PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
15
komputer; bagi peserta didik tunagrahita mendemonstrasikan kemahiran menyanyi, menjalankan mesin jahit dan mesin tenun.
Analisis kinerja dapat berupa produk tanpa melihat prosedur atau menilai produk beserta prosedurnya. Penilaian produk tanpa melihat
prosedur dilakukan dengan pertimbangan bahwa prosedur harus sudah dikuasai atau tidak ada prosedur baku yang dapat dinilai,
misalnya kemahiran membuat karangan, puisi, dan melukis abstrak. Sasaran dapat pula berupa kombinasi prosedur dan produk misalnya,
kemahiran melakukan pekerjaan mengetik.
e. Penugasan
Penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik menyelesaikan
tugas di
luar kegiatan
pembelajaran di
kelaslaboratorium. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok dan dapat berupa tugas rumah atau projek.
Tugas rumah adalah tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan kelas. Projek adalah suatu tugas yang melibatkan
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
4. Identifikasi dan Asesmen pada Aspek Fisik Anak Tunadaksa
Aspek fisik merupakan potensi yang berkembang dan harus dikembangkan oleh individu. Pada anak tunadaksa, potensi itu tidak utuh
karena ada bagian tubuh yang tidak sempurna. Secara umum perkembangan fisik anak tunadaksa dapat dikatakan hampir sama
dengan anak normal kecuali bagian-bagian tubuh yang mengalami kerusakan atau bagian-bagian tubuh lain yang terpengaruh oleh
kerusakan tersebut. Karakteristik fisik kesehatan anak tunadaksa biasanya selain mengalami
cacat tubuh adalah kecenderungan mengalami gangguan lain, seperti berkurangnya daya pendengaran, penglihatan, gangguan bicara, dan
lain-lain. Kelainan penyerta itu banyak ditemukan pada anak tunadaksa sistem cerebral. Gangguan bicara disebabkan oleh kelainan motorik alat
bicara seperti lidah, bibir, dan rahang kaku atau lumpuh sehingga mengganggu pembentukan artikulasi yang benar. Akibatnya, bicaranya
diucapkan dengan susah payah dan tidak dapat dipahami orang lain. Mereka juga mengalami aphasia sensoris, yaitu ketidakmampuan bicara
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016
16
karena organ reseptor anak terganggu fungsinya, dan aphasia motorik, yaitu kemampuan menangkap informasi dari lingkungan sekitarnya
melalui indra pendengaran, tetapi tidak dapat mengemukakannya lagi secara lisan. Anak Cerebral Palsy mengalami kerusakan pada pyramidal
tract dan extrapyramidal yang berfungsi mengatur sistem motorik. Tidak heran mereka mengalami kekakuan, gangguan keseimbangan, gerakan
tidak dapat dikendalikan, dan susah berpindah tempat. Dilihat dari aktivitas motorik, intensitas gangguannya dikelompokkan atas hiperaktif
yang menunjukkan tidak mau diam, gelisah, hipoaktif yang menunjukkan sikap pendiam, gerakan lamban dan kurang merespons rangsangan yang
diberikan, dan tidak ada koordinasi, seperti kaku waktu berjalan, sulit melakukan kegiatan yang membutuhkan integrasi gerak yang lebih halus,
misalnya menulis, menggambar, atau menari. Derajat keturunan akan mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan,
kecenderungan untuk bersifat pasif. Demikianlah pada halnya dengan tingkah laku anak tunadaksa sangat dipengaruhi oleh jenis dan derajat
keturunannya. Jenis kecacatan itu akan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai kompensasi akan kekurangan atau kecacatan.
5. Identifikasi dan Asesmen pada Aspek Mental Anak Tunadaksa