Sub Instalasi Farmasi Klinis

Tabel 5. Perhitungan Unit Cost Partus Normal pasien Askes dan Jamkesmas Rincian Perbekalan Farmasi sebagai berikut: N O PERBEKALA N FARMASI KEMASAN HARGA SATUAN PEMAKAIAN HARGA PEMAKAIAN 1. Lidocain Amp Rp. 863,- 2 amp Rp. 1.726,- 2. Kapas 1 kg Rp. 31.460,- 1 ons Rp. 3.146,- 3. Iodin Povidon60 cc Botol Rp. 3.500,- ΒΌ botol Rp. 875,- 4. Chromic 20 Sachet Rp. 11.477,- 2 bh Rp. 22.954,- Jumlah Rp. 28.801,-

3.3.4 Sub Instalasi Farmasi Klinis

Instalasi Farmasi RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan memilik Sub Instalasi Farmasi Klinik yang dipimpin oleh seorang Apoteker, yang merupakan koordinator Farmasi Klinik yang membawahi beberapa bidang, diantaranya Pelayanan Informasi Obat PIO, pendidikan dan pengembangan serta konsultasi obat. Pelayanan farmasi klinis yang baik akan memberikan manfaat bagi pasien maupun pihak rumah sakit, namun hingga saat ini belum banyak pelayanan farmasi klinis yang dilakukan di rumah sakit. Hal ini dikarenakan adanya kendala- kendala seperti keterbatasan ilmu, sumber daya manusia dan sarana rumah sakit yang belum mendukung. Adapun bagian dari farmasi klinis yang telah berjalan adalah:

1. Pemberian Informasi Obat PIO

Pemberian informasi obat dilakukan terhadap pasien yang mengambil obat di Unit Pelayanan Farmasi Rawat Jalan. Dengan adanya informasi, diharapkan pasien mengerti tentang cara penggunaan obat, mewaspadai efek samping obat yang mungkin timbul selama penggunaan obat, mengetahui manfaat pengobatan Universitas Sumatera Utara sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan tujuan pengobatan yang optimal dapat tercapai. Form PIO dapat dilihat pada Lampiran 24.

2. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS

Farmasis juga melakukan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS di ruang tunggu rawat jalan. Materi penyuluhan yang diberikan seperti pengetahuan tentang THT, cara penggunaan obat yang benar obat tetes telinga, hidung, tenggorokan dan antibiotika, pendidikan terhadap pasien dalam mengubah pola hidup dan perilaku, efektivitas penggunaan obat antibiotika. Farmasis juga melakukan Konseling kepada pasien yang menderita penyakit kronis seperti tuberkulosis, hipertensi, dan diabetes mellitus di ruang pelayanan farmasi rawat jalan JamkesmasMedan Sehat. Contoh pelaksanaan Konseling dan PKMRS dapat dilihatpada Lampiran 25 dan 26.

3. Pencampuran obat Sitostatika

Pelayanan farmasi di ruang sitostatika dipimpin oleh apoteker penanggung jawab. Sebelumnya pencampuranpengoplosan obat suntik dilaksanakan oleh perawat di ruang perawat non aseptis, jadi tidak terjamin sterilitas produk akhir sitostatikanya. Sekarang sudah ada perubahan paradigma yang baru bahwa pada pencampuranpengoplosan obat suntik dilaksanakan oleh apoteker atau asisten apoteker di Instalasi Farmasi di ruang aseptis, jadi tidak perawat lagi yang mencampurnya. Disini peran apoteker dan asisten apoteker yang diminta dalam menyiapkan obat sitostatik. Prosedur kerja diruang pencampuran sitostatik obat kanker yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Petugas pencampuran obat kanker masuk kedalam ruang steril dengan memakai alat pelindung khusus yaitu : baju pelindung, topi, masker, sarung tangan, sepatu khusus. 2. Matikan lampu UV Ultra Violet. 3. Hidupkan Exhaust system, AC dan lampu penerang ruangan sitostatika. 4. Gunakan Desinfektan untuk kotak aseptis dengan menyemprotkan Alkohol 70 keseluruh permukaan dalam kotak aseptis tersebut. 5. Pasang alas kemoterapi pada meja tempat mencampur obat kanker, pencampuran obat kanker dilakukan secara aseptis, setelah selesai mencampur, kotak tersebut dibersihkan, lalu buang alas kemoterapi bekas dan desinfektan dengan menyemprot alkohol 70 . 6. Sampah-sampah dimasukkan dalam tong sampah yang dibagi dalam dua tempat, tong sampah khusus untuk tempat pembuangan sampah bekas obat sitostatika, tong sampah biasa untuk tempat pembuangan sampah yang tidak berbahaya. 7. Matikan Exhaust system, AC dan lampu penerang kemudian hidupkan lampu UV. 8. Tutup pintu. 9. Antar sampah yang berbahaya dalam plastik ke IPAL untuk dibakar dalam incenerator.

