c. History Repeats Itself
Analisis teknikal percaya bahwa perilaku investor di masa lalu terjadi secara berulang-ulang dan dapat digunakan sebagai acuan dalam memprediksi perilaku
investor di masa yang akan datang.
d. Faktor-faktor Eksternal yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Saham
Banyak faktor eksternal yang bersifat khusus yang mempengaruhi fluktuasi harga saham. Beberapa faktor khusus tersebut antara lain:
1. Kebijakan pemerintah dan dampaknya Kebijakan pemerintah yang berkaitan langsung dengan bidang bisnis
perusahaan emiten sangat berpengaruh terhadap harga saham. Misalnya, kebijakan pembatalan proyek-proyek pemerintah, swastanisasi perusahaan
negara, dan lain-lain. 2. Pergerakan suku bunga
Tingginya suku bunga merupakan pukulan bagi industri jasa perbankan dan properti. Akibat suku bunga yang meningkat tajam, proporsi operating
leverage pada banyak emiten mengalami peningkatan yang signifikan. Tingginya suku bunga juga merupakan pukulan bagi emiten yang bergerak di
sektor properti. Proyek properti bersifat jangka panjang, dengan kontrak bunga yang tidak seluruhnya ditetapkan secara flat. Ketika suku bunga perbankan
Universitas Sumatera Utara
menjadi amat tinggi, perusahaan properti mengalami kesulitan yang lebih besar untuk mengembalikan pinjamannya.
3. Fluktuasi nilai tukar mata uang Melambungnya kurs rupiah terhadap dolar AS secara otomatis meningkatkan
volume utang luar negeri perusahaan-perusahaan emiten. Fluktuasi nilai tukar mata uang internasional juga mempengaruhi indeks pasar bursa di Indonesia.
4. Rumor dan sentimen pasar Faktor rumor atau sentimen pasar merupakan variabel yang bersifat
intangible. Rumor sering muncul di BEI, misalnya gosip likuidasi bank, atau kebijakan-kebijakan kontroversial, dan lainnya. Sedangkan sentimen pasar
terbentuk oleh pemicu seperti kebijakan pemerintah atau statement pejabat- pejabat tertentu.
e. Klasifikasi Saham Biasa
Menurut Lubis 2006 : 61, ada beberapa klasifikasi dari saham biasa, yaitu : 1. Blue Chips. Merupakan klasifikasi dari saham yang penerbitannya memiliki
reputasi yang baik. Emiten mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan konsisten membayar dividen yang tinggi. Di sini emiten sudah dalam keadaan
stabil.
2. Income Stock. Merupakan income yang diperoleh dari dividen yang lebih tinggi dari dividen rata-rata yang dibayarkan tahun sebelumnya. Emiten
seperti ini lebih suka membayarkan dividen dari pada diendapkan dalam bentuk PE ratio, return earning. Mereka ini merupakan kelompok investor
berusia lanjut dan indeks beta dari perusahaan ini biasanya kurang dari 1.
3. Growth Stock Well Known. Hal ini terjadi bila emiten merupakan pemimpin di dalam industrinya. Dalam beberapa tahun perusahaan mampu mendapatkan
hasil di atas rata-rata.
Universitas Sumatera Utara
4. Growth Stock Lesser Known. Emiten saham ini umumnya tidak merupakan pemimpin dalam industrinya, tetapi, namun demikian saham ini tetap
mempunyai ciri-ciri seperti growth stock well known, yaitu mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari penghasilan rata-rata tahun terakhir.
5. Saham Spekulasi Speculative Stock. Merupakan saham yang emitennya tidak dapat menghasilkan dividenpenghasilannya konsisten dari tahun ke tahun.
Tetapi emiten ini mempunyai potensi untuk mendapatkan penghasilan yang baik di masa-masa mendatang.
6. Saham Bersiklus Cyclical Stocks. Perkembangan saham jenis ini sesuai dengan perkembangan dan pergerakan kondisi ekonomi makro dan kondisi
bisnis secara umum. Penerbit saham jenis ini biasanya bergerak dalam bidang ekonomi dasar, perumahan, otomotif, baja dan industri.
7. Saham Bertahan Defensivecountercyclical Stocks. Harga saham ini tidak berpengaruh kepada situasi dan kondisi ekonomi makro dan kondisi bisnis
pada umumnya. Emiten ini bergerak dalam penjualanmemproduksi produk yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen, misalnya rokok, sabun, dan
sebagainya.
4. Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal