BUKU PANDUAN KEPERAWATAN JIWA
LABORATORIUM KEPERAWATAN
PETUNJUK PRAKTIKUM
KEPERAWATAN JIWA II
DISUSUN OLEH:
Tim Penyusun
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
(2)
PRAKATA
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan ridhoNya, kami dapat menyelesaikan buku petunjuk praktikum “Keperawatan Jiwa II”.
Buku petunjuk praktikum ini merupakan salah satu buku penuntun yang dapat digunakan mahasiswa keperawatan dalam melakukan praktik sebagai penerapan Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II. Buku petunjuk praktikum ini bertujuan membantu mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan praktik prosedur dan meningkatkan pemahaman dan kemampuan calon perawat dalam melakukan praktik keperawatan professional.
Buku petunjuk praktikum ini berisi prosedur melakukan Asuhan keperawatan Keperawatan Jiwa II, Strategi Pelaksanaan, dan Rencana Terapi Aktifitas Kelompok.
Malang, April 2014
(3)
DAFTAR ISI
PRAKATA... 2
DAFTAR ISI... 3
1. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA...4
2. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN....30
3. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI...47
4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN WAHAM ...62
5. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL...74
6. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH...89
7. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI...100
8. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI...115
9. TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK...130
10.ANALISA PROSES INTERAKSI (API)...132
(4)
1
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
(5)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNITRI
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RUANG RAWAT: TANGGAL DIRAWAT: I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : (L/P) Tanggal Pengkajian : Umur : RM No. : Alamat :
Pekerjaan : Informasi : II. ALASAN MASUK
III. FAKTOR PRESIPITASI/ RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? ya tidak
Bila ya jelaskan 2. Pengobatan sebelumnya Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil 3. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang) ya tidak
Bila ya jelaskan
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pelaku/ usia Korban/ usia Saksi/ usia 1. Aniaya fisik
2. Aniaya seksual 3. Penolakan
4. Kekerasan dalam keluarga 5. Tindakan kriminal
Jelaskan :
6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual):
Masalah keperawatan : 7. Kesan Kepribadian klien : extrovert introvert lain-lain:
(6)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
1. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? ya tidak
Hubungan keluarga gejala riwayat pengobatan/ perawatan Masalah keperawatan : V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti tidak sesuai biasanya
Jelaskan : Masalah keperawatan : 2.
Kesadaran
Kwantitatif/ penurunan kesadaran compos mentis
sopor apatis/ sedasisubkoma somnolensiakoma
Kwalitatif tidak berubah meninggi hipnosa
berubah
gangguan tidur: sebutkan disosiasi: sebutkan 3. Disorientasi
waktu tempat orang
Jelaskan : Masalah keperawatan : 4. Aktivitas Motorik/ Prikomotor
Kelambatan:
hipokinesia, hipoaktivitas
katalepsi sub stupor katatonikflexibilitas serea Peningkatan:
hiperkinesia, hiperaktivitas gaduh gelisah katatonik
TIK grimase tremor gagap
stereotipi mannarism katalepsi akhopraxia command automatism atomatisma nagativisme reaksi konversi verbigerasi berjalan kaku/ rigit kompulsif lain-2 sebutkan 5. Afek/ Emosi
adequat tumpul dangkal/ datar labil inadequat anhedonia merasa kesepian eforia
ambivalen apati marah depresif/ sedih
cemas: ringan sedang berat panik
Jelaskan : Masalah keperawatan :
(7)
6. Persepsi
halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi Macam Halusinasi
pendengaran penglihatan perabaan
pengecapan penghidu/ pembauan lain-lain, sebutkan... Jelaskan : Masalah keperawatan : 7. Proses Pikir
Arus Pikir
koheren inkoheren asosiasi longgar
fligt of ideas blocking pengulangan pembicaraan/ persevarasi tangensial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi main kata-kata afasi assosiasi bunyi lain2 sebutkan.... Jelaskan : Masalah keperawatan :
Isi Pikir
obsesif ekstasi fantasi
bunuh diri ideas of reference pikiran magis alienasi isolaso social rendah diri
preokupasi pesimisme fobia sebutkan... waham: sebutkan jenisnya
agama somatik, hipokondrik kebesaran curiga nihilistik sisip pikir siar pikir kontrol pikir kejaran dosa
Jelaskan : Masalah keperawatan :
Bentuk Pikir
realistik nonrealistik
autistik dereistik
8. Memori
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek gangguan daya ingat saat ini amnesia, sebutkan... paramnesia, sebutkan jenisnya...
hipermnesia, sebutkan...
Jelaskan : Masalah keperawatan : 9. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
mudah beralih tidak mampu berkonsentrasi tidak mampu berhitung sederhana Jelaskan : Masalah keperawatan :
(8)
10. Kemampuan Penilaian
gangguan ringan gangguan bermakna
Jelaskan : Masalah keperawatan : 11. Daya Tilik Diri/ Insight
mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya Jelaskan : Masalah keperawatan : 12. Interaksi salama Wawancara
bermusuhan tidak kooperatif mudah tersinggung kontak mata kurang defensif curiga
Jelaskan : Masalah keperawatan : VI. FISIK
1. Keadaan umum
2. Tanda vital: TD: N: S: P: 3. Ukur: TB: BB: turun naik 4. Keluhan fisik: tidak ya jelaskan...
5. Pemeriksaan fisik:
Jelaskan : Masalah keperawatan : VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)
1. Konsep Diri
a. Citra tubuh : b. Identitas : c. Peran : d. Ideal diri : e. Harga diri : Masalah keperawatan :
(9)
3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terkdekat :
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Masalah keperawatan :
4. Spiritual dan Kultural
a. Nilai dan keyakinan
b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya
c. Kegiatan ibadah
Masalah keperawatan : VIII.AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)
1. Makan
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total 2. BAB/ BAK
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total 3. Mandi
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total 4. Berpakaian/ berhias
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total 5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : s/d Tidur malam lama : s/d
Aktivitas sebelum/ sesudah tidur : s/d 6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total 7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan Lanjutan Ya Tidak
Sistem pendukung Ya Tidak
8. Aktivitas di dalam rumah
Mempersiapkan makanan Ya Tidak Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak
(10)
9. Aktivitas di luar rumah
Belanja Ya Tidak
Transportasi Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak
Jelaskan : Masalah keperawatan : IX. MEKANISME KOPING
Adatif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum Alkohor
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/ berlebih Teknik relokasi Bekerja berlebihan Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya... Lainnya...
Masalah keperawatan : X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan
Masalah dengan pendidikan, uraikan
Masalah dengan pekerjaan, uraikan
Masalah dengan perumahan, uraikan
Masalah dengan ekonomi, uraikan
Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
Masalah lainnya, uraikan
Masalah keperawatan : XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG
Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presiptasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya Masalah keperawatan : XII. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Terapi medik : XIII.DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
(11)
XIV. ANALISA DATA
(12)
XV. POHON MASALAH
XVI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mahasiswa
(13)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNITRI
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Berdasarkan Prioritas)
Ruang :Nama pasien :
No. Register
:
No.
