sejak dimulai caleg Partai Golkar berkampanye bulan
Januari tahun 2014 di Labura sampai dengan pemilihan caleg Partai Golkar yang terpilih menjadi anggota legislatif tahun 2014 sampai dengan tahun 2019.
3.2 Pendekatan dan Metode yang Digunakan
Bogdan dan Taylor 1975:5 mengatakan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedurpenelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau
lisandari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kemudian dipertegas Djajasudarma, 1993:11 bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur yang
menghasilkan datadeskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat. Moleong 2007:49 mengatakan “deskriptif kualitatif merupakan
penelitian pada latar alamiah, manusia sebagai alat pengumpul data utama, menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka, dan lebih menghendaki arahan bimbingan penyusunan teori substantif yang berasal dari
data”. Sehubungan uraian pendapat ahli di atas maka penelitian ini dibahas berdasarkan pendekatan dan metode deskriptif kualitatif karena dalam
pengumpulan data menggunakan metode observasi, sadap, dan dokumentasi dengan menggunakan data berupa kata, kalimat, frasa, dan klausa baik data lisan
maupun data tulisan.
3.3 Data dan Sumber Data
Data penelitian ini mengacu pada ekspresi kesantunan dengan daya semiotika bahasa caleg berkampanye. Semua data direkam, dicatat, dan
dikumpulkan dengan baik dalam suatu korpus. Hal itu bertujuan untuk memudahkan peneliti untuk membahas data yang sudah dipersiapkan dalam
korpus. Korpus penelitian itu berbentuk teks tulis dan transkripsi dari bahasa lisan yang mempunyai fungsi memberi informasi tentang ujaran-ujaran jurkam dan
jargon politik caleg dalam berkampanye. Data penelitian ini terdiri dari data lisan dan tulis. Data lisan merupakan
kata, frasa, klausa, dan kalimat yang bersumber dari tuturan verbal jurkam caleg Partai Golkar sebanyak empat orang, yaitu Ketua Partai Golkar Labura, Bupati
Labura, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, dan pengurus fungsionaris Partai Golkar. Data tulis berupa bahasa jargon yang terdapat pada baleho yang
bersumber dari caleg Partai Golkar sebanyak tiga puluh orang. Dalam hal ini, jumlah klausa yang terdapat dalam semua maksim yang
digunakan jurkam caleg Partai Golkar sebagai berikut. 1 Klausa pada maksim kebijaksanaan sebanyak sepuluh klausa. 2 Klausa pada maksim penerimaan
enam klausa. 3 Klausa pada maksim kemurahan sebanyak tiga klausa. 4 Klausa pada maksim kerendahan hati sebanyak dua klausa. 5 Klausa pada
maksim kesetujuan sebanyak empat klausa. 6 Klausa pada maksim kesimpatian sebanyak lima klausa. Kemudian, klausa yang terdapat dalam bahasa jargon caleg
Partai Golkar sebanyak 21 klausa.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan mempergunakan alat bantu meliput i:tape recorder, kamera digital, pulpen, dan
buku catatan. Tape recorder digunakan untukmerekam tuturan bahasa jurkam, kamera digital digunakan untuk mengambil gambar sebagai data dokumentasi,
dan alat tulis digunakan untuk mencatat informasi data penelitian ini.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan triangulasi gabungan.
1. Metode Observasi simak
Guba dan Lincoln 1981:191-193 mengatakan “observasi merupakan pengamatan secara langsung”. Metode observasi merupakan metode yang
dilakukan dalam pengumpulan data. Observasi dilakukan terhadap unit aktivitas yang lebih besar dimana khusus yang diobservasi terjadi. Pada
penelitian kualitatif merupakan suatu teknik yang tepat akan memberikan manfaat yang cukup besar karena dapat memahami dan mendalami realitas
obyek penelitian yang sebelumnya. Metode observasi ini memiliki tiga tahapan yaitu, pertamatingkat
partisipasi pasif, dimana peneliti berperan sebagai penonton tanpa melibatkan diri secara langsung dan intensif pada peristiwa-peristiwa atau
kejadian yang menjadi obyek penelitian. Keduatingkat partisipasi sedang, yaitu ditandai dengan adanya intensitas peran serta peneliti. Pada tingkat
sedang peneliti melibatkan diri dalam situasi tertentu. Ketigapartisipasi penuh, yaitu dimana peneliti melibatkan diri sepenuhnya ke dalam situasi
obyek penelitian. Observasi dalam penelitian data lisan ini untuk menyimak tuturan para
jurkam caleg Partai Golkar dengan menggunakan teknik catat dan teknik sadap saat berkampanye sedangkan data tulis berupa bahasa jargon politik caleg
menggunakan teknik catat dari baleho para caleg Partai Golkar.
2. Dokumentasi
Guba dan Lincoln 1981:228 mengatakan “dokumentasi merupakan bahan tertulis atau film yang dipersiapkan karena adanya permintaan seorang
penyidik”. Selanjutnya, Kartodirjo dalam Satori 1989:143 mensyaratkan perlunya dokumen yang otentik bukan palsu, isinya sesuai dengan
kenyataan, data-data yang diperoleh cocok untuk menambah pengertian tentang gejala yang diteliti.
Dokumentasi dalam penelitian kualitatif sangat membantu melengkapi data. Pengecekan kebenaran informasi atau data yang diperoleh
oleh peneliti melalui observasi dan dokumentasi. Artinya, penelitian ini dilakukan dengan cara analisis serta interprestasi terhadap dokumen yang
berupa sumber data non manusia, misalnya catatan pribadi, laporan, ketetapan, peraturan, dokumen pemerintah, korespondensi, agenda, atau
catatan lain yang menyangkut bukti pelaksanaan atau proses kegiatan yang pernah terjadi.
Dokumentasi yang digunakan oleh peneliti sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, serta meramalkan
data itu sendiri. Dokumen digunakan karena bersifat stabil dan berguna sebagai bukti, alamiah, dan memperluas pengetahuan.Dokumentasi penelitian
ini merupakan audiovisual ketika jurkam Partai Golkar berkampanye di lapangan terbuka kepada masyarakat di Labura sedangkan bahasa jargon politik caleg
didokumentasikan merupakan frase dan klausa yang terdapat di baleho untuk memperjelas data-data berhubungan dengan fokus penelitian.