Pengertian pertumbuhan Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi badan anak

2.2 Pertumbuhan

2.2.1 Pengertian pertumbuhan

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya. Growth Spurts, 2005 Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. dr Kusnandi Rusmil, 2011

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi badan anak

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk dalam faktor internal adalah genetik, obstetrik dan seks, yang termasuk faktor eksternal adalah lingkungan, gizi, obat-obatan dan penyakit Supariasa,2002. Universitas Sumatera Utara 2.2.2.1 Genetik. Faktor genetik dikaitkan dengan adanya kemiripan anak-anak dengan orangtuanya dalam hal bentuk tubuh, proporsi tubuh dan kecepatan perkembangan. Faktor ini cukup dominan dalam menentukan tinggi badan seseorang. Dan faktor ini sudah ada sejak lahir. Seorang anak yang memiliki ibu dan ayah yang berpostur tinggi biasanya nantinya akan tumbuh menjadi seorang dewasa yang berpostur tinggi pula. Begitupun sebaliknya. Jika ayah dan ibunya pendek, maka seringkali anaknya juga memiliki postur yang juga pendek. Anda dapat mengamati bahwa orang-orang Afrika meskipun tidak mendapatkan gizi makanan yang baik, namun memiliki postur yang tinggi. Hal itu dapat terjadi lebih dikarenakan faktor keturunan atau genetik ini. Secara umum, faktor genetik ibu lebih berpengaruh ketimbang faktor genetik dari ayah. Ini berarti bahwa Si A yang memiliki ibu tinggi dan ayah pendek akan berpeluang memiliki tubuh yang lebih tinggi ketimbang si B yang memiliki ayah tinggi dan ibu pendek. Namun tentu saja hal itu bukanlah suatu kepastian, namun hanya kecenderungan medis. Supariasa,2002. 2.2.2.2 Lingkungan. Yang termasuk dalam faktor lingkungan dalam hal ini adalah lingkungan biofisik dan psiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari dan sangat berperan dalam menentukan tercapainya potensial bawaan. Menurut Soetjiningsih 1995 secara garis besar lingkungan dibagi menjadi lingkungan pra natal dan lingkungan post natal. a. Lingkungan Pra-Natal. Lingkungan pra natal adalah terjadi pada saat ibu sedang hamil, yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari masa konsepsi sampai Universitas Sumatera Utara lahir seperti gizi ibu pada saat hamil menyebabkan bayi yang akan dilahirkan menjadi BBLR Berat Badan Lahir Rendah dan lahir mati serta jarang menyebabkan cacat bawaan. Selain dari pada itu kekurangan gizi dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan pada janin dan bayi lahir dengan daya tahan tubuh yang rendah sehingga mudah terkena infeksi, dan selanjutnya akan berdampak pada terhambatnya pertumbuhan tinggi badan. Selain itu faktor lingkungan pada masa pra natal lainnya yang berpengaruh adalah mekanis yaitu trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang akan dilahirkan. Faktor toksin atau zat kimia yang disengaja atau tanpa sengaja dikonsumsi ibu melalui obat-obatan atau makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan kecacatan, kematian atau bayi lahir dengan berat lahir rendah. Supariasa,2002. b. Lingkungan Post-Natal Lingkungan post natal mempengaruhi pertumbuhan bayi setelah lahir antara lain lingkungan biologis, seperti rassuku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit infeksi kronis, adanya gangguan fungsi metabolisme dan hormon. Selain itu faktor fisik dan biologis, psikososial dan faktor keluarga yang meliputi adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat turut berpengaruh Soetjiningsih, 1995. 2.2.2.3 Pertumbuhan dan Status Sosial Ekonomi. Beberapa hal yang juga sebagai penyebab timbulnya masalah gizi yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang adalah faktor sosial ekonomi yang meliputi :pendidikan orang tua, pekerjaan dan pendapatan, teknologi, budaya dan lain-lain. Keterbatasan sosial ekonomi ini juga berpengaruh langsung terhadap pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, berpengaruh pada praktek pemberian makanan pada bayi berpengaruh pula pada praktek pemeliharaan kesehatan dan sanitasi lingkungan yang akhirnya mempengaruhi daya beli dan asupan makanan untuk memenuhi kebutuhan akan pertumbuhan dan Universitas Sumatera Utara pemeliharaan tubuh serta pencegahan terhadap penyakit infeksi yang kesemuanya berakibat pada gangguan pertumbuhan Aritonang, 1994. Penelitian di India Selatan, bahwa pola pembelanjaan makanan pada masyarakat yang miskin dan kaya tercermin dari kebiasaan pengeluaran mereka. Masyarakat miskin akan menghabiskan 80 uangnya untuk membeli makanan dan apabila ada peningkatan pendapatan maka