Pada tabel 4.6 di atas, menunjukan bahwa ada 4 siswa atau 14,29 siswa mencapai tingkat kemampuan sangat baik, tidak ada siswa atau 0 yang
mencapai tingkat kemampuan baik, untuk tingkat kemampuan sedang dicapai oleh 23 siswa atau sebesar 82,14, ada 1 siswa atau 3,57 yang masuk dalam tingkat
kemampuan sangat kurang. Nilai rata-rata untuk indikator ini adalah 61,43 dengan tingkat kemampuan sedang. Berikut ini disajikan dalam diagram 5 di
bawah ini.
6. Aspek Indikator Keruntutan PendapatGagasan
Hasil kemampuan siswa mengarang deskripsi pada indikator keruntutan pendapatgagasan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Indikator Keruntutan PendapatGagasan Siklus I
No Skor
Tingkat Kemampuan
Frekuensi Persentase
1 ≥ 78
Sangat baik 7
25,00 2
66 − 77 Baik
3 54 − 65
Sedang 19
67,86 4
42 − 53 Kurang
5 42
Sangat kurang 2
7,14 Jumlah
28 100
Rata-rata 63,57
Tingkat kemampuan Sedang
5 10
15 20
25
Sangat baik
Baik Sedang Kurang Sangat
kurang 4
23
1 Frekuensi
Pada tabel 4.7 di atas, menunjukan bahwa ada 7 siswa atau sebesar 25 yang mencapai tingkat kemampuan sangat baik, tidak ada siswa atau 0 yang
mencapai tingkat kemampuan baik, untuk tingkat kemampuan sedang dicapai oleh 19 siswa atau sebesar 67,86, tidak ada siswa atau 0 yang termasuk dalam
tingkat kemampuan kurang, ada 2 siswa atau 7,14 yang masuk dalam tingkat kemampuan sangat kurang. Nilai rata-rata untuk indikator ini adalah 63,57
dengan tingkat kemampuan sedang. Berikut ini disajikan dalam diagram 6 di bawah ini.
Nilai rata-rata indikator menulis karangan deskripsi berdasarkan media gambar seri untuk masing-masing indikator dapat disajikan pada tabel 4.8 di bawah ini.
Tabel 4.8 Nilai Skor Rata-Rata Kemampuan Siswa Menulis Karangan Deskripsi Siklus I
No Aspek yang dinilai
Nilai Rata-rata
Tingkat Kemampuan
1. Perincian Objek 65,00
Sedang 2. Penggunaan Diksi
61,43 Sedang
3. Penggunaan Ejaan 60,00
Sedang 4. Keefektifan Kalimat
61,43 Sedang
5. Kepaduan Paragraf 61,43
Sedang 6. Keruntutan Pendapatgagasan
63,57 Sedang
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
Sangat baik
Baik Sedang Kurang
Sangat kurang
7 19
2 Frekuensi
Berdasarkan data di atas, rata-rata nilai dari kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi berdasarkan media gambar seri cukup bervariasi. Aspek
perincian objek dengan nilai rata-rata 65, aspek penggunaan diksi memperoleh nilai rata-rata 61,43, aspek penggunaan ejaan memperoleh nilai rata-rata 60, aspek
keefektifan kalimat memperoleh nilai rata-rata 61,43, aspek kepaduan paragraf memperoleh nilai rata-rata 61,43, dan aspek keruntutan pendapatgagasan
memperoleh nilai rata-rata 63,57. Nilai rata-rata keenam aspek tersebut, masuk dalam tingkat kemampuan sedang. Berikut ini disajikan dalam diagram 7 di
bawah ini.
Untuk mengetahui hasil belajar menulis karangan deskripsi setelah diberikan tindakan dengan menggunakan media gambar seri dapat dilihat dari hasil
rekapitulasi hasil analisis data pada siklus I sebagai berikut.
