Jenis-jenis Perjanjian Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Tanaman Bibit Karet Antara Cv.Saputro Jaya Agrindo Dengan Masyarakat Petani Di Kabupaten Simalungun

Disamping pasal ini, masih ada lagi yang merupakan pengecualian dari azas tersebut yaitu 1316 KUHPerdata dinyatakan bahwa, “ meskipun demikian adalah diperbolehkan untuk menanggung atau menjamin seseorang pihak ketiga, dengan menjanjikan bahwa orang ini akan berbuat sesuatu, dengan tidak mengurangi tuntutan pembayaran ganti kerugian terhadap siapa yang telah menanggung pihak ketiga itu atau orang yang telah berjanji untuk menyuruh pihak ketiga tersebut menguatkan sesuatu, jika pihak itu menolak memenuhi perikatannya.” Contoh lain: A sebagai penerbit wesel mengadakan perjanjian dengan B sebagai pengambil wesel, dalam perjanjian ini A berjanji kepada B bahwa orang ketiga dalam hal ini yaitu si C sebagai si tersangkut akan mengakseptasi dan membayar wesel tersebut pada hari gugur. Dalam hubungan ini tampak bahwa si C tidak akan memikul kewajiban apa-apa terhadap B. andaikata C tidak melakukan kewajibannya. Jadi perjanjian yang diadakan oleh si A dan B tidak menimbulkan kewajiban bagi si C.

D. Jenis-jenis Perjanjian

Suatu perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu. Apabila ditinjau dari segi prestasinya, maka perjanjian dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: 1. Perjanjian untuk memberikanmenyerahkan suatu barang Misalnya jual beli, tukar menukar, sewa menyewa, penghibahan pemberian. 2. Perjanjian untuk berbuat sesuatu Misalnya perjanjian untuk membuat suatu lukisan, perjanjian perburuhan, perjanjian untuk membuat garasi rumah, dan sebagainya 3. Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu Perjanjian untuk tidak mendirikan tembok, perjanjian untuk tidak mendirikan suatu perusahaan yang sejenis dengan kepunyaan orang lain 38 1. Perjanjian positif dan negatif Selain perjanjian diatas, perjanjian dapat lagi apabila ditinjau dari segi isi dan subjek daripada prestasinya perjanjian tersebut dibuat. Beberapa jenis perjanjian tersebut adalah: Perjanjian positif dan negatif adalah pembagian perjanjian ditinjau dari segi isi prestasi yang harus dilaksanakan. Suatu perjanjian disebut positif apabila pelaksanaan prestasi yang dimaksudkan dalam isi perjanjian merupakan tindakan positif, baik berupa memberimenyerahkan sesuatu barang atau melaksanakan sesuatu perbuatan te doen. Sedangkan sesuatu perjanjian disebut negatif apabila prestasi yang menjadi maksud perjanjian merupakan sesuatu tindakan negatif atau persetujuan yang berupa tidak melakukan sesuatu niet te doen 39 2. Perjanjian sepintas lalu dan yang berlangsung terus Disebut perjanjian sepintas lalu, apabila pemenuhan prestasi berlangsung sekaligus dalam waktu yang singkat dan dengan demikian perjanjian pun berakhir, yang paling jelas dalam contoh perjanjian itu adalah perjanjian jual beli, yaitu 38 R Subekti3, Aneka Perjanjian,Bandung:Citra Aditya Bakti,1995, hal36 39 M Yahya Harahap, Op.cit, hal 34 perjanjian akan berakhir sekejap setelah barang yang dibeli diserahkan dan harga disetujui telah dibayar. Lain halnya dengan perjanjian yang berlangsung terus, dimana kewajiban pemenuhan dan pelaksanaan prestasi berlangsung dalam jangka waktu yang lama.Sebagai contoh misalnya perjanjian kerja.Kewajiban prestasi yang berlangsung lama sesuai jangka waktu yang telah ditentukan. 