4
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
83
Prinsip kekuatan ini adalah kegiatan latihan yang diberikan kepada peserta didik dengan kekuatan secara terstruktur dan berkelanjutan. Tujuannya untuk
meningkatkan kekuatan otot, saraf dan sendi, sehingga mampu menambah beban atau kekuatan dalam melakukan lokomosi.
d. Prinsip evaluasi Prinsip evaluasi adalah latihan yang dilakukan secara terstruktur dan
berkelanjutan diadakan evaluasi tentang keberhasilan yang telah dicapai, kendala-kendala yang terjadi dengan standar perkembangan.
e. Prinsip lokomosi-mobilisasi: Kegiatan latihan untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
mobilisasi atau bergerak sampai peserta didik tunadaksa dapat berjalan sendiri, atau mampu mandiri dalam aktivitas berlokomosi.
8. Rambu-rambu Pelaksanaan
Dalam melaksanakan program pengembangan diri dan gerak bagi peserta didik tunadaksa perlu memperhatikan rambu-rambu pelaksanaan agar tidak terjadi
salah dalam merancang program, melaksanakan dan mengevaluasi program kegiatannya. Rambu-rambu yang perlu diperhatikan sebagai berikut.
a. Program pengembangan diri dan gerak dibuat tidak berdasarkan jenjang, satuan pendidikan dan tingkatan kelas, tetapi disesuaikan dengan jenis,
klasifikasi, tingkat kemampuan gerak peserta didik, tingkat perkembangan emosi dan usia;
b. Asesmen tentang kondisi peserta didik tunadaksa perlu diketahui sebelumnya untuk menentukan jenis latihan yang cocok dan sesuai;
c. Metode, alat pengembangan untuk pelatihan, dan evaluasi diserahkan sepenuhnya kepada guru;
d. Bentuk latihan pengembangan diri dan gerak dan gerak sebaiknya bervariasi, menarik perhatian, merangsang emosi serta menuntun ke arah
kesanggupan diri untuk melakukannya; e. Proses pengembangan dilaksanakan peserta didik dengan mengutamakan
aspek senso-motoris dan psikomotor; f. Penguasaan kemampuan dan indikator tidak harus dilakukan secara
berurutan, tetapi guru diberi wewenang untuk memilih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik.
4
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
84
9. Prosedur pelaksanaan pengembangan diri dan gerak
Pengembangan diri dan gerak dilaksanakan secara terprogram dan sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta didik. Pemberian kegiatan latihan
dimulai dari asesmen yaitu pengumpulan informasi atau data tentang kemampuan dan kebutuhan peserta didik tunadaksa terkait dengan profil
perkembangan diri dan gerak. Profil yang dimunculkan dari hasil asesmen meliputi; kemampuan dalam tatalaksana pribadi, kemampuan berkomunikasi dan
bersosialisasi, kekuatan otot-otot, derajat gerak sendi Range of Motion, kemampuan gerak dasar tubuh, kemampuan koordinasi dan keseimbangan,
ketidakmampuan gerak anggota tubuh sesuai dengan perkembangan gerak, ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas hidup sehari-harimerawat diri
sendiri. Hasil dari asesmen tersebut digunakan sebagai acuan dasar untuk merancang
program pengembangan diri dan gerak masing-masing peserta didik. Untuk merancang program kegiatan pengembangan diri dan gerak merujuk pada
kompetensi dan indikator yang tertuang dalam matrik lihat Bab II. Rancangan program latihan memuat nama peserta didik, alokasi waktu, jumlah pertemuan,
kompetensi, tujuan, pendekatanmetode, materi, sumber, media, dan alat, pelaksanaan program pendahuluan, kegiatan inti, penutup, penilaian.
Tahap berikutnya dalam kegiatan pengembangan diri dan gerak adalah pelaksaan program yang dilakukan oleh orang yang kompeten yaitu ahli terapi
okupasi dan fisioterapi, tetapi jika sekolah belum mempunyai ahli tersebut pelaksanaan dapat dilakukan oleh guru pendidikan khusus yang sudah terampil
melakukannya. Kegiatan dapat dilaksanakan di ruangan in door atau di luar ruangan out door, hal ini disesuaikan dengan kondisi peserta didik tunadaksa,
materi kegiatan dan kondisi sekolah. Langkah selanjutnya untuk mengetahui tingkat keberhasilan maupun kendala-
kendala dalam pelaksanaan program dilakukan proses evaluasi. Hasil dari evaluasi sebagai dasar untuk membuat pelaporan tentang kemajuan yang dicapai
maupun kendala yang terjadi pada masing-masing peserta didik tunadaksa dalam melakukan kegiatan.
4
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
85
10. Konsep Pengembangan Gerak