PERUMUSAN MASALAH PEMBATASAN MASALAH TINJAUAN PUSTAKA

datang beberapa hari minggu dan sebagainya kemudian. Sistem persediaan tersebut akan memungkinkan adanya backorder. Kekurangan stok atau shortage dapat mempengaruhi persediaan. Dan shortage juga dapat mempengaruhi jumlah pesanan, sedangkan pesanan dapat mempengaruhi periode pesanan. Selanjutnya, dalam hal ini dipakai asumsi bahwa apabila toko atau perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pembeli atau langganan seketika karena barang yang diminta kebetulan tidak ada, maka toko tersebut akan menanggung beban yang lazim disebut “shortage cost”. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis memberi judul tulisan ini dengan “Model pengendalian persediaan dengan backorder dengan shortage yang diijinkan”.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah persediaan dengan beberapa model persediaan yang berhubungan dengan backorder dan kondisi shortage yang diijinkan sehingga dengan model tersebut akan diperoleh biaya persediaan yang minimum.

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Penulisan tugas akhir ini di titik beratkan pada pengendalian persediaan dengan backorder dan kondisi shortage yang diijinkan. Dengan asumsi permintaan tetap dan diketahui, produksi terbatas dan shortage yang diijinkan walaupun biaya shortage yang terbatas, maka penelitian ini membatasi bahwa: 1. Sistem persediaan hanya melibatkan satu item 2. Pengisian terjadi secara instant pada pemesanan, dan lead time adalah nol. 3. Laju permintaan R t adalah deterministik 4. Shortage yang diijinkan 5. Periode perencanaan adalah panjang dan tak tebatas.

1.4 TINJAUAN PUSTAKA

Persediaan adalah bahan mentah, barang dalam proses work in process, barang jadi, bahan pembantu, bahan pelengkap, komponen yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Riggs, 1976. Timbulnya persediaan disebabkan Universitas Sumatera Utara oleh mekanisme pemenuhan atas permintaan, keinginan untuk memedam permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun waktu kedatangan serta adanya keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dari kenaikan harga di masa yang akan mendatang Baroto, 2002 Perencanaan persediaan merupakan serangkaian kebijakan dalam menentukan tingkat persediaan yang harus tersedia. Sistem ini menjamin tersedianya persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang tepat. Dengan kata lain, pengadaan persediaan yang tepat dapat memperoleh kualitas dan jumlah yang tepat dari barang yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan biaya yang minimum. Pangestu, 1983 Menyatakan bahwa: total annual relevant cost merupakan gabungan antara ordering cost, holding cost dan shortage cost. Atau TC = ordering cost + holding cost + shortage cost Ordering dan Procurement cost merupakan total biaya pemesanan dan pengadaan bahan sehingga siap untuk dipergunakan atau diproses lebih lanjut. Dengan kata lain, biaya ini mencakup biaya-biaya pengangkutan, pengumpulan, penyusunan dan penempatan di gudang, sampai kepada biaya-biaya yang berhubungan dengan pemesanan sampai penempatan bahanbarang di gudang. Untuk membedakan secara tegas antara kedua macam biaya ini dapat dilihat dari sifat fixed-variable biaya-biaya yang dikeluarkan pada waktu pemesanan. Sering kali total kedua biaya ini bervariasi menurut jumlah barang yang dipesan, misalnya apabila harga barang ditetapkan dengan quantity discount. Dalam hal ini total biaya pemesanan dapat dibedakan atas kelompok biaya pesanan yang bersifat fixed, yang tidak tergantung pada jumlah barang yang dipesan dan kelompok bidang pemesanan yang bersifat variable, yang tergantung pada jumlah barang yang dipesan. Bagian yang bersifat fixed disebut ordering cost dan yang bersifat variable disebut procurement cost. Taha, 1982, menyatakan bahwa model persediaan dibedakan menjadi dua yaitu persediaan dengan model deterministik, yang ditandai oleh karakteristik permintaan dan periode kedatangan pesanan yang dapat diketahui secara pasti sebelumnya dan persediaan dengan model probabilistik, yang ditandai oleh karakteristik permintaan dan periode kedatangan pesanan yang tidak dapat diketahui sebelumnya, sehingga perlu didekati dengan distribusi probabilitas. Untuk mengembangkan model yang akan dibahas, notasi berikut akan digunakan dalam tulisan ini: Universitas Sumatera Utara TC = total cost I t = tingkat persediaan pada waktu t R = jumlah barang yang dibutuhkan persatuan waktu C 1 = biaya penyimpanan holding cost persatuan waktu C 2 = biaya kekurangan shortage cost suatu barang persatuan waktu C 3 = biaya pengadaan produksi ordering cost setiap melakukan pesanan t = interval waktu setiap pemesanan q = jumlah barang yang dipesan setiap melakukan pesanan q = Rt Stok dalam waktu periode t adalah sebagai berikut: dt = Rt 2 = qt Pesanan ditempatkan di titik-titik waktu t 1 dan t 2, kuantitas pesanan pada re- order point hanya cukup membuat ketinggian stok pada tingkat maksimum S. Jika: t = t 1 + t 2 kemudian:  t t 1 , q I t t 1 = t q I t Dan juga:  t t 2 , q I q t  t 2 = t q I q t  Jumlah persediaan selama waktu t adalah Q = 2 1 I t t 1 Dan biaya penyimpanan persediaan holding cost selama waktu t Hq = 2 1 C 1 I t t 1 Demikian pula total shortage selama waktu t S = 2 2 t I q t  dan shortage cost selama waktu t adalah: Universitas Sumatera Utara Sq= C 2 2 2 t I q t  maka, total cost selama waktu t adalah: TC = 2 1 C 1 I t t 1 + C 2 2 2 t I q t  + C 3

1.5 TUJUAN PENELITIAN