makanan yang akan dipilih adalah yang kaya akan protein. Sedangkan di negara-negara maju hanya 45 uangnya dibelanjakan untuk makanan dan uang yang berlebih biasanya susunan hidangan menjadi lebih baik. Dengan demikian tingkat pendapatan menentukan pola makan dan apa yang akandibeli baik kualitas maupun kuantitasnya. dr Kusnandi Rusmil, 2011 Perbedaan tinggi badan anak dari keluarga kaya kerana faktor genetik berkisar 2 – 3 cm, sedangkan perbedaan yang disebabkan karena faktor sosial ekonomi adalah sekitar 10 – 12 cm. 2.2.2.4 Faktor Gizi. Beberapa faktor gizi yang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi badan adalah : kalori, protein, Iodium dan zat gizi mikro seperti vitamin A, zink zn. Davies, S. and A. Stewart., 1997, Nutritional Medicine. Pan. Gizi makanan sangat penting dalam membantu pertumbuhan tinggi badan seseorang. Mengapa orang Eropa memiliki tubuh yang tinggi daripada orang Asia? Salah satu sebabnya adalah gizi makanan yang mereka konsumsi sehari-hari mereka jauh lebih baik daripada gizi makanan yang dikonsumsi oleh orang-orang Asia. Biasanya balita mengalami pertambahan tinggi badan yang pesat karena balita mendapatkan gizi yang sangat baik, terutama dari susu yang mereka minum. Susu adalah makanan yang memiliki gizi ”sempurna” bagi pertumbuhan tulang tubuh. Susu mengandung semua zat yang dibutuhkan tulang untuk bertambah panjang. Protein, Kalsium, Magnesium, berbagai macam vitamin dan Universitas Sumatera Utara berbagai macam mineral ada dalam kandungan susu. Bland, J. 1996, Contemporary Nutrition. J B Associates. Pertumbuhan tulang memerlukan berbagai macam nutrisi protein, vitamin dan mineral. Namun mineral utama bagi pertumbuhan tulang adalah ”kalsium”. Tanpa kalsium dalam jumlah yang cukup, tulang tidak akan memanjang secara optimal.Kalsium adalah mineral paling penting bagi tulang untuk tumbuh menjadi panjang, tebal dan kuat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa usia paruh baya yang selalu mengkonsumsi kalsium secara cukup jarang terkena penyakit osteoporosis dan punggung membungkuk. Selain penting bagi pertumbuhan dan kekuatan tulang, kalsium juga berperan dalam mencegah kanker usus besar. Vitamin D juga penting bagi tubuh membantu untuk menyerap kalsium. Sumber vitamin D yang baik adalah susu, susu kedelai, margarin, ikan, hati dan kuning telur. Jika anda tidak dapat mengkonsumsi vitamin D dari makanan-makanan tersebut, anda dapat mendapatkan pasokan vitamin D melalui multivitamin. Namun tentu saja vitamin D alami jauh lebih baik. Davies, S. and A. Stewart., 1997, Nutritional Medicine. Pan. Bagaimana memaksimalkan konsumsi kalsium melalui diet makanan ? Untuk memaksimalkan penyerapan kalsium dapat dilakukan antara lain : Konsumsi makanan berkalsium yang mudah diserap tubuh. Yaitu susu, keju dan yogurt. Kurangi atau hindari mengkonsumsi kafein kopi, teh atau cola karena dapat membuang kalsium melalui urin. Kurangi konsumsi garam meja. Karena dapat membuang kalsium melalui urin. Perlu diketahui bahwa kebutuhan tubuh akan garam 90 nya terpenuhi oleh makanan sayur,buah dll bukan dari garam meja. Bland, J. 1996, Contemporary Nutrition. J B Associates. a.Kalori. Jumlah intake kalori berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Intake kalori yang cukup akan menjamin pertumbuhan yang normal, namun sebaliknya intake yang kurang dan terjadi pada masa Universitas Sumatera Utara pertumbuhan serta berlangsung lama, akan berdampak pada pertumbuhan fisik dan kerentanan terhadap penyakit infeksi. Bland, J. 1996, Contemporary Nutrition. J B Associates. Manifestasi dalam jangka panjang akan nampak pada tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang intake kalorinya cukup. Bailey, et al. CIT.Bogin, 1988 melakukan studi pertumbuhan terhadap anak-anak di bagian utara Thailand di mana anak-anak yang tinggal di desa mengalami hambatan pertumbuhan, namun kejadian penyakit dan infestasi parasit dan kematian tidak berhubungan secara signifikan terhadap pertumbuhan. Bailey menyimpulkan bahwa terhambatnya pertumbuhan bukan disebabkan oleh penyakit atau kekurangan zat gizi spesifik seperti vitamin A atau besi melainkan karena defisiensi dalam jumlah total asupan kalori. Bland, J. 1996, Contemporary Nutrition. J B Associates. b. Protein Somatotropin berperan dalam mempertahankan tingkat sintesa protein dalam tubuh dan menghalangi sintesa lemak dan oksidasi karbohidrat pada pertumbuhan tinggi badan yaitu terhadap perkembang biakan sel-sel tulang rawan, sedang pada perkembangan kesempurnaan tulang pengaruhnya kecil. Rendahnya sintesis protein karena rendahnya pengaruh somatotropin yang berakibat berkurangnya protein, kekurangan protein ini merupakan masalah yang serius di seluruh dunia, dan menjadi faktor utama terjadinya kwashiorkor. Golden 1988 cit. Hadju,1998 mempelajari studi-studi terdahulu tentang efek suplementasi makanan terhadap pertumbuhan TB. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa protein dan faktor yang berhubungan dengan protein dalam makanan perlu untuk pertumbuhan TB. Bland, J. 1996, Contemporary Nutrition. J B Associates. c. Iodium Telah banyak disebutkan bahwa iodium merupakan unsur essensill sangat berperan terhadap pembentukan hormon pertumbuhan dan perkembangan yaitu Universitas Sumatera Utara thyroid, thyroxine T 4 dan Triodothyronine T 3 . Peranan thyroxine sebagai permissive dalam arti kadar thyroxine yang cukup menjadikan sel-sel tubuh berfungsisecara normal dan sebaliknya bila kadar thyroxine kurang, maka sebagian besar dari sel-sel tubuh menjadi tidak efektif Jalal dan Atmojo, 1998. 2.2.2.5 Pola tidur Tidur berkualitas sangat penting dalam memaksimalkan pertumbuhan tinggi badan. Sebab hormon pertumbuhan bekerja ”penuh” sewaktu tidur. Semakin berkualitas tidur seseorang, maka hormon pertumbuhan semakin bekerja optimal. Dan itu artinya akan menghasilkan pertambahan tinggi badan secara optimal pula. Coba mengukur tinggi badan pada pagi hari tepat setelah bangun tidur. Mungkin akan kaget. Sebab meskipun telah dewasa tidak lagi dalam masa pertumbuhan, namun tinggi badan akan bertambah sewaktu bangun tidur biasanya 1-2 cm. Ini disebabkan oleh karena adanya pertambahan panjang tulang rawan pada punggung dan kaki. Namun pertambahan ini bersifat sementara saja. Pada sore hari tinggi badan kembali seperti semula oleh karena berbagai aktifitas yang anda lakukan dan oleh karena gaya gravitasi bumi. Oleh karena itu, dalam melaksanakan program peninggi badan alami ini, nantinya kualitas tidur harus ditingkatkan untuk meraih hasil yang optimal. Tidur yang sangat menunjang bagi pertumbuhan badan adalah tidur lelap deep sleep selama kurang lebih 7-8 jam tanpa terputus-putus, tanpa perasaan gelisah. w w w . j o u r n a l s l e e p . o r g , 2001 2.2.2.6 Olahraga Apabila membandingkan tinggi badan seorang teman yang sering berolahraga renang atau basket dengan teman lainnya yang tidak pernah atau jarang berolahraga akan melihat perbedaan yang cukup mencolok bahwa mereka yang melakukan olahraga renang atau basket secara teratur biasanya memiliki tinggi badan diatas rata-rata. Ini disebabkan oleh karena olahraga sangat Universitas Sumatera Utara mempengaruhi tinggi badan seseorang. Olahraga teratur dapat memacu produksi hormon pertumbuhan oleh tubuh sehingga dapat menambah tinggi badan secara signifikan. Gerakan-gerakan dalam renang dan basket juga secara langsung merangsang tulang kaki dan punggung untuk bertambah panjang. Dengan demikian, dapat diprediksikan bahwa seseorang yang memiliki orang tua yang tinggi, dan mendapatkan asupan gizi yang baik selama masa pertumbuhan, serta mempunyai kebiasaan tidur yang baik dan berolahraga teratur cenderung tinggi. Sports Md, 2009 2.2.2.7 Kelenjar pituitari hormonal Kelenjar pituitari adalah kelenjar yang bertugas mengeluarkan hormon pertumbuhan. Posisi kelenjar pituitari ini tampak pada gambar berikut : kelenjar-pituitari-pengontrol-hormon-pertumbuhan Kelenjar pituitari terdiri dari 3 bagian, yaitu lobus anterior, pars intermedia dan lobus posterior. Lobus anterior dari kelenjar pituitari inilah yang memproduksi hormon pertumbuhan dan juga hormon-hormon lainnya. Hormon pertumbuhan ini adalah hormon yang mengatur pertumbuhan jaringan tulang keras dan tulang rawan. Dalam program peninggi badan alami, melalui metode khusus, kelenjar pituitari ini dapat ditingkatkan aktifitasnya sehingga dapat menghasilkan hormon pertumbuhan lebih banyak. Aktifitas kelenjar pituitari ini dapat ditingkatkan dengan 5 cara khusus.. Jika seseorang masih berada pada masa pertumbuhan kurang dari 20 tahun, maka rutinitas berikut ini dapat dilakukan untuk mengoptimalkan tinggi badan anda. Rutinitas berikut ini dapat merangsang kelenjar pituitari untuk untuk mengeluarkan hormon pertumbuhan lebih banyak sehingga tinggi badan dapat optimal. Semua rutinitas seperti stretching, kicking, bicking, swimming dan basketvoli dikategorikan sebagai Exercises Induced Growth Hormone EIGH. The Viginia Academy of Sleep Medicine. Universitas Sumatera Utara Latihan Yang Merangsang Hormon Pertumbuhan: Stretching, kicking, biking, swimming, basketvolley. Sports America, 2005

2.3 Pengaruh tidur terhadap tinggi badan anak