Maksim Penerimaan Generocity Maxim

maksim penerimaan yang dikodekan dengan verba ‘mengabdi’. Caleg Partai Golkar siap mengabdi bagi masyarakat dalam berbagai bentuk pengabdian.

d. Maksim Kemurahan Approbation Maxim

Kesantunan bahasa berkampanye yang direalisasikan maksim kemurahan dengan memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain atau meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain. Maksim kemurahan jugaditandai dalam ilokusi asertifdengan verba ‘mengatakan’, ‘melaporkan’, dan ‘menyebutkan’ dan dalam ilokusi ekspresifditandaiverba ‘memuji’, ‘mengucapkan terima kasih’, ‘mengritik’, dan ‘menyelak’ terdapat dalam tabel sebagai berikut. Tabel 4.7 Teks Lisan Kesantunan Bahasa dalam Maksim Kemurahan No. Ujaran jurkam 35. [UJ1.3] 36. [UJ1.5] 37. [UJ2.101] 38. [UJ2.102] 39. [UJ2.104] Fungsionaris DPP yang saya hormati, Pak Rambe dengan Ibu Anita Lubis. Saya hormati rekan-rekan caleg provinsi dan kabupaten kota. Yang sama kita hormati dan kita banggakan, kita sayangi Haji Rambe Kamarul Zaman MSc, MM selaku komisaris DPP Golkar Pusat dan juga calon anggota DPRD dari Golkar dari SUMUT dua. Dan juga yang kami sayangi, kami banggakan Ibu Dra. Anita Lubis MBA, juga selaku komisaris atau caleg anggota DPRD. Dan saya banggakan, saya sayangi, saya cintai seluruh masyarakat Labuhanbatu Utara tidak terkecuali dari Partai manapun baik Partai Golkar dari partai manapun, yang penting hari ini kita kumpul kemari. Pada tabel 4.7 di atas, kalimat 35 merupakan maksim kemurahan ditandai dengan verba ‘hormati’ yang dikodekan dengan memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain yaitu caleg Partai Golkar yang bernama Pak Rambe dengan Ibu Anita Lubis. Kalimat 36 merupakan maksim kemurahan ditandai dengan verba ‘hormati’. Jurkam memaksimalkan rasa hormat kepada caleg Partai Golkar provinsi dan kabupaten kota. Selanjutnya kalimat 37 merupakan maksim kemurahan ditandai dengan verba ‘hormati’. Jurkam memaksimalkan rasa hormat kepada caleg Partai Golkar baik dari daerah Kabupaten Labura, Provinsi Sumatera Utara, dan pusat. Kalimat 38 tergolong maksim kemurahan ditandai dengan verba ‘banggakan’ dan ‘sayangi’ yang dikodekan jurkam dengan memaksimalkan rasa hormat kepada caleg Partai Golkar yang bernama Dra. Anita Lubis, M.B.A. Kalimat 39 tergolong maksim kemurahan ditandai dengan verba ‘banggakan’, ‘sayangi’, dan ‘cintai’ yang dikodekan jurkam dengan memaksimalkan rasa hormat kepada masyarakat Labura.

