partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia,
misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Selain model pembelajaran kooperatif tipe GI Group Investigation yang
telah dijelaskan diatas dalam penelitian ini juga menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe PBL Problem Based Learning juga diteliti
oleh peneliti. Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir penelitian dapat
divisualisasikan sebagai berikut.
Perencanaan Pembelajaran
Proses Pembelajaran
GI Group Investigation PBL Problem Based Learning
Berfikir Kreatif Berfikir Kreatif
Berfikir Kreatif Berfikir Kreatif
Tinggi Rendah
Tinggi Tinggi
Hasil Belajar Hasil Belajar
Gambar 3. Kerangka Pikir Perbandingan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI dan Tipe PBL
dengan Memperhatikan Kemampuan Berpikir Kreatif
D. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir dan anggapan dasar yang telah diuraikan terdahulu, maka rumusan hipotesis
penelitian ini adalah. 1. Ada perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya
melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI Group Investigation dibandingkan
dengan pembelajarannya
yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe PBL Problem Based Learning.
2. Rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa terhadap kemampuan berpikir kreatif tinggi yang pembelajarannya melalui model pembelajaran kooperatif
tipe GI Group Investigation lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe PBL
Problem Based Learning.
3. Rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa terhadap kemampuan berpikir kreatif rendah yang pembelajarannya melalui model pembelajaran
kooperatif tipe PBL Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe GI Group Investigation. 4. Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kemampuan
berpikir kreatif pada mata pelajaran IPS Terpadu .
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode komparatif metode komparatif yaitu suatu metode untuk membandingkan berdasarkan tingkat
eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang
bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan Sugiono, 2011: 115.
Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu mengetahui perbedaan suatu variabel, yaitu hasil belajar IPS dengan
perlakuan berbeda.
Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali,
variable-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen dapat dikontrol secara ketat Sugiono, 2013: 107. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimen murni
True Eksperimen dan eksperimen semu Quasi Eksperimen. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah
metode eksperimen semu quasi eksperimen. Penelitian eksperimen semu dapat diartikan sebagai penelitian
yang mendekati ekperimen atau jenis penelitian yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan memanipulasi semua variabel yang relevan secara
penuh. Bentuk penelitian ini banyak digunakan dibidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia Sukardi,
2003: 16.
1. Desain Eksperimen
Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian adalah desain faktorial. Menurut Sugiono 2013: 113 desain faktorial
merupakan modifikasi dari desain true experimental eksperimen yang betul-betul, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya
variable moderator yang mempengaruhi perlakuan variable independen terhadap hasil variable dependen. Desain faktorial
memiliki kerumitan yang berbeda-beda. Desain faktorial dalam penelitian ini adalah yang paling sederhana yaitu 2 kali 2 2 x 2.
Desain tersebut divisualisasikan sebagai berikut.
Model pembelajaran
Kemampuan berfikir Kreatif
Model Pembelajaran
GI A
1
Model Pembelajaran
PBL A
2
TinggiB
1
A
1
B
1
A
2
B
1
RendahB
2
A
1
B
2
A
2
B
2
Gambar 4. Desain Penelitian
Penelitian ini akan membandingkan kefektifan dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI dan
kooperatif tipe Problem Based Learning PBL, terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dikelas
dan
dengan keyakinan bahwa
mungkin kedua metode pembelajaran ini mempunyai pengaruh yang berbeda
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dengan membandingkan hasil belajar siswa. Kelas
menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI kelas eksperimen dan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning PBL
sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen maupun kelas kontrol
memperhatikan kemampuan berpikir kreatif siswa.
2. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan observasi pendahuluan ke sekolah untuk mengetahui jumlah kelas yang menjadi populasi kemudian digunakan sebagai
sampel dalam penelitian.
b. Menetapkan sampel penelitian yang dilakukan dengan teknik cluster random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak berdasarkan
kelompok-kelompok yang sudah ada,bukan secara individu.
c. Memberikan perlakuan berbeda antar kelas eksperimen. d. Pertemuan pada kedua kelas sama yaitu enam kali pertemuan.
Memberikan tes kemampuan berpikir kreatif sebelum melakukan tes evaluasipostest.
e. Melakukan tes evaluasipost test pada kedua kelompok subjek untuk