(14)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNITRI
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Nama Klien :
No. Reg :
(15)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNITRI
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Nama : Ruangan : RM No : No
(16)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN KE……… A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
………. ……… 2. Diagnosa Keperawatan
……… …… ………. 3. Tujuan Khusus
……… ……….. 4.Tindakan Keperawatan ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………. B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
……… ……… ……… 2. Evaluasi/Validasi ……… ……… ……… 3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat
……… ……… ……… KERJA: Langkah-langkah Tindakan Keperawatan
……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………
(17)
……… ………. ……… ……… ……….. TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Subyektif:
……… ……… ……… Obyektif:
……… ……… ……… ……….. 2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan)
……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… 3. Kontrak yang akan dating (Topik, waktu, dan tempat)
……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………
(18)
PROGRAM DTUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNITRI
RENCANA KUNJUNGAN RUMAH Identitas klien
Tujuan kunjungan rumah
Rencana tindakan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam dan perkenalan
b. Kaji informasi tentang klien (validasi data) 2. Kerja (tindakan keperawatan)
a. Tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan
b. Tindakan keperawatan untuk keluarga (sesuai tugas kesehatan keluarga) c. Bila klien sudah dirumah: ajarkan bagaimana keluarga unutk adapatasi
dengan klien 3. Terminasi
a. Evaluasi respons keluarga terhadap asuhan klien (objektif) b. Evaluasi kamampuan keluarga terhadap asuhan klien (objektif)
c. Tindak lanjut : kesepakaan keluarga terlibat dalam asuhan (di rumah sakit dan atau di rimah)
(19)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA UNIT RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT JIWA
1. Tuliskan nama klien, nomor rekam medik, nama ruangan tempat klien dirawat
2. Tuliskan tanggal dan jam, nomor urut diagnosa keperawatan pada kolom diagnosa
3. Pada kolom tuliskan rumusan diagnosa dengan rumusan P.E.S (problem, etiologi,
dan simptoms dalam bentuk subyektif dan objektif), atau PE (problem dan etiologi)
4. Jika ditemukan masalah baru diluar kata dasar yang ada di lembar
pengkajian maka tulis :
a. Data subyektif dan data obyektif (DS dan DC)
b. Diagnosa keperawatan ditulis langsung dibanwah DS dan DO
5. Kolom perencaan diisi dengan :
a. Tujuan umum : bertujuan menyelesaikan permasalahan dari diagnosa
keperawatan
b. Tujuan khusus : bertujuan menyelesaikan etiologi dan diagnosa keperawatan, tujuan khusus dapat berupa tujuan pengetahuan psikomotor efektif yang diperlukan dari klien, selain itu tujuan dapat khusus dapat dikaitkan dengan kebutuhan klien terhadap sisitem pendukung dan terapi medik sertakan kriteria evaluasi
c. Rencana tindakan peratan menggambarkan serangkaian tindakan untuk mencapai setiap tujuan khusus yang disesuaikan dengan standar asuhan keperawtan kesehatan jiwa
6. Kolom rasional, tulis alasan dan landasan teori untuk tiap tindakan yang direncanakan 7. Tanda tangan dan nama jelas dari perawat pada akhir penulisan diagnosa dan rencana
(20)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNITRI PETUNJUK TEKNIS PENGSIAN FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat I. IDENTITAS
1. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontarak dengan klien tentang : nama perawat, nama klien, panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemeuan, topik yang dibicarakan.
2. Usia dan No. Rm Lihat Rm
3. Alamat 4. Pekerjaan
5. Mahasiswa menuliskan sumber data / infoman II. ALASAN MASUK
Tanyakan kepada klien/keluarga :
1. Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang ke Rumah Sakit saat ini ? 2. Bagaimana gambaran gejala tersebut ?
III. FAKTOR PRESIPITASI DAN RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG 1. Tanyakan riwayat timbulnya gejala gangguan jiwa saat ini 2. Tanyakan penyebab munculnya gejala tersebut.
3. Apa saja yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini ? 4. Bagaimana hasilnya ?
IV. FAKTOR PRODISPOSISI
RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU
1. Tanyakan kepada klien / keluarga apakah klein pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu, bila ya beri tanda 3 pada kotak ya dan bila tidak beri tanda 3 pada kotak tidak
2. Apabila pada poin 1 ya, maka tanyakan bagaimana hasil pengobatan sebelumnya. Apabila dia dapat beradaptasi di masyarakat tanpa ada gejala-gejala gangguan jiwa maka beri tanda 3 pada kotak berhasil. Apabila dia dapat beradaptasi tapi masih ada gejala-gejala sisa maka beri tanda 3 menetap maka beri tanda pad kotak tidak berhasil.
3. Tanyakan apakah klien pernah mengalami gangguan fisik / penyakit termasuk gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Tanyakan pada klein pernah melakukan dan atau menyaksikan
penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal. Beri tanda 3 sesuai dengan penjelasan klein / keluarga apakah klien sebagai pelaku dan atau korban, dan atau saksi, maka beri tanda 4 pada kotak pertama. Isi usia saat kejasian pada kotak ke dua. Jika kleien pernah mengalami pelaku dan jelas tentang kejadian yang dialami klien
2. Tanyakan pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan
baik bio, psiko, sosio, kultural, spritual seperti (kegagalan, kehilangan / perpisahan / kematian, trauma selama tumbuh)
(21)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
1. Tanyakan kepada klien / keluarga apakah ada anggota keluarga lainnya yang
mengalami gangguan jiwa, jika ada beri tanda 3 pada kotak ya dan jika tidak beri tanda3 pada kotak tidak. Apakah ada anggota keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa maka tanyakan bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga terdekat. Tanaykan apa gejala yang dialami serta riwayat pengobatan dan perawatan yang pernah diberikan pada anggota ke,uarga tersebut. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
V. STATUS MENTAL
Beri tanda 3 pada kotak sesuai dengan keadaan klien boleh lebih dari satu:
1. Penampilan
Data ini didapatkan melaui hasil observasi perawat / keluarga
a. Penampilan tidak rapi jika tidak dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak rapi. Misalnya : ranbut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakian tidak sesuai. Misalnya : pakian dalam dipakai di luar baju c. Cara berpakian tidak seperti biasanya jika penggunaan pakian tidak tepat
(waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi)
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
2. Kesadaran
Kwantitatif/penurunan kesadaran
Compos metis : sadarkan diri
Apati : individu mulai mengantuk acuh tak acuh terhadap rangsang
