Q.S. Al-Isr ā’17: 60 Fitnah

Az-Zamakhsyar ī menjelaskan firman Allah [ نﺎﻄﯿﺸﻟا ﻢﻜﻨﻨﺘﻔﯾ ﻻ ], jangan sampai kamu diuji oleh syetan yang menyebabkanmu tidak bisa memasuki syurga, seperti halnya syetan menguji kedua ibu bapakmu, yaitu Ādam dan Haww ā’, yang menyebabkan keduanya dikeluarkan dari syurga dalam keadaan tidak berpakaian. 67 Al-Al ūsi menambahkan, jangan sampai syetan menjatuhkanmu ke dalam fitnah, yaitu dengan membuatmu tunduk kepadanya, yang akhirnya menegahkanmu untuk masuk ke dalam syurga, seperti halnya syetan telah menfitnah dan menguji kedua ibu bapakmu, hingga keduanya dikeluarkan dari dalam syurga. 68 Fitnah dalam ayat ini berarti tipudaya, Allah menguji manusia melalui tipudaya Iblis dan pengikutnya. Murka Allah pada Iblis dengan mengeluarkannya dari syurga saat pertama kali ia menentang perintah Allah untuk sujud kepada Adam as., sebagai penghormatan, ini menjadi titik awal lahirnya permusuhan antara anak-anak Adam dan Iblis, yang membuat iblis berjanji untuk selalu membujuk rayu manusia agar bermaksiat kepada Allah.

