15
pesan dan dilakukan secara obyektif dan sistematis. Secara keseluruhan analisis di atas dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif untuk mengungkapkan
secara mendalam mengenai pandangan dan konsep yang diperlukan dan kemudian akan diurai secara menyeluruh untuk menjawab persoalan yang ada dalam skripsi
ini, serta melakukan penarikan kesimpulan dengan pendekatan deduktif-induktif, yakni berawal dari hal-hal yang umum kepada hal-hal yang khusus.
H. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematis dalam suatu sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I : Berisi tentang gambaran dari seluruh isi skripsi, yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan,
keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II : Meliputi latar belakang lahirnya Konvensi Chicago Tahun 1944, dan tujuan dari lahirnya konvensi Chicago tahun 1944 dan
pembahasan aspek ekonomi dalam konteks penerbangan sipil dalam konvensi Chicago Tahun 1944.
Bab III : Mengenai aspek teknis dan operasional dari penerbangan sipil Internasional yang diatur dalam konvensi Chicago Tahun 1944 dan
Aspek pendaftaran dan Kebangsaan Pesawat Udara menurut Konvensi Chicago Tahun 1944.
Bab IV : Mengenai pengaturan terhadap tanggung jawab kerugian yang timbul menurut Konvensi Chicago Tahun 1944 dan UU No.1
Universitas Sumatera Utara
16
Tahun 2009 Tentang penerbangan di Indonesia serta perbandingan antara kedua Instrumen Hukum Positif ini.
Bab V : Sebagai penutup, berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran sebagai rekomendasi yang berkaitan
dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
17
BAB II Pengaturan Aspek Ekonomi Penerbangan Sipil Menurut
Konvensi Chicago 1944
A. Latar Belakang Lahirnya Konvensi Chicago 1944
Setelah ditemukannya moda transportasi udara, para ahli hukum udara internasional mulai membahas masalah yurisdiksi terhadap tindak pidana
pelanggaran maupun kejahatan yang terjadi dalam pesawat udara. Hal ini dirintis dari tahun 1902 oleh Prancis yang telah membahas kompetensi yurisdiksi
terhadap tindak pidana pelanggaran maupun kejahatan yang terjadi dalam pesawat udara, serta tindakan-tindakan yang perlu diambil selama penerbangan maupun
pelanggaran dan kejahatan yang terjadi dalam pesawat udara, serta tindakan- tindakan yang perlu diambil selama penerbangan berlangsung. Lalu dilanjutkan
dengan Konvensi warsawa 1929 beserta protokol serta suplemenya. Konvensi tersebut mengatur tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga third parties
liability beserta protokolnya, konvensi mengenai pengakuan hak atas pesawat
udara, di samping hukum nasional perdata maupun publik sebagai implementasi konvensi internasional tersebut di atas dan kemudian dilanjutkan dengan
Konvensi Chicago 1944. Dalam hukum udara internasional ada beberapa hukum positif yang
menjadi acuan penerbangan sipil diantaranya Konvensi Chicago 1944 yang merupakan konstitusi penerbangan sipil internasional. Konvensi tersebut dijadikan
sebagai acuan dalam pembuatan hukum nasional bagi negara anggota Organisasi Penerbangan Sipil Internasional ICAO untuk menyelenggarakan penerbangan
sipil internasional tersebut.
Universitas Sumatera Utara
18
Menjelang perang dunia kedua PD II, Presiden Amerika Serikat Roosevelt mengundang sekutu-sekutunya pada PD untuk mengadakan konfrensi
Penerbangan Sipil Internasional di Chicago Pada tahun 1944. Hadir dalam konfrensi tersebut lima puluh empat delegasi, dua delegasi dalam kapasitasnya
sebagai pribadi, sedangkan lima puluh dua delegasi mewakili negara masing- masing. Dua negara yang diundang, masing-masing Saudi Arabia dan Uni Soviet
tidak hadir dalam konfrensi penerbangan sipil internasional tersebut.
21
Ketidak hadiran Saudi Arabia tidak ada yang memasalahkan, hal ini berbeda dengan ketidakhadiran Uni Soviet yang dipermasalahkan kenapa Uni
Soviet tidak hadir dalam konfrensi, padahal delegasi Uni Soviet sudah dalam perjalanan menuju Chicago, tiba-tiba diinstruksikan oleh pemerintahnya untuk
tidak ikut dalam konfrensi penerbangan sipil Internasional tersebut. Diantaranya spekulasi pendapat mengapa Uni Soviet tidak hadir dalam konfrensi penerbangan
sipil antara lain : a.
Uni Soviet tidak menghendaki pesawat udara asing beroperasi di Uni Soviet, sebab angkutan udara nasional akan dieksploitasi sendiri;
b. Uni soviet tidak mau hadir dalam konfrensi penerbangan Internasional,
karena Uni Soviet mengutamakan keamanan nasional national security dari pada kesejahteraan nasional national prosperity.
22
Uni Soviet tidak mau hadir dalam konfrensi penerbangan sipil Internasional dengan alasan angkutan udara nasional akan dieksploitasi sendiri,
walaupun delegasinya sudah dalam perjalanan, kemungkinan ada benarnya sebab Uni Soviet mempunyai daerah yang cukup luas dan angkutan udara yang cukup
21
H.K.Martono, Hukum Udara Nasional Internasional Publik Publik Internasional And National Air Law,
Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012, Hal.55.
22
Op.cit, Hal.23.
Universitas Sumatera Utara
19
banyak, tidak perlu mengadakan tukar menukar hak-hak penerbangan dengan negara lain, cukup mengeksploitasi sendiri tanpa adanya perusahaan penerbangan
asing melakukan penerbangan ke atau dari Uni Soviet. Spekulasi Uni soviet tidak hadir dalam konfrensi penerbangan sipil
internasional dengan alasan keamanan nasional national security kemungkinan juga ada benarnya sebab Uni Soviet tidak menghendaki adanya pesawat udara
asing terbang di atas Uni Soviet tanpa melakukan pendaratan. Hal ini dibuktikan bahwa setiap perjanjian angkutan udara angkutan udara internasional timbal balik,
posisi Uni freedom Soviet selalu tidak menukarkan hak-hak penerbangan pertama first freedom of the air
yang memberi hak pesawat udara terbang di atas negara yang bersangkutan tanpa pendaratan over flying, Pada umumnya sebelumnya
mempertukarkan hak-hak penerbangan pertama traffic right, ketiga3
rd
freedom of the air
dan hak-hak penerbangan traffic right, keempat 4
th
freedom of the air
selalu didahului dengan pertukaran hak-hak penerbangan kesatu 1
st
freedom of the air
dan kebebasan udara kedua 2
nd
freedom of the air.
23
B. Tujuan konvensi penerbangan sipil menurut konvensi chicago tahun 1944