Kebijakan Fiskal Makro ekonomi 001

Salah satu kebijakan yang digunakkan untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan ekonomi dengan menggunakkan kebijakan moneter. Sebelumnya Keynes mengemukakan bahwa selain fungsi uang sebagai alat tukar, berfungsi juga sebagai penyimpan nilai store of value fungsi inilah yang memungkinkan uang digunakkan untuk memperoleh keuntungan.

2.3 Kebijakan Pemerintah Mengurangi Angka Pengganguran

Kebijakan politik anggaran : 1. Anggaran tidak berimbang - Anggaran defisit Deficit Budget; Menstimulus pertumbuhan ekonomi. Dimana TG yang menyebabkan kebijakan fiskal ekspansif. - Anggaran surplus Surplus Budget; Mengurangi daya beli. Dimana TG yang menyebabkam kebijakan fiskal kontraktif. 2. Anggaran berimbang - T = G

2.4 Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah langkah – langkah pemerintah untuk membuat perubahan – perbahan dalam sistem pajak atau dalam pembelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah – masalah ekonomi yang di hadapi Sadono Sukirno,2003. Kebijakan fiskal memiliki dua prioritas, yang pertama adalah mengatasi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara APBN dan masalah – masalah APBN lainnya. Defisit APBN terjadi apabila penerimaan pemerintah lebih kecil dari pengeluarannya. Dan yang kedua adalah mengatasi stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan antara lain: pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, kesempatan kerja dan, neraca pembayaran Tulus TH Tambunan, 2006. Menurut kaum klasik, kebijakan fiskal hanya menaikkan suku bunga dan tidak menimbulkan suatu perubahan terhadap pendapatan nasional. Kenaikan pendapatan nasional yang tidak menimbulkan kenaikan terhadap pendapatan nasional tersebut disebut crowding out yaitu suatu proses dalam perekonomian dimana kenaikan pengeluaran pemerintah diikuti oleh kemerosotan investaso swasta tersebut diakibatkan oleh kenaikan suku bunga. Inflasi adalah fenomena ekonomi yang tak pernah basi dalam sejarah panjang ekonomi. Inflasi, menjadi pembahasan yang kursial karena mempunyai dampak yang amat luas dalam perekonomian makro. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan memburuknya distribusi pendapatan, menambah angka kemiskinan, menguragi tabungan domestik, menyebabkan defisit neraca perdagangan, menggelembungkan besaran utang luar negri serta menimbulkam ketidakstabilan politik. Kebijakan fiskal dalah langkah untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Bentuk kebijakan fiskal antara lain : 1. Menghemat pengeluaran pemerintah - Pemerintah menekan inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang yang pada akhirnya dapat menurunkan harga. 2. Menaikkan tarif pajak - Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Naiknya tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi. Penguranggan tingkat konsumsi dapat mengurangi permintaan akan barang dan jasa, sehingga harga barang dapat turun. → Dampak kebiajakan fiskal terhadap output dan inflasi Kebijakan fiskal ekspansif dilakukkan untuk mengatasi resesi ekonomi. Kebijakan fiskal ekspansif dapat dilakukkan dengan pemotongan pajak, dengan begitu akan menstimulus pasar barang dan meningkatkan output nasional keynes. Menurut teori keynes dalam teori permintaan dan penawaran agregat, kelebihan permintaan terhadap penawarn barang dan jasa terjadilah inflasi atau demand full inflation. Kebijakan fiskal ekspansif disebabkan oleh kenaikan belanja negara menstimulus peningkatan konsumsi negara, namun di satu sisi kenaikkan kapasitas produksi perusahaan terbatas dalam menghasilkan barang dan jasa sehingga menyebabkan kenaikkan harga barang – barang. Salah satu kebijakan fiskal adalah kenaikkan tarif pajak tinggi yang sangat membebankan kegiatan produksi, akibatnya perusahaan barang dan jasa mengurangi hasil output produksinya. Dapat disimpulkan hubungan antara kebijakan fiskal dan kebijakan fiskal dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang dan pasar surat berharga. 2. Kedua pasar tersebut akan menentukkan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan tingkat bunga akan mempengaruhi permintaan agregat. 3. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat. 4. Pada gilirannya permintaan dan penawaran agregat akan menentukkan keadaan di pasar barang dan jasa. 5. Kondisi pasar barang dan jasa itu akan menetukan tingkat harga 6. Tingkat harga dan kesempatan kerja akan menentukkan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang diharapkan 7. Keduanya akan mempunyai umpan balik terhadap permintaan agregat, dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga. INFLASI

2.5 Pengertian Inflasi