Pengaruh Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assets, Total Assets Turnover, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH CASH DIVIDEND COVERAGE, OPERATING

CASHFLOW PER SHARE, RETUN ON EQUITY, RETURN ON

ASSETS, TOTAL ASSETS TURNOVER, DAN EARNING PER

SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH:

NAMA

: YURICO

NIM

: 060503187

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

MEDAN 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assets, Total Assets Turnover, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 19 Januari 2010 Yang Membuat Pernyataan,

Nama : Yurico NIM : 060503187


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan hormat kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas berkat dan kuasaNya saya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assets, Total Assets Turnover, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh bimbingan, dorongan, semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak. Dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan dan arahan Ibu dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(4)

4. Bapak Drs. Abikusno Dharsuky, MM, Ak. selaku Dosen Penguji I dan Bapak Iskandar Muda, S.E., M.Si., Ak selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.

5. Kedua orang tua saya, Salim Wijaya dan Esti. Terima kasih banyak untuk kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa dan materi yang diberikan kepada saya.

6. Hendry dan Yurikie selaku abang dan adik kandung saya. Terima kasih banyak atas motivasi dan semangat yang telah diberikan kepada saya selama penyusunan skripsi ini.

7. Teman – teman terbaik saya, yakni Budi, Eka, Lina, Lenny, Andry, Anna, Frederick, Ramli, dan Hendrianto. Terima kasih atas bantuan dan semangat yang telah diberikan kepada saya selama penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.

Medan, 19 Januari 2010 Penulis

Yurico


(5)

ABSTRAK

Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar modal. Salah satu ukuran kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan digunakan sebagai dasar investor dalam menentukan keputusan berinvestasi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Cash Dividend Coverage (CDC), Operating Cashflow Per Share (OCPS), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Total Assets Turnover (TATO), dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham secara empiris.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 194 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 dan yang menjadi sampel berjumlah 50 perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel bertujuan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk pengujian statistiknya dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, hanya EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara simultan menunjukkan CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Kata Kunci : Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assests, Total Assets Turnover, Earning Per Share, Harga Saham


(6)

ABSTRACT

Corporate’s financial performance is one of the factors that influences the up and down of stock price in capital market. One of corporate’s financial performance measure is shown in the form of financial ratios. These financial ratios are used by investors as their investment decision-making. The purpose of this research is to analyze the relationship between Cash Dividend Coverage (CDC), Operating Cashflow Per Share (OCPS), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Total Assets Turnover (TATO), and Earning Per Share (EPS) to stock price empirically.

Population of this research consists of 194 manufacturing corporates listed in Indonesia Capital Market during the period of 2007 and the sampel consists of 50 corporates. This research uses purposive sampling method. The statistic method being used is multiple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.

The result indicates that partially only EPS influences the stock price significantly. The simultaneously test of CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, and EPS give a significant influence of stock price.

Key Word : Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assests, Total Assets Turnover, Earning Per Share, Stock Price


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan Keuangan ... 7

2. Investasi a. Definisi Investasi ... 10


(8)

b. Tujuan Investasi ... 11

c. Sumber Risiko Investasi ... 12

3. Harga Saham a. Pengertian Harga Saham ... 13

b. Efficient Market Hypothesis ... 14

c. Signalling Theory dan Information Content of Dividend . 14 d. Faktor-faktor Eksternal yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Saham ... 19

e. Klasifikasi Saham Biasa ... 20

4. Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal ... 21

b. Fungsi dan Tujuan Pasar Modal ... 22

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

C. Jenis dan Sumber Data ... 31

D. Metode Pengumpulan Data ... 32

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

F. Metode Analisis Data ... 34

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data secara Statistik ... 38


(9)

B. Hasil Analisis

1. Pengujian Asumsi Klasik ... 39

2. Analisis Regresi ... 47

3. Pengujian Hipotesis ... 50

4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55

B. Keterbatasan ... 57

C. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ...27

Halaman

Gambar 4.1 Histogram ...42 Gambar 4.2 Grafik P-P Plot ...43 Gambar 4.3 Scatterplot ...45


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 25

Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 33

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 38

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data ... 40

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi dengan Logaritma Natural ... 41

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ... 44

Tabel 4.5 Model Summary (Koefisien Determinasi) ... 46

Tabel 4.6 Analisis Hasil Regresi ... 47

Tabel 4.7 Uji Statistik t ... 50


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran 1 Daftar Populasi – Sampel Perusahaan Manufaktur

Halaman

yang Terdaftar di BEI ... 62 Lampiran 2 Data Variabel Penelitian (Sebelum Ditransformasi) ... 67 Lampiran 3 Data Variabel Penelitian (Setelah Ditransformasi) ... 69


(13)

ABSTRAK

Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar modal. Salah satu ukuran kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan digunakan sebagai dasar investor dalam menentukan keputusan berinvestasi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Cash Dividend Coverage (CDC), Operating Cashflow Per Share (OCPS), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Total Assets Turnover (TATO), dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham secara empiris.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 194 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 dan yang menjadi sampel berjumlah 50 perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel bertujuan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk pengujian statistiknya dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, hanya EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara simultan menunjukkan CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Kata Kunci : Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assests, Total Assets Turnover, Earning Per Share, Harga Saham


(14)

ABSTRACT

Corporate’s financial performance is one of the factors that influences the up and down of stock price in capital market. One of corporate’s financial performance measure is shown in the form of financial ratios. These financial ratios are used by investors as their investment decision-making. The purpose of this research is to analyze the relationship between Cash Dividend Coverage (CDC), Operating Cashflow Per Share (OCPS), Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Total Assets Turnover (TATO), and Earning Per Share (EPS) to stock price empirically.

Population of this research consists of 194 manufacturing corporates listed in Indonesia Capital Market during the period of 2007 and the sampel consists of 50 corporates. This research uses purposive sampling method. The statistic method being used is multiple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.

The result indicates that partially only EPS influences the stock price significantly. The simultaneously test of CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, and EPS give a significant influence of stock price.

Key Word : Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assests, Total Assets Turnover, Earning Per Share, Stock Price


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keuangan perusahaan memegang peranan penting dalam menentukan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Krisis global yang terjadi menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami ketidakstabilan keuangan. Banyak perusahaan yang akhirnya gulung tikar karena tidak mampu lagi mengatasi dampak krisis yang terjadi. Namun, di samping itu, banyak juga perusahaan lain yang berusaha untuk tetap mempertahankan usahanya dengan melakukan pendanaan baik secara eksternal (dari pihak luar) maupun secara internal (dari dalam perusahaan sendiri).

Perusahaan yang telah go public dan telah mencatatkan namanya di BEI (Bursa Efek Indonesia) dapat memperoleh dana yang lebih murah daripada harus meminjam. Untuk menarik minat investor, perusahaan tersebut harus dapat memberikan gambaran keadaan serta prospek masa depan perusahaan yang baik dan juga memberikan tingkat pengembalian (return) bagi para investor pada tingkat yang menguntungkan.

Seorang investor sebelum melakukan investasi dalam saham, ia harus memastikan terlebih dahulu bahwa investasi tersebut adalah tepat. Artinya, ia harus menilai dari berbagai alternatif yang akan memberikan pengembalian positif pada masa yang akan datang. Pengembalian tersebut dapat berupa


(16)

dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham maupun capital gain yang diperoleh dari perubahan harga saham tersebut.

Nilai suatu perusahaan akan tercermin pada harga sahamnya di pasar modal, sehingga naik turunnya harga saham suatu perusahaan menunjukkan naik turunnya nilai perusahaan bagi para investor. Pergerakan harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh informasi di luar perusahaan (eksternal) dan informasi di dalam perusahaan (internal) termasuk di dalamnya informasi tentang dividen.

Besarnya dividen sangat ditentukan oleh banyaknya jumlah kas yang tersedia dalam perusahaan. Perusahaan yang laba nya tinggi namun tidak memiliki kas yang mencukupi, tentu tidak akan sanggup membayarkan dividen kepada para pemegang saham.