yang masuk, diperlukan rangsang yang kuat lagi untk menarik perhatian
Somnolensia : jelas sudah mengantuk, diperlukan rangsangan yang kuat lagi untuk menarik perhatian
Sopor : ingatan, orientasi dan pertimbangan sudah hilang
Subkoma : tidak ada respon terhadap rangsang yang keras
Kwalitatif
a. Tidak berubah : Mempu mngadakan hubungan dan pembatasan
dengan lingkungan dan dirinya (sesuai dengan keyataan)
b. Berubah : Tidak mampu mengadakan hubungan dan pembatasan
dengan lingkungannya dan dirinya pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan
c. Gangguan tidur : Dapat berupa insomnia, somnambulisme, nightmare,
narkolepsi
d. Meninggi : Keadaan dengan respon yang meninggi terhadap
rangsang seperti suara terasa lebih keras, warna terlihat lebih tenang dll
e. Hipnosa : Kesadaran yang sengaja diubah menurun / menyempit
f. Desosiasi : Tingkah kau / kejadian yang memisahkan dirinya
secara psikologik dengan kesadaran contoh : trans, fugue dll
3. Orintasi waktu, tempat dan orang jelas
Jelaskan data objektif dan subjektif terkait hal-hal di atas Masalah keperawatan sesuai dengan data
(22)
Data ini didapatkan melaui obsevasi perawat / keluarga Kelambatan
a. Hipokinesa, hipoaktifitas : gerakan aktivitas yang berkurang
b. Sub stupor katonik : reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang
gerakan dan aktivitas menjadi lambat
c. Katalepasi : mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu
juga bila hendak diubah orang lain
d. Flekibilitas serea : mempertahankan posisi yang dibuat aorang lain
Peningkatan
a. Hiperkinesa, hiperaktivitas : gerakan atau aktivitas yang berlebihan
b. Gaduh gelisah katonik : aktivitas motorik yang tidak bertujuan yang berkali-kali seakan tidak dipengaruhi rangsang luar
c. Tik : gerakan involunter sekejap dan berkali-kali mengenai
sekelompok oto yang relatif kecil
d. Grimase : gerakan otot muka yang beribah-ubah yang tidaka dapat dikontrol
e. Tremor : jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjujurkan tangan
f. Kompulsof : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulang kali mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan g. Mannerim : pergerakan yang stereotipe dan testrsi (aeperti bermain
sandiwara)
h. Ekhopraksia : meniru gerakan orang lain pada saat dilihatnya
i. Verbegerasi : berkali-kali mengucapkan sebuah kata yang tidak tercantum
Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum Masalah keperawatan ditulis dengan data
5. Efek-emosi
Data ini didapatkan melaui hasil observasi perawat/ keluarga
a. Adekuat : efek emosi yang sesuai dengan stimulus yang ada
b. Inadekuat : emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang ada
c. Datar/dangkal : tidak adak perubahan roman pada saat stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan
d. Tumpul : hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat
e. Labi : emosi yang cepat berubah
f. Anhedonia : ketidak mampuan merasakan kesenangan
g. Kesepian : merasa dirinya ditinggalkan
h. Eforia : rasa gembira yang berlebihan
i. Ambivalensi : efek emosi yang berlawanan timbul bersama-sama terhadap seseorang, obyek atau sesuatu hal.
j. Apati : berkurangnya efek emosi terhadap sesuatu atau semua hal disertai rasa terpencil dan tidak peduli
k. Marah : sudah jelas
l. Depresi/sedih : seperti perasaan susah, tak berguna, gagal, putus asa dsb
m. Cemas : perasaan khawatir yang tidak jelas obyeknya, sebutkan
tingaktnya
Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum Masalah keperawatan ditulis dengan data
6. Persepsi
a. Apakah ada halusinasi ? kalau ada termasuk jenis apa ? b. Apakah ada ilusi ? kalau ada deskripsikan
Jenis-jenis halusinasi jelassudah jelas
Jelaskan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat klein berhalusinasi
(23)
Masalah keperawatan sesuai dengan data
c. Apakah ada dipersonalisasi : perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya tidak seperti biasanya, tidak menurut kenyataan.
d. Derealisasi : perasaan anen tentang lingkungannya dan tidak menurut kenyataan
Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum Masalah keperawatan sesuai dengan data 7. Proses pikir
Data diperoleh dari observasi pada saat wawancara 7.1 Arus pikir
a. Koheran : kalimat / pembicaraan dapat di pahami dengan baik
b. Inkoheran : klaimat tidak berbentuk, pemvbicaraan sulit dipahami
c. Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
d. Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan pembicaraan
e. Asosiasi longgar : pembicara tak ada hubungan anatara satu kalimat dengan kalimat lainnya, dan klien tidak menadarinya f. Flight of ideas : pembicaraan yang melompat dari satu topik ke topik
lainnya masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampaai pada tujuan
g. Bloking : pembicaraan berhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal
kemudian di lanjukan kembali
h. Perseverasi : berulang-ulang menceritakan suatu ide, tema secara
berlebihan
i. Logorea : pembicaraan cepat tidak terkontrol
j. Neologisme : membuat kata-kata yang tidak dipahami oleh umum
k. Irelevansi : ucapan yang tidak ada hunbungan dengan pertanyaan
atau dengan hal yang dibicarakan
l. Assosiasi bunyi : mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan
bunyi
m.Main kata-kata : membuat sajak secara tidak wajar
n. Afasi : bisa sensorik (tidak mengerti pembicaraan orang lain),
motorik (tidak bisa atau sukar berbicara) Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien saat wawancara
Masalah keperawatan sesuai dengan data 7.2 Isi Pikir
Data didapatkan melalui wawancara
a. Observasi : pikiran yang selu muncul meski klien berusaha
menghilangkannya
b. Pohobia : ketakutan yang phatologis/tidak logis terhadap obyek/situasi tertentu
c. Ekstasi : kegembiraan yang luar biasa
d. Fantasi : isi pikiran tentang sesuatu keadaan atau kejadian yang diinginkan
e. Bunih dir : ide bunuh diri
f. Ideas of reference : pembicaraan orang lain, benda-benda atau sesuatu kejadian yang dihubungkan dengan dirinya.
g. Pikiram magis : kayakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang nustahil / di luar kemampuannya
h. Preokupasi : pikiran yang terpaku pada satu ide
(24)
j. Rendah diri : merendahkan atau menghina diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, tentang suatu hal yang pernah atau tidak pernah dilakukan
k. Pesimisme : mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak hal
dalam hidupnya. l. Waham
Agama : Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan secara berulang tetapi tidak sesaui dengan kenyataan
Somatik/hipokondrik : Klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan
Curiga : Klien mempunyai keyakinan bahw aada seseorang atau
kelopok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
Nihilistik : Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/meniggal yang dinyatakan secara berukang-ulang yang tidak sesuai dengan kenyataan
Kejeran : Yakin bahwa ada orang/kelompok yang mengganggu,
dimata-mata atau kejelakan sedang dibicarakan orang banyak.