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Analisis Data Siklus I No
Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes tertulis
62,14 2
Jumlah siswa yang tuntas belajar 20
3 Jumlah siswa yang tidak tuntas
8 4
Persentase ketuntasan belajar 71,43
58 59
60 61
62 63
64 61,43
60 61,43
61,43 63,57
Dari tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa yakni 62,14 dengan ketuntasan belajar mencapai 71,43 atau ada 20 dari 28 siswa sudah
tuntas belajar dan masih ada 8 siswa yang belum tuntas. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus I ini, ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai, karena
siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 hanya sebesar 71,43, lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki sebesar 75.
b Data Nontes
Sedangkan pada siklus I ini, data nontes diperoleh dari hasil observasi. Observasi dilaksanakan selama penelitian berlangsung dan difokuskan pada kegiatan
menulis karangan deskripsi berdasarkan media gambar seri. Data yang diperoleh dari observasi pada proses pembelajaran siklus I secara keseluruhan adalah
sebagai berikut.
Pengamatan dan pemantauan pada saat kegiatan pembelajaran di ruang kelas. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui, keaktifan, semangat, dan motivasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar seri. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
kolaborator dalam hal ini teman sejawat, diperoleh hasil sebagai berikut: 1 guru masih berperan sebagai aktor tunggal dalam pembelajaran, artinya guru masih
mendominasi pelajaran, 2 beberapa siswa belum tertib, efektif, dan rajin pada saat mengikuti pembelajaran sewaktu di kelas, 3 keaktifan siswa untuk
mengajukan dan menjawab pertanyaan dari guru masih belum terlihat. Sebagian besar mereka memilih bertanya kepada temannya daripada bertanya kepada guru.
Dari pantauan kolaborator lampiran 13, keaktifan siswa dalam memberikan respon terhadap apersepsi yang diberikan guru, antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran menulis, dan keaktifan dalam membuat kerangka karangan hanya mencapai 54-60 dengan tingkat keaktifan sedang. Sedangkan keaktifan siswa
dalam membacakan karangan deskripsi di depan kelas mencapai rentang skor 66-77 dengan tingkat keaktifan baik. Siswa sudah merespon penggunaan
media gambar seri yang diberikan oleh guru, siswa tampak senang ketika menyelesaikan tugas menulis karangan dari guru, 4 siswa laki- laki terlihat
belum mandiri dalam mengerjakan tugas, mereka mengerjakan tugas secara berkelompok dengan teman sebangkuteman yang duduk di depan dan di
belakangnya, 5 guru berkeliling untuk memeriksa pekerjaan siswa dan memastikan tidak ada siswa yang mengganggu teman lain atau mencontek tugas
temannya, 6 guru belum memberi simpulan materi yang diajarkan, 7 guru belum mampu membangkitkan minat siswa untuk bertanya dan aktif dalam
merespon kegiatan pembelajaran, 8 metode yang dilakukan guru adalah tanya jawab, demonstrasi dan penugasan.
4.1.2.4 Analisis dan Refleksi Reflecting
Berdasarkan hasil observasi tersebut, kolaborator dan guru melakukan analisis terhadap hasil tulisan deskripsi siswa. Adapun hasil analisis tersebut
menunjukkan bahwa, 1 kemampuan siswa dalam menuangkan idegagasan ke dalam bentuk karangan deskripsi mengalami peningkatan jika dibanding sebelum
dilakukan tindakan perbaikan. Tetapi, dalam siklus I ini masih ada beberapa siswa yang menuliskan dalam bentuk karangan lain, 2 siswa masih kesulitan dalam
mencari kata-kata dan kalimat yang tepat untuk menulis, 3 nilaiskor perolehan terendah siswa diperoleh 1 orang siswa dengan nilai 46,67 dan nilai tertinggi
diperoleh 1 orang siswa dengan nilai 76,67, 4 ketuntasan hasil belajar menulis deskripsi siswa mencapai 71,43. Hal ini terlihat dari hasil kerja tulisan siswa
berupa tulisan deskripsi dan dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 60 ke atas yaitu 20 siswa dari jumlah keseluruhan yakni 28 siswa lampiran 12.