d. Q.S. Al-Isr ā’17: 60

ْذِإَو ﺎَﻨْﻠُـﻗ َﻚَﻟ ﱠنِإ َﻚﱠﺑَر َطﺎَﺣَأ ِسﺎﱠﻨﻟﺎِﺑ ﺎَﻣَو َﺟ ﺎَﻨْﻠَﻌ ﺎَﻳْؤﱡﺮﻟا ِﱵﱠﻟا َكﺎَﻨْـﻳَرَأ ﱠﻻِإ ًﺔَﻨْـﺘِﻓ ِسﺎﱠﻨﻠِﻟ َةَﺮَﺠﱠﺸﻟاَو َﺔَﻧﻮُﻌْﻠَﻤْﻟا ِﰲ ِنآْﺮُﻘْﻟا ْﻢُﻬُـﻓﱢﻮَُﳔَو ﺎَﻤَﻓ ْﻢُﻫُﺪﻳِﺰَﻳ ﱠﻻِإ ﺎًﻧﺎَﻴْﻐُﻃ اًﲑِﺒَﻛ Artinya: Dan ingatlah, ketika Kami wahyukan kepadamu: Sesungguhnya ilmu Tuhanmu meliputi segala manusia. Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan begitu pula pohon kayu yang terkutuk dalam Alquran. Dan Kami menakut- nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. 69 Q.S. Al- Isr ā’17: 60 Pada ayat ini Allah menguji manusia melalui cerita Rasul saw., atas apa yang disaksikannya di malam isr ā’, firman Allah [ ﺎَﻣَو ﺎَﻨْﻠَﻌَﺟ ﺎَﯾْؤﱡﺮﻟا ﻲِﺘﱠﻟا َكﺎَﻨْﯾَرَأ ﱠﻻِإ ًﺔَﻨْﺘِﻓ ِسﺎﱠﻨﻠِﻟ ], dan kami tidak menjadikan penglihatan yang telah kami perlihatkan 67 Abi al-Q āsim Mahmūd az-Zamakhsyarī, Tafsīr al-Kassyāf, Riyād: Maktabah al- ‘Abekān, 1998, juz II, h. 436. 68 Syih ābuddīn Mahmūd al-Alūsī al-Bagdādī, Rūh al-Ma‘ānī fi Tafsīr Alqurān wa sab‘a al-Ma ṡānī, Beirūt: Ihyā’ at-Turāṡ al-‘Arabī, t.t, juz VIII, h. 104. 69 Departemen Agama RI, Al-Qur ’an…., h. 234. kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia. Al-Mar āgi menjelaskan, dan kami tidak menjadikan penglihatan yang telah kami perlihatkan kepadamu Muhammad pada malam Isr ā’ itu, melainkan sebagai ujian dan cobaan, di antara mereka ada yang kafir dan ada yang ingkar, dan kebanyakan dari mereka mempercayainya, hingga bertambahlah keimanan dalam hati mereka. 70 Kata ar-Ru ’ya dalam ayat ini, Shihab memberikan penjelasan bahwa para ulama berbeda pendapat dalam memahami kata ar-Ru ’ya di sini. Banyak yang memahaminya dalam arti apa yang dilihat oleh Rasul saw., saat peristiwa Isr ā’ dan Mi ’rāj, mereka menilai bahwa peristiwa tersebut bukan mimpi, mereka memahami kata yang digunakan ayat ini dalam arti yaitu melihat dengan mata kepala, bertujuan mengisyaratkan tentang cepatnya peristiwa itu berlalu dan karena kejadiannya di malam hari, seperti halnya mimpi yang terjadi dengan sangat cepat dan sering kali di malam hari. 71 Terlepas dari terjadinya peristiwa tersebut secara nyata, atau hanya sekedar mimpi yang dialami oleh Rasul saw., satu hal yang harus ditekankan bahwa peristiwa itu merupakan bagian dari ujian Allah bagi hamba-hamba-Nya dalam mempercayai apa saja yang disampaikan oleh Rasul saw., mengingat kedudukan beliau sebagai Rasulullah yang tidak akan pernah berkata dusta. Mengenai kata “as-Syajrah al-Mal‘ūnah” yang artinya pohon terkutuk. Al-Mar āgi menjelaskan, kami tidak menjadikan pohon terkutuk itu kecuali sebagai cobaan bagi manusia, dan saat mereka mendengar firman Allah, [ ا ﺮﺠﺷ ن ة ﻢﯿﺛﻷا مﺎﻌط مﻮﻗﺰﻟا ], sesungguhnya pohon zaqq ūm itu adalah makanan orang yang banyak berdosa, di antara mereka ada yang bertambah keimanannya, dan ada yang semakin kufur, seperti Abu Jahal. 72 Keberadaan pohon zaqq ūm yang dimaksud ayat ini merupakan ujian bagi orang-orang kafir, karena di antar mereka ada yang mengejek Rasul saw., dengan mengatakan atas ketidak masuk akalan adanya pohon yang bisa tumbuh di tengah- tengah api neraka. Allah menguji mereka dengan hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh akal. Seperti halnya Allah menguji mereka dengan jumlah 19 Malaikat yang akan menyiksa mereka di neraka nanti, sungguh tidak masuk 70 Al-Mar āgi, Tafsīr…., juz XV, h. 66. 71 Shihab, Tafs īr….., jild VII, h. 131. 72 Al-Mar āgi, Tafsīr…., juz XV, h. 66-67. logika bagi mereka jika orang kafir yang jumlahnya tidak terkira hanya disiksa oleh 19 Malaikat saja. Demikian Allah menguji iman mereka untuk dapat membedakan siapa di antara mereka yang kuat imannya. 73 Akan tetapi sepertinya keragu-raguan mereka terhadap keberadaan pohon itu terjawab melalui firman Allah yang artinya: “Sesungguhnya kami menjadikan pohon ẓaqqūm itu sebagai fitnah siksaan bagi orang-orang yang zalim. Q.S. A ṣ-Ṣaffāt37: 63 Ṭanṭawi menjelaskan, kami jadikan pohon tersebut sebagai ujian dan cobaan terhadap orang-orang kafir yang zalim, karena pada saat Rasul saw., menceritakan hal ini, mereka justru mendustakan dan mengejek beliau, karenanya mereka pantas menerima azab kami disebabkan pendustaan dan ejekan mereka itu. 74 Sementara Az-Zamakhsyari menjelaskan, bahwa pohon tersebut adalah ujian dan azab bagi mereka di akhirat, atau cobaan bagi mereka di dunia, karena mereka mengatakan: “Bagaimana mungkin akan ada pohon di dalam neraka, karena api neraka akan membakar habis pohon itu? ”, demikianlah mereka mendustakannya. 75

4. Azab