Dosa : Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang
besar tidak bisa diampuni Waham bizar
Sisip pikir : Klien yakin ada ide pikiran orang lain yang sisipkan di dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
Siar pikir : Klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dipikirkan walaupun berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan Kontrol pikir : Klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar
Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien saat wawancara Masalah keperawatan sesuai dengan data
7.3 Bentuk Pikir
a. Realistik : Cara berpikir sesuai dengan kenyataan/realita yang ada b. Nonrealistik : Cara berpikir yang tidak sesuai dengan kenyataan
c. Autistik : Cara berpikir berdasarkan lamunan/fantasi/halusinasi/wahamnya
sendiri
d. Dereistik : Cara berpikir dimana proses mentalnya tidak ada sangkut pautnya
dengan kenyataan, logika, atau pengalaman. 8. Memori
Data diperoleh melalui wawancara
a. Gangguan daya ingat jangka panjang : Tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan
b. Gangguan daya ingat jangka pendek : Tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi
c. Gangguan daya ingat saat ini : Tidak dapat mengingat kejadian yang baru
saja terjadi
d. Amnesia : Sebutkan macamnya amnesia retrograde/anterograde
e. Paramnesia : Ingatan yang keliru karena disortasi pemanggilan kembali contoh:
De javu : Seperti sudah pernah melihat sesuatu tetapi sebenarnya
belum
(25)
Konfabulasi : Secara tidak sadar mengisi lubang-lubang dalam ingatannya dengan cerita yang tidak sesuai dengan kenyataan
Fase reconaisance : Pengenalan kembali yang keliru, merasa bahwa itu benar
tetapi sesunguhnya tidak benar
Hipermnesia : Penahan dalam ingatan dan pengambilan kembali yang berlebihan.
Jelaskan sesuai dengan data terkait Masalah keperawatan sesuai dengan data 9. Tingkat kosentrasi dan berhitung
Data diperoleh melaui wawancara
a. Mudah dialihkan : Perhatian klien mudah terganti dari satu obyek ke
obyek lain
b. Tidak mampu berkosentrasi : Klien selalu minta agar pertanyaan diulang/tidak dapat menjelaskan kembalipembicaraan
c. Tidak mampu berhitung : Tidak dapat melakukan penambahan/pengrungan pada
benda-benda nyata Jelaskan sesuai dengan data terkait
Masalah keperawatan sesuai dengan data 10. Kemampuan penilaian
a. Gangguan kemampuan penilaian ringan : Dapat mengambil keputusan yang
sderhana dengan bantuan orang lain. Contoh: berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi, jika diberi penjelasan, klien dapat mengambil keputusan b. Gangguan kamampuan penilaian bermakna : Tidak mampu mengan bil keputusan
walaupun dibantu orang lain, contoh: berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu sebelum mandi. Jika diberi penjelasan klien masih tidak mampu mengambil keputusan
Jelaskan sesuai dengan data
Masalah keperawatan sesuai dengan data 11. Daya Tilik Diri/insight
Data diperoleh dari wawancara
a. Mengingkari penyakit yang diderita : tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan
b. Menyalahkan hal-hal di luar dirinya : menyalahkan orang lain/lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini
Jelaskan sesuai dengan data terkait Masalah keperawatan sesuai dengan data 12. Interaksi Selama Wawancara
Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi perawat/keluarga a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas
b. Kontak mata kurang : tidak mau menatap lawan bicara
c. Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan keberanan
dirinya
d. Curuga : menunjukkan sikap/perasaan tidak percaya pad orang lain
(26)
Masalah keperawatan sesuai dengan data
VI. FISIK
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem fungsi organ:
1. ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan klien 2. ukur tinggi badan dan berat badan klien
3. tanyakan apakah, berat badan naik atau turun dan diberi tanda 3 sesuai dengan hasil
4. tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien, bila ada beri tanda 3 di kotak ya dan bila tidak beri tanda 3 pada kotak tidak.
5. kaji/lakukan pemeriksaan fisik lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan yang ada
6. masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada VII. PSIKOSOSIAL
1. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan
tidak disukai
b. Identitas Diri, Tanyakan Tentang :
status dan posisi klien sebelum dirawat
kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah,tempat kerja, kelompok)
kepuasan klien sebagai laki-laki/perumpuan
c. Peran : Tanyakan,
Tugas/peran yang diemban dalam keluarga kelompok/masyarakat
Kemampuan klien dalam melaksanakan tuga/peran
d. Ideal diri : tanaykan,
Harapah terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran
Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat)
Harapan klien terhadadap penyakitnya
e. Harga diri : Tanyakan,
Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengankondisi no. 2a,b, c, d Penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
2. Genogram
a. Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, contoh:
(27)
: Perempuan : Laki-laki : cerai : meninggal
: orang tinggal serumah : perkawiman
: klien : umur
: pisah
: stillbirth/ aborsi : konflik
: sangat dekat : dekat
: distrant/ berjarak : proyeksi
: cut off/ menghindar
b. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambi,an keputusan dan pola asuh
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data 3. Hubungan Sosial
a. Tanyakan pada klien siapa orang terdekat dalam kehidupannya, tempat
mengadu,, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan
b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat
c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok dalam masyarakat
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
4. Spritual
a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang,
Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma
budaya dan agama yang dianut
Pandangan masyarakat tentang gangguan jiwa
b. Kegiatan ibadah : Tanykan,
Kegiatan ibadah di rumah secara individu dan kelompok
Pendapat klien/keluarga tentang kegiatan ibadah c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data VII. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)
1. Makan
a. Observasi dan tanyakan tentang : frekuensi, jumlah, variasi, macam (suka/tidaksuka/pantang) dan cara makan
b. Observasi kemapuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan alat makan
2. BAB/BAK
a. Observasi kemampuan klien untuk BAB/BAK
Pergi, menggunakan dan membersihkan WC
(28)
Membersihkan diri dan merapikan pakian 3. Mandi
a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi,
menyikat gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dam rambut)
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan
4. Berpakian
a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan menggunakan pakian dan alas kaki
b. Observasi penampilan dan dandanan klien c. Tanyakan dan observasi ganti pakian
d. Nilai kamampuan yang harus dimiliki klien : mengambil, memilih dan mengenakan pakian
5. Istirahat dan Tidur
a. Observasi dan tanayakan tentang :
Lama dan waktu tidur siang/malam
Persiapan sebelum tidur seperti : menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa
Aktivitas susudah tidur seperti : merapikan tempat tidur, mandi/cuci muka
dan menyikat gigi 6. Penggunaan Obat
a. Obeservasi dan tanyakan kepada klien dan kelaurga tentang :
Penggunaan obat : frekuensi, jenis, dosis, wakti dan cara
pemberian
Reaksi obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
a. Tanayakan kepada klien dan keluarga tentang :
Apa, bagaimana, kapan dan kemana
perawat lanjut
Siapa saja sisitem pendukung yang dimilki
(keluarga, teman,intitusi, dan lembaga pelayanan kesehatan) dan cara penggunaanya
8. Aktivitas di Dalam Rumah
a. Tanyakan kemampuan klien dalam :
Merencanakan, mengolah
dan menyajikan makanan
Merapikan runah (kamar
tidur, dapur, menyapu, mengepel)
Memcuci pakian sendiri
Mengatur kebutuhan biaya
sendiri
9. Aktivitas di Luar Rumah
a. Tanyakan
kemampuan klien
Belanja untuk keperluan sehari-hari
Dalam melakukan perjalanan mandiri dengan berjalan kaki, menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum
Aktivitas lain yang dilakukan di luar rumah (bayar, listrik/telepon/air,kantor pos dan bank)
(29)
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data IX. MEKANISME KOPING
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda 3 pada kotak koping yang dimiliki klien, baik adatif maupun maladaptif.
