Hambatan Perkembangan Motorik Tunadaksa karena Kelainan Musculoskeletal
4
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
89
bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai
berjalan jika sistem syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya.
Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Damon Hart, 1982 Petterson
1996 menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga
akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya. Hal tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 Peterson, 1996 bahwa
kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem. Proses terjadinya gerakan pada manusia dimulai dari adanya stimulus S yang
diterima oleh reseptor R yang terdiri dari panca indera. Dibawa oleh syaraf- syaraf sensorik menuju ke otak 0. Stimulus tersebut diolah di otak, lalu
memberikan balikan melalui syaraf motorik ke alat-alat gerak efektorE seperti otot, tulang, dan sendi. Sehingga manusia dapat bergerak.
Prinsip-prinsip perkembangan gerak dimulai dari bagian proksimal menuju ke bagian distal, misalnya kemampuan mengontrol gerakan kepala datang lebih
dahulu dibandingkan dengan kemampuan mengontrol gerakan badan, kemampuan menggerakkan bahu lebih dahulu dibandingkan gerakan siku dan
tangan. Dimulai dari sikap fleksi menuju sikap ekstensi. Misalnya bayi baru lahir pada posisi telungkup sendi-sendi dalam keadaan fleksi, punggung melengkung.
Umur tiga bulan, kepala mulai terangkat ke arah ekstensi, pada umur 6 bulan ekstensi telah sampai pada daerah tubuh.