Rasio-rasio keuangan sebagai hasil perumusan dari analisis terhadap laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai informasi mengenai keadaan keuangan perusahaan. Tidak heran jika pada akhirnya rasio-rasio keuangan ini banyak digunakan oleh para investor sebagai dasar pengambilan keputusan berinvestasi. Rasio-rasio keuangan yang ada meliputi rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan yang masih kurang dikenal yaitu rasio atas arus kas yang meliputi cash dividend coverage dan operating cash flow per share. Diantara rasio-rasio tersebut, yang secara teori paling memiliki pengaruh terhadap harga saham yaitu rasio profitabilitas dan rasio atas arus kas yang telah disebutkan tersebut.


(17)

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menginformasikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Mengingat tujuan utama investor berinvestasi adalah return, maka rasio ini merupakan rasio yang penting untuk menjadi perhatian investor sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Juventus (2008) menguji pengaruh ROA, ROE, DER, dan DAR terhadap harga saham perbankan di BEJ periode 2004-2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Secara parsial, hanya variabel ROE dan DAR yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

Penelitian lain dilakukan oleh Satria (2008) yang menguji pengaruh CR, DAR, TATO, ITO, ROE, NPM, dan PER terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEJ periode 2003-2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya variabel NPM dan ROE yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Pada tahun berikutnya, Taranika (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh DPS dan EPS terhadap harga saham perusahaan go public di BEI periode 2005-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, DPS dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(18)

Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, Eka (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh ROA, ROE, EPS, dan TATO terhadap harga saham perusahaan perkebunan di BEI periode 2002-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, kesemua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun, secara parsial kesemua variabel independen yang diteliti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

Ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio keuangan tertentu terhadap harga saham, mendorong peneliti untuk mereplikasi penelitian Eka (2009) dengan menambah dua rasio atas arus kas yang diduga memiliki pengaruh terhadap harga saham yaitu rasio cash dividend coverage dan operating cashflow per share. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2007.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap rasio-rasio keuangan yang telah dijelaskan di atas yang diduga memiliki pengaruh terhadap naik turunnya harga saham. Untuk itu, peneliti menuangkan penelitiannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assets, Total Assets Turnover, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI ”


(19)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah :

Apakah Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assets, Total Assets Turnover, dan Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian :

Untuk menguji apakah Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assets, Total Assets Turnover, dan Earning Per Share berpengaruh terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan.

2. Manfaat Penelitian :

a. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian di lapangan dengan teori yang ada.


(20)

b. Bagi Investor

Dapat memberi masukan bagi para investor mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kegiatan investasi.

c. Bagi Perusahaan

Dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan.

d. Bagi Peneliti Lain

Untuk memberikan tambahan wawasan dan sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang berkaitan dengan judul skripsi ini.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang merupakan output dari proses akuntansi adalah suatu media informasi yang merangkum semua aktivitas keuangan perusahaan. Laporan ini dipergunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan (stake holder), yang memberikan informasi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang bersifat ekonomi.

Dalam penyusunan laporan keuangan haruslah berpedoman pada prinsip-prinsip akuntansi yang telah diterima secara umum. Laporan keuangan ini memberikan gambaran keadaan perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 1.3), laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut :

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Informasi keuangan yang tersaji di dalam laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis kinerjanya lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuat keputusan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis kinerja keuangan adalah dalam bentuk rasio-rasio keuangan.


(22)

Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data – data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, 2004:3).

Seperti yang disebutkan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan keuangan paragraf 19 (IAI:2007), bahwa informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca. Informasi kinerja keuangan terutama disediakan dalam laporan laba rugi. Berdasarkan hal tersebut, maka analisis laporan keuangan menggunakan neraca dan laporan laba rugi sebagai objek analisis. Di samping itu, juga digunakan laporan arus kas yang juga memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai dasar pengambilan keputusan.

Arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut ini :

1. Untuk memperkirakan arus kas masa mendatang

Tujuan utama penyajian data mengenai arus kas ialah adanya informasi mengenai sumber dan penggunaan kas yang dikeluarkan untuk membiayai seluruh aktivitas perusahaan. Sumber dan penggunaan kas suatu perusahaan tidaklah berubah secara drastis dari tahun ke tahun sehingga penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas di masa mendatang.

2. Untuk mengevaluasi keputusan manajemen

Setiap manajer berusaha mengambil keputusan yang terbaik yang diharapkan dapat membantu perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya serta kemampuan bersaing dalam merebut pasaran. Sebagian besar faktor


(23)

keberhasilan perusahaan ditentukan oleh keputusan manajer terutama top level manajemen yang biasanya dihadapkan dengan pengambilan keputusan strategic. Laporan arus kas akan menyajikan kegiatan investasi perusahaan sehingga memberikan informasi kepada investor dan kreditor untuk mengevaluasi keputusan manajer.

3. Untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen kepada pemegang saham, pembayaran bunga, dan pokok pinjaman pada kreditur. Modal saham suatu perusahaan biasanya terdiri atas saham serta ditambah dengan modal pinjaman. Pemegang saham tertarik untuk menanam modal atau sahamnya di perusahaan dengan harapan akan memperoleh hasil berupa dividen dari aktivitas penanaman modal tersebut. Kreditor akan memperoleh penghasilan dari perusahaan karena dia akan memperoleh bunga dan pokok pinjamannya. Tentunya investor maupun kreditor menginginkan pembayaran tepat waktu. Laporan arus kas memberikan informasi untuk membantu mereka untuk mengetahui apakah perusahaan mampu membayar deviden tersebut serta melunasi kewajibannya.

4. Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan arus kas perusahaan.

Menurut Hongren (1997 : 1845), ”biasanya kas dan laba bersih bergerak bersama”. Tingginya tingkat laba tersebut cenderung menyebabkan peningkatan kas dan sebaliknya. Suatu perusahaan yang mempunyai laba bersih yang tinggi dan kas rendah mempunyai kemungkinan pailit. Dalam hal


(24)

ini informasi arus kas membantu investor menganalisis sampai sejauh mana efisiensi perusahaan dalam mengelola kasnya.

Harahap (2001 : 190) mengatakan bahwa dengan melakukan analisis laporan arus kas dapat diketahui :

1. Kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu.

2. Kemampuan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan termasuk kemampuan membayar deviden.

3. Informasi bagi kreditur, investor dalam memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.

4. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas perusahaan pada masa yang akan datang.

5. Alasan perbedaan laba bersih dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.

6. Pengaruh investasi baik kas maupun non kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama periode tertentu.

2. Investasi

a. Definisi Investasi

Fischer dan Jordan dalam Ahmad (1996 : 1), dalam bukunya Security Analysis and Portfolio Management, mendefinisikan “An investment is a commitment of funds made in the expectation of some positive rate of return”. Artinya adalah investasi dilakukan atas dasar adanya harapan akan diperolehnya tingkat pengembalian yang positif dari kegiatan investasi dana yang dilakukan.

Francis dalam Ahmad (1996 : 1), dalam bukunya Investment : Analysis and Management, mendefinisikan “An investment is a commitment of money that is expected to generate of additional money”. Artinya adalah suatu investasi


(25)

merupakan komitmen atas uang yang diinvestasikan dengan harapan akan diperolehnya uang tambahan dari kegiatan investasi tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, definisi investasi menurut Ahmad (1996 : 3), “Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut”.

b. Tujuan Investasi

Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah :

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya bagaimana berusaha untuk mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilihan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.


(26)

c. Sumber Risiko Investasi

Timbulnya risiko investasi bersumber dari beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat terjadi bersamaan atau hanya muncul dari salah satu saja. Risiko investasi yang dimaksud yaitu :

1. Risiko tingkat bunga, mempengaruhi perilaku permintaan investor terhadap saham suatu perusahaan di pasar modal yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham serta capital gain yang akan diperoleh investor. 2. Risiko daya beli, disebabkan karena inflasi. Inflasi yang meningkat

mengakibatkan menurunnya daya beli pasar. Hal ini akan berpengaruh terhadap permintaan saham, harga saham, dan pada akhirnya berpengaruh pada capital gain yang diperoleh investor.

3. Risiko pasar bear dan bull, trend pasar turun atau naik. Risiko ini ditunjukkan dengan berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan.

