12
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Remaja
1. Pengertian Remaja
Menurut Santrock 1999; dalam Agoes Dariyo 2004:13 Stanley Hall, seorang bapak pelopor psikologi perkembangan remaja, masa remaja
dianggap sebagai masa topan-badai dan stres storm and stress, karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri.
Kalau terarah dengan baik, maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing, maka bisa
menjadi seorang yang tak memiliki masa depan yang baik.
Menurut Yudrik Jahja 2011:219 kata “remaja” berasal dari bahasa
Latin yaitu adolescene yang berarti to grow atau to grow maturity dalam Rice, 1990. Papalia dan Olds 2001; dalam Yudrik Jahja, 2011:219
menyatakan bahwa masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12
atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa
yang mengalami masa topan-badai dan stres yang harus diarahkan dan dibimbing agar dapat memiliki masa depan dan tanggung jawab yang baik
atas keinginan dan kebutuhan dirinya sendiri.
13
2. Karakteristik Remaja Usia Madrasah Aliyah
Pada masa remaja, ketertarikan dan komitmen serta ikatan terhadap teman sebaya menjadi sangat kuat. Hal ini antara lain karena remaja merasa
bahwa orang dewasa tidak dapat memahami mereka. Keadaan ini sering menjadikan remaja sebagai suatu kelompok yang eksklusif karena remaja
menganggap hanya sesama merekalah yang dapat saling memahami Santrock, 2004:388. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono 2013:13 di
Indonesia, batasan remaja yang mendekati batasan PBB tentang pemuda adalah kurun usia 15-24 tahun.
Menurut Geldard dan Geldard 2011:6 tahap remaja melibatkan suatu proses yang menjangkau suatu periode penting dalam kehidupan
seseorang, namun terdapat perbedaan individu satu dengan yang lain, yang dibuktikan dengan adanya fakta bahwa beberapa orang mengalami masa
peralihan ini secara lebih cepat dari lainnya. Masa remaja menghadirkan begitu banyak tantangan, karena banyaknya perubahan yang harus dihadapi
mulai dari perubahan fisik, biologis, psikologis, dan juga sosial. Proses- proses perubahan penting akan terjadi dalam diri anak muda jika perubahan-
perubahan ini mampu dihadapi secara adaptif dan dengan sukses. Ketika seorang anak muda tidak mampu berhadapan dan mengatasi tantangan
perubahan ini secara sukses, akan muncul berbagai konsekuensi psikologis, emosional, dan behavioral yang merugikan. Pada berbagai konsekuensi
inilah, konseling bisa sangat berguna dalam mengatasinya, dengan konselor yang akan membantu membimbing anak muda menemukan cara-cara baru
14 untuk meneruskan beradaptasi di sepanjang perjalanan perkembangan diri
yang harus dilaluinya. Masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh
Erickson disebut dengan identitas ego ego identity Bischof, 1983; dalam Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2006:16-18. Ini terjadi karena masa
remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Meninjau dari segi fisiknya, mereka sudah bukan
anak-anak lagi melainkan sudah seperti orang dewasa, tetapi jika mereka diperlakukan sebagai orang dewasa, ternyata belum dapat menunjukkan
sikap dewasa. Oleh karena itu, ada sejumlah sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja, yaitu sebagai berikut.
a. Kegelisahan
Sesuai dengan fase perkembangannya, remaja mempunyai banyak idealisme, angan-angan, atau keinginan yang hendak
diwujudkan di masa depan, namun sesungguhnya remaja belum memiliki banyak kemampuan yang memadai untuk mewujudkan
semua itu. Seringkali angan-angan dan keinginannya jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuannya. Tarik-menarik antara
angan-angan yang tinggi dengan kemampuannya yang masih belum memadai mengakibatkan mereka diliputi oleh perasaan
gelisah. b.
