10 C10
40,06 40,06
40,06 30,06
Vektor S 2,69
2,61 2,72
2,84 10,86
Langkah 3: Preferensi tiap alternatif vektor V Nilai vektor V diperoleh dengan membagikan masing-masing nilai vektor S dengan
total vektor S seperti pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Tabel nilai vektor V
No. Alternatif
No. SPT Vektor S total vektor
S Vektor V
1 3
2,69 10,86 0,25
2 4
2,61 10,86 0,24
3 16
2,72 10,86 0,25
4 27
2,84 10,86 0,26
Langkah 4: Hasil keputusan Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, alternatif yang memiliki nilai WP paling tinggi adalah
alternatif dengan No. SPT 27, diikuti altenatif dengan No. SPT 16, No. SPT 3 dan No. SPT 4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lahan terbaik untuk tanaman karet adalah
alternatif dengan No.SPT 27.
4.1.2. Implementasi Metode SMART
Penerapan metode SMART dalam sistem masih menggunakan altenatif, kriteria, dan nilai masing-masing kriteria yang sama seperti pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Berikut
dijelaskan langkah-langkah perhitungan untuk mendapatkan nilai SMART dari alternatif yang ada.
Langkah 1: Memasukkan jumlah kriteria dan bobotnya. Implementasi metode SMART melibatkan 10 kriteria dan 4 alternatif. Terlebih dahulu
kriteria diranking oleh pengguna sesuai dengan kriteria yang dianggap paling penting hingga kriteria yang paling tidak penting seperti pada Tabel 4.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Tabel bobot masing-masing kriteria
No. Kriteria
Alias Ranking
1 Suhu tahunan rata-rata
C1 1
2 Ketebalan gambut cm
C6 2
3 Curah hujan tahunan rata-rata mm
C2 3
4 Kelembaban
C3 4
5 Jumlah bulan kering
C4 5
6 Kejenuhan Basa
C7 6
7 pH H2O
C8 7
8 Salinitas dSm
C9 8
9 Kedalaman tanah cm
C5 9
10 Lereng
C10 10
Dari Tabel 4.7. di atas dapat disimpulkan bahwa pengguna lebih mementingkan kriteria Suhu tahunan rata-rata C1 dari pada Curah hujan tahunan
rata-rata C2. Begitu seterusnya hingga kriteria Lereng C10 dianggap kriteria paling tidak penting.
Kemudian bobot masing-masing kriteria ditentukan. Penentuan bobot pada metode SMART terdapat dua tahap. Tahap pertama, berdasarkan kriteria yang
dianggap paling penting. Diberikan nilai default sebesar 100 untuk kriteria paling penting. Untuk kriteria paling penting berikutnya harus diberikan nilai bobot yang
lebih rendah dari sebelumnya. Sedangkan untuk tahap kedua, berdasarkan kriteria yang dianggap paling tidak penting. Diberikan nilai default sebesar 10 untuk kriteria
paling tidak penting. Untuk kriteria yang lebih penting berikutnya, diberikan nilai bobot yang lebih tinggi dari sebelumnya seperti pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Bobot masing-masing kriteria
No. Kriteria
Alias Bobot
Paling penting
Paling tidak penting
1 Suhu tahunan rata-rata
C1 100
90 2
Ketebalan gambut cm C6
90 85
Universitas Sumatera Utara
3 Curah hujan tahunan rata-rata mm
C2 85
80 4
Kelembaban C3
80 75
5 Jumlah bulan kering
C4 75
60 6
Kejenuhan Basa C7
70 45
7 pH H2O
C8 60
40 8
Salinitas dSm C9
55 35
9 Kedalaman tanah cm
C5 50
30 10 Lereng
C10 40
10 Total bobot
705 550
Langkah 2: Perbaikan bobot. Normalisasi dilakukan dengan membagikan masing-masing nilai bobot dengan total
bobot seperti pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Normalisasi bobot paling penting
No. Kriteria
Alias Bobot
