17 Sedangkan Fanani dan Syarif 2009 mencontohkan dua macam pembuatan
game edukasi yaitu game coloring dan game pairs memory. Game coloring adalah
game yang menyediakan pilihan warna dan target pewarnaan sehingga pengguna anak usia
play group, TK, atau kelas 1 SD dapat mewarnai objek– objek dalam gambar Fanani dan Syarif, 2009 : 3. Sedangkan
game pairs memory game mencocokkan gambar adalah game yang menyediakan banyak
gambar untuk dicari padanannya dengan urutan penampilan serta penempatan bersifat dinamis supaya lebih seru dan menarik Fanani dan Syarif, 2009 : 111-
163. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis
game cukup banyak dengan ciri-ciri yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, dalam
pengembangan sebuah game tentunya memperhatikan jenis game apa yang
akan dikembangkan dan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.
c. Faktor Umum dalam Pembuatan Game Edukasi
Membuat suatu
game edukasi yang benar-benar menarik, interaktif, dan sesuai harapan pengguna tidaklah mudah. Menurut Alessi dan Trollip 2001: 277-
280 terdapat beberapa faktor umum yang harus diperhatikan dalam suatu pengembangan
game edukasi yaitu goals, rules, competition, challenge, fantasy, safety, dan entertainment. Jika semua faktor ada dalam sebuah game dan
memiliki keterpaduan yang baik tentunya game menjadi sempurna. Berikut
adalah penjelasan dari faktor-faktor tersebut. 1.
Goals Tujuan Setiap
game memiliki tujuan baik secara langsung maupun tidak. Tujuan dari game edukasi harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
18 2.
Rules Aturan Setiap
game harus memiliki rules yang menerangkan tindakan apa yang harus dilakukan oleh pengguna
game. Adanya rules ini membuat game menjadi lebih menarik, menantang, dan adil apabila dimainkan banyak orang.
3. Competition Kompetisi
Game harus memiliki kompetisi baik melawan manusia, komputer, tempat, peluang, ataupun waktu. Karakteristik dari kompetisilah yang mendorong para
guru menggunakan game dalam proses pembelajaran.
4. Challenge Tantangan
Untuk mencapai tujuan, pengguna game harus menyelesaikan tantangan
yang ada baik dari level yang mudah sampai yang paling susah. 5.
Fantasy Khayalan Adanya fantasy
bertujuan untuk memotivasi. Selain itu, fantasy juga dapat membuat pengguna bergairah dan semangat untuk memainkan
game. 6.
Safety Keamanan Game menjadi alternatif hal-hal berbau kekerasan atau negatif yang
berbahaya menjadi sekedar simulasi. 7.
Entertainment Hiburan Setiap
game dengan multimedia memiliki fungsi sebagai hiburan meskipun itu bukan tujuan utama dari
game. Sedangkan Clark dan Mayer 2008: 351 menyebutkan dalam
game terkandung tiga elemen yaitu kompetisi dengan tantangan untuk mencapai
tujuan, beberapa aturan dan paksaan, serta yang terakhir adalah spesifik konten. Dari uraian yang disampaikan diatas, dapat disimpulkan bahwa hal yang sangat
19 penting dalam sebuah pengembangan
game adalah adanya tujuan yang jelas. Tujuan tersebut dapat secara langsung maupun tidak langsung. Artinya dalam
tujuan penyampaian materi pembelajaran dapat disisipkan tujuan yang lain. Akan tetapi tujuan yang paling utama dalam
game edukasi adalah penyampaian materi pembelajaran.
d. Pengembangan Game Edukasi