40 3. Perjanjian alternatif Penggolongan perjanjian alternatif ini didasarkan pada segi isi dan maksud perjanjian maupun dari segi subjek.Dalam perjanjian alternatif, debitur dalam memenuhi kewajibannya melaksanakan prestasi, dapat memilih salah satu di antara prestasi yang telah ditentukan. Hal yang memudahkan kita mengetahui apakah suatu perjanjian bersifat alternatif,apabila dalam perjanjian itu terselip pengertian “atau”. Dalam perjanjian ini, debitur tidak dapat memaksa kreditur untuk menerima prestasi dari satu bahagian dan selebihnya dari bahagian lain, jika hal itu tidak ditentukan secara tegas dalam perjanjian. 4. Perjanjian kumultatif atau konjungtif Kalau dalam alternatif debitur diberi kebebasan memilih prestasi maka yang akan dipenuhinya, maka di dalam perjanjian kumultatif, prestasi yang dibebankan terhadap debitur terdiri dari bermacam-macam jenis dan prestasi tersebut dibebankan sekaligus. Oleh karena itu perjanjian kumultatif berbeda 40 Ibid dengan perjanjian alternatif. Memang di dalam perjanjian alternatif ditentukan beberapa prestasi, tetapi debitur dapat memilih atau terserah satu saja yang dilaksanakannya 5. Perjanjian Fakultatif Perjanjian fakultatif berbeda dengan perjanjian alternatif dan perjanjian kumultatif.Kalau dalam perjanjian alternatif debitur diberi hak bebas memilih prestasi yang hendak dilaksanakannya.Maka perjanjian fakultatif hanya mempunyai satu objek prestasi.Di dalam perjanjian fakultatif, debitur mempunyai hak untuk mengganti prestasi yang telah ditentukan dengan prestasi lain, apabila debitur tidak mungkin menyerahkan prestasi yang telah ditentukan semula. Dengan demikian dalam perjanjian ini seolah-olah ada prestasi “primair” dan “subsidair”, jika yang primair tidak mungkin dilaksanakan debitur, dia dapat menggantinya dengan prestasi subsidair. Sebagai contoh debitur diwajibkan menyerahkan rumah.Akan tetapi bila penyerahan tidak mungkin, prestasi itu dapat digantinya dengan sejumlah uang.Dengan penyerahan uang sebagai pengganti debitur telah melaksanakan prestasi dengan sempurna. 6. Perjanjian generik dan perjanjian spesifik Perjanjian genetik adalah perjanjian yang hanya menentukan jenis dan jumlah atau bendabarang yang harus diserahkan sebitur seperti yang diatur dalam Pasal 1392 KUHPerdata.Sesuai dengan ketentua pasal tersebut, pada perjanjian generik debitur dalam memenuhi kewajibannya guna membebaskan dirinya atas pemenuhan prestasi, tidak berkewajiban untuk menyerahkan yang terbaik.Tetapi sebalinya, debitur tak boleh pula menyerahkan jenis yang terburuk. Lainnya dengan spesifik Pasal 1391 yang ditentukan ialah hanya ciri-ciri khusus yang menjadi objek perjanjian sehingga jelaslah perbedaan yang dapat dilihat dari perjanjian genetikyang lebih cenderung ke jenis benda objek perjanjian dan perjanjian spesifik yang lebih mengarah ke ciri-ciri khusus dari bendanya. 7. Perjanjian yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi Suatu perjanjian dapat dibagi adalah perjanjian yang prestasinya dapat dibagi, pembagian mana tidak boleh mengurangi hakikat prestasi itu.Sedangkan perjanjian yang tidak dapat dibagi adalah perjanjian yang prestasinya tidak dapat dibagi.Soal dapat tidak dapat dibaginya prestasi itu tergantung pada sifat barang yang tersangkut di dalamnya, tetapi juga dapat disimpulkan dari maksudnya perjanjian itu.Atau kriteria untuk membedakannya ialah apakah suatu perikatan itu ditinjau dari segi pengertian hukum dapat dibagi atau tidak. 