Apapun metode penyajian yang digunakan, entitas mengungkapkan jumlah yang diharapkan dapat

Penyajian Laporan Keuangan ED PSAK No. 01 Revisi 2009 01.21 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 56. Entitas mempertimbangkan apakah pos-pos tambahan disajikan secara terpisah didasarkan atas penilaian dari: a sifat dan likuiditas aset; b fungsi aset tersebut dalam entitas; c jumlah, sifat dan jangka waktu laibilitas. 57. Penggunaan dasar pengukuran yang berbeda untuk kelompok aset yang berbeda menunjukkan bahwa sifat dan fungsi aset tersebut berbeda dan, oleh karena itu, entitas menyajikan kelompok aset yang berbeda secara terpisah. Misalnya, kelompok aset tetap yang berbeda dapat dicatat berdasarkan biaya perolehan atau jumlah yang direvaluasi sesuai dengan PSAK 16. Pembedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar dan Laibilitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang 58. Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan paragraf 64-74, kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka entitas menyajikan seluruh aset dan laibilitas berdasarkan urutan likuiditas.

59. Apapun metode penyajian yang digunakan, entitas mengungkapkan jumlah yang diharapkan dapat

dipulihkan atau diselesaikan setelah lebih dari dua belas bulan untuk setiap pos aset dan laibilitas yang menggabungkan jumlah yang diharapkan akan dipulihkan atau diselesaikan: a tidak lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan; dan b lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan 60. Ketika entitas menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi yang dapat diidentifikasi secara jelas, maka PSAK 1 2009.pmd 6192009, 10:48 AM 21 01.22 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penyajian Laporan Keuangan ED PSAK No. 01 Revisi 2009 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta laibilitas jangka pendek dan jangka panjang dalam laporan posisi keuangan memberikan informasi yang bermanfaat dengan membedakan aset neto yang digunakan secara terus menerus sebagai modal kerja dari aset neto yang digunakan dalam operasi entitas jangka panjang. Pengklasifikasian tersebut juga menunjukkan aset yang diharapkan akan direalisasi dalam siklus operasi berjalan dan laibilitas yang akan jatuh tempo pada periode yang sama. 61. Untuk beberapa entitas, seperti institusi keuangan, penyajian aset dan laibilitas berdasarkan urutan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan dibandingkan penyajian berdasarkan lancar dan tidak lancar atau jangka pendek dan jangka panjang karena entitas pada industri tersebut tidak menyediakan barang atau jasa selama siklus operasi entitas yang dapat diidentifikasi secara jelas. . 62. Dalam menerapkan paragraf 58, entitas diperkenankan untuk menyajikan beberapa aset menggunakan klasifikasi lancar dan tidak lancar, dan laibilitas menggunakan jangka pendek dan jangka panjang dan lainnya berdasarkan likuiditas jika hal tersebut memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan. Kebutuhan untuk mengkombinasikan basis penyajian dimungkinkan jika entitas memiliki operasi yang beragam. 63. Informasi mengenai tanggal perkiraan realisasi aset dan laibilitas berguna dalam penilaian likuiditas dan solvabilitas entitas. PSAK 31 mensyaratkan pengungkapan tanggal jatuh tempo aset keuangan dan laibilitas keuangan. Aset keuangan termasuk piutang usaha dan piutang lainnya, dan laibilitas keuangan termasuk utang usaha dan terutang lainnya. Informasi tentang tanggal perkiraan pemulihan aset nonmoneter, seperti persediaan, dan tanggal perkiraan dari penyelesaian laibilitas seperti kewajiban diestimasi juga bermanfaat, terlepas dari apakah aset diklasifikasikan sebagai lancar dan tidak lancar dan laibilitas sebagai jangka panjang dan jangka pendek. Misalnya, entitas mengungkapkan jumlah persediaan yang PSAK 1 2009.pmd 6192009, 10:48 AM 22 Penyajian Laporan Keuangan ED PSAK No. 01 Revisi 2009 01.23 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 diharapkan dapat dipulihkan lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan. Aset Lancar 64. Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika: a entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal; b entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan; c entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau d kas atau setara kas seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan laibilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset tidak lancar. 65. Pernyataan ini menggunakan istilah tidak lancar untuk mencakup aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset keuangan yang bersifat jangka panjang. Pernyataan ini tidak melarang penggunaan istilah lainnya sepanjang pengertiannya jelas. 