2.4. Evaluasi Kesesuaian Lahan
2.4.1. Konsep Evaluasi Kesesuain Lahan
Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi
lahan akan memberikan informasi danatau arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan.
Sedangkan kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini
kesesuaian lahan aktual atau setelah diadakan perbaikan kesesuaian lahan potensial.
Adapun kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-
masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman
yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang dievaluasi dapat
berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat
ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai Ritung, et al. 2007.
2.4.2. Kualitas dan Karakteristik Lahan
Kualitas lahan adalah sifat-sifat pengenal atau yang bersifat kompleks dari sebidang lahan. Setiap kualitas lahan mempunyai keragaan performance yang berpengaruh
terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan tertentu dan biasanya terdiri atas satu atau lebih karakteristik lahan land characteristics. Karakteristik lahan yang erat
kaitannya untuk keperluan evaluasi lahan dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor utama, yaitu topografi, tanah dan iklim. Karakteristik lahan tersebut terutama
topografi dan tanah merupakan unsur pembentuk satuan peta tanah Ritung, et al. 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2.1. Topografi
Topografi yang dipertimbangkan dalam evaluasi lahan adalah bentuk wilayah relief atau lereng dan ketinggian tempat di atas permukaan laut. Relief erat hubungannya
dengan faktor pengelolaan lahan dan bahaya erosi. Sedangkan faktor ketinggian tempat di atas permukaan laut berkaitan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang
berhubungan dengan temperatur udara dan radiasi matahari. Relief dan kelas lereng disajikan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Relief dan kelas lereng
2.4.2.2. Iklim
Suhu Udara
Tanaman kina dan kopi, misalnya, menyukai dataran tinggi atau suhu rendah, sedangkan karet, kelapa sawit dan kelapa sesuai untuk dataran rendah. Pada daerah
yang data suhu udaranya tidak tersedia, suhu udara diperkirakan berdasarkan ketinggian tempat dari permukaan laut. Semakin tinggi tempat, semakin rendah suhu
udara rata-ratanya. Suhu udara rata-rata di tepi pantai berkisar antara .
Curah Hujan
Untuk keperluan penilaian kesesuaian lahan biasanya dinyatakan dalam jumlah curah
hujan tahunan, jumlah bulan kering dan jumlah bulan basah. 2.4.2.3.
Tanah
Faktor tanah dalam evaluasi kesesuaian lahan ditentukan oleh beberapa sifat atau karakteristik tanah di antaranya fraksi kasar, kedalaman tanah, ketebalan gambut,
salinitas, kedalaman sulfidik, batuan permukaan, dan singkapan batuan. No
Relief Lereng
1 Datar
3 2
Berombakagak melandai 3-8
3 Bergelombangmelandai
8-15 4
Berbukit 15-30
5 Bergunung
30-40 6
Bergunung curam 40-60
7 Bergunung sangat curam
60
Universitas Sumatera Utara
Fraksi Kasar
Fraksi kasar adalah persentasi kerikil, kerakal atau batuan pada setiap lapisan tanah, dibedakan menjadi: sedikit : 15 , sedang : 15 - 35 , banyak : 35 - 60 , dan
sangat banyak : 60 .
Kedalaman Tanah
Kedalaman tanah, dibedakan menjadi: sangat dangkal : 20 cm, dangkal : 20 - 50 cm, sedang : 50 - 75 cm, dan dalam : 75 cm.
Ketebalan Gambut
Ketebalan gambut, dibedakan menjadi: tipis : 60 cm, sedang : 60 - 100 cm, agak tebal : 100 - 200 cm, tebal : 200 - 400 cm, dan sangat tebal : 400 cm Ritung, et al.
2007.
Salinitas
Kandungan garam terlarut pada tanah yang dicerminkan oleh daya hantar listrik.
Kedalaman Sulfidik
Dalamnya bahan sulfidik diukur dari permukaan tanah sampai batas atas lapisan sulfidik.
Batuan Permukaan
Volume batuan dalam yang ada di permukaan tanahlapisan olah.
Singkapan Batuan
Volume batuan dalam yang ada dalam solum tanah Djaenudin, et al. 2011.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Kriteria Kesesuain Lahan
Kriteria kesesuain lahan untuk tanaman karet dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Kriteria kesesuaian lahan tanaman karet
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: S1, sangat sesuai: Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti atau nyata
terhadap penggunaan secara berkelanjutan, atau faktor pembatas bersifat minor dan tidak akan berpengaruh terhadap produktivitas lahan secara nyata.
S2, cukup sesuai: Lahan mempunyai faktor pembatas, dan faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan input.
Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi oleh petani sendiri. S3, sesuai marginal: Lahan mempunyai faktor pembatas yang berat, dan faktor
pembatas ini akan sangat berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak daripada lahan yang tergolong S2. Untuk
mengatasi faktor pembatas pada S3 memerlukan modal tinggi, sehingga perlu adanya bantuan atau campur tangan intervensi pemerintah atau pihak swasta.
N, tidak sesuai: Lahan yang karena mempunyai faktor pembatas yang sangat berat danatau sulit diatasi Djaenudin, et al. 2011.
Universitas Sumatera Utara
Nilai data karakteristik lahan pada satuan peta tanah SPT 4 di kecamatan Aceh barat dapat dilihat pada Tabel 2.4. Djaenudin, et al. 2011.
Tabel 2.4. Nilai data karakteristik pada SPT 4 kecamatan Aceh Barat
Universitas Sumatera Utara
19
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Analisis Sistem
Analisis sistem bertujuan untuk melakukan identifikasi persoalan-persoalan yang muncul dalam pembuatan sistem, hal ini dilakukan agar pada proses perancangan
aplikasi tidak terjadi kesalahan yang berarti sehingga sistem yang dirancang dapat berjalan dengan baik, tepat guna, dan ketahanan dari sistem tersebut akan lebih terjaga
serta selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Sistem ini akan melakukan perhitungan penentuan lahan terbaik untuk tanaman karet dengan menggunakan metode Weighted Product dan Simple Multi-
Attribute Rating Technique. 3.1.1.
Analisis Masalah
Perkebunan karet BUMN maupun swasta mengadapi masalah dalam menentukan lahan terbaik untuk tanaman karet. Penentuan ini dilakukan agar lahan yang dipilih
benar-benar tepat untuk ditanami karet sehingga dapat menghasilkan produksi karet yang maksimal. Hasil dari penentuan ini adalah terpilihnya satuan peta tanah SPT
sebagai lahan terbaik untuk tanaman karet. Hal tersebut didasari oleh berbagai kriteria yang telah ditentukan dalam proses pemilihan, yaitu suhu tahunan rata-rata, curah
hujan tahunan rata-rata, kelembaban, jumlah bulan kering, kedalaman tanah, ketebalan gambut, kejenuhan basa, pH
, salinitas, dan lereng dari setiap satuan peta tanah SPT.
Untuk menentukan lahan karet terbaik, perhitungan dilakukan dengan melibatkan data yang jumlahnya tidak sedikit dan mengakibatkan rentan terhadap
kesalahan jika dilakukan dengan cara manual. Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan penentuan lahan terbaik unutk tanaman karet, proses perhitungan akan
menjadi lebih mudah dan lebih akurat. Sistem yang dibangun adalah sistem berbasis web.
Universitas Sumatera Utara