4. Risiko manajemen, kesalahan/kekeliruan dalam pengelolaan. Risiko ini timbul dari dalam perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja perusahaan. 5. Risiko kegagalan, keuangan perusahaan ke arah kepailitan. Kegagalan

perusahaan dalam mengelola keuangan perusahaan sehingga menuju ke arah kepailitan akan berpengaruh terhadap nilai dan saham perusahaan.

6. Risiko likuiditas, kesulitan pencairan/pelepasan aktiva. Semakin likuid suatu saham diperdagangkan semakin kecil risiko saham tersebut. Investor akan mudah menjual saham tersebut apabila tidak terdapat keuntungan di masa mendatang.


(27)

7. Risiko penarikan, kemungkinan pembelian kembali aset/surat berharga oleh emiten. Risiko ini timbul akibat perusahaan menarik kembali saham yang telah terjual. Harga penarikan kembali yang lebih rendah dari harga pada saat saham itu dibeli akan menyebabkan risiko kerugian bagi investor.

8. Risiko konversi, keharusan penukaran suatu aktiva. Penukaran suatu aktiva dapat berakibat pada nilai perusahaan yang merupakan salah satu faktor yang menentukan harga saham.

9. Risiko politik, baik internasional maupun nasional. Ketidakstabilan politik internasional maupun nasional akan mengakibatkan munculnya risiko kerugian investasi.

10. Risiko industri, munculnya saingan produk homogen. Saingan produk homogen berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap return saham.

3. Harga Saham

a. Pengertian Harga Saham

Harga saham merupakan cerminan dari nilai suatu perusahaan bagi para investor. Semakin baik suatu perusahaan mengelola usahanya dalam memperoleh keuntungan, semakin tinggi juga nilai perusahaan tersebut di mata para investor. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan return bagi para investor berupa capital gain yang pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap citra perusahaan.


(28)

b. Efficient Market Hypothesis

Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar. Semakin banyak investor yang berminat terhadap saham suatu perusahaan, semakin tinggi harga dari saham tersebut. Sebaliknya, jika minat terhadap saham tersebut menurun, maka harga saham tersebut juga akan bergerak turun.

Hal tersebut sejalan dengan Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) yang menjelaskan tentang reaksi harga pasar saham terhadap informasi keuangan dan informasi lainnya. Berdasarkan hipotesis tersebut, informasi direfleksikan dalam harga sekuritas dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga tidak ada kesempatan atau peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari informasi-informasi yang tersedia untuk publik.

c. Signalling Theory dan Information Content of Dividend

Dividen merupakan salah satu return yang paling dinanti-nantikan oleh investor sekaligus juga merupakan sinyal bahwa perusahaan berada pada tingkat profitabilitas tinggi. Pada dasarnya, perusahaan akan meningkatkan pembayaran dividen apabila manajemen yakin bahwa perusahaan akan mencapai tingkat profitabilitas tinggi di masa depan dan akan menurunkan dividen apabila tidak terdapat arus kas yang mencukupi.

Signalling theory menyatakan bahwa perusahaan melakukan penyesuaian dividen untuk menunjukkan sinyal akan prospek perusahaan. Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham


(29)

akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Tetapi ada argumen lain yang lebih masuk akal. Dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai Teori Isi Informasi dari Dividen (Information Content of Dividend). Menurut teori tersebut, dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di masa mendatang.

Untuk memperkirakan harga saham dapat menggunakan analisis fundamental dan analisis teknikal.

1. Analisis Fundamental

Menurut Ang (1997 : 18) analisis fundamental merupakan ”suatu studi yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan yang menerbitkan saham biasa tersebut”.

Salah satu aspek penting dari analisis fundamental adalah analisis laporan keuangan, karena dari situ dapat diperkirakan keadaan, atau posisi dan arah perusahaan. Analisis fundamental dilakukan untuk mengidentifikasi prospek perusahaan (melalui analisis terhadap faktor yang mempengaruhinya, seperti aktiva, laba, dividen, prospek manajemen perusahaan), yaitu mengidentifikasi saham mana saja yang memiliki prospek yang baik di masa depan atau mengidentifikasi saham mana saja yang tidak mempunyai harga tepat di pasar.


(30)

Analisis fundamental berdasarkan atas kepercayaan bahwa harga saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Jika prospek suatu perusahaan sangat baik, maka harga sahamnya diperkirakan akan merefleksikan kekuatan perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperkirakan harga saham tersebut akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Dalam analisis fundamental menyatakan setiap saham yang diperdagangkan memiliki nilai yang sebenarnya (nilai intrinsik). Bertitik tolak dari nilai intrinsik ini para investor akan dapat menentukan pilihan investasinya terhadap saham-saham yang diperdagangkan di pasar modal.

Selain kinerja keuangan dan prospek perusahaan, nilai intrinsik juga dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi seperti tingkat pendapatan masyarakat, tingkat bunga, kurs atau nilai tukar, tingkat inflasi, keseimbangan neraca perdagangan dan dasar fundamental ekonomi lainnya termasuk kebijakan fiskal dan moneter.

Proses analisis keputusan investasi berdasarkan pendekatan Analisis Fundamental meliputi :

a. Mengetahui kinerja keuangan emiten melalui analisis laporan keuangan emiten, termasuk analisis laporan keuangan yang diproyeksikan ke periode yang akan datang, yaitu dengan membandingkan laporan keuangan emiten melalui perbandingan internal dan eksternal (emiten lain atau industri). Perusahaan yang kinerjanya dianggap lebih baik akan dipilih untuk investasi.


(31)

b. Menentukan nilai intrinsik efek emiten melalui analisis sekuritas individu, dengan membandingkan apakah harga pasar saham suatu emiten tidak tepat (terlalu rendah atau terlalu tinggi).

c. Pengambilan keputusan investasi berdasarkan rekomendasi : Beli, Tahan, Jual.

2. Analisis Teknikal

Menurut Ang (1997 : 17) analisis teknikal merupakan ”suatu studi yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang berpengaruh di pasar modal dan dampak yang ditimbulkannya pada harga saham”.

Dalam pandangan analisis teknikal, semua faktor fundamental sudah masuk ke dalam dan dipresentasikan oleh harga yang terbentuk, sehingga tidak lagi perlu mempertimbangkan segi fundamental suatu saham. Setelah terjadi pembentukan harga, maka adalah mubazir untuk memperhatikan segi fundamental yang menyebabkannya. Yang diperlukan adalah justru kemampuan membaca dengan benar arah yang akan diambil oleh harga.

Analisis teknikal juga didasarkan pada anggapan bahwa harga saham ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Pendekatan ini menekankan pentingnya perilaku investor di masa yang akan datang dan berdasarkan masa lalu, sehingga para analisis teknikal mempelajari perubahan harga saham dengan menggunakan data historis perdagangan. Analisis teknikal dapat dilakukan dengan penilaian terhadap saham menggunakan data-data statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham seperti harga saham, volume perdagangan,


(32)

permintaan dan penawaran saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Salah satu cara yang paling sering digunakan oleh para analis teknikal adalah dengan charting (gambar dan grafik). Dari grafik dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas, atau future komoditas yang akan dipilih dalam investasi. Para analis melakukan studi dengan menggunakan grafik (chart) dengan harapan mereka dapat menemukan suatu pola pergerakan harga sehingga mereka dapat mengeksploitasinya untuk mendapatkan keuntungan. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.

Ada tiga prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis teknikal, yaitu :

a. Market Price Discounts Everything

Yaitu harga yang terbentuk di pasar merupakan refleksi dari seluruh factor yang ada di pasar. Analis teknikal hanya peduli pada apa yang terjadi dengan harga yaitu jika permintaan meningkat dan penawaran menurun atau tetap, maka harga akan naik, begitu juga sebaliknya, mereka tidak peduli dengan kenaikan inflasi atau hal lain karena semua itu sudah tercermin di harga.

b. Price Moves in Trend

Analis teknikal tidak berkeyakinan bahwa pergerakan harga adalah acak dan tidak dapat diprediksi karena harga akan bergerak dalam suatu arah (trend) tertentu dan akan berlanjut beberapa saat.


