Sasaran Strategis Meningkatnya Akses Masyarakat Tidak Mampu Terhadap Program
76 | L a p o r a n K i n e r j a L K j P r o g r a m P e n d i d i k a n I s l a m
d Capaian Sasaran Strategis Program Pendidikan Islam
1. Sasaran Strategis 1. Meningkatnya Akses Masyarakat Tidak Mampu Terhadap Program
Indonesia Pintar pada Pendidikan Dasar-Menengah melalui Manfaat Kartu Indonesia Pintar KIP
Untuk mengukur tercapainya sasaran strategis ini Kementerian Agama telah menetapkan Indikator Kinerja Utama, yaitu: Persentase Siswa Sekolah Agama Miskin
Penerima Kartu Indonesia Pintar, dengan total capaian sebesar 88,06 kategori baik dapat dilihat dalam Tabel sebagai berikut.
No Indikator Kinerja
Target Realisasi
Kategori
1 Jumlah siswa MIUla
557,744 514,276
92.21 Baik
2 Jumlah siswa MTsWustha
670,127 570,727
85.17 Baik
3 Jumlah siswa MAUlya
368,170 328,349
89.18 Baik
Rata-rata capaian kinerja Sasaran Strategis 1
1,596,041 1,413,352
88,06 Baik
Capaian penerima manfaat KIP secara umum memperoleh kategori Baik dengan persentase 88.06, yakni mencapai realisasi 1.413.352 siswasiswisantri dari target
sebesar 1.596.041 siswasiswisantri. Program Indonesia Pintar PIP yang mulai dijalankan tahun 2015 sebelumnya merupakan program yang bernama Bantuan Siswa
MiskinBSM ditujukan kepada anak-anak usia sekolah usia 6 sampai 21 tahun pada jenjang pendidikan dasar hingga menengah, yang meliputi siswa-siswi madrasah, santri
pondok pesantren, dan siswa-siswi sekolah agama Kristen dan Katolik.
Sampai dengan Desember 2016, anggaran yang telah disalurkan melalui KIP pada MIUla sebesar
Rp231.424.200.000,00 dari
anggaran yang
disediakan sebesar
77 | L a p o r a n K i n e r j a L K j P r o g r a m P e n d i d i k a n I s l a m
Rp233.464.230.000,00 melalui KIP pada MTsWustha sebesar Rp428.045.250.000,00 dari anggaran yang disediakan sebesar Rp502.595.250.000,00 dan melalui KIP pada
MAUlya sebesar Rp328.349.000.000,00 dari anggaran yang disediakan sebesar Rp368.170.000.000,00.
Pelaksanaan Program Indonesia Pintar tahun 2016 tidak dapat mencapai hingga 100 karena adanya sejumlah kendala yaitu : Ada provinsi yang memiliki kelebihan anggaran
dan provinsi lain justru kekurangan anggaran Program Indonesia Pintar PIP Tahun 2016; Adanya rotasi pengelola PIP dari daerah hingga pusat; Adanya pemotongan
anggaran PIP; Adanya revisi anggaran PIP dari Provinsi ke KabupatenKota, Adanya kebijakan KJP di provinsi DKI Jakarta sehingga dikhawatirkan overlapping dengan KIP;
Tidak tersedianya anggaran untuk pengiriman KIP; Masih terdapat sejumlah siswa yang memenuhi kriteria untuk mendapatkan KIP tetapi orang tuanya tidak memiliki KKS;
Masih terdapat sisa kuota PIP sebesar 452.878 siswa yang belum mendapatkan KIP.