X. MASALAH-MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap masalah yang dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah
XI. PENGETAHUAN
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien. Pada tiap item yang dimilki oleh klien disimpulkan dalam masalah.
XII. ASPEK MEDIK
Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat. Tuliskan obat obatan klien saat ini, baik obat fisikpsikofarmaka dan terapi lain.
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu subyektif dab data objektif 2. Buat pohon masalah dari data yang telah dirumuskan
XIV. ANALISA DATA
Tulis dan kelompokkan data subyektif dan obeyektif serta amsalah apa yang timbul XV. POHON MASALAH
XVI. DAFTAR DIAGNOSA KEPRAWATAN
Rumuskan diagnosa rumusan P (permasalahan) dan E (Etiologi) berdasarkan pohon masalah. Urutkan diagnosa sesuai dengan prioritas.
(30)
2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN
(31)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respons terhadap stresor yang dihadapi oleh seseorang. Respons ini dapat menimbulkan kerugian baik kepada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Melihat dampak dari kerugian yang ditimbulkan, maka penanganan pasien dengan perilaku kekerasan perlu dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga-tenaga yang profesional.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu : 1. Mengkaji data perilaku kekerasan
2. Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang dikaji 3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien
4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah perilaku kekerasan
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan perilaku kekerasan B. PENGKAJIAN
1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan.
2. Tanda dan Gejala
Data perilaku kekerasan dapat diperoleh melalui observasi atau wawancara tentang perilaku berikut ini:
a. Muka merah dan tegang
b. Pandangan tajam
c. Mengatupkan rahang dengan kuat
d. Mengepalkan tangan
e. Jalan mondar-mandir
f. Bicara kasar
g. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
h. Mengancam secara verbal atau fisik
i. Melempar atau memukul benda/orang lain
j. Merusak barang atau benda
k. Tidak mempunyai kemampuan mencegah/mengontrol perilaku kekerasan.
Data ini sesuai dengan format pengkajian untuk masalah perilaku kekerasan. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan ditetapkan sesuai dengan data yang didapat, dan saat ini tidak melakukan perilaku kekerasan tetapi pernah melakukan perilaku kekerasan dan belum mempunyai kemampuan mencegah/mengontrol perilaku kekerasan tersebut.
C. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Tindakan keperawatan untuk pasien a. Tujuan
(32)
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku
kekerasannya
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara
fisik, spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka. b. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu
3) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan a) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
4) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah secara:
a) verbal
b) terhadap orang lain c) terhadap diri sendiri d) terhadap lingkungan
5) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara: a) Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam
b) Obat
c) Social/verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya d) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
7) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik: a) Latihan nafas dalam dan pukul kasur – bantal
b) Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur – bantal
8) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
a) Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
b) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal. 9) Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:
a) Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa b) Buat jadwal latihan sholat, berdoa
10) Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat:
a) Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu
(33)
minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat
b) Susun jadwal minum obat secara teratur
11) Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi mengontrol Perilaku Kekerasan
SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I
ORIENTASI:
“Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya A K, panggil saya A, saya perawat yang dinas di ruangan soka in. Hari ini saya dinas pagi dari pk. 07.00-14.00. Saya yang akan merawat bapak selama bapak di rumah sakit ini. Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?” “Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah bapak” “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit?
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak? Bagaimana kalau di ruang tamu?”
KERJA:
“Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, jadi ada 2 penyebab marah bapak”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak pulang kerumah dan istri belum menyediakan makanan(misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang bapak rasakan?”
(tunggu respons pasien)
“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak memukul istri bapak dan memecahkan piring, apakah dengan cara ini makanan terhidang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi sakit dan takut, piring-piring pecah. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkanrasa marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?” ”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ... (sebutkan) dan yang bapak rasakan ...
(sebutkan) dan yang bapak lakukan ... (sebutkan) serta akibatnya ... (sebutkan)
”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napasdalamnya ya pak. ‘Sekarang kita buat jadual latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau latihan napas dalam?, jam berapa saja pak?”
”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak, assalamualaikum”
(34)
SP 2 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2
a. Evaluasi latihan nafas dalam
b. Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal
c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua
ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang lagi”
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak marah?” “Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua”
“Mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?” Dimana kita bicara?Bagaimana kalau di ruang tamu?”
KERJA
“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan bantal”.
“Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”.
“Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutinjika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?” “Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi?Bagus!”
“Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak. Pukul kasur bantal mau jam berapa? Bagaimana kalau setiap bangun tidur? Baik, jadi jam 05.00 pagi. dan jam jam 15.00 sore. Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya pak. Sekarang kita buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur dan bantal serta tarik nafas dalam ini?”
“Besok pagi kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar bicara yang baik. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa”
(35)
SP 3 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal: a. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik
b. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik.
c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.”
“Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat yang sama?” “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
KERJA
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah dusalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin Bapak bilang penyebab marahnya larena minta uang sama isteri tidak diberi. Coba Bapat minta uang dengan baik:”Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok.” Nanti bisa dicoba di sini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.”
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?”
“Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”
“Bagus sekal, sekarang mari kita masukkan dalam jadual. Berapa kali sehari bapak mau latihan bicara yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?”
Coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang, dll. Bagus nanti dicoba ya Pak!”
“Bagaimana kalau dua jam lagi kita ketemu lagi?”
“Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan cara ibadah, bapak setuju? Mau di mana Pak? Di sini lagi? Baik sampai nanti ya”
(36)
SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dan sosial/verbal
b. Latihan sholat/berdoa
c. Buat jadual latihan sholat/berdoa ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang lagi” Baik, yang mana yang mau dicoba?”
“Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?” “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
KERJA
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan! Bagus. Baik, yang mana mau dicoba?
“Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
“Coba Bpk sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba sebutkan caranya (untuk yang muslim).”
TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?” “Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”.
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak sholat. Baik kita masukkan sholat ... dan ... (sesuai kesepakatan pasien)
“Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa marah”
“Setelah ini coba bapak lakukan jadual sholat sesuai jadual yang telah kita buat tadi” “Besok kita ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat.. Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja, jam 10 ya?”
“Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa marah bapak, setuju pak?”
(37)
SP 5 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang sudah dilatih.
b. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat.
c. Susun jadual minum obat secara teratur ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal, bicara yang baik serta sholat?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?. Coba kita lihat cek kegiatannya”.
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?” “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit”
KERJA (perawat membawa obat pasien)
“Bapak sudah dapat obat dari dokter?”
Berapa macam obat yang Bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa Bapak minum? Bagus!
“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks dan tegang, dan yang merah jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 sian g, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu mengatasinya bapak bisa mengisap-isap es batu”.
“Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu”
“Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya!”
“Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak, karena dapat terjadi kekambuhan.”
“Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadual ya pak.”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang benar?”
“Coba bapak sebutkan lagijenis obat yang Bapak minum! Bagaimana cara minum obat yang benar?”
“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya”.
“Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauhma ana bapak melaksanakan kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa”
(38)
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga a. Tujuan
Keluarga dapat merawat pasien di rumah b. Tindakan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien 2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut) 3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain
4) Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan
a). Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat
b). Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapt melakukan kegiatan tersebut secara tepat
c). Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan
(39)
SP 1 Keluarga: Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat klien perilaku kekerasan di rumah
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien b. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,
tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
c. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain
ORIENTASI
“Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya A K, saya perawat dari ruang Soka ini, saya yang akan merawat bapak (pasien). Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang masalah yang Ibu hadapi?” “Berapa lama ibu kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di kantor Perawat?”
KERJA
“Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Bapak? Apa yang Ibu lakukan? Baik Bu, Saya akan coba jelaskantentang marah Bapak dan hal-hal yang perlu diperhatikan.”
“Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
“Yang menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa direndahkan, keinginan tidak terpenuhi. Kalau Bapak apa penyebabnya Bu?”
“Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu artinya suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul atau bicara kasar? Kalau apa perubahan terjadi? Lalu apa yang biasa dia lakukan?””
“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut tapi tegas, jangan lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar bapak seperti gelas, pisau. Jauhkan juga anak-anak kecil dari bapak.”
“Bila bapak masih marah dan ngamuk segera bawa ke puskesmas atau RSJ setelah
sebelumnya diikat dulu (ajarkan caranya pada keluarga). Jangan lupa minta bantuan orang lain saat mengikat bapak ya bu, lakukan dengan tidak menyakiti bapak dan dijelaskan alasan mengikat yaitu agar bapak tidak mencedari diri sendiri, orang lain dan lingkungan” “Nah bu, ibu sudah lihat khan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda
kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadual latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur”. “Kalau bapak bisa melakukan latihannya dengan baik jangan lupa dipuji
ya bu”.
TERMINASI
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat bapak?” “Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”
“Setelah ini coba ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk bapak ya bu”
“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang telah kita bicarakan tadi langsung kepada bapak?”
(40)
SP 2 Keluarga: Melatih keluarga melakukan cara-cara mengontrol Kemarahan
a. Evaluasi pengetahuan keluarga tentang marah
b. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat
c. Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat
d. Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan
ORIENTASI
“Assalamualaikum bu, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi untuk latihan cara-cara mengontrol rasa marah bapak.”
“Bagaimana Bu? Masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau Ibu tanyakan?” “Berapa lama ibu mau kita latihan?”
“Bagaimana kalau kita latihan disini saja?, sebentar saya panggilkan bapak supaya bisa berlatih bersama”
KERJA
”Nah pak, coba ceritakan kepada Ibu, latihan yang sudah Bapak lakukan. Bagus sekali. Coba perlihatkan kepada Ibu jadwal harian Bapak! Bagus!”
”Nanti di rumah ibu bisa membantu bapak latihan mengontrol kemarahan Bapak.” ”Sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya pak?”
”Masih ingat pak, bu kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka yang harus dilakukan bapak adalah...?”
”Ya.. betul, bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar
lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali, coba ibu temani dan bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali”.
“Bagus sekali, bapak dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik”. “Cara yang kedua masih ingat pak, bu?”
“ Ya..benar, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul
perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan bantal”.
“Sekarang coba kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar
bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal.
Nah, coba bapak lakukan sambil didampingi ibu, berikan bapak semangat ya bu. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”.
“Cara yang ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, coba praktekkan langsung kepada ibu cara bicara ini:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Bu, Saya perlu uang untuk beli rokok! Coba bapak praktekkan. Bagus pak”.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”
“Cara berikutnya adalah kalau bapak sedang marah apa yang harus dilakukan?” “Baik sekali, bapak coba langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.
(41)
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan didampingi ibu untuk meredakan kemarahan”.
“Cara terakhir adalah minum obat teratur ya pak, bu agar pikiran bapak jadi tenang, tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah”
“Bapak coba jelaskan berapa macam obatnya! Bagus. Jam berapa minum obat? Bagus. Apa guna obat? Bagus. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat? Wah bagus sekali!”
“Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang bapak dapatkan, ibu tolong selama di rumah ingatkan bapak untuk meminumnya secara teratur dan jangan dihentikan tanpa sepengetahuan dokter”
TERMINASI
“Baiklah bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara-cara mengontrol marah langsung kepada bapak?”
“Bisa ibu sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?”
“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi Bapak melaksanakan jadwal latihan yang telah dibuat selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk Bapak bila dapat melakukan dengan benar ya Bu!”
“ Karena Bapak sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi Ibu bertemu saya untuk membicarakan jadwal aktivitas Bapak selama di rumah nanti.”
“Jam 10 seperti hari ini ya Bu. Di ruang ini juga.”
SP 3 Keluarga: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga a. Buat perencanaan pulang bersama keluarga ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, bu, karena besok Bp sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang ketemu untuk membicarakan jadual Bp selama dirumah”
“Bagaimana pak, bu, selama ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat Bp? Apakah sudah dipuji keberhasilannya?”
“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah, disini saja?” “Berapa lama bapak dan ibu mau kita berbicara? Bagaimana kalau 30 menit?” KERJA
“Pak, bu, jadual yang telah dibuat selama B di rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadual aktivitas maupun jadual minum obatnya. Mari kita lihat jadwal Bapak!” “Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh bapak selama di rumah. Kalau misalnya Bp menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi Suster E di Puskesmas Indara Puri, puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx. “Jika tidak teratasi Sr E akan merujuknya ke BPKJ.”
“Selanjutnya suster E yang akan membantu memantau perkembangan B selama di rumah”
TERMINASI
“ Bagaimana Bu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan apa saja yang perlu diperhatikan (jadwal kegiatan, tanda atau gejala, follow up ke Puskesmas). Baiklah, silakan menyelesaikan administrasi!”
(42)
E. EVALUASI
a. Kemampuan pasien dan keluarga
b. Kemampuan perawat
F. DOKUMENTASI
Berikut adalah contoh format pengkajian dari diagnosa keperawatan perilaku kekerasan. Format pengkajian lengkap dapat dilihat di modul 7
Latihan
Dokumentasikan pengkajian dan diagnosa keperawatan pasien waham dengan
menggunakan format yang tersedia
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia 1. Aniaya fisik [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ] 2. Aniaya seksual [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ] 3. Penolakan [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ] 4. Kekerasan dalam keluarga [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ] 5. Tindakan kriminal [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ] Berikan tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien
6. Aktivitas motorik
[ ] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi [ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif Berikan tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien 7. Interaksi selama wawancara
[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif [ ] Mudah tersinggung [ ] Kontak mata [ ] Defensif [ ] Curiga
Kurang
Berikan tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien
G. TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Terapi kelompok yang dapat diberikan untuk pasien dengan PK adalah: TAK stimulasi persepsi
1. Sesi I: mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan 2. Sesi II: mencegah perilaku kekerasan fisik
3. Sesi III: mencegah perilaku kekerasan sosial 4. Sesi IV: mencegah perilaku kekerasan spiritual
5. Sesi V: mencegah perilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat H. PERTEMUAN KELOMPOK KELUARGA
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan melaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.
