Berbicara dengan lemah lembut Kepada Pasien Dan Keluarga Pasien

kepada Tuhan, dapat membantu keluarga pasien untuk lebih tenang dan berpikir positif saat menunggu pasien diluar ruangan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan pasien berikut: “…kami juga diingatkan dan disuruh banyak-banyak berdoa buat kakak saya supaya kakak saya cepat sembuh ya diingatin gitu dek kalau semua usaha itu harus meminta sama Tuhan supaya hasilnya maksimal., yang saya lihat sih tulus ya terus juga mau ingatin supaya berdoa sama Tuhan selain kita berusaha pengobatan” Partisipan 1 “…jadi cuman itulah banyak banyak lah buk sabar kata orang ini istigfar, kalo kita memang agama islam ya kita sholat gitu-gitu lah kita ingat sama yang kuasa lah kita kan udah berusaha semua kan ada yang mengatur pokoknya seringlah ya apa ag ama kita itulah kita panjatkan sama yang kuasa karena ibuk pun diluar ibuk banyak istigfar ibuk banyak berzikir terus bilangkan ke bapak juga katanya gitu harus sabar banyak banyak berdoa semua itu ujian katanya gitu Allah ngasih penyakit pasti dia ngasih kesembuhan katanya gitu.” Partisipan 6 “…saya dibilang suruh sabar bertawakal sama Allah ya saya banyak berdoa ajalah dek cuma ya itulah dibilang harus kuat harus sabar gak boleh lupa berdoa sama Allah disuruh nya baca Bismillah 100x Al-Fatihah 100x Ayat Kursi 100x Yasin kalau perlu 100 x juga, kalau perlu nengok di baca Al-Fatihah itukan singkat ke kupingnya pokoknya mereka mengingatkan lah untuk ingat Tuhan terus sabar kalau sholat kita jangan lupa juga didoakan supaya cepat sembuh lah anak kita itu.” Partisipan 7

4. Berbicara dengan lemah lembut Kepada Pasien Dan Keluarga Pasien

Dari hasil penelitian, seluruh partisipan mengatakan pendapat mereka tentang cara perawat berbicara dengan lemah lembut kepada pasien dan keluarga pasien yang Universitas Sumatera Utara meliputi berbicara lembut kepada pasien dan keluarga pasien dan menjelaskan informasi kesehatan pasien dengan bahasa yang sederhana. 4.1. Berbicara Lembut Kepada Pasien Dan Keluarga Pasien Komunikasi merupakan dasar dari suatu hubungan antara pasien maupun keluarga pasien dengan perawat dalam praktek pelayanan keperawatan. Dan komunikasi ini mempengaruhi kualitas suatu pelayanan kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari penyataan berikut: “…Mereka mau menyapa kami kalau kami berkunjung terus saya juga kalau besuk sering nanya-nanya keadaan kakak saya mereka jawabnya sabar, bilang ke sayanya kan dek pelan-pelan dan jelasin bahasanya juga yang bisa saya mengerti kadang kalau bicara sama orang itu suka nengok-nengok kesana kemari tapi kalau mereka itu enggak dek mereka lihat ke kita jadi kayak bener- bener dengarin terus mau bersosialisasi sama kami, kadangkan waktu jam besuk itu kan jam nya istirahat makan siang jadi kadang kalau saya atau keluarga saya nengok kakak saya mereka nanya uda makan atau belum atau waktu jam kunjungan kalau lihat keluarga saya yang jarang menjaga kakak saya di rumah sakit ini mereka mau nanyain keluarga saya.” partisipasi 1 “…kalau ngasih obat kalo pun belum bangun dibangunin “cinta minum obat dulu nak yaa” gitu pokoknya cemana ibuk bilang bagus lah nantikan pas ibuk mau nengok nanti dulu buk Cinta kan mau minum obat nantikan mau minum susu nanti nanti pagi bilang buk Cinta mau dimandiin ibuk gak boleh dulu masuk biar diberesin kan gitu nantipun ibuk duduk sini orang itu nanya kok melamun mama cinta yang penting sembuhnya itu cinta gitu aja orang itu kalau pun orang itu dari luar mau masuk ibuk pasti di tegur kan jangan serius apa yang dilamunkan buk sicinta itu sehatnya sembuhnya.” Partisipan 5 “…sama mereka ga biarin gitu aja anak saya semua nya baik ga ada yang judas ga ada yang marah atau galak-galak sama saya, kalau sama anak saya ga tau lah kita kan ga bisa di dalam terus Universitas Sumatera Utara anak saya pun koma terus mereka ngomong ke ibu pun baik mau senyumkan kalau ibu masuk mau juga ajak ibuk ngomong.. gitu lah dek apa yang kita tanya mau orang itu kita jelasin.” partisipan 7 4.2. Menjelaskan Informasi Kesehatan Pasien Dengan Bahasa Yang Sederhana Sebagai perawat bukan hanya bertugas untuk melakukan tindakan keperawatan tetapi juga memberikan masukan ataupun menjelaskan kondisi pasien kepada keluarga pasien. Hal ini dapat dilihat dari penyataan partisipan berikut: “…Mereka juga mau memberikan masukan kayak gitu dek dia menjelaskan bagaimana itu tindakannya sama menyarankan kami supaya mamak kami itu melakukan tindakan prosedur itu, berarti mereka mau kasih pengobatan yang terbaik buat kami mereka mau menyarankan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan buat mamak saya dan lagi apa yang kurangnya mereka langsung bilang sama kami apa yang diperlukan mamak saya dek jadi kami pun yang jaga langsung bisa Menuhin.” Partisipan 2 “…Apa yang kurangnya mereka langsung bilang sama kami apa yang diperlukan mamak saya dek jadi kami pun yang jaga langsung bisa menuhin terus selama yang saya lihat waktu nengok mamak saya suster-susternya baik sama mamak saya masih mau di ajak mereka mamak saya ngomong padahal mamak saya kondisinya kayak ga sadar gitu ya namanya keluarga pasien terus mamak saya pula yang dirawat jadi saya juga sering nanya-nanya mereka mau jawab baik-baik dek.” Partisipan 3 “…kalo keluar ibuk Tanya gini “Cinta panas?” udah buk udah agak reda panasnya baru minum susu gitu kata orang itu biasa aja “cinta ini lagi kadang agak panas tadi kami ukur 37 ini uda 38 gitu lah panasnya ini gak mau reda kadang turun kadang panas sebentar dingin naik lagi panas” dijelaskan orang itu lembut terus ibuk tanya yang dijepit kakinya itu, ibuk pun ga tau apa namanya ini untuk nadinya ini untuk jantungnya buk bagus kok buk normal, rasa nya pun dibilang orang itu mau pindah buk kalau bisa biar agak pulih nanti baru mau pindah karena sayang pun awak Universitas Sumatera Utara nengok orang itu yang ngapain anak awak itu kan gitu.” Partisipan 5 Universitas Sumatera Utara

4.2. PEMBAHASAN