41 8. Perjanjian tanggung-menanggung Perjanjian tanggung menanggung merupakan perjanjian yang lazim disebut dengan perjanjian tanggung renteng.Perjanjian tanggung menanggung adalah suatu perjanjian dimana debitur danatau kreditur terdiri dari beberapa 41 Mariam Darus Badrulzaman,Op.cit, hal 70 orang.Perjanjian tanggung menanggung diatur dalam Pasal 1749 dan 1836 KUHPerdata, serta Pasal 18 KUHDagang. Jika debiturnya terdiri dari beberapa orang maka tiap-tiap debitur dapat dituntut untuk memenuhi seluruh prestasi.Sedangkan jika krediturnya terdiri dari beberapa orang, maka tiap-tiap kreditur berhak menuntut pemenuhan seluruh prestasi.Dengan dipenuhinya prestasi oleh salah seorang debitur kepada kreditur, perjanjian menjadi hapus. 42 9. Perjanjian pokok dan tambahan Perjanjian pokok adalah perjanjian antara debitur dan kreditur yang berdiri sendiri tanpa bergantung kepada adanya perikatan yang lain, misalnya perjanjian peminjaman uang. Sedangkan perjanjian tambahan adalah perjanjian antara debitur dan kreditur yang diadakan sebagai perjanjian tambahan daripada perjanjian pokok, misalnya perjanjian gadai dan hipotik. Perjanjian tambahan ini tidak akan dapat berdiri sendiri, tetapi bergantung pada perjanjian pokok, sehingga apabila perjanjian pokok berakhir, maka perjanjian tambahan ikut berakhir pula. 43 10. Perjanjian bersyarat Perjanjian bersyarat adalah perjanjian yang lahirnya maupun berakhirnya digantungkan kepada suatu peristiwa yang belum dan tidak tentu akan terjadi. Apabila suatu perjanjian yang lahirnya digantungkan pada terjadi peristiwa itu 42 H.Riduan Syahrani,Op.cit, hal 216 43 Ibid dinamakan perjanjian dengan syarat tangguh. Misalnya A berjanji memberikan buku-bukunya kepada si B kalau ia lulus ujian. Sedangkan apabila suatu perjanjian yang sudah ada yang berakhirnya digantungkan pada peristiwa itu dinamakan perjanjian dengan syarat batal. Misalnya perjanjian sewa menyewa rumah antara A dan B yang sekarang sudah ada dijanjikan akan berakhir kalau A dipindahkan ke kota lain. 11. Perjanjian dengan ancaman hukuman Menurut Pasal 1304 Kitab Undang-undang Hukum PerdataAncaman hukuman adalah suatu ketentuan yang sedemikian rupa dengan mana seorang untuk jaminan pelaksanaan suatu perjanjian diwajibkan melakukan sesuatu manakala perjanjian itu tidak dipenuhi.Maksudnya adalah untuk memastikan agar perjanjian itu benar-benar dipenuhi dan untuk menetapkan jumlah ganti rugi tertentu apabila terjadi wanprestasi, serta untuk menghindari pertengkaran tentang hal itu.Janji ancaman hukuman bersifat accesoir karena tergantung pada perjanjian pokoknya. Menurut Mariam Darus BadrulZaman, perjanjian dapat dibedakan menurut perbagai cara. Pembedaan tersebut adalah sebagai berikut: 44 1. Perjanjian Timbal Balik Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pokok bagi kedua belah pihak.Misalnya perjanjian jual beli. 44 Mariam Barus Badrulzaman,Op.cit, hal 90 2. Perjanjian Cuma-cuma dan Perjanjian atas Beban Perjanjian dengan Cuma-cuma adalah perjanjian yang memberikan keuntungan bagi salah satu pihak saja.Misalnya hibah. Sedangkan perjanjian atas beban adalah perjanjian dimana terhadap prestasi dari pihak yang satu selalu mendapat kontra prestasi dari pihak lain, dan antara kedua prestasi itu ada hubungannya menurut hukum. 