(43)
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DENGAN MASALAH PERILAKU KEKERASAN
Nama pasien : ... Nama ruangan : ... Nama perawat : ... Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian
No Kemampuan
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
A Pasien Sp 1
1 Menyebutkan penyebab PK
2 Menyebutkan tanda dan gejala
PK
3 Menyebutkan PK yang
dilakukan
4 Menyebutkan akibat PK
5 Menyebutkan cara mengontrol
PK
6 Mempraktekkan latihan cara
mengontrol fisik I SP2
7 Mempraktekkan latihan cara
fisik II dan memasukkan dalam jadual
SP3
8 Mempraktekkan latihan cara
verbal dan memasukkan dalam jadual
SP 4
9 Mempraktekkan latihan cara
spiritual dan memasukkan dalam jadual
SP 5
10 Mempraktekkan latihan cara
minum obat dan memasukkan dalam jadual
B Keluarga SP 1
1 Menyebutkan pengertian PK
dan proses terjadinya masalah PK
2 Menyebutkan cara merawat
pasien dengan PK SP2
3 Mempraktekkan cara merawat
pasien dengan PK SP3
4 Membuat jadual aktivitas dan
minum obat klien di rumah (discharge planning)
(44)
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN
Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja (No 04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.
No Kemampuan Tg l Tg l Tgl Tg l Tg l Tg l Tg l A Pasien SP Ip
1 Mengidentifikasi penyebab PK
2 Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
3 Mengidentifikasi PK yang dilakukan
4 Mengidentifikasi akibat PK
5 Menyebutkan cara mengontrol PK
6 Membantu pasien mempraktekkan latihan
cara mengontrol fisik I
7 Menganjurkan pasien memasukkan dalam
kegiatan harian Nilai SP Ip SP IIp
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih pasien mengontrol PK dengan cara
fisik II
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian Nilai SP IIp
SP IIIp
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih pasien mengontrol PK dengan cara
verbal
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
Nilai SP IIIp SP IVp
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih pasien mengontrol PK dengan cara
spiritual
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
Nilai SP IVp SP Vp
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Menjelaskan cara mengontrol PK dengan
minum obat
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian Nilai SP Vp
B Keluarga SP I k
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien
2 Menjelaskan pengertian PK, tanda dan gejala,
(45)
3 Menjelaskan cara merawat pasien dengan PK Nilai SP Ik
SP II k
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara
merawat pasien dengan PK
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat
langsung kepada pasien PK Nilai SP IIk
SP III k
1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas
di rumah termasuk minum obat (discharge planning)
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Nilai SP III k Nilai Total SP p + SP k Rata-rata
(46)
3
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN HALUSINASI
(47)
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HALUSINASI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini Saudara diharapkan mampu: 1. Melakukan pengkajian pada pasien halusinasi
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien halusinasi 3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien halusinasi
4. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien dengan halusinasi 5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien halusinasi 6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan halusinasi
B. PENGKAJIAN PASIEN HALUSINASI
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.
Pada proses pengkajian, data penting yang perlu saudara dapatkan adalah: 1. Jenis halusinasi:
Berikut adalah jenis-jenis halusinasi, data obyektif dan subyektifnya. Data objektif dapat Saudara kaji dengan cara mengobservasi perilaku pasien, sedangkan data subjektif dapat Saudara kaji dengan melakukan wawancara dengan pasien. Melalui data ini perawat dapat mengetahui isi halusinasi pasien.
Jenis halusinasi Data Objektif Data Subjektif Halusinasi
Dengar/suara
Bicara atau tertawa sendiri Marah-marah tanpa sebab Menyedengkan telinga ke arah tertentu
Menutup telinga
Mendengar suara-suara atau kegaduhan.
Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap. Mendengar suara
menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya. Halusinasi
Penglihatan
Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.
Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartoon, melihat hantu atau monster
Halusinasi Penghidu
Menghidu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.
Menutup hidung.
Membaui bau-bauan seperti bau darah, urin, feses, kadang-kadang bau itu menyenangkan.
Halusinasi Pengecapan
Sering meludah Muntah
Merasakan rasa seperti darah, urin atau feses Halusinasi
Perabaan
Menggaruk-garuk permukaan kulit
Mengatakan ada serangga di permukaan kulit
Merasa seperti tersengat listrik
2. Isi halusinasi
Data tentang isi halusinasi dapat saudara ketahui dari hasil pengkajian tentang jenis halusinasi (lihat nomor 1 diatas).
(48)
3. Waktu, frekwensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi
Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi munculnya halusinasi yang dialami oleh pasien. Kapan halusinasi terjadi? Apakah pagi, siang, sore atau malam? Jika mungkin jam berapa? Frekuensi terjadinya apakah terus-menerus atau hanya sekali-kali? Situasi terjadinya apakah kalau sendiri, atau setelah terjadi kejadian tertentu. Hal ini dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada waktu terjadinya halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya. Dengan mengetahui frekuensi terjadinya halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk mencegah terjadinya halusinasi.
4. Respons halusinasi
Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien ketika halusinasi itu muncul. Perawat dapat menanyakan pada pasien hal yang dirasakan atau dilakukan saat halusinasi timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat juga dengan mengobservasi perilaku pasien saat halusinasi timbul.
C. MERUMUSKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang ditemukan pada pasien
Gangguan sensori persepsi: halusinasi ………….. D. TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN HALUSINASI
1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya 2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal b. Tindakan Keperawatan
1) Membantu pasien mengenali halusinasi.
Untuk membantu pasien mengenali halusinasi Saudara dapat melakukannya dengan cara berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon pasien saat halusinasi muncul
2) Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi Saudara dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut meliputi:
a) Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak mempedulikan halusinasinya. Kalau ini dapat dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul. Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya.
(1)
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
B. TOPIK:
... ... ...
C. TUJUAN:
1. Tujuan Umum:
... ... ... 2. Tujuan Khusus:
a. ... b. ... c. ...
D. LANDASAN TEORI
Yaitu: justifikasi TAK dibutuhkan pada kondisi klien yang akan disertakan
E. KLIEN
1. Karakteristik/ kriteria
2. Proses seleksi
F. PENGORGANISASIAN
1. Waktu : tanggal, hari, jam,
lama tiap langkah kegiatan
2. tim terapis : leader, Co leader,
Fasilitator, Observer
3. metode/ media
G. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
Salam dan perkenalan
Penjelasan tujuan dan aturan main 2. Kerja
Langkah-langkah kegiatan 3. Terminasi
Evaluasi respons subjektif klien
Evaluasi respons obyektif (observasi perilaku klien selama kegiatan dikaitkan dengan tujuan) Kontrak yang akan datang
(2)
10
ANALISA PROSES INTERAKSI
(AP)I
(3)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN UNITRI
ANALISA PROSES INTERAKSI
Inisial klien : ... Nama Mahasiswa : ... Status interaksi perawat-klien : ... Tanggal : ...