(33)

c. History Repeats Itself

Analisis teknikal percaya bahwa perilaku investor di masa lalu terjadi secara berulang-ulang dan dapat digunakan sebagai acuan dalam memprediksi perilaku investor di masa yang akan datang.

d. Faktor-faktor Eksternal yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Saham

Banyak faktor eksternal yang bersifat khusus yang mempengaruhi fluktuasi harga saham. Beberapa faktor khusus tersebut antara lain:

1. Kebijakan pemerintah dan dampaknya

Kebijakan pemerintah yang berkaitan langsung dengan bidang bisnis perusahaan emiten sangat berpengaruh terhadap harga saham. Misalnya, kebijakan pembatalan proyek-proyek pemerintah, swastanisasi perusahaan negara, dan lain-lain.

2. Pergerakan suku bunga

Tingginya suku bunga merupakan pukulan bagi industri jasa perbankan dan properti. Akibat suku bunga yang meningkat tajam, proporsi operating leverage pada banyak emiten mengalami peningkatan yang signifikan.

Tingginya suku bunga juga merupakan pukulan bagi emiten yang bergerak di sektor properti. Proyek properti bersifat jangka panjang, dengan kontrak bunga yang tidak seluruhnya ditetapkan secara flat. Ketika suku bunga perbankan


(34)

menjadi amat tinggi, perusahaan properti mengalami kesulitan yang lebih besar untuk mengembalikan pinjamannya.

3. Fluktuasi nilai tukar mata uang

Melambungnya kurs rupiah terhadap dolar AS secara otomatis meningkatkan volume utang luar negeri perusahaan-perusahaan emiten. Fluktuasi nilai tukar mata uang internasional juga mempengaruhi indeks pasar bursa di Indonesia. 4. Rumor dan sentimen pasar

Faktor rumor atau sentimen pasar merupakan variabel yang bersifat intangible. Rumor sering muncul di BEI, misalnya gosip likuidasi bank, atau kebijakan-kebijakan kontroversial, dan lainnya. Sedangkan sentimen pasar terbentuk oleh pemicu seperti kebijakan pemerintah atau statement pejabat-pejabat tertentu.

e. Klasifikasi Saham Biasa

Menurut Lubis (2006 : 61), ada beberapa klasifikasi dari saham biasa, yaitu : 1. Blue Chips. Merupakan klasifikasi dari saham yang penerbitannya memiliki

reputasi yang baik. Emiten mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan konsisten membayar dividen yang tinggi. Di sini emiten sudah dalam keadaan stabil.

2. Income Stock. Merupakan income yang diperoleh dari dividen yang lebih tinggi dari dividen rata-rata yang dibayarkan tahun sebelumnya. Emiten seperti ini lebih suka membayarkan dividen dari pada diendapkan dalam bentuk P/E ratio, return earning. Mereka ini merupakan kelompok investor berusia lanjut dan indeks beta dari perusahaan ini biasanya kurang dari 1. 3. Growth Stock (Well Known). Hal ini terjadi bila emiten merupakan pemimpin

di dalam industrinya. Dalam beberapa tahun perusahaan mampu mendapatkan hasil di atas rata-rata.


(35)

4. Growth Stock (Lesser Known). Emiten saham ini umumnya tidak merupakan pemimpin dalam industrinya, tetapi, namun demikian saham ini tetap mempunyai ciri-ciri seperti growth stock well known, yaitu mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari penghasilan rata-rata tahun terakhir. 5. Saham Spekulasi (Speculative Stock). Merupakan saham yang emitennya tidak

dapat menghasilkan dividen/penghasilannya konsisten dari tahun ke tahun. Tetapi emiten ini mempunyai potensi untuk mendapatkan penghasilan yang baik di masa-masa mendatang.

6. Saham Bersiklus (Cyclical Stocks). Perkembangan saham jenis ini sesuai dengan perkembangan dan pergerakan kondisi ekonomi makro dan kondisi bisnis secara umum. Penerbit saham jenis ini biasanya bergerak dalam bidang ekonomi dasar, perumahan, otomotif, baja dan industri.

7. Saham Bertahan (Defensive/countercyclical Stocks). Harga saham ini tidak berpengaruh kepada situasi dan kondisi ekonomi makro dan kondisi bisnis pada umumnya. Emiten ini bergerak dalam penjualan/memproduksi produk yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen, misalnya rokok, sabun, dan sebagainya.

4. Pasar Modal

a. Pengertian Pasar Modal

Ada tiga definisi pasar modal : 1. Definisi yang luas

Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, serta surat-surat kertas berharga/klaim, jangka panjang dan jangka pendek, primer dan yang tidak langsung.


(36)

2. Definisi dalam arti menengah

Pasa modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit termasuk saham-saham, obligasi-obligasi, pinjaman berjangka hipotek dan tabungan serta deposito berjangka. 3. Definisi dalam arti sempit

Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa dari makelar, komisioner, dan para underwriter.

Secara umum, pengertian pasar modal menurut Ahmad (1996 : 18) adalah ”pasar abstrak sekaligus pasar konkret dengan barang yang diperjualbelikan adalah dana yang bersifat abstrak, dan bentuk konkretnya adalah lembar surat-surat berharga di bursa efek”.

b. Fungsi dan Tujuan Pasar Modal

Adapun yang menjadi fungsi dari pasar modal, yaitu :

1. Menciptakan pasar secara terus-menerus bagi efek yang telah ditawarkan kepada masyarakat;

2. Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui mekanisme penawaran dan permintaan;


(37)

Adapun yang menjadi tujuan dari pasar modal, antara lain :

1. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam kepemilikan saham-saham perusahaan.

2. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui kepemilikan saham perusahaan. 3. Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dan penghimpunan

dana untuk digunakan secara produktif.

Efisiensi pasar modal dapat dibagi atas 3 bentuk, diantaranya : 1. Weak Form Efficiency

Merupakan efisiensi bentuk lemah. Di sini terdapat abnormal return yang melakukan perdagangan atas dasar perubahan transaksi yang lalu dan merupakan analisa teknik. Harga saham diasumsikan telah mencerminkan semua informasi tentang rangkaian harga di waktu yang lalu.

2. Semi Strong Form Efficiency

Merupakan efisiensi bentuk setengah kuat. Di sini tidak terdapat abnormal return dengan menggunakan informasi umum, seperti stock split, pembagian dividen, dan isu-isu baru. Semua informasi yang dipublikasikan diasumsikan telah terefleksi pada harga-harga saham.

3. Strong Form Efficiency.

Merupakan efisiensi bentuk kuat. Biasanya terjadi pada mutual fund, reksa dana dan sebagainya. Hipotesis ini beranggapan bahwa efisiensi pasar adalah


(38)

sesuatu yang ekstrim, sebab diasumsikan bahwa semua informasi yang tercermin dalam harga saham meliputi informasi yang sifatknya prbadi maupun yang dipublikasikan. Hipotesis ini beranggapan bahwa tidak seorangpun investor yang mempunyai kemampuan lebih dari yang lain, sebab adalah sulit untuk menggunakan berita dengan tepat dan melakukan penaksiran terhadap nilai perusahaan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang berhasil ditemukan peneliti berkaitan dengan harga saham menunjukkan hasil yang berbeda. Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.


(39)

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Tahun Peneliti Judul Variabel

Independen

Hasil Penelitian

2008 Juventus Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage terhadap Harga Saham Perbankan di BEJ Variabel independen dalam

penelitian ini adalah ROA, ROE, DER, dan DAR; sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham

Secara parsial, hanya variabel ROE dan DAR

yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variabel independen yang diteliti memliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

2008 Satria Pengaruh Rasio

Keuangan Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, dan Pasar terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di BEJ. Variabel independen dalam penelitian ini adalah CR, DAR, TATO, ITO, ROE, NPM, dan PER; sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham.

Secara parsial, hanya variabel CR, NPM dan ROE yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

2009 Taranika Pengaruh

Dividend Per Share (DPS) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham

Perusahaan Go Public di BEI.

Variabel independen dalam

penelitian ini adalah DPS dan EPS, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham.

Secara parsial, hanya EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.


(40)

2009 Eka Pengaruh Variabel Kinerja Keuangan

terhadap Harga Saham pada Perusahaan

Perkebunan yang terdaftar di BEI.

