24 sebaya yang memiliki pengetahuan dan wawasan keterampilan komunikasi
secara interpersonal dan berlangsung secara tatap muka kepada para siswa remaja yang memiliki tingkat kematangan atau usia yang kurang lebih
sama di bawah bimbingan konselor ahli untuk membantu konseli menyelesaikan masalah agar dapat mengambil tanggung jawab sendiri
terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.
2. Fungsi Konseling Teman Sebaya
Menurut Schmidt 2008:124; Campbell, 2000; Myrick, 2003 dalam mengorganisir dan mengkoordinasi pelayanan konselor sekolah untuk meraih
pendengar yang lebih luas disebut dengan program penolong sebaya. Schmidt menyebutkan tentang Peer Helper Program sebagai berikut:
“In this program, students are selected and trained to perform various helping functions, such as assisting teachers with classroom
guidance activities, tutoring students who need assistance, showing new students around the school, and listening to peers who have
concerns. By offering these activities through peer helpers, counselors expand their programs, bringing service directly to
students and thereby reaching a wider audience. In addition, peer helpers, like a teacher-advisors, form a communications network to
help counselors receive refferals of students who have serious
concerns or have difficulty overcoming barriers to learning” Schmidt, 2008: 124.
Teman sebaya memberikan fungsi yang positif bagi pelaksanaan
konseling teman sebaya. Kelly dan Hansen 1987; dalam Desmita, 2005:220 menyebutkan 6 fungsi positif dari teman sebaya: 1 Remaja belajar
memecahkan pertentangan-pertentangan dengan cara-cara yang lain selain dengan tindakan agresi langsung, 2 Teman-teman dan kelompok teman
sebaya memberikan dorongan bagi remaja untuk mengambil peran dan
25 tanggung
jawab baru
mereka yang
menyebabkan berkurangnya
ketergantungan remaja pada dorongan keluarga mereka, 3 Melalui percakapan dan perdebatan dengan teman sebaya, remaja belajar
mengekspresikan ide-ide dan perasaan-perasaan serta mengembangkan kemampuan mereka memecahkan masalah, 4 Mengembangkan sikap
terhadap seksualitas dan tingkah laku peran jenis kelamin melalui interaksi dengan teman sebaya, 5 Remaja mengevaluasi nilai-nilai yang dimilikinya
dan yang dimiliki oleh teman sebayanya, serta memutuskan mana yang benar, dan membantu remaja mengembangkan kemampuan penalaran moral
mereka, 6 Meningkatkan harga diri self-esteem karena menjadi orang yang disukai oleh sejumlah besar teman-teman sebayanya membuat remaja
merasa enak atau senang tentang dirinya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi konseling
teman sebaya merupakan suatu program penolong sebaya yang memberikan fungsi positif di sekolah melalui teman sebaya. Konseling teman sebaya
memberikan fungsi untuk memberikan layanan konselor sekolah dalam meraih pendengar yang lebih luas. Teman sebaya memiliki fungsi yang
positif salah satunya memberikan dorongan bagi remaja untuk mengambil peran dan tanggung jawab baru agar tidak selalu tergantung dengan keluarga
mereka. Teman sebaya membuat rasa harga diri self-esteem meningkat karena merasa nyaman atau senang jika berkumpul dengan teman sebayanya
sehingga di sekolah perlunya dibentuk pembentukan konseling teman sebaya
26 untuk memberikan bantuan konseling yang dilakukan melalui para konselor
sebaya agar layanan konseling dapat menjangkau ke semua siswa di sekolah.
3. Manfaat Pembentukan Konseling Teman Sebaya