3. Perjanjian Khusus benoemd dan perjanjian umum onbenoemd Perjanjian khusus adalah perjanjian yang mempunyai nama sendiri, maksudnya ialah bahwa perjanjian-perjanjian tersebut diatur dan diberi nama oleh pembentuk Undang-undang, berdasarkan tipe yang paling banyak terjadi sehari-hari, perjanjian khusus ini terdapat dalam Bab V sd XVIII KUHPerdata. Diluar perjanjian khusus tumbuh perjanjian umum yaitu perjanjian-perjanjian yang tidak diatur di dalam KUHPerdata, tetapi terdapat didalam masyarakat.Jumlah perjanjian ini tidak terbatas.Lahirnya perjanjian ini didalam praktek adalah azas kebebasan mengadakan perjanjian atau partij otonomi yang berlaku di dalam Hukum perjanjian.Salah satu contoh dari perjanjian umum adalah perjanjian sewa beli. 4. Perjanjian kebendaan zakelijk dan perjanjian obligatoir Perjanjian kebendaan adalah perjanjian dengan mana seorang menyerahkan haknya atas sesuatu kepada pihak lain. Sedangkan perjanjian obligatoir adalah perjanjian dimana pihak-pihak mengikatkan diri untuk melakukan penyerahan kepada pihak lain perjanjian yang menimbulkan perikatan. Menurut KUHPerdata perjanjian jual beli saja belum mengakibatkan beralihnya hak milik atas benda yang diperjualbelikan masih diperlukan satu lembaga lain yaitu penyerahan. Perjanjian jual belinya sendiri itu dinmakan perjanjian obligatoir, karena membebankan kewajiban kepada para pihak untuk melakukan penyerahan.Penyerahannya sendiri adalah merupakan perjanjian perjanjian kebendaan.Dalam hal perjanjian jual beli benda-benda yang tidak bergerak, maka perjanjian jual belinya disebutkan juga perjanjian jual beli sementara.Untuk perjanjian jual beli benda-benda bergerak maka perjanjian obligatoir atau perjanjian kebendaannya jatuh bersamaan. 5. Perjanjian konsensual dan perjanjian riil Menurut Pasal 1338 KUHPerdata Perjanjian konsensual adalah perjanjian dimana diantara kedua belah pihak telah tercapai persesuaian kehendak untuk mengadakan perikatan.Menurut KUHPerdata perjanjian ini sudah mempunyai kekuatan mengikat.Namun demikian di dalam KUHPerdata ada juga perjanjian-perjanjian yang hanya berlaku sesudah terjadi penyerahan barang.Misalnya perjanjian penitipan barang pada Pasal 1694 dan pinjam pakai pada Pasal 1740 KUHPerdata. Perjanjian yang terakhir ini dinamakan perjanjian riil.Perbedaan antara perjanjian konsensual dan riil ini adalah sisa dari hukum romawi yang untuk perjanjian-perjanjian tertentu diambil alih oleh Hukum Perdata kita. 6. Perjanjian-perjanjian yang istimewa sifatnya a Perjanjian libertoir yaitu perjanjian dimana para pihak membebaskan diri dari kewajiban yang ada, misalnya pembebasan hutan pada Pasal 1438 KUHPerdata b Perjanjian pembuktian yaitu perjanjian dimana para pihak menentukan pembuktian apakah yang berlaku di antara mereka. c Perjanjian untung-untungan yaitu perjanjian asuransi padaPasal 1744 KUHPerdata d Perjanjian publik yaitu perjanjian yang sebagian atau keseluruhan dikuasai oelh hukum publik, karena salah satu pihak bertindak sebagai penguasa pemerintah, misalnya perjanjian ikatan dinas.

E. Unsur-unsur Perjanjian