daripada lahan, nilai daripada tanah dan pemegang haknya dan untuk kepentingan perpajakan
16
2. Asas-asas dan Tujuan Pendaftaran Tanah
.
Menurut Pasal 2 PP No. 24 Tahun 1997, Pendaftaran Tanah dilaksanakan berdasarkan asas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir, dan terbuka. Penjelasan dari
Pasal tersebut sebagai berikut : Asas sederhana dalam pendaftaran tanah dimaksud agar ketentuan-
ketentuan pokoknya maupun prosedurnya dengan mudah dapat dipahami oleh pihak- pihak yang berkepentingan, terutama para pihak yang berkepentingan, terutama para
pemegang hak atas tanah. Sedangkan asas aman dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa
pendaftaran tanah perlu dilaksanakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai dengan tujuan pendaftaran tanah itu
sendiri. Asas terjangkau dimaksudkan keterjangkauan bagi pihak-pihak pemegang
hak yang membutuhkan pendaftaran tanah, khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekonomi lemah. Pelayanan yang diberikan
dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh pihak- pihak yang memerlukannya.
16
Tampil Anshari Siregar, Pendaftaran Tanah Kepastian Hak, Multi Grafik, Medan, 2007, Hal 24
Universitas Sumatera Utara
Asas mutakhir adalah asas yang dimaksudkan untuk melengkapi dalam proses pelaksanaan dan keseimbangan dalam pemeliharaan datanya. Data yang
tersedia harus menunjukkan keadaan yang mutakhir. Untuk itu perlu diikuti kewajiban mendaftar dan pencatatan perubahan-perubahan yang terjadi dikemudian
hari. Asas mutakhir menuntut dipeliharanya data pendaftaran tanah secara terus menerus dan berkesinambungan, sehingga data yang tersimpan di Kantor Badan
Pertanahan selalu sesuai dengan keadaan yang ada dilapangan tanpa adanya manipulasi data, dan masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data yang
benar setiap saat. Untuk itulah diberlakukan asas terbuka
17
1. Torrens System, adalah sistem yang dapat diketahui siapa yang memiliki dari
pertama kali diatas bidang-bidang tanah tersebut, siapa pejabat-pejabat yang menandatanganinya dapat diketahui pemilik yang baru.
. Adapun prinsip-prinsip pendaftaran tanah menurut Pasal 19 UUPA
adalah:
2. Asas negatif adalah bahwa sesorang yang telah tercantum namanya dalam
sertifikat itu tidak mutlak sebagai pemilik hak atas tanah tersebut, akan tetapi dapat diajukan suatu keberatan untuk menemukan pemilik dari suatu bidang tanah
tersebut dengan suatu pembuktian yang lebih daripada yang tercantum namanya tersebut, dalam hal ini dapat diajukan ke depan Pengadilan.
3. Asas publisitas, adalah suatu informasi pertanahan kepada umum dan pemerintah,
oleh karena itu setiap orang berhak meminta surat keterangan yang berisikan keterangan tentang haknya, luasnya, lokasinya dan sebagainya.
17
A.P. Parlindungan, Op.Cit, Hal.76
Universitas Sumatera Utara
4. Asas spesialitas, adalah pendaftaran tanah dapat dilihat dari surat ukurannya
karena himpunannya adalah desa disertai jalan, nomor dari jalan tersebut sehingga akan mudah ditelusuri tempat tersebut.
5. Asas rechts-cadaster, adalah suatu kegiatan daripada Kantor Pertanahan apabila
seseorang yang akan melakukan suatu peralihan harus lebih dahulu dibayar pajak balik namanya dan biaya balik nama kepada orangnya
18
Menurut Pasal 3 PP No. 24 Tahun 1997, Pendaftaran Tanah bertujuan : .
a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang
hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang
bersangkutan. b.
Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam
mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar.
c. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.
Dari penjelasan pasal-pasal disebutkan sebagai berikut : Tujuan pendaftaran tanah sebagaimana tercantum pada huruf a
merupakan tujuan utama pendaftaran tanah oleh pasal 19 UUPA. Disamping itu, dengan terselenggaranya pendaftaran tanah juga dimaksudkan terciptanya suatu pusat
18
Affan Mukti, Pokok-pokok Bahasan Hukum Agraria, USU Press, Medan, 2006, Hal 52
Universitas Sumatera Utara
informasi mengenai bidang-bidang tanah sehingga pihak-pihak termasuk pemerintah dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan
hukum mengenai bidang-bidang tanah sehingga pihak-pihak termasuk pemerintah dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan
hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar. Terselenggaranya pendaftaran tanah secara baik merupakan dasar dan
perwujudan tertib admisnistrasi di bidang pertanahan
19
3. Mekanisme Pendaftaran Tanah menurut PP No. 24 Tahun 1997