Lingkungan : ... Jam : ... Deskripsi klien : ... Bangsal : ...
Tujuan (berorientasi pada klien) : ...
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON
VERBAL ANALISA BERPUSATPADA PERAWAT ANALISA BERPUSATPADA KLIEN RASIONAL
P : ...
K : ...
P : ... K : ... K : ... P : ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... P : ...
K : ...
P : ... K : ... K : ... P : ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... P : ...
K : ...
P : ... K : ... K : ... P : ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... P : ...
K : ...
P : ... K : ... K : ... P : ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... P : ...
K : ...
P : ... K : ... K : ... P : ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... Kesan Perawat: ...
(4)
ANALISA PROSES INTERAKSI
Pencatatan dan pelaporan merupakan lat komunikasi antar tim keperawatan dan tim kesehatan. Aspek yang penting dicatat dan dilaporkan dalam keperawatan kesehatan jiwa adalah pola perilaku dan hubungan interpersonal perawat-klien. Catatan harus mancakup contoh bukan hanya interpretasi. Ada tiga macam catatan yaitu catatan perkembangan (proses keperawatan), hubungan klien dan resume. Catatan hubungan perawat-klien adalah resume interaksi yang terjadi selama perawat berhubungan individual perawat-klien, kelompok klien, pada terapi modalitas keperawatan.
Catatan hubungan perawat-klien secara verbaldapat berupa: Video, tape, tape recording
Catatan secara garis besar Catatan interaksi
Analisa Proses Interaksi (API) merupakan alat kerja yang dipakai perawat (mahasiswa) untuk memahami interaksi yang terjadi antara perawat dan klien.
Tujuan API adalah :
1. Meningkat kemampuan mendengar 2. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
3. Memberi dasar belajar, artinya berupa alat untuk mengkaji kemampuan perawat/mahasiswa dalam berinteraksi dengan klien, dan data bagi CI/supervisor/pembimbing untuk memberi arahan
4. meningkatkat kepekaan perawat terhadap kebutuhan klien, serta mempermudah perkembangan dan perubahan pendekatan perawat
5. mambantu perawat merencanakan tindakan keperawatan Dalam API seyogyanya terdiri dari :
1. Komunikasi verbal dan nonverbak perawat dan klien
2. Analisa dan identifikasi perasaan perawat serta kemungkinan komunikasi yang dapat dilakukan perawat
3. Analisa dan identifikasi persepsi perawat terhadap emosi dan komunikasi klien
4. Kesan atau evaluasi terhadap efektifitas dari komunikasi berdasarkan data 1 sampai dengan 4
5. Rencana lanjutan tindakan keperawatan Petunjuk Pengisian :
1. Intial klien : tulis intial bukan nama lengkap
2. Status interaksi : pertemuan ke berapa dan fase hubungan 3. Lingkungan :
Tempat interaksi Situasi tempat interaksi Posisi mahasiswa dan klien
4. Deskripsi klien : penampilan umum klien 5. Tujuan :
Tjuan yang akan dicapai dalam interaksi selama 20-30 menit Tujuan ini berpusat pada klien
Tujuan terkait dengan proses keperawatan lain
6. Komunikasi verbal : ucapan verbal perawat dan klien
7. Komunikasi non verbal : non verbal klien dan perawat pada saat bicara atau saat mendengarkan
8. Analis aberpusat pada perawat
Pusatkan analisa proses yang berhubungan dengan komponen sebagai berikut : a. Perasaan sendiri
(5)
Perawat waspada tentang respon perasaan sendiri dan menunjukan peningkatan kemampuan untuk menjelaskan riwayat/latar belakang arus dan analisa, apa dan mengapa perasaan itu muncul. Bagaimana perasaat perawat dipengaruhi oleh klien. b. Tingkah laku non verbal
Cari/kenali, diskusikan dan analisa tingakah laku non verbal diri sendiri c. Isi pembicaraan yang muncul dan terselubung
Cari/kenali bedakan dan diskusikan tehnikkomunikasi yang digunakan d. Tujuan interaksi
Perawat berperan sebagai apa ? dan pasien sebagai apa ? Apa anggapan perawat tentang kejadian yang telah terjadi Bagaimana seharusnya mereka berinteraksi ?
Apakah mereka perlu berubah ? Dan jika perlu berubah, mengapa ?
Apakah interaksi ini mempengaruhi tujuan dan rencana interaksi yang akan datang? Berdasarkan tujuan anda saat ini, bagaimana anda mengkaji interaksi ini ?
e. Mengubah intervasi
9 Analisa berpusat pada klien
Pusatkan analisa proses interaksi pada komponen sebagai berikut : a. Tingkah laku non verbal
Cari/kenlai, diskusikan dan analisa tingkah laku non verbal klien
b. Isi pembicaraan yang muncul dan terselubung (latent) Cari/kenlai, bedakan dan diskusikan
c. Perasaan klien Temukan/cari arti tingkah laku klien
Identifikasi, dan diskusikan keadaan perasaan klien Bagaimana perasaan klien dipengaruhi oleh perawat ? d. Kebutuhan klien
Cari kebutuhan klien dengan menggunakan data interaksi yang baru terjadi, intreraksi sebelumnya, riwayat klien dan teori
10. Alasan teoritis (rasional)
Sintesa dan terapan teori pada proses interpersonal: berikan alasan teoritis intervensi anda atau intervensi lain dan tunjukkan peningkatan kemampuan dalam mendiskusikan tingkah laku klien dalam rangka teori psikodinamika, teori adaptasi, setiap sumber-sumber teori lain yang dikenal.
Anda diharapkan menggunakan teori komunikasi, teori komunikasi terapeutik, teori interpersonal, dan setiap pelajaran dasar ilmu pengetahuan tingkah laku yang diperoleh. Disamping itu juga digunakan teori perawatan psikiatri yang didapat dari bacaan dan kuliah di kelas.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
1. Copel, LC.(2007).Kesehatan Jiwa dan Psikiatri:Pedoman Klinis Perawat.Alih Bahasa: Akemat.Edisi 2.Jakarta: EGC
2. Kaplank & Sadock. (2010).Sinopsis Psikiatri Jilid 1& 2. Jakarta: Binarupa Aksara.
3. Stuart, Gail Wiscarz ,& Sandra J Sundeen.1998.Buku Saku Keperawatan Jiwa.Alih Bahasa:Achir Yani S.Edisi 3.Jakarta:EGC.
4. Townsend, Marry C.1998.Buku Saku Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri:Pedoman Untuk Pembuatan Rencana Perawatan. Alih Bahasa:Novi Helena. Jakarta:EGC.
5. Keliat BA, Akemat, Helena N, Nurhaeni H. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas;CMHN(Basic Course).Jakarta:EGC.