PEMBERDAYAAN SENI BACA TULIS AL- QUR’AN MELALUI KEGIATAN QIRO’AH DAN
KALIGRAFI PADA SISWA KELAS VI MI NU MIFTAHUT THOLIBIN MEJOBO KUDUS
TAHUN PELAJARAN 20122013
Ida Vera Sophya
Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus
Abstract:
Teaching al-Qur’an needs to be started to learn and be read by children at early age, because deep reading Qur’an
would instill their faith. The beneits of reading and memorizing the Quran for them are straightening out their tongue, reading the
right letter, and pronouncing it in accordance with its makhraj. An art of reading Qur’an is one way to learn it more interesting
and fun so that children are easier to understand and practice it. Calligraphy as one of working art emphasizes a beauty found in
the forms of letters which have been modiied or stylized so as to have an aesthetic value. The purpose of studying calligraphy is to
develop talent and students’ creativity in the ield of Arabic literary art, preserve Islamic culture, and provide life skills provision in
the form of calligraphy. By the art of Qur’a reading and writing empowerment program through qiro’ah and calligraphy at NU
MI Miftahut Tholibin during fasting month, the students ind it helpful to increase their motivations. The empowerment program
is supported by the suficient learning infrastructure of MI. While the problems in service activities of MI NU Miftahut Tholibin
Mejobo are the limited time, as well as differences in intelligence and students’ character. Then, the obstacles can be overcome by
approaching individuals and groups as well as forming peer in service activities.
Key words:
analysis of community empowerment programs, reading and writing of the Qur’an, Qiro’ah, calligraphy
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya pendidikan adalah usaha atau proses perubahan dan
Ida Vera Sophya
Pemberdayaan Seni Baca Al-Qur’an melalui Kegiatan Qiro’ah dan Kaligrai pada Siswa Kelas VI MI NU Miftahut Tholibin_
perkembangan manusia menuju ke arah yang lebih baik dan sempurna.
1
Pendidikan agama Islam merupakan kegiatan pendidikan dan pengajaran agama di sekolah yang bertujuan membimbing dan membentuk manusia
menjadi hamba Allah yang shaleh, teguh imannya, taat beribadah dan berakhlak terpuji.
2
Selain itu juga tujuan yang tidak kalah penting adalah mempersiapkan peserta didik untuk memahami Al-Qur’an dan Hadist yang
berisi ajaran Islam, sehingga menjadikan seorang muslim yang bertakwa, beriman, dan berakhlak mulia.
Dengan demikian, peran guru agama Islam di sekolah sangat berpengaruh dalam pembinaan karakter kepribadian siswa yang dididiknya.
Sebab materi pendidikan agama yang diajarkan lebih sering menyentuh masalah moral dan perilaku manusia baik sebagai makhluk individu
maupun makhluk sosial. Dalam hal ini, guru agama diharapkaan dapat mengembangkan potensi positif yang dimiliki oleh setiap siswanya.
Menurut Abdul Majid menyatakan bahwa agar sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, strategi pembelajaran harus lebih variatif sehingga
mampu menyentuh dasar lubuk hatinya. Oleh karena itu diharapkan dengan kesadarannya sendiri bisa menghayati norma-norma dan nilai-nilai
agamanya, sehingga secara tidak langsung dapat membentuk kepribadian untuk menjadi siswa yang beriman dan bertaqwa bagi dirinya, masyarakat
maupun negaranya. Pada umumnya, Madrasah Ibtidaiyah memberlakukan muatan lokal
khususnya muatan lokal keagamaan dengan standar evaluasi yang tidak terukur sehingga evaluasi dilakukan tanpa standarisasi sesuai kurikulum
yang ideal. Evalusi sebagai komponen penting dalam kurikulum juga sering tidak dirumuskan secara jelas, meskipun tidak semua aspek penilaian itu di
ukur dengan angka. Amalan membaca al-Quran merupakan suatu keperluan dan juga
tanggung jawab secara fardhu ain bagi umat Islam agar menguasai dalam membaca al-Quran, memahami dan mengamalkannya. Oleh karena itu, tidak
hanya isi al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup manusia, tetapi membaca juga dapat menenangkan jiwa dan merupakan suatu ibadat. Hal ini dapat
dilihat dalam hadis:
1
Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan pendidikan Integratif di Sekolah,Keluarga, dan Masyarakat LKis, Yogyakarta, 2009, hlm.18.
2
Zakiyah Drajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, CV Ruhama, Jakarta, 1995.
ELEMENTARY
Vol. 1 | No. 1 | Juli - Desember 2013
”…Tidak berhimpunnya satu-satu kaum itu dirumah Allah membaca ayat-ayat al-Quran dan mempelajarinya melainkan turun ke
atasnya ketenangan, diliputi dengan rahmat Allah dan Allah sentiasa menyebut mereka”
3
Belajar Al-Qur’an adalah keharusan bagi setiap muslim dan merupakan suatu tanggungjawab untuk membaca, mempelajari dan mengamalkan
mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW. Setiap mukmin yakin bahwa membaca dan mendengarkan Al-Qur’an sudah termasuk amal yang sangat
mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, hal ini sesuai dengan irman Allah SWT pada surat Al A’rof ayat 204 yang berbunyi:
٤٠٢ : فرعاا َن ْوُمح ْرُت ْمُكَلَعَلاوُت ِصْنَا َو هَل ْاوُعِمتْسَاف ُنا ْرُقْلا َءا ِرُق َاذِا َو
Artinya : “Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah
baik – baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”
4
Pengajaran Al-Quran itu perlu dipelajari dan dibaca oleh anak-anak pada usia sejak dini, kerana membaca al-Quran akan menanamkan keimanan
mereka. Manfaat membaca dan menghafal Al Quran bagi mereka adalah, mereka dapat belajar meluruskan lidahnya, membaca huruf dengan tepat,
dan mengucapkannya sesuai dengan makhrajnya. Quraish Shihab 2004 menyatakan bahawa, Allah s.w.t memuliakan umat Islam dengan kitab al-
Quran sebagai kalam terbaik. Dalam al-Quran telah dikumpulkan segala yang diperlukan oleh manusia berbentuk kisah terdahulu, nasihat-nasihat,
pelbagai perumpamaan, adab, kepastian hukum, hujah-hujah yang kuat dan jelas sebagai bukti keesaan-Nya. Allah s.w.t mewajibkan manusia supaya
bersikap baik terhadap kitab-kitab-Nya, termasuk perlakuan ini adalah menjelaskan adab-adab pembaca, membimbing mereka melaksanakan
ajaran al-Quran serta megingatkan manusia dengan nasihat-nasihat yang baik.
Dalam rangka menumbuh - kembangkan dan mempermudah dalam membaca ayat – ayat suci Al Qur’an perlu kiranya disampaikan pelajaran
3
Http:engkizarquran.wordpress.com20111105konsep pengajaran dan pembelajaran membaca al-qur’an dalam pendidikan Islam
4
Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd, Al-Qur,an dan Terjemahnya, Saudi Arabia,1424 H, hlm. 256
Ida Vera Sophya
Pemberdayaan Seni Baca Al-Qur’an melalui Kegiatan Qiro’ah dan Kaligrai pada Siswa Kelas VI MI NU Miftahut Tholibin_
seni baca Al Qur’an. Pembelajaran Qiro’atul Qur’an diupayakan mampu menumbuhkan gairah peserta didik terhadap Al-Qur’an untuk lebih
mempelajari, memahami dan menyakini kebenarannya serta mengamalkan
ajaran-ajaran atau nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya.
5
Karena membaca Al- Qur’an merupakan langkah awal dalam memahami isi Al-Qur’an. Setelah
memahami isi Al-Qur’an dan mengamalkan ajaran isi Al-Qur’an dengan baik kelak akan mendapat kebahagiaan hidup di dunia dan akherat. Dari Ibnu
Majah Nabi bersabda ” Belajarlah Al-Qur’an dan bacalah
6
Di sini Nabi menyuruh membaca Al-Qur’an setelah belajar terlebih dahulu. Karena belajar membaca Al-Qur’an merupakan hal yang sangat
dasar untuk mampu atau memiliki ketrampilan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai kaidah-kaidah yang ada, serta memiliki ketrampilan
tilawah yang indah, karena seringkali kita jumpai banyak orang yang bisa membaca Al-Qur’an, tetapi tidak sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, bahkan
jarang sekali yang memiliki ketrampilan tilawah yang indah. Oleh karena itu
diperlukan suatu belajar atau latihan Qiro’atul Qur’an yang bersifat rutinitas
agar dapat mengembangkan keterampilan tilawah atau Qiro’atul Qur’an.
Pada umumnya setiap siswa memiliki ketrampilan tilawah yang berbeda-beda dalam ketrampilan
Qiro’atul Qur’an, untuk itu seorang guru diharapkan mampu untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara
efektif. Karena pada dasarnya Qiro’atul Qur’an dalam hal ini merupakan
seni baca Al-Qur’an yang dimaksudkan melagukan bacaan Al-Qur’an. Secara umum, lagu Al-Qur’an adalah setiap lagu apa saja dapat diterapkan dalam
ayat-ayat Al-Qur’an, dengan berbagai variasi dan nada suara yang teratur dan harmonis, tanpa menyalahi hukum-hukum bacaan yang digariskan
dalam ilmu Tajwid.
7
Keberadan Qiro’atul Qur’an tidak sekedar realisasi dari
irman Allah dalam surah Al-Muzammil ayat 4 ” Dan bacaalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan” akan tetapi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari eksistensi manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang memilki cipta, rasa, dan karsa. Hubungan antara cara baca tartil dan lagu
demikian erat, secara proporsional saling mengisi dan melengkapi. Tartil
5
Adri Eferi, Materi Dan Pembelajaran Qur’an Hadist MTs- MA, Stain Kudus Press, Kudus,
2009, hal 2
6
Ibnu Majah, Al-Haidz Muhammad bin Haidz, Sunan Ibnu Mjah, Darul Fikr, juz 10, hal. 780
7
Saiful Mujab , Ilmu Nagham Kaidah Seni Baca Al-Qur’an, STAIN Kudus, Kudus. 2011, hal.
13
ELEMENTARY
Vol. 1 | No. 1 | Juli - Desember 2013
memberikan batasan-batasan panjang atau pendek dalam melagukan Al- Qur’an. Membaca Al-Qur’an dengan tartil atau dengan menerapkan kaidah
ilmu Tajwid hukumnya wajib dan melagukan bacaan Al-Qur’an dengan nagham Al-Qur’an atau seni baca Al-Qur’an dan kaidah-kaidah lagu-lagu Al-
Qur’an hukumnya adalah sunnah. Jadi, irama nagham Al-Qur’an yang sesuai dengan kaidah Al-Qur’an harus mengikuti kaidah ilmu Tajwid. Adapun lagu-
lagu dalam nagham Al-Qur’an atau seni baca Al-Qur’an antara lain sebagai berikut :
Bayyati, hijaz, shobaa, rast, jiharkah, sika, nawahand.
8
Selain ketrampilan membaca al-Qur’an, dalam pembelajaran BTQ juga diterapkan ketrampilan menulis. Menulis dan membaca adalah kegiatan
berbahasa tulis. Pesan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca dan dijembatani melalui lambang bahasa yang ditulis. Menurut Kompskin
dan Hoskisson, baca tulis merupakan suatu kegiatan yang menjadikan penulis sebagai pembaca dan pembaca adalah sebagai penulis.
9
Penulisan kaligrai merupakan salah satu bentuk keindahan Alquran yang disebut juga seni menulis indah. Kaligrai diciptakan dan dikembangkan
oleh kaum Muslim sejak kedatangan Islam. Dibandingkan seni Islam yang lain, kaligrai memperoleh kedudukan yang paling tinggi dan merupakan
ekspresi semangat Islam yang sangat khas. Oleh karena itu, kaligrai sering disebut sebagai ‘seninya seni Islam’.
Peningkatan pembelajaran seni baca tulis al-Qur’an bisa dilakukan dengan cara seni membaca qiro’ah dan seni menulis kaligrai. Harapannya
dengan pemberdayaan ini akan membantu keefektifan mereka dalam pembelajaran baca tulis al-qur’an terutama siswa kelas VI MI NU Miftahut
Tholibin Mejobo Kudus.
B. Perumusan Masalah