Latar Belakang Masalah Laporan PTK IPS IV-(Hasil Belajar-STAD)

40 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan yang hendak dicapai dari pembangunan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, hal ini mengandung pengertian yang luas bahwa bangsa yang cerdas dan berkompetensi, yang ditandai dengan adanya kemampuan berfikir, kepribadian yang bagus dan memiliki ketrampilan menjadi tujuan dari pembangunan tersebut. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa kemudian ditegaskan melalui berbagai kebijakan. Disusunnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, makin mempertegas keseriusan pemerintah dalam mencapai tujuan pembengunan nasional khususnya dalam bidang pembangunan. Sejalan dengan itu perbaikan dan penyesuaian kurikulum nasional terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman. Dinamika pendidikan dewasa ini ditandai dengan suatu pembeharuan dan transformasi pemikiran tentang hakekat pembelajaran sebagai suatu proses yang aktif, interaktif dan konstruktif. Titik central setiap peristiwa pembelajaran terletak pada keberhasilan siswa dalam mengorganisasikan pengalamannya, Mengembangkan berfikir dan mengimplementasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kontekspendidikan ilmu pengatahuan social IPS, seharusnyaprose pembelajaran menghasilkan siswa yang mampu berfikir kritis, analitis, dan kreatif. Indikatorkeberhasilan IPS ditandai dengan bertambahnya pengetahuan, ketrampilan dan perubahan perilaku siswa. Sehingga kelak kemudian hari siswa mampu mengatasi masalahnya sendiri dan dapat menjalin hubungan sinergis antara manusia dengan lingkungan alam dan sosial. 40 Menghadapi keseriusan pemerintah seperti tersebut diatas, tentu kita patut berbesar hati. Mengingat dewasa ini masih banyak masalah – masalah social yang perlu segera diatasi. Jumlah pengangguran makin bertambah eksplorasi alam yang berlebihan, kerusakan dan permusuhan antar kelompok, ini menunjukkan belum berhasilnya pendidikan IPS di sekolah. Dalam skala mikro kegagalan pendidikan IPS ditandai dengan rendahnya prestasi belajar siswa dan kurangnya minat siswa untuk mempelajari IPS. Hal ini dapat dibuktikan dengan keadaan riil ketika pelajaran IPS berlangsung. Penggunaan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan masih mendominasi setiap pembelajaran IPS. Media yang digunakan hanya kapur dan papan tulis. Sementara pelaksanaan penilaian hanya mengandalkan ulangan tertulis. Pengelolaan kelas masih teacher centered . Guru sebagai sumber utama pengetahuan. Padahal dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan perkembangan arus globalisasi anggapan bahwa guru sebagai satu – satunya sumber informasi tidak mungkin lagi dipertahankan. Bahkan sekolah sendiri tidak mungkin lagi menjadi satu – satunya informasi bagi siswa. Tindakan seperti ini menyebabkan siswa menjadi pasif. Immage yang terbentuk bahwa pelajaran IPS merupakan pelajaran hafalan. Akibat dari semua itu, saat siswa mengikuti proses pembelajaran IPS menjadi Semakin jenuh dan tidak bergairah. Bahwkan pada saat guru menyampaikan materi pelajaran dengan metode ceramah, beberapa siswa terlihat menguap, beberapa siswa lain yang duduk dibarisan belakang ramai berbicara antar teman tanpa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Kadang mereka juga membuat ulah yang negative dengan mengganggu temannya untuk menarik perhatian guru. Ada juga yang mengisi waktu luang dengan mengerjakan tugas lain. Tingkah laku siswa yang pasif tentu menjadi permasalahan bagi guru, sebab kenyataan ini sangat berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti pada setiap ulangan IPS di kelas IV SD Negeri Gabus 3 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2009 2010 40 Semester I dan perolehan prestasi belajar siswa rendah. Dari jumlah 20 siswa nilai ketuntasab hanya 5 siswa atau 25 dari jumlah siswa. Salah satu indikasi penyebab munculnya masalah diatas adalah guru kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dan mengeluarkan ide – ide atau kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran. Disamping itu dalam proses pembelajaran guru kurang memperhatikan perbedaan individual. Pada dasarnya setiap siswa berbeda yang satu dengan yang lainnya, baik dalam hal kemampuan maupun belajarnya. Itu berarti setiap siswa mempunyai cirri – cirri yang khusus. Kondisi seperti ini melatarbelakangi adanya perbedaan kebutuhan pada setiap anak. Dalam pembelajaran klasikal perbedaan individu jarang mendapat perhatian, semua siswa dalam satu kelas dianggap mempunyai kemampuan dan kecepatan yang sama karena itu diperlakukan cara yang sama. Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar dan kwalitas pendidikan, perbedaan individu perlu mendapat perhatian yang lebih serius. Titik sentralnya tindakan guru pada proses pembelajaran. Salah satu tindakan guru dalam pembelajaran yang berorientasi pada sikap menghargai perbedaan individu adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi alternative untuk mencapai tujuan IPS yaitu berupa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, inkuiri, memecahkan masalah, ketrampilan social, meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetensi dalam mesyarakat yang majemuk Diknas, 200:5 sesuai dengan pokok permasalahan tersebut, berdasarkan analisis konseptual dan kondisi riil pembelajarn IPS di SD khususnya dikelas IV SD Negeri Gabus 3 permasalah ini merupakan tantangan yang harus dihadapi. Persoalan adalah dapatkah dikembangkan dan diterapkan suatu model pembelajarn yang lebih bermakna serta mudah dipraktekkan oleh guru dalam menjawab tantangan tersebut ?Dengan merujuk konsep dan teori Cooperative Learning maka penulis mengembangkan model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran. 40 Untuk itu berdasarkan fenomena pembelajaran IPS dan dalam usaha untuk meningkatkan prestasi akademik siswa, perlu kiranya diadakan peneliti tindakan kelas mengenai Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Student Team- Achievement STAD sebagai upaya meningkatkan pembelajaran IPS materi pokok Kenampakan alam dilingkungan Kabupatenkota dan provinsi di kelas IV SDN Gabus 3 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2009 2010.

B. Rumusan dan Pemecahannya

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV di MI Alwasliyah Jakarta Timur

0 9 147

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui model kooperatif tipe stad: penelitian tindakan kelas di SDN Grogol Selatan 02 Jakarta Selatan

0 4 162

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Pengaruh penerapan model pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV Di Madrasah Ibtidaiyah Al Wasliyah Jakarta Timur

0 18 147

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

Laporan PTK IPA KLS IV (STAD)

0 0 38

83157786 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dan Motivasi Siswa Teradap Hasil Belajar SEMINAR

0 0 70