66. Siklus operasi entitas merupakan jangka waktu antara perolehan aset untuk pemrosesan dan realisasinya dalam bentuk kas atau setara kas. Ketika siklus operasi normal entitas tidak dapat diidentifikasikan secara jelas, maka diasumsikan selama 12 bulan. Aset lancar mencakup aset seperti persediaan dan piutang dagang yang dijual, dikonsumsi atau direalisasikan sebagai bagian siklus operasi normal meskipun aset tersebut tidak diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan. Aset lancar juga mencakup aset yang dimiliki untuk diperdagangkan aset keuangan dalam kategori ini diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk PSAK 1 2009.pmd 6192009, 10:48 AM 23 01.24 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penyajian Laporan Keuangan ED PSAK No. 01 Revisi 2009 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55 dan bagian lancar dari aset keuangan tidak lancar. Laibilitas Jangka Pendek 67. Suatu laibilitas diklasifikasikan sebagai laibilitas jangka pendek jika: a entitas mengharapkan akan menyelesaikan laibilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya; b entitas memiliki laibilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan; c laibilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau d entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian laibilitas selama sekurang- kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Entitas mengklasifikasi laibilitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai laibilitas jangka panjang. 68. Beberapa laibilitas jangka pendek, seperti utang dagang, beberapa akrual untuk biaya karyawan dan biaya operasi lainnya, merupakan bagian modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal. Entitas mengklasifikasikan laibilitas- laibilitas tersebut sebagai laibilitas jangka pendek meskipun laibilitas-laibilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan. Siklus operasi normal yang sama diterapkan pada aset dan laibilitas entitas. Jika tidak dapat diidentifikasi secara jelas, maka siklus operasi normal entitas diasumsikan 12 bulan. 69. Laibilitas jangka pendek lainnya tidak diselesaikan dalam siklus operasi normal, tetapi jatuh tempo untuk diselesaikan dalam waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan atau dimiliki untuk tujuan diperdagangkan. Misalnya, laibilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55, cerukan bank, dan bagian jangka pendek dari laibilitas keuangan jangka panjang, PSAK 1 2009.pmd 6192009, 10:48 AM 24 Penyajian Laporan Keuangan ED PSAK No. 01 Revisi 2009 01.25 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 dividen terutang, pajak penghasilan terutang, dan terutang nonusaha lainnya. Laibilitas keuangan yang merupakan pembiayaan jangka panjang bukan bagian dari modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal dan tidak jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan merupakan laibilitas jangka panjang, sebagaimana diatur dalam paragraf 72 dan 73. 70. Entitas mengklasifikasikan laibilitas keuangan sebagai laibilitas jangka pendek jika laibilitas tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, meskipun: a kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan; dan b perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau penjadwalan kembali pembayaran, atas dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan. 71. Jika entitas mengharapkan dan memiliki hak untuk melakukan pembiayaan kembali atau perpanjangan laibilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan dengan menggunakan fasilitas pinjaman yang ada, maka entitas mengklasifikasikan laibilitas tersebut sebagai laibilitas jangka panjang, meskipun laibilitas tersebut akan jatuh tempo dalam periode yang lebih pendek dari 12 bulan. Namun, jika pembiayaan kembali atau perpanjangan kembali bukan merupakan diskresi entitas misalnya, tidak terdapat perjanjian untuk pembiayaan kembali, maka entitas tidak mempertimbangkan kemungkinan pembiayaan kembali laibilitas dan mengklasifikasikannya sebagai laibilitas jangka pendek. 72. Ketika entitas melanggar ketentuan perjanjian pinjaman jangka panjang pada saat atau sebelum akhir periode pelaporan yang menyebabkan laibilitas tersebut harus segera dibayar sesuai permintaan, maka entitas mengklasifikasikan laibilitas tersebut sebagai laibilitas jangka pendek, meskipun pemberi pinjaman menyetujui setelah periode pelaporan dan sebelum PSAK 1 2009.pmd 6192009, 10:48 AM 25 01.26 Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penyajian Laporan Keuangan ED PSAK No. 01 Revisi 2009 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 tanggal penyelesaian laporan keuangan untuk tidak mensyaratkan pembayaran sebagai konsekuensi atas pelanggaran tersebut. Entitas mengklasifikasikan laibilitas tersebut sebagai laibilitas jangka pendek karena pada akhir periode pelaporan entitas tidak memiliki hak untuk menunda penyelesaian laibilitas tersebut dalam jangka waktu sekurang- kurangnya dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. 73. Namun, entitas mengklasifikasikan laibilitas sebagai laibilitas jangka panjang bila pemberi pinjaman menyetujui pada akhir periode pelaporan untuk memberikan tenggang waktu pembayaran yang berakhir sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan, selama periode dimana entitas dapat memperbaiki pelanggaran terhadap persyaratan perjanjian dan pemberi pinjaman tidak dapat meminta percepatan pembayaran segera. 74. Berkaitan dengan pinjaman yang diklasifikasikan sebagai laibilitas jangka pendek, jika peristiwa-peristiwa berikut ini terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal penyelesaian laporan keuangan, maka peristiwa-peristiwa tersebut harus diungkapkan sebagai peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian non-adjusting events sesuai dengan PSAK 8: a pembiayaan kembali berbasis jangka panjang; b perbaikan pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang; dan c pemberian tenggang waktu pembayaran oleh pemberi pinjaman untuk memperbaiki pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang yang berakhir sekurang- kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan

75. Entitas mengungkapkan di laporan posisi keuangan atau di catatan atas laporan keuangan, sub-