Teori Kelayakan Landasan Teori 1. Biaya dan Pendapatan

tergantung dari besar kecilnya produksi yang diinginkan. Biaya yang dikeluarkan yang habis terpakai dalam satu kali periode produksi. Untuk mendapatkan biaya total dalam usahatani dengan cara keseluruhan jumlah dari biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost, sehingga mendapatkan hasil dari seluruh biaya dalam usahatani yang harus dikeluarkan. Pendapatan usahatani terbagi atas dua, yaitu pendapatan bersih usahatani diperoleh dari hasil pengurangan seluruh biaya secara riil dikeluarkan oleh petani terhadap pendapatan kotornya, sedangkan pendapatan kotor usahatani diperoleh melalui hasil kali antara total volume produksi dengan rata-rata harga produk ditingkat petani. Wahyudi dkk, 2008. Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya usahatani, dimana penerimaan diperoleh dari perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dipetani. Soekartawi, 1995.

2.2.2. Teori Kelayakan

Teori kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usahaproyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam penelitian ini adalah kemungkinan dari gagasan usahaproyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat benefit, dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan usahaproyek dalam arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam arti financial benefit , hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan Ibrahim, 2009. Universitas Sumatera Utara Setiap sektor usaha yang akan didirikan, dikembangkan, dan di perluas ataupun dilikuidasi selalu didahului dengan satu kegiatan yang disebut studi kelayakan. Metode penyusunan studi kelayakan tidak ada yang baku, namun pada umumnya terdiri atas beberapa aspek, yaitu: 1 aspek pasar dan pemasaran; 2 aspek teknis produksi dan teknologis; 3 aspek manajemen; 4 aspek legal dan perizinan, dan 5 aspek keuangan Subagyo, 2007. Suatu kriteria investasi merupakan suatu alat apakah suatu usaha yang dilaksanakan layak atau tidak layak. kriteria tersebut adalah sebagai berikut : 1. Break Event Point BEP Secara umum BEP adalah suatu keadaan dimana produksi dalam suatu perusahaan tidak ada untung tidak ada rugi, impas antara biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan pendapatan yang diterima. Manfaat Break Event Point BEP 1 Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. 2 Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu. 3 Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi. 4 Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh. Keterbatasan Break Even Point BEP 1 Biaya Tetap Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of output tertentu Universitas Sumatera Utara 2 Biaya Variable Variable cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan 3 Sales price per unit tidak berubah dalam periode tertentu 4 Sales mix adalah konstan 2. RC Ratio RC adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk Soekartawi, 2000.

2.3 Kerangka Pemikiran