Bala Yang Berbentuk Kebaikan

Ayat ini menyatakan suatu keadaan pada hari penghisapan kelak, dimana saat itu semua manusia akan diperlihatkan segala amalnya. Sebenarnya, seluruh amal-amal yang kita perbuat di dunia ini adalah merupakan rahasia Allah, apakah amal itu diterima atau tidak itu adalah rahasia Allah. Pada saat itulah Ia memperlihatkan segalanya, dan demikian itu merupakan suatu ujian kepada manusia, dimana mereka merasakan kegelisahan dan kekhawatiran yang sangat luar biasa. ‘Alauddin mengatakan, “Pada saat itu Allah menguji manusia sampai dinampakkan segala yang telah mereka perbuat di dunia ”. 164

33. Al-Fajr89: 15-16

ِﻦَﻣَﺮْﻛَأ ﻲﱢﺑَر ُلﻮُﻘَـﻴَـﻓ ُﻪَﻤﱠﻌَـﻧَو ُﻪَﻣَﺮْﻛَﺄَﻓ ُﻪﱡﺑَر ُﻩ َﻼَﺘْـﺑا ﺎَﻣ اَذِإ ُنﺎَﺴْﻧِْﻹا ﺎﱠﻣَﺄَﻓ ُﻩ َﻼَﺘْـﺑا ﺎَﻣ اَذِإ ﺎﱠﻣَأَو ِﻦَﻧﺎَﻫَأ ﻲﱢﺑَر ُلﻮُﻘَـﻴَـﻓ ُﻪَﻗْزِر ِﻪْﻴَﻠَﻋ َرَﺪَﻘَـﻓ Artinya: Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: Tuhanku telah memuliakanku.. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: Tuhanku menghinakanku ”. 165 Q.S. Al-Fajr89: 15-16 Ayat ini menyatakan sifat watak manusia yang tidak memiliki iman, dimana ketika ia diberikan Tuhan ujian berupa nikmat, maka ia menganggap bahwa Tuhan sedang mengasihinya dan memuliakannya, dan ketika ia diuji dengan musibah atau suatu yang tidak ia inginkan seperti kemiskinan, maka dia menganggap bahwa Tuhan tidak menyayanginya dan menghinakannya. Padahal, ujian bentuk nikmat dan musibah, keduanya bukan menunjukkan bahwa Tuhan sedang mencintai atau membenci kita. Jika kita sedang dikasih Allah swt., nikmat, maka yang dituntut adalah kesyukuran kita, jika dikasih musibah, maka yang dituntut adalah kesabaran kita. Dengan demikian, derejat kita akan menjadi tinggi di sisi Allah.

