Penyajian Laporan Keuangan ED PSAK No. 01 Revisi 2009
01.11
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 maka akan muncul asumsi yang dapat diperdebatkan bahwa
kepatuhan terhadap persyaratan tersebut tidak akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan
dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan.
. Kelangsungan Usaha
23. Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan
usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak
mempunyai alternatif lainnya yang realistis selain melakukannya. Jika manajemen menyadari dalam
membuat penilaiannya mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi
yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan ketidakpastian tersebut. Jika entitas menyusun laporan
keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama
dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak
dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha.
24. Dalam mempertimbangkan apakah dasar asumsi kelangsungan usaha adalah tepat, manajemen memerhatikan
semua informasi masa depan, paling sedikit namun tidak dibatasi untuk dua belas bulan dari akhir periode pelaporan.
Tingkat pertimbangan tergantung pada fakta dari setiap kasus. Jika selama ini entitas menghasilkan laba dan mempunyai akses
ke sumber pembiayaan, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai tanpa melalui analisis rinci.
PSAK 1 2009.pmd 6192009, 10:48 AM
11
01.12
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penyajian Laporan Keuangan
ED PSAK No. 01 Revisi 2009
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 Dalam kasus lain, manajemen perlu memerhatikan faktor yang
memengaruhi profitabilitas masa kini maupun masa yang akan datang, jadual pembayaran utang dan sumber potensial
pembiayaan pengganti sebelum dapat menyimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai.
Dasar Akrual 25. Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar
akrual, kecuali laporan arus kas.
26. Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan
dan beban unsur-unsur laporan keuangan ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-
unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
Materialitas dan Agregasi 27. Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos
sejenis yang material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali
pos tersebut tidak material.
28. Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai
sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan keuangan.
Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan
keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam
laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas laporan keuangan.
PSAK 1 2009.pmd 6192009, 10:48 AM
12
Penyajian Laporan Keuangan ED PSAK No. 01 Revisi 2009
01.13
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 29. Entitas tidak diperlukan untuk memberikan suatu
pengungkapan khusus yang diminta oleh suatu PSAK jika informasi tersebut tidak material.
Saling Hapus 30. Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas
aset dan laibilitas atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK.
31. Entitas melaporkan secara terpisah untuk aset dan laibilitas serta pendapatan dan beban. Saling hapus dalam
laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan atau dalam laporan laba rugi terpisah jika disajikan mengurangi
kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi maupun
untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa.
Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian misalnya, penyisihan keusangan atas persediaaan
dan penyisihan piutang tak tertagih tidak termasuk kategori saling hapus.
32. PSAK 23: Pendapatan mendefinisikan pendapatan dan mensyaratkan entitas untuk mengukurnya berdasarkan nilai
wajar dari jumlah yang diterima atau akan diterima, dengan mempertimbangkan jumlah potongan dagang dan rabat volume
yang diperbolehkan. Dalam aktivitas normal, entitas juga melakukan transaksi lain yang bukan merupakan penghasil
utama pendapatan dan bersifat insidentil. Entitas menyajikan hasil dari transaksi tersebut dengan mengurangkan setiap
pendapatan dengan beban terkait yang timbul dari transaksi yang sama sepanjang penyajian tersebut mencerminkan
substansi dari transaksi atau peristiwa lain. Misalnya: a entitas menyajikan keuntungan dan kerugian atas
pelepasan aset tidak lancar, termasuk investasi dan aset operasional, dilaporkan dengan mengurangkan penerimaan
PSAK 1 2009.pmd 6192009, 10:48 AM
13
01.14
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penyajian Laporan Keuangan
ED PSAK No. 01 Revisi 2009
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 dari pelepasan dengan nilai tercatat dan beban yang timbul
dari pelepasan aset tersebut; b entitas dapat mengurangkan pengeluaran yang terkait
dengan ketentuan yang diakui sesuai dengan PSAK 57 dan diganti berdasarkan perjanjian kontraktual dengan pihak
ketiga seperti perjanjian garansi dari pemasok dengan penggantian yang diterima.
33. Entitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang timbul dari suatu kelompok transaksi yang sejenis secara neto,
misalnya keuntungan dan kerugian dari transaksi mata uang asing atau keuntungan dan kerugian yang timbul dari instrumen
keuangan yang dikategorikan sebagai diperdagangkan. Namun, entitas menyajikan keuntungan dan kerugian tersebut secara
terpisah jika keuntungan atau kerugian tersebut material.
Frekuensi Pelaporan 34. Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap
termasuk informasi komparatif setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan
laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari periode satu tahun,
sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan:
a alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih
panjang atau lebih pendek; dan b fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan
keuangan tidak dapat diperbandingkan secara keseluruhan.
35. Umumnya entitas secara konsisten menyiapkan laporan keuangan untuk periode satu tahun. Namun, untuk alasan
praktis, beberapa entitas lebih memilih untuk melaporkan, sebagai contoh, untuk periode 52 minggu. Pernyataan ini tidak
menghalangi praktik seperti ini.
PSAK 1 2009.pmd 6192009, 10:48 AM
14
Penyajian Laporan Keuangan ED PSAK No. 01 Revisi 2009
01.15
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Informasi Komparatif 36. Informasi kuantitatif diungkapkan secara
komparatif dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode
berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari
laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan
periode berjalan.
37. Entitas yang mengungkapkan informasi komparatif menyajikan minimal dua laporan posisi keuangan, dua laporan
untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas laporan keuangan. Jika entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara
retrospektif atau membuat penyajian kembali secara retrospektif atas pos-pos dalam laporan keuangan atau
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan, maka entitas menyajikan minimal tiga laporan posisi keuangan, dua laporan
untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas laporan keuangan. Entitas menyajikan laporan posisi keuangan pada:
a akhir periode berjalan, b akhir periode sebelumnya yang sama dengan awal periode
berjalan, dan c permulaan dari periode komparasi terawal.
38. Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan pada laporan keuangan periode sebelumnya masih tetap relevan
untuk diungkapkan pada periode berjalan. Misalnya, rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi dengan hasil akhirnya
belum diketahui secara pasti pada periode sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian, perlu diungkapkan kembali
pada periode berjalan. Pengguna akan memperoleh manfaat dari informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode
pelaporan sebelumnya, dan langkah yang telah dilakukan selama periode berjalan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut.
PSAK 1 2009.pmd 6192009, 10:48 AM
15
01.16
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penyajian Laporan Keuangan
ED PSAK No. 01 Revisi 2009
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
39. Jika entitas mengubah penyajian atau pengklasifikasian pos-pos dalam laporan keuangan, maka