hanyalah untuk menguji keimanan mereka. Bukan sedikit orang yang lupa ke mana tujuan hidup yang sebenarnya karena terpesona oleh kehidupan dunia.
65
Rasa ini kerap kali mengelabuhi seseorang ketika melihat orang lain memiliki lebih dari apa yang dimilikinya, terutama dalam harta benda. Segala
kelebihan dan kemewahan yang dianugerahkan Allah kepada seseorang adalah ujian bagi dirinya, untuk membuktikan apakah ia mampu mensyukurinya, yaitu
dengan memberikan hak Allah dan hak orang lain yang ada di dalamnya, atau dengan nikmat itu justeru malah membuat ia semakin jauh dari Allah.
c. Q.S. Al-A ’rāf7: 27
ِﲏَﺑﺎَﻳ َمَدآ
َﻻ ُﻢُﻜﱠﻨَـﻨِﺘْﻔَـﻳ
ُنﺎَﻄْﻴﱠﺸﻟا ﺎَﻤَﻛ
َجَﺮْﺧَأ ْﻢُﻜْﻳَﻮَـﺑَأ
َﻦِﻣ ِﺔﱠﻨَْﳉا
ُعِﺰْﻨَـﻳ ﺎَﻤُﻬْـﻨَﻋ
ﺎَﻤُﻬَﺳﺎَﺒِﻟ ﺎَﻤُﻬَـﻳُِﲑِﻟ
ﺎَﻤِِآْﻮَﺳ ُﻪﱠﻧِإ
ْﻢُﻛاَﺮَـﻳ َﻮُﻫ
ُﻪُﻠﻴِﺒَﻗَو ْﻦِﻣ
ُﺚْﻴَﺣ َﻻ
ْﻢُﻬَـﻧْوَﺮَـﺗ ﺎﱠﻧِإ
ﺎَﻨْﻠَﻌَﺟ َﲔِﻃﺎَﻴﱠﺸﻟا
َءﺎَﻴِﻟْوَأ َﻦﻳِﺬﱠﻠِﻟ
َﻻ َنﻮُﻨِﻣْﺆُـﻳ
Artinya: Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia
menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu
tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak
beriman.
66
Q.S. Al-A ’rāf7: 27
Surat ini menyerukan agar manusia berhati-hati terhadap agitasi Iblis dan para pengikutnya dengan menceritakan kisah
Ādam as., yang tergoda oleh Iblis hingga menyebabkannya keluar dari syurga tanpa sehelai kain. Penyesalan Adam
as., terhadap dosa yang dilakukannya, yaitu menentang perintah Allah agar tidak memakan buah yang dari awal Allah sudah mengingatkannya supaya tidak
mendekati pohon buah tersebut, hingga akhirnya Adam terperdaya oleh tipu daya Iblis dengan memakan buah pohon tersebut hingga Adam dikeluarkan dari syurga,
kesalahan yang dilakukannya itu membuat ia jatuh tersungkur di hadapan Allah demi mengharapkan Ampunan-Nya.
65
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas, 2002, juz, XVI, h. 248.
66
Departemen Agama RI, Al-Qur ’an…., h. 179.
Az-Zamakhsyar ī menjelaskan firman Allah [
نﺎﻄﯿﺸﻟا ﻢﻜﻨﻨﺘﻔﯾ ﻻ
], jangan sampai kamu diuji oleh syetan yang menyebabkanmu tidak bisa memasuki
syurga, seperti halnya syetan menguji kedua ibu bapakmu, yaitu Ādam dan
Haww ā’, yang menyebabkan keduanya dikeluarkan dari syurga dalam keadaan
tidak berpakaian.
67
Al-Al ūsi menambahkan, jangan sampai syetan
menjatuhkanmu ke dalam fitnah, yaitu dengan membuatmu tunduk kepadanya, yang akhirnya menegahkanmu untuk masuk ke dalam syurga, seperti halnya
syetan telah menfitnah dan menguji kedua ibu bapakmu, hingga keduanya dikeluarkan dari dalam syurga.
68
Fitnah dalam ayat ini berarti tipudaya, Allah menguji manusia melalui tipudaya Iblis dan pengikutnya. Murka Allah pada Iblis dengan mengeluarkannya
dari syurga saat pertama kali ia menentang perintah Allah untuk sujud kepada Adam as., sebagai penghormatan, ini menjadi titik awal lahirnya permusuhan
antara anak-anak Adam dan Iblis, yang membuat iblis berjanji untuk selalu membujuk rayu manusia agar bermaksiat kepada Allah.
d. Q.S. Al-Isr ā’17: 60