B. Bala Yang Berbentuk Kebaikan

164 ‘Alāuddin ‘Ali bin Muhammad Al-Khāzin, Tafsir al-Khāzin, Beirut: Dār al-Ma‘rīfah, 1416 H, Jild VI. h. 249. 165 Departemen Agama RI, Al-Qur ’an…., h. 589. Untuk membedakan orang yang benar-benar beriman dengan orang yang munafik dalam beragama, maka sejak dahulu Allah selalu memberikan bala kepada hamba-hambanya. Dengan demikian, maka orang yang beriman akan bersabar terhadap ujian tersebut, dan orang yang pura-pura beriman tidak akan sanggup menerimanya, sehingga jelaslah perbedaan di antara orang yang benar- benar beriman dengan orang yang munafik. Hal ini dijelaskan Allah: َﺐِﺴَﺣَأ ُسﺎﱠﻨﻟا ْنَأ اﻮُﻛَﺮْـﺘُـﻳ ْنَأ اﻮُﻟﻮُﻘَـﻳ ﺎﱠﻨَﻣآ ْﻢُﻫَو َﻻ َنﻮُﻨَـﺘْﻔُـﻳ ْﺪَﻘَﻟَو ﺎﱠﻨَـﺘَـﻓ َﻦﻳِﺬﱠﻟا ْﻦِﻣ ْﻢِﻬِﻠْﺒَـﻗ ﱠﻦَﻤَﻠْﻌَـﻴَﻠَـﻓ ُﻪﱠﻠﻟا َﻦﻳِﺬﱠﻟا اﻮُﻗَﺪَﺻ ﱠﻦَﻤَﻠْﻌَـﻴَﻟَو َﻦﻴِﺑِذﺎَﻜْﻟا Artinya: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?, Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang- orang yang dusta. 166 Q.S. Al- ‘Ankabūt29 2-3 Di dalam Alquran, banyak dijelaskan jenis bala yang diberikan Allah kepada hamba-hambanya. Jika diklasifikasikan, secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu bala yang berbentuk kebaikan dan keburukan. Sebagaimana dijelaskan Allah: ﱡﻞُﻛ ٍﺲْﻔَـﻧ ُﺔَﻘِﺋاَذ ِتْﻮَﻤْﻟا ْﻢُﻛﻮُﻠْـﺒَـﻧَو ﱢﺮﱠﺸﻟﺎِﺑ ِﺮْﻴَﺨْﻟاَو ًﺔَﻨْـﺘِﻓ ﺎَﻨْـﻴَﻟِإَو َنﻮُﻌَﺟْﺮُـﺗ Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar-benarnya. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. 167 Q.S. Al-Anbiy ā’21: 35 Ibnu Jar īr meriwayatkan: ﻲﻨﺛﺪﺣ ،ّﻲﻠﻋ لﺎﻗ : ﺎﻨﺛ ﻮﺑأ ،ﺢﻟﺎﺻ لﺎﻗ : ﻲﻨﺛ ،ﺔﻳوﺎﻌﻣ ﻦﻋ ،ّﻲﻠﻋ ﻦﻋ ﻦﺑا ،سﺎﺒﻋ ﻪﻟﻮﻗ ْﻢُﻛﻮُﻠْـﺒَـﻧَو ﱢﺮﱠﺸﻟﺎِﺑ ِﺮْﻴَﺨْﻟاَو لﻮﻘﻳ : ﻢﻜﻴﻠﺘﺒﻧ ةﺪﺸﻟﺎﺑ ،ءﺎﺧﺮﻟاو ﺔﺤﺼﻟاو ،ﻢﻘﺴﻟاو ﻰﻨﻐﻟاو ،ﺮﻘﻔﻟاو لﻼﺤﻟاو ،ماﺮﺤﻟاو ﺔﻋﺎﻄﻟاو ،ﺔﻴﺼﻌﻤﻟاو ىﺪﻬﻟاو ﺔﻟﻼﻀﻟاو 168 166 Departemen Agama RI, Al-Qur ’an…., h. 327. 167 Departemen Agama RI, Al-Qur ’an…., h. 348. 168 A ṭ-Ṭabarī, Jāmi’ al-Bayān fī ta’wīl Alquran….., jild VII, h. 461. “Menceritakan kepadaku ‘Ali, ia berkata, menceritakan kepada kami Abu Ṣālih, ia berkata, menceritakan kepadaku Mu ‘āwiyah, dari ‘Ali, dari Ibn ‘Abbas, firman Allah yang berbunyi wa nabluwakum bisy-syarri wal khairi, bahwa Allah mencobamu dengan kesusahan dan kelapangan, sehat dan sakit, kaya dan miskin, halal dan haram, taat dan maksiat, hidayah dan kesesatan. Allah swt., memberikan kepada hamba banyak nikmat, seperti nikmat sehat, harta yang banyak, anak yang menyenangkan, istri yang salihah, dan banyak lagi nikmat yang membuat hati manusia senang. Semua nikmat ini adalah merupakan ujian dan cobaan dari Allah kepada manusia yang berbentuk kebaikan. Banyak manusia yang tidak merasa di uji ketika banyak kenikmatan yang dia rasakan, misalnya badan sehat, ekonominya kuat dan hidup merasa maslahat. Padahal sebenarnya sedang mendapat ujian kenikmatan yang harus di syukuri, jika ia tidak mensyukuri, maka ia telah gagal menjalani ujian yang diberikan Allah, dan ia termasuk orang yang ingkar atas nikmat Allah swt. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya: ْذِإَو َنﱠذَﺄَﺗ ْﻢُﻜﱡﺑَر ْﻦِﺌَﻟ ْﻢُﺗْﺮَﻜَﺷ ْﻢُﻜﱠﻧَﺪﻳِزََﻷ ْﻦِﺌَﻟَو ْﻢُﺗْﺮَﻔَﻛ ﱠنِإ ﻲِﺑاَﺬَﻋ ٌﺪﻳِﺪَﺸَﻟ Artinya: Dan ingatlah, tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. 169 Q.S. Ibr āhīm14: 7 Hamba Allah yang diuji dengan kenikmatan adalah Nabi Sulaiman, Dia adalah orang terkaya di dunia, orang yang pintar dan sebagai raja. Akan tetapi ia tidak sombong, dan nikmat yang ia dapatkan selalu disyukurinya, hingga ia lolos dari ujian yang berupa kenikmatan. Sebaliknya, Qarun gagal dalam menghadapi ujian yang berupa kenikmatan. Kekayaan yang ia miliki membuatnya sombong dan engkar kepada Allah. Hal ini dikisahkan dalam Alquran: 169 Departemen Agama RI, Al-Qur ’an…., h. 279. ﱠنِإ َنوُرﺎَﻗ َنﺎَﻛ ْﻦِﻣ ِمْﻮَـﻗ ﻰَﺳﻮُﻣ ﻰَﻐَـﺒَـﻓ ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ ُﻩﺎَﻨْـﻴَـﺗآَو َﻦِﻣ ِزﻮُﻨُﻜْﻟا ﺎَﻣ ﱠنِإ ُﻪَﺤِﺗﺎَﻔَﻣ ُءﻮُﻨَـﺘَﻟ ِﺔَﺒْﺼُﻌْﻟﺎِﺑ ﻲِﻟوُأ ِةﱠﻮُﻘْﻟا ْذِإ َلﺎَﻗ ُﻪَﻟ ُﻪُﻣْﻮَـﻗ َﻻ ْحَﺮْﻔَـﺗ ﱠنِإ َﻪﱠﻠﻟا َﻻ ﱡﺐ ِﺤُﻳ َﻦﻴ ِﺣِﺮَﻔْﻟا Artinya: Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. Ingatlah ketika kaumnya berkata kepadanya: Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri. 170 Q.S. Al-Qa ṣaṣ28: 76 Namun, Qarun tidak memperdulikan nasehat kaumnya, bahkan dengan sombongnya ia mengatakan, Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku. Q.S. Al-Qa ṣaṣ28: 78. Hingga akhirnya Allah menenggelamkan Qarun beserta hartanya: ﺎَﻨْﻔَﺴَﺨَﻓ ِﻪِﺑ ِﻩِراَﺪِﺑَو َضْرَْﻷا ﺎَﻤَﻓ َنﺎَﻛ ُﻪَﻟ ْﻦِﻣ ٍﺔَﺌِﻓ ُﻪَﻧوُﺮُﺼْﻨَـﻳ ْﻦِﻣ ِنوُد ِﻪﱠﻠﻟا ﺎَﻣَو َنﺎَﻛ َﻦِﻣ َﻦﻳِﺮِﺼَﺘْﻨُﻤْﻟا Artinya: Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang yang dapat membela dirinya. 171 Q.S. Al-Qa ṣaṣ28: 81.

C. Bala yang berbentuk keburukan