Variabel independen dalam

penelitian ini adalah ROA, ROE, EPS, dan TATO;

sedangkan yang menjadi

variabel dependennya

adalah harga saham.

Secara parsial, semua variabel independen yang diteliti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara

simultan, semua variabel independen

yang diteliti berpengaruh signifikan

terhadap harga saham.


(41)

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Harga Saham (Y) Return On Assets

(X4)

Cash Dividend Coverage (X1)

Operating Cashflow Per Share

(X2) Return on Equity

(X3)

Total Assets Turnover (X5)

Earning Per Share (X6)


(42)

Cash Dividend Coverage mencerminkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen kas kepada para pemegang saham. Operating Cashflow Per Share merupakan ukuran kekuatan keuangan perusahaan dan kelangsungan hidupnya. Return on Equity mencerminkan kemampuan ekuitas perusahaan dalam menghasilkan laba. Return On Assets mencerminkan kemampuan perusahaan menggunakan modal yang diinvestasikan dalam total asset dalam menghasilkan laba perusahaan. Total Assets Turnover menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan aktivanya. Earning Per Share menunjukkan besarnya laba bersih yang siap dibagikan kepada para pemegang saham.

Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Harga saham senantiasa bergerak dan pergerakan tersebut ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri di pasar modal. Bagi investor, harga saham mencerminkan nilai suatu perusahaan.

Kesemua rasio-rasio yang dijelaskan sebagai variabel independen merupakan rasio yang secara teori mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan keputusan investasi pada saham suatu perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan, semakin meningkat rasio-rasio tersebut, semakin tinggi minat investor terhadap saham perusahaan, maka semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut.


(43)

2. Hipotesis

H1 : Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assets, Total Assets Turnover, dan Earning Per Share berpengaruh terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan.


(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Peneliti menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. (Umar, 2003:63)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006:55) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2007.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006:56). Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogiyanto, 2004:79). Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. perusahaan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2007

2. perusahaan tersebut membayar dividen kas pada tahun 2007


(45)

Peneliti menggunakan data emiten tahun 2007 untuk variabel independen (CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS). Sedangkan untuk variabel dependen (harga saham), data yang digunakan adalah harga saham penutupan akhir tahun 2007.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 perusahaan dari total 194 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2007 (Lampiran 1).

C. Jenis dan Sumber Data

Menurut jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Umar (2003:60) “data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu

Indonesia Capital Market Directory). Adapun

data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :

1. Informasi mengenai dividen kas yang dibagikan perusahaan pada tahun 2007. 2. Informasi mengenai harga saham penutupan perusahaan pada akhir tahun

2007.

3. Informasi keuangan lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian

Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk data cross section yaitu sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja (Umar, 2003:70).


(46)

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh melalui media internet dengan cara mendownload laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang diperlukan dalam penelitian ini melalui situsdan dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2008.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Jogiyanto (2004 : 62), “Definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemn-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan dalam riset.”

Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel yang diteliti.


(47)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Nama variabel Definisi Pengukuran Skala

Dependen :

Harga saham (Y) Salah satu indikator keberhasilan

pengelolaan perusahaan.

Harga saham penutupan akhir tahun 2007.

Rasio Independen : Cash Dividend Coverage (X1) Kemampuan perusahaan dalam membayar dividen dengan menggunakan arus kas operasi.

CDC = Arus kas operasi Dividen kas

Rasio

Operating Cashflow Per Share (X2)

Arus kas operasi yang mengalir untuk setiap lembar saham yang beredar.

OCPS = Arus kas operasi –Dividen preferen Lembar saham beredar

Rasio

Return On Equity (X3)

Kemampuan ekuitas perusahaan dalam menghasilkan laba.

ROE = Laba bersih Total ekuitas

Rasio

Return On Assets (X4)

Kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total asset dalam menghasilkan laba perusahaan.

ROA = Laba bersih Total asset Rasio Total Assets Turnover (X5) Seberapa efisien suatu perusahaan menggunakan aktivanya.

TATO = Penjualan bersih Total asset

Rasio

Earning Per Share (X6)

Bagian dari laba perusahaan yang dialokasikan untuk setiap lembar saham beredar.

EPS = Laba bersih Lembar saham beredar

Rasio


(48)

F. Metode Analisis Data

Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 16.0. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik.

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik, meliputi :

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2005) adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak.

Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara, antara lain : 1. Nilai Skewness

Nilai skewness digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi normal data dalam variabel dengan menilai kemiringan kurva. Nilai skewness yang baik adalah mendekati angka 0 (nol).

2. Histogram Display Normal Curve

Normalitas data bila dilihat dengan cara ini dapat ditentukan berdasarkan bentuk gambar kurva. Data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung imbang, baik dari sisi kiri maupun sisi kanan, dan


(49)

kurva berbentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna. Semakin mendekati 0 nilai skewness, gambar kurva cenderung memiliki kemiringan yang seimbang.

b. Uji Multikolinearitas

Tujuan uji multikolinearitas menurut Ghozali (2005) adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen. Jika VIF menunjukkan angka >10 menandakan terdapat gejala multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005:111) uji heterokedasitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedasitas. Deteksi ada tidaknya gejala heterokedatisitas adalah dengan melihat pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika :

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.


(50)

2. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Model regresi yang digunakan, yaitu :

Y=α+β1X1+ β2 X2 +β3 X3 +β4 X4 + β5 X5+ β6 X6 + e

Keterangan:

Y = harga saham

α = konstanta

β1..β5 = koefisien regresi

X1 = Cash Dividend Coverage

X2 = Operating Cashflow Per Share

X3 = Return On Equity

X4 = Return On Assets

X5 = Total Assets Turnover

X6 = Earning Per Share


(51)

Hipotesis diuji dengan menggunakan F-test dan t-test : a. Uji signifikansi simultan (F-test)

Menurut Ghozali (2005), uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen . Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

H0 diterima dan H1 ditolak jika F hitung < F tabel untuk α = 5%

H0 ditolak dan H1diterima jika F hitung > F tabel untuk α = 5%

b. Uji signifikansi parsial (t-test)

Menurut Ghozali (2005), pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

H0 diterima dan H1ditolak jika t hitung < t tabel untuk α = 5%


(52)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data secara Statistik

Berikut ini merupakan data statistik dari seluruh data variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010

Berikut ini adalah penjelasan dari data deskriptif yang telah diolah :

1. Variabel CDC memiliki nilai rata-rata sebesar 27.8114 artinya bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan arus kas operasi terhadap dividen kas sebesar 27.8114.

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation

CDC 50 27.8114 80.19830

OCPS 50 831.9438 2069.82246

ROE 50 14.9608 13.87299

ROA 50 8.0582 6.83293

TATO 50 1.3072 .60856

EPS 50 597.94 1170.31852

HS 50 7,998.3 20960.23011


(53)

2. Variabel OCPS memiliki nilai rata-rata sebesar 831.9438 artinya bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan arus kas operasi terhadap lembar saham beredar sebesar 831.9438. 3. Variabel ROE memiliki nilai rata-rata sebesar 14.9608 artinya bahwa

rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan laba bersih terhadap ekuitas sebesar 14.9608.

4. Variabel ROA memiliki nilai rata-rata sebesar 8.0582 artinya bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan laba bersih terhadap total asset sebesar 8.0582.

5. Variabel TATO memiliki nilai rata-rata sebesar 1.3072 artinya bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan penjualan bersih terhadap total asset sebesar 1.3072.

6. Variabel EPS memiliki nilai rata-rata sebesar 597.94 artinya bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan laba bersih terhadap lembar saham beredar sebesar 597.94.

7. Variabel Harga Saham memiliki nilai rata-rata sebesar 7998.3 artinya bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki harga saham sebesar 7998.3.

