Keberadaan petani garam pada kawasan Bledug Kuwu sampai sekarang masih dapat terlihat. Hal ini dapat diketahui dari masih terdapatnya 6 enam
petani garam yang ada di Desa Kuwu, dimana diantara para petani garam yang lain sudah beralih profesi dan meninggalkan peralatan pembuat garam di tempat
mereka dulu pernah bekerja. Kondisi tersebut memberikan gambaran bahwa strategi adaptasi yang dilakukan oleh petani garam di Desa Kuwu Kecamatan
Kradenan Kabupaten Grobogan, merupakan sebuah upaya petani garam untuk menjaga kelangsungan usahanya di Desa Kuwu.
Dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Petani Garam Di Desa Kuwu Kecamatan Kradenan
Kabupaten Grobogan: Suatu Kajian Strategi Adaptasi Budaya.
B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah
Pembahasan mengenai petani garam di Desa Kuwu Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan: suatu kajian strategi adaptasi budaya, bukan sebuah hal
yang mudah dilakukan karena diperlukan adanya pembatasan-pembatasan dalam melakukan pembahasan. Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi masalah-
masalah yang kiranya sangat penting untuk dibahas dan dikaji secara mendalam agar nantinya dapat merumuskan suatu permasalahan yang baik dan perlu dikaji
untuk dipecahkan. Strategi adaptasi budaya petani garam pada masyarakat Desa Kuwu,
merupakan upaya yang ditempuh oleh petani garam untuk menyesuaikan diri
dengan kondisi lingkungan sekitar terkait permasalahan lingkungan, teknologi, pendapatan, serta ganerasi penerus petani garam di Desa Kuwu.
Permasalahan lingkungan dalam hal ini terkait dengan masalah-masalah lingkungan yang dihadapi oleh petani garam, yaitu meliputi kondisi cuaca,
musim, letupan lumpur Bledug Kuwu, dan karakteristik air garam. Permasalahan teknologi yang dihadapi oleh petani garam dalam hal ini terkait dengan
penggunaan peralatan untuk membuat garam, yaitu meliputi cara memperoleh peralatan dan seringnya terjadi kerusakan pada peralatan pembuat garam.
Selain permasalahan lingkungan dan teknologi, faktor pendapatan dan generasi penerus juga mempangaruhi keberadaan petani garam di Desa Kuwu.
Hal ini dikarenakan pendapatan yang diperoleh petani garam tidak menentu, sehingga membuat generasi penerus yang ada di lingkungan Desa Kuwu tidak
berminat untuk berprofesi sebagai petani garam. Upaya yang dilakukan oleh petani garam untuk menyesuaikan diri dengan
kondisi lingkungan, tidak semuanya dapat berjalan efektif. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan petani garam yang sebagian sudah beralih pada mata
pencaharian lain. Petani garam yang ada di Desa Kuwu sekarang hanya tinggal 6 enam yang masih eksis mempertahankan usahanya.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana strategi adaptasi budaya petani garam pada
masyarakat Desa Kuwu Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan”.
C. Perumusan Masalah