Dari Tabel 4.4. Menunjukkan bahwa penduduk Desa Sei Meran paling banyak bermata pencaharian sebagai karyawan wiraswasta, sedangkan untuk mata
pencaharian terbesar kedua, yaitu pemilik usaha.
4.2 Karakteristik Responden
Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, lama bertani dan jumlah tanggungan. Karakteristik responden dapat
dilihat pada Tabel 4.5. di bawah ini:
Tabel 4.5. Karakteristik Responden No
Uraian Satuan
Rataan
1 Umur
Tahun 43
2 Tingkat Pendidikan
Tahun 9
3 Lama Bertani
Tahun 9
4 Jumlah Tanggungan
Jiwa 2
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1 Tahun 2014 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa umur rata-rata petambak Udang
Vannamei adalah 43 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petambak Sampel tergolong pada usia yang produktif sehingga dapat dikatakan masih memiliki
tenaga kerja yang potensial untuk menjalankan usaha budidaya Udang Vannamei. Tingkat pendidikan yang dimiliki petambak Sampel adalah rata-rata 9 yang
menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan petambak Sampel Udang Vannamei adalah tidak tamat pendidikan SMA.
Pengalaman berbudidaya petambak Sampel rata-rata 9 tahun. Lama usaha Udang Vannamei cukup lama sehingga mereka dapat mengelola dan mengatasi
Universitas Sumatera Utara
permasalahan yang timbul, kemungkinan dapat meningkatkan jumlah produksi Udang Vannamei kedepannya.
Jumlah tanggungan keluarga petambak SampelUdang Vannamei rata-rata 2 jiwa, jumlah tanggungan yang petambak Udang Vannamei sedikit.
Universitas Sumatera Utara
31
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Sistem budidaya Udang Vannamei
Sistem budidaya udang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu persiapan tambak, penyediaan benih, penebaran benih, pemberian pakan, pemeliharaan serta
penanganan panen dan pasca panen.
5.1.1. Persiapan Tambak Kolam
Wadah budidaya yang digunakan adalah kolam tambak. Ada beberapa persiapan tambak untuk budidaya Udang Vannamei adalah
a penjemuran dan pencucian, penjemuran kolam tambak dilakukan agar kolam kering dan membuang kotoran udang setelah kemudian masukkan air dan buang
guna pencucian kotoran udang dan dikeringkan selama minimum 3-10 hari tergantung iklim, atau sampai permukaan dasar tambak menahan berat satu
orang dan permukaan tanah telah retak-retak sedalam 1-2 cm. b Pemupukan dilakukan pada dasar tambak dan pemupukan susulan pada saat
pemeliharaan ditujukan untuk mempertahankan kecerahan air dan memasok unsur hara yang sangat diperlukan seperti Nitrogen, Fosfor, dan Kalium,pemupukan
dilakukan setelah proses penjemuran dan pencucian dengan cara di tabur berguna untuk mempercepat dekomposisi bahan organik, dekomposisi bahan organik
tanah akan optimal apabila bahan organiknya mempunyai rasio Karbon:Nitrogen yang rendah. Pemupukanmenggunakan pupuk urea, TSP, dolomite, KCl, dan
Universitas Sumatera Utara
NPK. Setelah tambak didiamkan selama kurang lebih 2 hari kemudian dilakukan pengapuran.
c pengapuran dilakukan pada dasar tambak dan pengapuran susulan selama pemeliharaan udang berlangsung, dipenelitian ini petambak menggunakan kapur
tohor untuk menjaga atau meningkat Ph tanah. Ph tanah antara 7,5-8,5 merupakan Ph yang ideal untuk dekomposisi maksimum bahan organik oleh mikroorganisme
tanah. Sebaliknya Ph yang lebih tinggi akan menghambat proses dekomposisi.
Gambar 3. Penjemuran, Pencucian,Pemupukan dan Pengapuran Tambak d pengisian air sistem semi intensif dengan mengandalkan atau mengharapkan air
pasang laut, ketika air laut pasang maka masuk air kedalam tambak dan setelah itu ditutup. sesudah diisi air ditebar pupuk urea dan TSP.
Gambar 4. Pengisian Air Tambak
Universitas Sumatera Utara
5.1.2. Penyediaan dan Penebaran Benih Udang
a Benih Udang Vannamei dapat diperoleh dari hatchery. Adapun benih pada penelitian ini diperoleh dari hatchery yang berada diluar kota penelitian.