B. Hasil Analisis

1. Pengujian Asumsi Klasik

Suatu model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi uji asumsi klasik. Penelitian ini menggunakan data


(54)

cross section sehingga tidak melakukan uji autokorelasi. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini hanya mencakup uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi data residual berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov–Smirnov (K-S). Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka data residual berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka data residual tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010

Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal, dimana variabel Harga Saham memiliki nilai

HS

N 50

Normal Parametersa Mean 7.9983E3

Std. Deviation 2.09602E4

Most Extreme Differences Absolute .352

Positive .330

Negative -.352

Kolmogorov-Smirnov Z 2.491


(55)

signifikansi yang lebih kecil dari 0.05 yaitu sebesar 0.000. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2007:106) yaitu :

a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Untuk menormalkan nilai residual, peneliti melakukan transformasi data ke dalam model logaritma natural (Ln). Setelah ditransformasi data diuji ulang normalitasnya. Berikut pengujiannya dengan Kolmogorov-Smirnov:

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Dengan Logaritma Natural One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010

LN_HS

N 50

Normal Parametersa Mean 7.3444

Std. Deviation 1.74198

Most Extreme Differences Absolute .090

Positive .090

Negative -.051

Kolmogorov-Smirnov Z .639


(56)

Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal, dimana variabel Harga Saham memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.809.

Selain dari nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melihat pola distribusi data residual pada histogram, dan dari penyebaran data pada grafik p-plot. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan histogram dan grafik P-P Plot data yang telah terdistribusi secara normal.

Gambar 4.1 Histogram

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010

Dari histogram di atas, terlihat bahwa kurva berbentuk lonceng yang hampir sempurna dengan kemiringan yang cenderung imbang baik dari sisi kiri maupun dari sisi kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.


(57)

Gambar 4.2 Grafik P-P Plot

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010

Dari grafik di atas, terlihat bahwa data terdistribusi secara normal dan menyebar di sekitar garis kenormalan. Hal ini menunjukkan data penelitian telah normal dan dapat digunakan untuk pengujian lebih lanjut.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen. Jika VIF menunjukkan angka >10 menandakan terdapat gejala multikolinearitas.

Berikut adalah hasil uji multikolinearitas variabel yang digunakan dalam penelitian :


(58)

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010

Dari hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel penelitian. Hal ini ditunjukkan dalam angka VIF (Variance Inflation Factor) dari CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS yang <10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dilakukakannya uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat ketidaksamaan pengganggu antara satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.449 .384 8.989 .000

LN_CDC .034 .071 .037 .484 .631 .701 1.426

LN_OCPS .045 .063 .067 .718 .477 .463 2.158

LN_ROE -.301 .192 -.153 -1.565 .125 .422 2.370

LN_ROA .111 .219 .057 .508 .614 .319 3.136

LN_TATO -.130 .229 -.040 -.567 .574 .795 1.258

LN_EPS .865 .098 .916 8.798 .000 .370 2.702


(59)

Berikut disajikan hasil dari uji heteroskedastisitas yang ditunjukkan dalam grafik scatterplot.

Gambar 4.3 Scatterplot

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010

Dari grafik scatterplot tersebut dapat kita lihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengidentifikasikan tidak terjadinya heteroskedasitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.

d. Koefisien Determinasi

Tujuan koefisien determinasi adalah untuk melihat sejauh mana variabel independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Berikut hasil pengujiannya :


(60)

Tabel 4.5 Model Summary

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa angka R sebesar 0.910 yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan Harga saham (Variabel dependen) dengan CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS (Variabel independen) kuat karena R > 50% (0.5). Angka koefisien determinasi (adjusted R ) bernilai 0.803. Angka ini mengindikasikan bahwa 80.3% variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh CDC, OCPS, ROA, ROE, TATO, dan EPS. Sedangkan sisanya 19.7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam dalam model penelitian. Standard error of estimate menunjukkan angka sebesar 0.77224. Semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi harga saham.

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .910a .828 .803 .77224 2.111

a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_CDC, LN_TATO, LN_ROE, LN_OCPS, LN_ROA


(61)

2. Analisis Regresi a. Persamaan Regresi

Hasil regresi dapat dilihat dalam Tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6 Analisis Hasil Regresi

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010

Pada pengujian asumsi klasik sebelumnya jelas bahwa data ditransformasi agar normal dengan menggunakan bentuk logaritma natural sehingga harus dilakukan anti logaritma natural kembali untuk dapat diinterpretasikan. Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah sebagai berikut :

Y=α+β1X1+ β2 X2 +β3 X3 +β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + e

Harga Saham = α+β1CDC+ β2 OCPS +β3 ROE+ β4 ROA+ β5 TATO + β6 EPS+ e

dengan :

α (konstanta) = 3.449

β1 (koefisien regresi CDC) = 0.034

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.449 .384 8.989 .000

LN_CDC .034 .071 .037 .484 .631 .701 1.426

LN_OCPS .045 .063 .067 .718 .477 .463 2.158

LN_ROE -.301 .192 -.153 -1.565 .125 .422 2.370

LN_ROA .111 .219 .057 .508 .614 .319 3.136

LN_TATO -.130 .229 -.040 -.567 .574 .795 1.258

LN_EPS .865 .098 .916 8.798 .000 .370 2.702


(62)

β2 (koefisien regresi OCPS) = 0.045

β3 (koefisien regresi ROE) = -0.301

β4 (koefisien regresi ROA) = 0.111

β5 (koefisien regresi TATO) = -0.130

β6 (koefisien regresi EPS) = 0.865

maka didapat persamaan regresi dalam bentuk logaritma natural :

Harga Saham = 3.449 + 0.034 CDC + 0.045 OCPS – 0.301 ROE + 0.111 ROA -0.130 TATO + 0.865 EPS + e

Setelah dilakuka n anti logaritma natural, diperoleh persamaan:

Harga Saham = 31.47 + 1.036 CDC + 1.046 OCPS + 0.74 ROE + 1.117 ROA + 0.89 TATO + 2.375 EPS + e

Interpretasi dari persamaan di atas adalah sebagai berikut :

1. α = 31.47

nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS, maka harga saham yang terbentuk adalah 31.47.

2. β1 = 1.036

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel CDC, maka harga saham akan meningkat sebesar 1.036 atau 103,6%.


(63)

3. β2 = 1.046

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel OCPS, maka harga saham akan meningkat sebesar 1.046 atau sebesar 104,6%.

4. β3 = 0.74

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel ROE, maka harga saham akan meningkat sebesar 0.74 atau sebesar 74%.

5. β4 = 1.117

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel ROA, maka harga saham akan meningkat sebesar 1.117 atau sebesar 111,7%.

6. β5 = 0.89

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel TATO, maka harga saham akan meningkat sebesar 0.89 atau sebesar 89%.

7. β6 = 2.375

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel EPS, maka harga saham akan meningkat sebesar 2.375 atau sebesar 237,5%.


(64)

3. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t dan uji F. Adapun hipotesis untuk penelitian ini adalah :

Ha : CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham secara parsial maupun secara simultan.

a. Uji t (Signifikansi Parsial)

Tujuan dilakukannya uji statistik t adalah untuk melihat bagaimana pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara individu (parsial).

Tabel 4.7 Uji Statistik t

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.449 .384 8.989 .000

LN_CDC .034 .071 .037 .484 .631 .701 1.426

LN_OCPS .045 .063 .067 .718 .477 .463 2.158

LN_ROE -.301 .192 -.153 -1.565 .125 .422 2.370

LN_ROA .111 .219 .057 .508 .614 .319 3.136

LN_TATO -.130 .229 -.040 -.567 .574 .795 1.258

LN_EPS .865 .098 .916 8.798 .000 .370 2.702


(65)

Dari hasil pengujian secara parsial tersebut, dapat dilihat bahwa secara parsial hanya variabel EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi EPS sebesar 0.000 yang berarti < 0.05. Sedangkan untuk variabel CDC, OCPS, ROE, ROA, dan TATO tidak berpengaruh signifikan yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi variabel-variabel tersebut yang menunjukkan nilai > 0.05.

b. Uji F (Signifikansi Simultan)

Tujuan dilakukannya uji statistik F adalah untuk melihat bagaimana pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama).

Tabel 4.8 Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 123.047 6 20.508 34.389 .000a

Residual 25.643 43 .596

Total 148.690 49

a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_CDC, LN_TATO, LN_ROE, LN_OCPS, LN_ROA

b. Dependent Variable: LN_HS

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010

Dari Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa kesemua variabel independen (CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, EPS) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (harga saham) secara bersama-sama atau simultan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dalam tabal yang menunjukkan angka 0.000, yaitu <0.005.


