perhatian adaptasi dipusatkan pada proses belajar, dan modifikasi budayanya. Selain itu adaptasi juga merupakan suatu proses yang dinamik karena baik
organisme maupun lingkungan sendiri tidak ada yang bersifat konstantetap.
C. Kerangka Berfikir
Petani garam yang terdapat di Desa Kuwu Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan adalah petani garam yang masih eksis bekerja memanfaatkan air
garam yang keluar bersama letupan lumpur Bledug Kuwu. Meskipun letaknya cukup jauh dari laut, letupan lumpur di Desa Kuwu berlangsung terus-menerus
sehingga menimbulkan pemandangan alam yang menakjubkan. Petani garam dalam menjalankan aktifitas pembuatan garam sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat tinggal. Hal ini dikarenakan lingkungan menjadi faktor utama yang mendasari keberhasilan petani garam
dalam menjalankan aktifitas pembuatan garam. Untuk dapat mempertahankan eksistensi sebagai petani garam di Desa Kuwu, petani garam melakukan adaptasi.
Adaptasi dilakukan terhadap kondisi lingkungan yang selalu berubah, selain itu adaptasi juga dilakukan terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi
petani garam dalam menjalankan aktifitas pembuatan garam. Permasalahan yang dihadapi oleh petani garam di Desa Kuwu meliputi
problem lingkungan, teknologi yang digunakan, dan perilaku dari petani garam. Problem lingkungan yang dihadapi oleh petani garam adalah permasalahan
tentang perubahan cuaca yang tidak menentu, kondisi lumpur yang ada di Desa Kuwu, dan karakteristik air garam. Teknologi yang digunakan petani garam
adalah peralatan tradisional untuk membuat garam. Dalam penggunaan peralatan pembuat garam, petani garam di Desa Kuwu mengalami permasalahan terkait
dengan cara memperoleh bahan-bahan untuk membuat peralatan dan seringnya terjadi kerusakan pada peralatan pembuat garam.
Selain permasalahan lingkungan dan teknologi, perilaku petani garam merupakan
strategi adaptasi
yang dilakukan
untuk mempertahankan
eksistensinya di masyarakat. Perilaku dari petani garam diantaranya adalah dengan melakukan penimbunan garam, membuat peralatan pembuat garam
sendiri, dan mencari pekerjaan sambilan. Untuk itu dalam penelitian ini perlu adanya suatu kerangka berfikir.
Kerangka ini merupakan suatu narasi atau grafis yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dalam kerangka konseptual ini diharapkan dapat
memberikan gambaran mengenai faktor-faktor kunci, yang nantinya akan berhubungan dengan faktor lainnya. Adanya kerangka teoritik ataupun kerangka
berfikir yang berkaitan dengan petani garam di Desa Kuwu Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan: suatu kajian strategi adaptasi budaya adalah sebagai
berikut:
Bagan 1. Bagan kerangka berfikir Petani
garam
Teknologi yang digunakan
Problem lingkungan
Perilaku petani garam
Lingkungan
Adaptasi
18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian
Penelitian dengan judul petani garam di Desa Kuwu Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan: suatu kajian strategi adaptasi budaya dilaksanakan dengan
metode kualitatif. Menurut Bogdan dan Tylor dalam Moleong 2006:4, mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang atau perilaku yang diamati.
Perbedaan metode kualitatif dengan metode yang lainnya terletak pada permasalahan yang dibahas. Dalam penelitian ini tidak berkenaan dengan angka-
angka, dan mempunyai tujuan untuk menggambarkan, membuat deskripsi atau lukisan secara sistematis, serta menguraikan keadaan maupun fenomena tentang
strategi adaptasi budaya petani garam pada masyarakat Desa Kuwu Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan.
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah strategi adaptasi budaya petani garam pada masyarakat Desa Kuwu Kecamatan Kradenan
Kabupaten Grobogan. Yang dapat dirinci sebagai berikut: 1.
Problem lingkungan yang dihadapi petani garam, yang meliputi perubahan cuaca yang tidak menentu, kondisi lumpur Bledug Kuwu yang selalu
berubah, dan karakteristik air garam.