e. Maksim Kerendahan Hati Modesty Maxim

Kesantunan bahasa berkampanye yang direalisaikan maksim kerendahan hati dengan memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri atau meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Maksim kerendahan hati juga ditandaidalam ilokusi ekspresif dengan verba ‘memuji’, ‘mengucapkan terima kasih’, ‘mengritik’, dan ‘menyelak’, dan dalam ilokusi asertif ditandai dengan verba ‘mengatakan’,‘melaporkan’, dan ‘menyebutkan’ terdapat dalam tabel sebagai berikut. Tabel 4.8 Teks Lisan Kesantunan Bahasa dalam Maksim Kerendahan Hati No. Ujaran jurkam 40. [UJ1.84] 41. [UJ1.85] 42. [UJ1.86] 43. [UJ2.170] Do’akan kami, para caleg yang dari daerah dapil satu dan dapil lima untuk berjuang. Do’akan para caleg provinsi dan caleg pusat serta berikan dukungan sepenuhnya. Lanjutan tabel 4.8 Yakin dan percaya restui kami memimpin daerah ini, maka terjawablah segala aspirasi masyarakat, dan terjawablah segala kepentingan rakyat untuk perbaikan, untuk mensejahterakan 44. [UJ2.175] rakyat pada masa yang akan datang. Saya seluruh keluarga memohon dan meminta kepada H. Rambe Kamrul Zaman untuk memberikan orasi, supaya masyarakat bisa tahu apa yang diperjuangkan Golkar untuk 2014 ini. Sebelum saya mulai hiburan, saya mohon maaf untuk kita semua nantinya pulang dari tempat ini dari lapangan ini, saya harapkan kepada seluruh kader-kader Golkar supaya memberi contoh yang baik, bantu Pak Polisi di jalan, jangan ugal-ugalan. Pada tabel 4.8 di atas, kalimat 40 merupakan maksim kerendahan hati bermodus imperatif ditandai dengan verba ‘do’akan’ yang dikodekan dengan memaksimalkan ketidakhormatan pada diri jurkam sendiri kepada simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura. Kalimat 41 merupakan maksim kerendahan hati bermodus imperatif ditandai dengan verba ‘do’akan’ yang dikodekan dengan memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri atau meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Kalimat 42 tergolong maksim kerendahan hati bermodus imperatif ditandai dengan verba ‘restui’ yang dikodekan dengan memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri atau meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Selanjutnya kalimat 43 tergolong maksim kerendahan hati bermakna perintah modus deklaratif ditandai dengan verba ‘mohon’dan ‘meminta’. Jurkam dengan memaksimalkan ketidakhormatan pada dirinya sendiri dengan memohon dan meminta kepada caleg untuk menyampaikan orasi politik kepada masyarakat.Kalimat 44 tergolong maksim kerendahan hati bermakna perintah modus deklaratif ditandai dengan verba ‘mohon’. Jurkam memaksimalkan ketidakhormatan pada dirinya sendiri kepada para simpatisan Partai Golkar dan masyarakat Labura. Selanjutnya maksim kerendahan hati ditemukan dalam data semiotika bahasa jargon caleg Partai Golkar terdapat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.9 Teks Tulis Semiotika Jargon Politik Caleg Berkampanye dalam Maksim Kerendahan Hati No. Semiotika jargon politik caleg 45. [SJC.7] 46. [SJC.8] 47. [SJC.9] Mohon do’a dan dukungan Mohon do’a dan pilihannya Mohon do’a restu dan dukungannya Pada tabel 4.9 di atas, kalimat 45, 46, dan 47 merupakan maksim kerendahan hati dalam modus imperatif ditandai dengan verba ‘mohon’. Para caleg Partai Golkar memaksimalkan ketidakhormatan pada dirinya sendiri dengan memohon do’a restu kepada masyarakat.

f. Maksim KesetujuanAgreement Maxim

Kesantunan bahasa berkampanye yang direalisasikan maksim kesetujuandengan memaksimalkan kesetujuan di antara mereka atau meminimalkan ketidaksetujuan di antara mereka. Maksim kesetujuan juga ditandai dalam ilokusi asertif dengan verba ‘mengatakan’, ‘melaporkan’, dan ‘menyebutkan’ terdapat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.10 Teks Lisan Kesantunan Bahasa dalam Maksim Kesetujuan No. Ujaran jurkam 48. [UJ1.78] 49. [UJ2.114] 50. [UJ2.125] Saya berharap mari sama-sama kita menangkan Partai Golongan Karya dari mulai caleg pimpinan dari caleg Tingkat II, Tingkat I, dan Tingkat Pusat. Yang penting hari ini bagaimana kita usahakan Bupati dari Golkar, Ketua DPRnya dari Golkar. Lanjutan tabel 4.10 Bapak-bapak, ibu-ibu, kader-kader Golkar, berjuanglah mulai hari ini, jangan sombong, jangan angkuh, ya

Dokumen yang terkait

Kesantunan Dengan Daya Semiotika Bahasa Berkampanye Calon Legislatif Partai Golongan Karya di Kabupaten Labuhan Batu Utara

0 69 20

Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

3 124 98

STRATEGI POLITIK CALON LEGISLATIF PEREMPUAN PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2009 (Kasus : Calon Legislatif Perempuan dari Partai Demokrat di Kabupaten Bungo).

0 0 19

POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF PARTAI GERINDRA PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KABUPATEN JEPARA -

0 0 52

KESANTUNAN DENGAN DAYA SEMIOTIKA BAHASA BERKAMPANYE CALON LEGISLATIF PARTAI GOLONGAN KARYA DI KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA Awaluddin Sitorus awaluddinsitorusyahoo.com Nurlela, Masdiana Lubis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Abstrak - Kesant

0 0 20

Kesantunan Dengan Daya Semiotika Bahasa Berkampanye Calon Legislatif Partai Golongan Karya Di Kabupaten Labuhanbatu Utara

0 0 14

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Kesantunan Dengan Daya Semiotika Bahasa Berkampanye Calon Legislatif Partai Golongan Karya Di Kabupaten Labuhanbatu Utara

0 0 12

KESANTUNAN DENGAN DAYA SEMIOTIKA BAHASA BERKAMPANYE CALON LEGISLATIFPARTAI GOLONGAN KARYADI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TESIS

0 0 13

2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Partai Nasdem - Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

0 1 18

Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

0 0 11