Umumnya hucthery menjual benih Udang Vannamei pada PLpost Larva, PL 12 atau PL 15. Karena itu petambak melakukan pendederan selama 30 hari, baru
dilanjutkan kegiatan pembesaran. Benih langsung diantar oleh agen yang berada dilokasi penelitian.
b Penebaran bibit Udang Vannamei dilakukan dengan cara dituangkan bibit langsung kedalam tambak yang sudah diisi air, sebelum menuangkan bibit
terlebih dahulu udang yang didalam kemasan diberikan air kolamtambak kedalam air udang yang ada didalam kemasan selama lebih kurang 15-30 menit
agar udang dapat berdaptasi dengan suhu,salinitas, dan Ph pada air kolamtambak .
5.1.3. Pemberian Pakan dan Pemeliharaan
a Pemberian pakan, sistem semi intensif pemberian pakan dengan menggunakan pakan 01, pakan 02, dan pakan 03 dengan cara ditabur 3 kali dalam sehari, setelah
benur 10 hari masuk pakan 01 diberikan selama 25 hari,setelah pemberikan pakan 01 dilanjutkan pemberian pakan 02 selama 35 hari, setelah pemeberian pakan 02
dilanjutkan pemberian pakan 03 sampai menjelang panen. b Pemeliharaan, semi intensif pemeliharaannya hanya melakukan pemberian
pakan dan pemupukan pada saat hujan untuk menetralisir ph air dalam tambak.
Universitas Sumatera Utara
5.1.4. Panen
Panen dilakukan pada 3 bulan setelah budidaya, sistem semi intensif pemanenan dengan cara dipasang jaring pada pipa sebelum air dikeluarkan agar udang
tersangkut dan tidak ikut keluar setelah itu penangkapan dilakukan oleh pihak agen yang langsung datang dan peralatan penangkapan langsung dari agen.
5.1.5. Penanganan Pasca Panen
Penanganan pasca panen dengan cara kolam tambak didiamkan selama ½ bulan sampai 1 bulan dan mengeluarkan kotoran atau sisa pakan dari produksi
sebelumnya dan pemberian pupuk dan pengapuran agar kondisi tanah dan menjaga unsur hara dan ph sesuai dengan udang untuk produksi selanjutnya.
5.2. Analisis biaya produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani. Biaya dalam usahatani dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a Biaya Variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar
kecilnya produksi yang diinginkan. Biaya yang dikeluarkan yang habis terpakai dalam satu kali periode produksi. Yang termasuk dalam biaya variable adalah
pupuk, bibit,obat,pakan, dan bahan bakar. b Biaya tetap fixed cost adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus
dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Sehingga biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh.
Biaya yang dikeluarkan yang tidak habis terpakai dalam satu kali periodea
Universitas Sumatera Utara
produksi. Yang termasuk dalam biaya tetap adalah pajak, pembuatan kolam, keamanan, sewa lahan, tenaga kerja.
Biaya produksi Sampel didaerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1. Biaya Usahatani Udang Vannameii Per Periode Produksi Per 2000 Bibit di Desa Sei Meran, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat
No Sample Biaya Variabel Rp Biaya Tetap Rp Biaya Total Rp
1 165.666
11.738 177.183
2 975.000
98.966 1.073.966
3 536.666
28.140 564.806
4 260.300
82.865 343.165
5 384.514
22.342 406.857
6 222.516
31.254 253.770
7 260.300
82.865 343.165
Jumlah 2.804.962
358.170 3.162.912
Rata-Rata 400.708
287.142 451.844
Sumber : Lampiran 3 Data Diolah Dari Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa total biaya per periode produksi per 2000 bibit
yang paling besar diperoleh pada Sampel 2 dengan total biaya sebesar Rp 1.073.966 hal ini dikarenakan Sampel 2 mengeluarkan biaya peralatan untuk
produksi seperti, kereta sorong, filter air, dan lainnya serta bibit, pemberian pakan, dan pemupukan setiap produksi, sedangkan total biaya per 3 bulan yang paling
kecil diperoleh pada Sampel 1 dengan total biaya sebesar Rp 177.183.
5.3. Analisis Pendapatan