Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang permasalahan yang berkaitan dengan judul “Tanggung Jawab Pelaku Usaha Atas Barang Produksi Yang Dikonsumsi Oleh Konsumen Studi PT. NIPPON INDOSARI CORPORINDO- Medan” yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Upaya PT. NIPPON INDOSARI CORPORINDO-Medan dalam melakukan kontrol terhadap produk roti yang dijual adalah dengan cara menerapkan sistem sirkulasi produk dan sistem pengawasan produk yang tertib dan teratur. Prosedur sirkulasi produk dimulai dari proses pembuatan roti sampai pendistribusian kepada distributor dan agen yang kemudian dipasarkan ke konsumen. Prosedur pengawasan dilakukan melalui dua tahap pemerikasaan terhadap produk roti yang akan dijual kepada konsumen dan melalui upaya pelayanan terhadap keluhan konsumen. Pemerikasaan pertama dilakukan di dalam pabrik yaitu pengolahan bahan baku pembuatan roti menjadi roti yang akan siap dipasarkan. Pemeriksaan pertaman dilakukan untuk menjaga kualitas roti yang diproduksi telah memenuhi standart mutu yang telah ditetapkan serta pemeriksaan mengenai pelabelan pada produk tersebut, yang dilakukan oleh bagian Quality Control QC dan dengan menggunakan metal detector. Pemeriksaan tahap kedua dilakukan untuk mengecek kondisi disrtibutor dan agen yang akan memasarkan produk roti agar roti yang akan sampai ketangan konsumen tetap dalam mutu yang baik. Upaya Universitas Sumatera Utara pelayanan terhadap keluhan konsumen dilakukan apabila ada konsumen yang merasa dirugikan atas produk PT. NIPPON INDOSARI CORPORINDO-Medan yang biasa disebut SARI ROTI yang telah dibeli oleh konsumen. Pelayanan terhadap keluhan konsumen dilakukan dengan menyediakan website khusus SARI ROTI dan juga nomor telpon yang dapat dihubungi sebagaimana tertera dalam bungkusan SARI ROTI. Pengecekan terhadap keluhan konsumen dilakukan oleh bagian Quality Control QC dan PDQA Tim Product Devolepment Quality Ansurancepenjaminan mutu produk. Hal ini dilakukan untuk memberikan hak- hak konsumen agar terwujud kerjasama yang baik dan saling menguntungkan antara SARI ROTI dan konsumen. 2. Upaya penyelesaian dilakukan oleh PT. NIPPON INDOSARI CORPORINDO- Medan atas produk roti yang cacat produk dan kadaluwarsa dilakukan untuk memenuhi tanggung jawab produsen dan hak-hak dasar yang dimiliki oleh konsumen yaitu hak untuk memperoleh keamanan, hak untuk mendapatkan produk sesuai dengan nilai tukar, dan hak untuk didengar keluhannya. Upaya yang ditempuh oleh SARI ROTI dalam penyelesaian terhadap keluhan konsumen dengan memberikan pelayanan yang baik, kunjungan untuk melihat langsung proses produksi sari roti dan penggantian terhadap produk yang tidak seharusnya diteriman konsumen. 3. Faktor penghambat terlaksananya perlindungan konsumen terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal berupa keterbatasan jumlah karyawan pihak SARI ROTI untuk melakukan kontrol terhadap keselurahan produk yang diproduksi dan faktor eksternalnya berasal dari konsumen sendiri sedangkan Universitas Sumatera Utara faktor pendukung terlaksananya perlindungan konsumen yakni adanya komitmen, pengawasan dan pelayanan yang senantiasa diberikan pihak SARI ROTI terhadap perlindungan konsumen.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Anak Balita Di Puskesmas Panyabungan Jae Kabupatenmandailing Natal Tahun 2014

0 53 122

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut (ISPaA) Pada Anak Balita Di Kelurahan Mangga Keacamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

9 65 141

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) Pada Balita Di Kelurahan Ilir Gunung Sitoli Kabupaten Nias Tahun 2008

1 55 137

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Di Kota Medan Tahun 2003 - 2013

0 40 54

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) BAGIAN ATAS PADA BALITA DI DESA NGRUNDUL KECAMATAN KEBONARUM KABUPATEN KLATEN

0 5 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 2 4

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009.

0 3 7

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) - Analisis Faktor yang Mempengaruhi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Medan Tahun 2002-2012

0 0 14