Paling penting Hasil
1 Suhu tahunan rata-rata
C1 100 705
0,14 2
Ketebalan gambut cm C6
90 705 0,13
3 Curah hujan tahunan rata-rata mm
C2 85 705
0,12 4
Kelembaban C3
80 705 0,11
5 Jumlah bulan kering
C4 75 705
0,1 6
Kejenuhan Basa C7
70 705 0,1
7 pH H2O
C8 60 705
0,09 8
Salinitas dSm C9
55 705 0,08
9 Kedalaman tanah cm
C5 50 705
0,07 10 Lereng
C10 40 705
0,06
Normalisasi juga dilakukan untuk bobot yang paling tidak penting seperti pada Tabel 4.10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10. Normalisasi bobot paling tidak penting
No. Kriteria
Alias Bobot
Paling penting Hasil
1 Suhu tahunan rata-rata
C1 90 550
0,16 2
Ketebalan gambut cm C6
85 550 0,15
3 Curah hujan tahunan rata-rata mm
C2 80 550
0,15 4
Kelembaban C3
75 550 0,14
5 Jumlah bulan kering
C4 60 550
0,11 6
Kejenuhan Basa C7
45 550 0,08
7 pH H2O
C8 40 550
0,07 8
Salinitas dSm C9
35 550 0,06
9 Kedalaman tanah cm
C5 30 550
0,05 10 Lereng
C10 10 550
0,02
Lalu hasil dari bobot ternormalisasi, baik untuk kriteria paling penting maupun kiteria paling tidak penting dijumlahkan kemudian dibagi 2. Hasil dari perhitungan ini
adalah bobot akhir yang digunakan untuk perhitungan berikutnya seperti pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Bobot akhir
No. Kriteria
Bobot akhir Hasil
1 Suhu tahunan rata-rata
0,14 + 0,16 2 0,15
2 Ketebalan gambut cm
0,13 + 0,15 2 0,14
3 Curah hujan tahunan rata-rata mm
0,12 + 0,15 2 0,14
4 Kelembaban
0,11 + 0,14 2 0,13
5 Jumlah bulan kering
0,1 + 0,11 2 0,11
6 Kejenuhan Basa
0,1 + 0,08 2 0,09
7 pH H2O
0,09 + 0,07 2 0,08
8 Salinitas dSm
0,08 + 0,06 2 0,07
9 Kedalaman tanah cm
0,07 + 0,05 2 0,06
10 Lereng
0,06 + 0,02 2 0,04
Universitas Sumatera Utara
Langkah 3: Memasukkan nilai kriteria tiap alternatif. Setelah bobot akhir diperoleh, kemudian nilai masing-masing kriteria untuk tiap
alternatif dimasukkan sesuai pada Tabel 4.2. Langkah 4: Hitung utility tiap kriteria.
Untuk kasus penentuan lahan karet terbaik tidak mengikuti langkah ini karena nilai untuk masing-masing kriteria yang digunakan telah dikonversi terlebih dahulu seperti
pada Tabel 4.2. Langkah 5: Hitung nilai akhir nilai SMART.
Nilai SMART diperoleh dari hasil jumlah keseluruhan masing-masing nilai kriteria yang dikalikan dengan bobot akhir seperti pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Perhitungan nilai SMART
No. Alias
No. Satuan Peta Tanah SPT 3
4 16
27 1
C1 4 0,15
4 0,15 4 0,15
4 0,15 2
C2 3 0,14
3 0,14 3 0,14
3 0,14 3
C3 2 0,13
2 0,13 2 0,13
2 0,13 4
C4 4 0,11
4 0,11 4 0,11
4 0,11 5
C5 3 0,06
1 0,06 1 0,06
1 0,06 6
C6 1 0,14
1 0,14 2 0,14
2 0,14 7
C7 2 0,09
3 0,09 3 0,09
3 0,09 8
C8 4 0,08
4 0,08 2 0,08
4 0,08 9
C9 4 0,07
4 0,07 4 0,07
4 0,07 10
C10 4 0,04
4 0,04 4 0,04
3 0,04 Nilai SMART
2,98 2,95
2,93 3,05
Hasil perhitungan nilai SMART disajikan pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Nilai SMART
No. Alternatif No. SPT
Nilai SMART 1
3 2,98
2 4
2,95 3
16 2,93
4 27
3,05
Universitas Sumatera Utara
Langkah 6: Hasil keputusan. Berdasarkan Tabel 4.12. alternatif yang memiliki nilai SMART paling tinggi adalah
alternatif dengan No. SPT 27, diikuti alternatif dengan No. SPT 3, No. SPT 4 dan No. SPT 16. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lahan terbaik untuk tanaman karet adalah
alternatif dengan No.SPT 27.
4.2. Antarmuka Sistem