Pertentangan
15 Sebagai individu yang sedang mencari jati diri, remaja
berada pada situasi psikologis antara ingin melepaskan diri dari orang tua dan perasaan masih belum mampu untuk mandiri. Oleh
karena itu, pada umumnya remaja sering mengalami kebingungan karena sering terjadi pertentangan pendapat antara mereka dengan
orang tua. Pertentangan yang sering terjadi itu menimbulkan keinginan remaja untuk melepaskan diri dari orang tua, kemudian
ditentangnya sendiri karena dalam diri remaja ada keinginan untuk memperoleh rasa aman. Remaja sesungguhnya belum begitu berani
mengambil risiko dari tindakan meninggalkan lingkungan keluarganya yang jelas aman bagi dirinya.
c. Mengkhayal
Keinginan untuk menjelajah dan berpetualang tidak semuanya tersalurkan. Biasanya hambatannya dari segi keuangan
atau biaya, sebab menjelajah lingkungan sekitar yang luas akan membutuhkan biaya yang banyak, padahal kebanyakan remaja
hanya memperoleh uang dari pemberian orang tuanya. Akibatnya, mereka lalu mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan
khayalannya melalui dunia fantasi. Khayalan remaja putra biasanya berkisar pada soal prestasi dan jenjang karir, sedang remaja putri
lebih mengkhayalkan romantika hidup. Khayalan ini tidak selamanya bersifat negatif, sebab khayalan ini kadang-kadang
16 menghasilkan sesuatu yang bersifat konstruktif, misalnya timbul
ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan. d.
Aktivitas Berkelompok Berbagai macam keinginan para remaja seringkali tidak
dapat terpenuhi karena bermacam-macam kendala dan yang sering terjadi adalah tidak tersedianya biaya. Adanya bermacam-macam
larangan dari orang tua seringkali melemahkan atau bahkan mematahkan
semangat para
remaja. Kebanyakan
remaja menemukan jalan keluar dari kesulitannya setelah mereka
berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. Mereka melakukan suatu kegiatan secara berkelompok
sehingga berbagai kendala dapat diatasi bersama-sama Singgih DS., 1980, dalam Mohammad Ali dan Mohammad Asrori,
2006:16-18. e.
Keinginan Mencoba Segala Sesuatu Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi high curiosity. Karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin bertualang, menjelajah segala
sesuatu, dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Selain itu, didorong juga oleh keinginan seperti orang
dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa. Akibatnya, tidak jarang secara
sembunyi-sembunyi, remaja pria mencoba merokok karena sering
17 melihat orang dewasa melakukannya. Seolah-olah dalam hati
kecilnya berkata bahwa remaja ingin membuktikan kalau sebenarnya dirinya mampu berbuat seperti yang dilakukan oleh
orang dewasa. Remaja putri seringkali mencoba memakai kosmetik baru, meskipun sekolah melarangnya.
Hal yang amat penting bagi remaja adalah memberikan bimbingan agar rasa ingin tahunya yang tinggi dapat terarah kepada kegiatan-kegiatan
yang positif, kreatif, dan produktif, misalnya ingin menjelajah alam sekitar untuk kepentingan penyelidikan atau ekspedisi. Jika keinginan semacam
itu mendapat bimbingan dan penyaluran yang baik, akan menghasilkan kreativitas remaja yang sangat bermanfaat, seperti kemampuan membuat
alat elektronika untuk kepentingan komunikasi, menghasilkan temuan ilmiah remaja yang bermutu, menghasilkan karya ilmiah remaja yang
berbobot, menghasilkan kolaborasi musik dengan teman-temannya, dan sebagainya. Jika tidak, dikhawatirkan dapat menjurus kepada kegiatan atau
perilaku negatif, misalnya: mencoba narkoba, minum-minuman keras, penyalahgunaan obat, atau perilaku seks pranikah yang berakibat
terjadinya kehamilan Soerjono Soekanto, 1989; dalam Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2006:18.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik remaja usia Madrasah Aliyah antara lain:
a. Munculnya perubahan fisik, emosi, dan mental.
b. Munculnya kegelisahan dan pertentangan dalam dirinya.
18 c.
Suka mengkhayal terhadap hal yang belum realistik. d.
Mencari jati diri yang sesungguhnya. e.
Senang beraktivitas kelompok dengan teman-teman sebayanya. f.
Ingin mencoba segala sesuatu yang belum pernah dilakukannya.
g. Memerlukan penyesuaian diri dengan berbagai masalah yang
dihadapinya. h.
Memerlukan diberikannya bimbingan oleh orang dewasa atau konselor agar menjadi pribadi yang lebih baik dalam proses
perjalanan perkembangan diri yang harus dilaluinya.
3. Tugas Perkembangan Remaja Sebagai Siswa Madrasah Aliyah