10. Tabel 4. Daftar Stok obat-obat Sitostatik yang ada di Instalasi Farmasi

No Nama Obat Sediaan Obat Bentuk Obat 1. Anzatax 30 mg Vial 2. Carbosin 50, 150, 500 mg Vial 3. Cyclophosphamid 1000, 100 mg Vial 4. Doxorubin 10, 50 mg Vial Universitas Sumatera Utara 5. Fluracedyl 500 mg Vial 6. Vincristine 1, 2 mg Vial 7. Posyd 100 mg Vial 8. Platosin 10, 50 mg Vial 9. Tamoplex 10, 20 mg Vial 10. Rescuvolin 15, 50 mg Vial Adapun obat-obat kanker yang harus dicampur dengan perlakuan khusus yaitu: 1. Untuk obat Paclitaxel generik, Azantax, Ebetaxel, Paxus, Taxol obat paten yaitu dengan cara memindahkan cairan obat dengan spuit ke dalam infus melalui dinding bag infus agar tidak keruh. 2. Obat kanker yang harus dibungkus plastik hitam yaitu Platosin Carbocin dan Doxorubicin. Contoh rumus Kemoterapi: Dik: Doxorubin 50 mg BB pasien 68 Kg Tinggi pasien 171 cm Dosis yang diberikan = √ 3600 TB x BB = √ 171 cm x 68 Kg 3600 = 1,797 β‰ˆ 1,8 Jadi, untuk dosis Doxorubin 50 mg yang digunakan pasien adalah: = 1,8 x 50 mg = 90 mg Pelayanan farmasi untuk pasien melayani pendistribusian obat untuk pasien umum, Akses, Jamkesmas yang kecuali pasien Medan sehat. Pada pasien medan sehat tidak dilayani untuk obat kanker karena tidak ada program pemerintah Universitas Sumatera Utara daerah kota medan untuk pelayanan obat kanker, disamping harganya mahal, persediaannya juga dibatasi. Prosedur pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien sitostatika : 1. Pasien Umum a. Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di status b. Perawat ruangan membawa status ke lantai tiga untuk diperiksa oleh apoteker, kemudian apoteker menghitung dosis pemakaian obat kanker. c. Apoteker menuliskan kembali di lembar form nama obat-obat sitostatika, kemudian asisten apoteker menyiapkan obat dan mencampur obat sitostatika dengan di awasi oleh apoteker. d. Setelah selesai apoteker menyerahkan obat sitostatika ke perawat ruangan untuk diberikan kepada pasien. e. Perawat ruangan menyerahkan kwitansi asli kepada keluarga pasien dan dilakukan penagihan biaya obat langsung. 2. Pasien Askes Pada pasien Askes pemilihan jenis dan jumlah obat berdasarkan standar DPHO, dan pasien tidak di pungut biaya. 3. Pasien JamkesmasMedan SehatPempropsu Pada pasien JamkesmasMedan SehatPempropsu pemberian obat berdasarkan formularium Jamkesmas, dan pasien tidak di pungut biaya.

3.4 Central Sterilization Supply Department CSSD