(66)

4. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, di antara semua variabel independen yaitu CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS, hanya EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham (variabel dependen). Hal ini dapat dibuktikan dari nilai signifikansi EPS < 0.05. Sedangkan, variabel independen lainnya yaitu CDC, OCPS, ROE, ROA, dan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi CDC, OCPS, ROE, ROA, dan TATO > 0.05.

Cash Dividend Coverage (CDC) secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan harga saham, sebagaimana ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0.631 > 0.05 setelah dilakukan uji t. Hal ini menunjukkan bahwa variabel CDC tidak dapat digunakan dalam memprediksi harga saham pada perusahaan manufaktur.

Operating Cashflow Per Share (OCPS) secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sebagaimana ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0.477 > 0.05 setelah dilakukan uji t. Hal ini menunjukkan bahwa variabel OCPS tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham pada perusahaan manufaktur.

Return On Equity (ROE) secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sebagaimana ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0.125 > 0.05 setelah dilakukan uji t. Hasil ini sesuai dengan penelitian Eka (2009) yang menemukan bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perkebunan. Hasil penelitian


(67)

yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian dari Juventus (2008) dan Satria (2008) yang menghasilkan kesimpulan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan dan perusahaan manufaktur. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ROE tidak dapat digunakan dalam memprediksi harga saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI.

Return On Assets (ROA) secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan harga saham. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0.614 > 0.05 setelah dilakukan uji t. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Juventus (2008) dan Eka (2009) yang menemukan bahwa secara parsial ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan dan perkebunan. Hal ini menunjukkan bahwa ROA tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI.

Total Assets Turnover (TATO) secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan harga saham, sebagaimana ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0.574 > 0.05 setelah dilakukan uji t. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian tedahulu yang dilakukan oleh Satria (2008) dan Eka (2009) yang menemukan bahwa TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur dan perkebunan. Hal ini mengindikasikan bahwa TATO tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI.

Earning Per Share (EPS) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sebagaimana ditunjukkan oleh nilai signifikansinya


(68)

sebesar 0.000 < 0.05 setelah dilakukan uji t. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Taranika (2009) yang menemukan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI. Namun, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Eka (2008) yang menemukan bahwa EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perkebunan. Hal ini mengindikasikan bahwa EPS dapat digunakan untuk memprediksi harga saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI.

Dari hasil pengujian variabel penelitian secara simultan CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0.000 < 0.05. Nilai adjusted R square sebesar 0.803 menunjukkan variabel independen mampu menjelaskan 80.3% variasi variabel dependen dalam penelitian ini. Sisanya sebesar 19.7% dijelaskan oleh variabel lainnya di luar penelitian. Hal ini berarti kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen cukup kuat. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini (CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, EPS) dapat digunakan untuk memprediksi perubahan harga saham perusahaan manufaktur secara simultan atau bersama-sama. Hasil penelitian ini sesuai dengan Eka (2009) yang menemukan bahwa ROE, ROA, TATO, dan EPS berpengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham.


(69)

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :

1. Cash Dividend Coverage (CDC) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0.631 > 0.05 setelah dilakukan uji t. Sesuai dengan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan CDC tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham.

2. Operating Cashflow Per Share (OCPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0.477 > 0.05 setelah dilakukan uji t. Sesuai dengan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa OCPS tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham.

3. Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0.125 > 0.05 setelah dilakukan uji t. Dari hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ROE tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham.

4. Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0.614


(1)

135. TURI PT. Tunas Ridean Tbk.    35

136. UNTR PT. United Tractor Tbk.    36

XVII. PHOTOGRAPHIC

137. INTD PT. Inter Delta Tbk.  -  -

138. KONI PT. Perdana Bangun Pusaka Tbk.  -  - 139. MDRN PT. Modern Internasional Tbk.  -  -

XVIII. PHARMACEUTICALS

140. DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk.  -  - 141. INAF PT. Indofarma (Persero) Tbk.  -  - 142. KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.  -  -

143. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk.  -  -

144. MERK PT. Merck Tbk.    37

145. PYFA PT. Pyridiam Farma Tbk.  -  -

146. SCPI PT. Schering-Plough Indonesia Tbk.  -  - 147. SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk.  -  - 148. TSPC PT. Tempo Scan Pasific Tbk.    38

XIX. CONSUMER

149. MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.    39

150. PROD PT. Sara Lee Body Care Indonesia Tbk.  -  - 151. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.  -  - 152. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk.    40

XX. TRANSPORTATION

153. APOL PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.    41 154. BLTA PT. Berlian Laju Tanker Tbk.    42 155. CMPP PT. Centris Multi Persada Pratama Tbk.  -  - 156. HITS PT. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk.  -  - 157. IATA PT. Indonesia Air Transport Tbk.  -  - 158. JASS PT. Jasa Angkasa Semesta Tbk.    43

159. MIRA PT. Mitra Rajasa Tbk.  -  -

160. RIGS PT. Rig Tenders Indonesia Tbk.    44

161. SAFE PT. Steady Safe Tbk.  -  -

162. SMDR PT. Samudera Indonesia Tbk.    45 163. TMAS PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk  -  - 164. WEHA PT. Panorama Transportasi Tbk.    46

165. ZBRA PT. Zebra Nusantara Tbk.  -  -

XXI. TELECOMMUNICATION

166. BTEL PT. Bakrie Telecom Tbk.  -  -

167. EXCL PT. Excelcomindo Pratama Tbk.  -  - 168. FREN PT. Mobile-8 Telecom Tbk.  -  - 169. IATG PT. Infoasia Teknologi Global Tbk.  -  -

170. ISAT PT. Indosat Tbk.  -  -

171. TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.    47

XXII. WHOLESALE

172. ACES PT. Ace Hardware Indonesia Tbk.    48 173. AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec Tbk.  -  -

174. ALFA PT. Alfa Retailindo Tbk.  -  -

175. CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk.  -  - 176. EPMT PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.  -  -

177. FISH PT. FKS Multi Agro Tbk.  -  -

178. HERO PT. Hero Supermarket Tbk.  -  - 179. KOIN PT. Kokoh Inti Arebama Tbk.  -  - 180. MACO PT. Courts Indonesia Tbk.  -  - 181. MAPI PT. Mitra Adiperkasa Tbk.  -  -


(2)

183. MICE PT. Multi Indocitra Tbk.  -  - 184. MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk.    49

185. OKAS PT. TD Resources Tbk.  -  -

186. RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk.  -  - 187. RIMO PT. Rimo Catur Lestrai Tbk.  -  - 188. SDPC PT. Millennium Pharmacon International Tbk.  -  - 189. SING PT. Singer Indonesia Tbk.  -  -

190. TGKA PT. Tigaraksa Satria Tbk.    50

191. TKGA PT. Toko Gunung Agung Tbk.  -  -

192. TMPI PT. AGIS Tbk.  -  -

193. TRIL PT. Triwira Insanlestari Tbk.  -  - 194. WICO PT. Wicaksana Overseas International Tbk.  -  -


(3)

Lampiran 2

Data Variabel Penelitian (Sebelum Ditransformasi)

