Taraf Kesukaran Daya Beda

kategori baik sebanyak 37 soal, dan kategori sangat baik sebanyak 4 soal.

B. Uji Persyaratan Analisis Data

Analisis data yang digunakan merupakan statistik inferensial dengan teknik statistik parametrik. Penggunaan statistik parametrik memerlukan terpenuhinya asumsi data harus normal dan homogen, sehingga perlu uji persyaratan yang berupa uji normalitas dan homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan uji Liliefors. Berdasarkan sampel yang akan diuji hipotesisnya, apakah sampel berdistribusi normal atau sebaliknya. Lo = F Zi – S Zi Sudjana, 2005: 466 Keterangan: Lo = harga mutlak terbesar F Zi = peluang angka baku S Zi = proporsi angka baku Kriteria pengujiannya adalah jika L hitung L tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka variabel tersebut berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya. 2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X t   

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas menggunakan rumus uji F. F = Sugiyono, 2011: 198 Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila harga F hitung ≤ F tabel maka data sampel akan homogen, dan apabila F hitung F tabel data tidak homogen, dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk n 1 -1 ; n 2 -1.

C. Teknik Analisis Data 1. T-test Dua Sampel Independen

Dalam penelitian ini pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen digunakan rumus t-test. Terdapat beberapa rumus t-test yang dapat digunakan untuk pengujian hipotesisi komparatif dua sampel independen yakni rumus separated varian dan polled varian. separated varian                  2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 n n n n S n S n X X t polled varian Keterangan : 1 X = rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen 2 X = rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol 2 1 S = varian total kelompok 1 2 2 S = varian total kelompok 2 1 n = banyaknya sampel kelompok 1 2 n = banyaknya sampel kelompok 2 Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu: 1. Apakah ada dua rata- rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama atau tidak. 2. Apakah varian data dari dua sampel itu homogen atau tidak. Untuk menjawab itu perlu pengujian homogenitas varian. Berdasarkan dua hal diatas maka berikut ini berikan petunjuk untuk memiih rumus t-test. 1. Bila jumlah anggota sampel 2 1 n n  dan varians homogen,maka dapat menggunakan rumus t-test baik separated varians maupun polled varians untuk mengetahui t-tabel maka digunakan dk yang besarnya dk 2 2 1    n n . 2. Bila 1 n tidak sama dengan 2 n dan varians homogen dapat digunakan rumus t-test dengan polled varians, dengan dk = 2 2 1   n n . 3. Bila 2 1 n n  varians tidak homogen, dapat digunakan rumus t-test dengan polled varians maupun separated varians, dengan dk = 1 1  n atau 1 2  n , jadi dk bukan 2 2 1   n n 4. Bila 1 n tidak sama dengan 2 n dan varians tidak homogen, dapat digunakan rumus t-test dengan separated varians, harga t sebagai pengganti harga t tabel hitung dariselisih harga t tabel dengan dk =   1 1  n dan dk = 1 2  n , dibagi dua kemudian ditambah dengan harga t terkecil Sugiono, 2005: 134-135.

2. Analisis Varians Dua Jalan

Analisis varians atau Anava merupakan sebuah teknik inferensial yang digunakan untuk menguji rerata nilai. Anava memiliki beberapa kegunaan, antara lain dapat mengetahui antar variabel manakah yang memang mempunyai perbedaan secara signifikan, dan variabel- variabel manakah yang berinteraksi satu sama lain. Arikunto 2005: 244-245. Penelitian ini menggunakan Anava dua jalan untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kemampuan awal pada mata pelajaran ekonomi. Tabe1 8 . Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan Sumber Variasi Jumlah Kuadrat JK db MK F o P Antara A Antara JK A = N X n X T A A     2 2 A – 1 2 A A db JK B B db JK d A MK MK d B MK MK

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Perbededaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan Group Investigation (GI)

0 3 435

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI ) DAN TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SMA NEGERI 1 KALIREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 10 79

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TIPE SNOWBALL DRILLING DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 95

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Tahun

3 28 175

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NEGARA BATIN TAHUN PE

1 15 101

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARA

0 5 122

Perbandingan Kemampuan Pemahaman Matematis Antara Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dan Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2 Jalaksana

0 0 8