Hak dan Kewajiban Pembeli dalam Perjanjian Jual Beli

b. Si penjual, dalam hal adanya janji yang sama, jika terjadi suatu penghukuman terhadap si pembeli untuk menyerahkan barangnya kepada seorang lain, diwajibkan mengembalikan harga pembelian, kecuali apabila si pembeli ini pada waktu pembelian dilakukan, mengetahui tentang adanya putusan hakim untuk menyerahkan barang yang dibelinya itu atau jika ia telah membeli abrang itu dengan pernyataan tegas akan memikul sendiri untung ruginya Pasal 1495

F. Hak dan Kewajiban Pembeli dalam Perjanjian Jual Beli

Yang menjadi hak pembeli adalah menuntut penyerahan barang yang telah dibelinya dari si penjual.Sedangkan kewajibannya adalah membayar harga pembelian pada waktu dan tempat sebagaimana yang ditetapkan di dalam perjanjian mereka. 68 Di dalam Pasal 1514 KUHPerdata dinyatakan bahwa, jika pada waktu membuat persetujuan tidak ditetapkan tentang itu, pihak pembeli harus membayar di tempat dan pada waktu dimana penyerahan harus dilakukan. “harga itu harus berupa uang meskipun mengenai hal ini tidak ditetapkan dalam satu pasal undag- undang namun sudah dengan sendirinya termaktub di dalam pengertian jual beli, oleh karena bila tidak, umpamanya harga itu berupa barang maka terjadi perjanjian tukar menukar. Dari isi pasal diatas disimpulkan bahwa pada pokoknya Kitab Undang-undang Hukum Perdata menghendaki penyerahan barang dan pembayaran harga dilakukan secara kontan.Tapi bila kita perhatikan lagi lebih 68 Qirom Syamsudin Meliala1,Op.cit, hal 46 mendalam isi dari Pasal tersebut maka kiranya hanya merupakan pengecualian dari peraturan umum yang termuat dalam Pasal 1393 KUHPerdata yang dinyatakan bahwa “Pembayaran harus dilaksanakan di tempat pihak penjual sedang dalam hal jual beli pembayaran harga tergantung daripada tempat penyerahan barang. 69 Perjanjian jual beli apabila barangnya belum diserahkan kepada pihak pembeli dan sudah dijanjikan pada waktu tertentu barang itu akan dibayar oleh Lain daripada itu pihak pembeli menurut Pasal 1516 KUHPerdata berhak menangguhkan pembayaran harga, apabila ia diganggu dalam pemakaian barang, oleh karena ada tuntutan dari seorang pemegang hipotek terhadap tanah yang dibeli atau apabila ada alasan untuk dikhawatirkan, bahwa gangguan itu akan terjadi, kini si pembeli baru wajib membayar harga lagi apabila pihak penjual sudah memberhentikan gangguan itu atau memberi tanggungan seperti misalnya memberi hipotek kepada pihak pembeli terhadap tanah lain milik pihak penjual. Dalam persetujuan jual beli dapat dijanjikan bahwa pihak pembeli meskipun ada gangguan apapun juga tetap wajib membayar harga. Kalau harganya ternyata baru dibayar sesudah barangnya diserahkan maka menurut Pasal 1515 KUHPerdata, pihak pembeli harus membayar bunga dari harga itu sejak waktu penyerahan barangnya, tetapi kalau hanya barangnya memberikan hasil kepada pihak pembeli. Biaya ini harus tidak ditetapkan oleh kedua belah pihak, maka berlaku sejumlah yang ditetapkan oleh Undang-undang yaitu sebanyak lima persen setahun. 69 R.Subekti1,Op.cit, hal 20 pembelinya, tapi setelah sampai pada waktu yang telah ditentukan si pembeli belum mengambil barang itu, dan juga belum membayarnya. Dalam hal ini pihak penjual dapat menjual barang itu kepada pihak ketiga demi kepentingan pihak penjual tanpa memberitahukan lebih dahulu kepada pihak pembelinya, ini kalau dalam hal penjualan menghasilkan uang lebih banyak daripada yang telah ditawarkan pada pembeli pertama maka perbedaan harga itu tidak akan diserahkan kepada si pembeli pertama. Tapi kalau dalam hal penjualan dapat diminta kekurangannya kepada pihak pembeli pertama. Hal yang demikian bisa terjadi dan untuk kepentingan pihak penjual misalnya dalam hal: 1. Disebabkan pembeli tidak mengambil barang tidak sesuai dengan perjanjian, gudang barang menjadi penuh karena ada barang masuk, karena itu tidak ada lagi tempat untuk barang-barang tersebut, maka dalam hal ini pihak penjual dapat menjualnya kepada pihak ketiga untuk kepentingan pihak penjual. 2. Ada kemungkinan pihak pembeli sudah membayar harga barang itu, entah sebagian atau sepenuhnya, dalam hal ini semuanya diperuntukkan kepada kepentingan pihak penjual. Dan keuntungan yang ada tidak akan diserahkan kepada pihak pembeli pertama, bahkan pihak penjual bisa menuntut pembayaran ganti kerugian untuk sewa tempat, ini semuanya tergantung kepada keputusan Pengadilan apabila pihak pembeli pertama tidak mau menurutinya.

G. Risiko dalam Perjanjian Jual Beli