No. Kode CDC OCPS ROE ROA TATO EPS HS

1. AQUA 13.99 8812.11 12.99 7.39 2.19 5,008 129,500 2. FAST 17.88 536.26 27.17 16.29 2.53 230 2,450 3. MLBI 2.69 10786.47 42.68 13.57 1.57 4,005 55,000 4. MYOR 6.66 233.11 13.09 7.48 1.49 185 1,750 5. SMAR 1.39 63.92 -28.03 12.26 1.00 344 6,000 6. GGRM 3.01 753.18 10.22 6.03 1.18 750 8,500 7. RMBA 5.76 82.00 15.76 6.29 1.19 36 560 8. BATA 4.45 5.80 16.65 10.41 1.49 2,660 23,000 9. AKRA 5.43 70.65 14.97 5.47 1.69 61 1,380 10. BUDI 0.52 1.56 7.38 3.11 0.91 19 310 11. CLPI 1.31 6.54 13.33 5.82 2.28 32 1,520 12. LTLS 8.20 65.63 12.02 3.36 1.27 92 440 13. DPNS 16.84 16.84 1.26 0.88 0.65 4 390 14. AMFG 9.88 790.63 11.78 8.70 1.09 353 3,200 15. TRST 15.59 77.94 1.81 0.83 0.70 6 174 16. INTP 12.75 382.38 14.18 9.81 0.73 267 8,200 17. SMGR 3.20 349.76 26.79 20.85 1.13 2,993 5,600 18. ALMI -1.63 -219.67 7.10 2.31 1.69 103 950 19. CTBN 0.79 1495.05 25.97 13.71 1.64 2,744 30,000 20. LION 2.56 256.10 14.89 11.71 0.83 486 2,100 21. LMSH -1.08 -32.52 7.21 9.46 1.87 619 2,100 22. ARNA 16.77 83.84 18.60 6.89 0.80 47 380 23. IKBI 8.10 283.61 17.60 13.15 2.70 253 1,150 24. SCCO 15.73 1101.19 15.35 4.16 1.76 262 1,450 25. ASGR 4.44 142.23 22.95 11.54 1.16 53 590 26. MLPL 201.12 201.12 3.50 0.63 1.06 12 102 27. MTDL -15.27 -45.72 10.02 2.45 2.33 14 184 28. BRAM 26.41 316.95 4.38 2.52 1.00 87 1,900 29. GDYR 3.77 2219.14 14.16 7.31 1.88 1,034 13,000 30. GJTL 28.38 129.00 3.81 1.07 0.79 29 490 31. HEXA 16.35 277.92 13.01 3.58 1.32 59 740 32. MASA -7.15 -7.15 2.27 1.62 0.50 6 215 33. SMSM 2.10 73.60 16.66 9.68 1.28 56 430 34. SUGI 0.40 7.27 8.79 6.59 0.98 9 150 35. TURI -0.21 -62.05 22.17 5.67 1.32 136 1,240 36. UNTR 59.33 932.03 26.04 11.48 1.40 524 10,900 37. MERK 0.99 4953.88 31.93 27.03 1.65 3,995 52,500 38. TSPC 215.18 65.49 13.16 10.04 1.13 62 750 39. MRAT 0.01 38.67 3.98 3.52 0.80 26 295 40. UNVR 125.06 294.89 72.88 36.79 2.35 257 6,750


(4)

42. BLTA 21.52 165.80 22.89 3.67 0.18 182 2,650 43. JASS 4.08 140.39 30.68 13.01 1.67 69 50 44. RIGS 2.34 94.24 4.62 2.97 0.48 44 830 45. SMDR 492.21 2574.57 8.05 3.41 1.03 828 6,900 46. WEHA 11.33 22.67 6.45 4.02 0.55 11 465 47. TLKM 5.46 2750.72 38.10 15.67 0.72 644 10,150 48. ACES -2.25 -6.74 10.24 8.53 1.26 35 870 49. MPPA 27.03 269.25 5.55 2.14 1.16 41 690 50. TGKA -5.82 -101.90 16.05 3.50 2.65 51 320


(5)

Lampiran 3

Data Variabel Penelitian (Setelah Ditransformasi)

No. Kode CDC OCPS ROE ROA TATO EPS HS 1. AQUA 2.64 9.08 2.56 2.00 0.78 8.52 11.77 2. FAST 2.88 6.28 3.30 2.79 0.93 5.44 7.80 3. MLBI 0.99 9.29 3.75 2.61 0.45 8.30 10.92 4. MYOR 1.90 5.45 2.57 2.01 0.40 5.22 7.47 5. SMAR 0.33 4.16 0.00 2.51 0.00 5.84 8.70 6. GGRM 1.10 6.62 2.32 1.80 0.17 6.62 9.05 7. RMBA 1.75 4.41 2.76 1.84 0.17 3.58 6.33 8. BATA 1.49 1.76 2.81 2.34 0.40 7.89 10.04 9. AKRA 1.69 4.26 2.71 1.70 0.52 4.11 7.23 10. BUDI -0.65 0.44 2.00 1.13 -0.09 2.94 5.74 11. CLPI 0.27 1.88 2.59 1.76 0.82 3.47 7.33 12. LTLS 2.10 4.18 2.49 1.21 0.24 4.52 6.09 13. DPNS 2.82 2.82 0.23 -0.13 -0.43 1.39 5.97 14. AMFG 2.29 6.67 2.47 2.16 0.09 5.87 8.07 15. TRST 2.75 4.36 0.59 -0.19 -0.36 1.79 5.16 16. INTP 2.55 5.95 2.65 2.28 -0.31 5.59 9.01 17. SMGR 1.16 5.86 3.29 3.04 0.12 8.00 8.63 18. ALMI 0.00 0.00 1.96 0.84 0.52 4.63 6.86 19. CTBN -0.23 7.31 3.26 2.62 0.49 7.92 10.31 20. LION 0.94 5.55 2.70 2.46 -0.19 6.19 7.65 21. LMSH 0.00 0.00 1.98 2.25 0.63 6.43 7.65 22. ARNA 2.82 4.43 2.92 1.93 -0.22 3.85 5.94 23. IKBI 2.09 5.65 2.87 2.58 0.99 5.53 7.05 24. SCCO 2.76 7.00 2.73 1.43 0.57 5.57 7.28 25. ASGR 1.49 4.96 3.13 2.45 0.15 3.97 6.38 26. MLPL 5.30 5.30 1.25 -0.46 0.06 2.48 4.62 27. MTDL 0.00 0.00 2.30 0.90 0.85 2.64 5.21 28. BRAM 3.27 5.76 1.48 0.92 0.00 4.47 7.55 29. GDYR 1.33 7.70 2.65 1.99 0.63 6.94 9.47 30. GJTL 3.35 4.86 1.34 0.07 -0.24 3.37 6.19 31. HEXA 2.79 5.63 2.57 1.28 0.28 4.08 6.61 32. MASA 0.00 0.00 0.82 0.48 -0.69 1.79 5.37 33. SMSM 0.74 4.30 2.81 2.27 0.25 4.03 6.06 34. SUGI -0.92 1.98 2.17 1.89 -0.02 2.20 5.01 35. TURI 0.00 0.00 3.10 1.74 0.28 4.91 7.12 36. UNTR 4.08 6.84 3.26 2.44 0.34 6.26 9.30 37. MERK -0.01 8.51 3.46 3.30 0.50 8.29 10.87 38. TSPC 5.37 4.18 2.58 2.31 0.12 4.13 6.62 39. MRAT -4.60 3.66 1.38 1.26 -0.22 3.26 5.69 40. UNVR 4.83 5.69 4.29 3.61 0.85 5.55 8.82


(6)

42. BLTA 3.07 5.11 3.13 1.30 -1.71 5.20 7.88 43. JASS 1.41 4.94 3.42 2.57 0.51 4.23 3.91 44. RIGS 0.85 4.55 1.53 1.09 -0.73 3.78 6.72 45. SMDR 6.20 7.85 2.09 1.23 0.03 6.72 8.84 46. WEHA 2.43 3.12 1.86 1.39 -0.60 2.40 6.14 47. TLKM 1.70 7.92 3.64 2.75 -0.33 6.47 9.23 48. ACES 0.00 0.00 2.33 2.14 0.23 3.56 6.77 49. MPPA 3.30 5.60 1.71 0.76 0.15 3.71 6.54 50. TGKA 0.00 0.00 2.78 1.25 0.97 3.93 5.77


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Return On Assets, Current Ratio, Total Assets Turnover, Growth, Dan Earning Per Share Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 92 120

Pengaruh Return On Assets, Earning Per Share dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham dengan Dividen Tunai Sebagai Variabel Moderating Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 137

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 9 124

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia PEriode 2011-2013

0 3 124

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 7 124

PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), PRICE EARNING RATIO (PER), EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM Pengaruh Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Burs

0 1 15

Pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Earning Per Share, Dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham Perusahaan Food And Beverages yang Terdaftar di BEI.

0 0 1

214784382 PENGARUH RETURN ON ASSETS ROA RETURN ON EQUITY ROE DAN EARNING PER SHARE EPS TERHADAP HARGA SAHAM

0 0 121

PENGARUH EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON INVESTMENT DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

0 0 14