Dalam menulis karangan deskripsi, masih ditemukan kesalahan dan kekurangan pada tulisan siswa antara lain, 1 siswa masih kesulitan menggali ide dan
menuangkannya dalam bentuk katakalimat hal ini terbukti dari jumlah kata dalam karangan mereka sedikit, 2 apabila siswa menemukan kesulitan dalam menulis,
siswa tidak berani bertanya kepada guru tetapi cenderung lebih suka bertanya pada temannya. Hal ini dilakukan siswa untuk menyamakan persepsi siswa dalam
menyusun alur cerita, 3 siswa menuliskan hasil amatan masih secara dangkal dan belum begitu mendetail terhadap objek, 4 banyak tulisan siswa yang sama
dengan milik temannya, hal ini berarti mereka masih mengerjakannya secara kelompok, 5 masih ada beberapa siswa yang kurang tepat dalam memilih diksi
dalam paragraf, 6 minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis masih perlu ditingkatkan, 7 keaktifan siswa dalam pembelajaran belum
maksimal. Situasi pembelajaran masih pasif. Guru menerangkan dan siswa mendengarkan. Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga siswa
mendapatkan kesempatan yang terbatas untuk turut aktif dalam pembelajaran, 8 siswa masih kurang memperhatikan pembelajaran. Beberapa dari mereka masih
berbicara dengan temannya dan sibuk sendiri. Oleh karena itu, kolaborator dan
guru merasa bahwa hasil penelitian ini belum maksimal. Kolaborator dan guru kemudian berencana untuk melanjutkan tindakan pada siklus selanjutnya.
4.1.3 Siklus II
Pelaksanaan siklus II merupakan tindak lanjut dan sekaligus refleksi dari pelaksanaan siklus I. Siklus II ini dilaksanakan dengan rencana dan persiapan
yang lebih matang. Pada siklus II ini,dilakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar. Sebagaimana pada siklus I,
pemaparan hasil penelitian dilakukan dengan menyajikan tabel disertai dengan penjelasan dari tabel tersebut. Untuk hasil nontes dipaparkan secara deskripsi.
4.1.3.1 Tahap Perencanaan Planning
Proses pembelajaran menulis yang telah dilaksanakan pada siklus I sudah baik, tetapi belum memuaskan. Hasil tulisankarangan siswa masih terdapat kekurangan
sehingga memerlukan perbaikan. Adapun kekurangan hasilkarangan siswa ditandai oleh adanya, 1 siswa masih kesulitan dalam menggali ide dan
menuangkannya dalam bentuk kata atau kalimat, hal ini terlihat dari jumlah kata dalam karangan mereka masih minim meskipun tidak ada batasan dari guru
mengenai jumlah kata, 2 apabila siswa menemukan kesulitan dalam menulis, siswa belum berani bertanya kepada guru tetapi mereka bertanya kepada
temannya, 3 siswa menuliskan hasil amatan secara dangkal dan belum begitu mendetail terhadap objek, 4 masih ada beberapa siswa yang kurang tepat dalam
memilih diksi dalam paragraf, 5 masih ada siswa yang mengerjakan tugas secara berkelompokbekerjasama, hal ini terlihat pada tulisan siswa banyak yang sama,
6 minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi masih perlu ditingkatkan, 7 keaktifan siswa dalam pembelajaran belum maksimal. Proses
pembelajaran masih terlihat pasif. Guru menerangkan dan siswa mendengarkan. Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga siswa mendapatkan
kesempatan yang terbatas untuk turut aktif dalam pembelajaran, 8 siswa kurang memperhatikan pembelajaran, beberapa siswa masih berbicara dengan temannya
atau sibuk sendiri.
Untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan pada siklus I, maka kolaborator dan peneliti merencanakan tindakan untuk siklus II. Akhirnya kolaborator dan peneliti
menyepakati beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam pembelajaran menulis. Hal-hal tersebut, yaitu : 1 peneliti akan lebih banyak
memantau kegiatan siswa agar suasana lebih kondusif, 2 menyusun RPP, 3 pemanfaatan media gambar seri seri, 4 peneliti akan memberi reward kepada
siswa yang aktif dan juga kepada siswa yang mendapat nilai terbaik dalam menulis. Reward yang direncanakan berupa nilai tambah, ungkapan-ungkapan
pujian seperti, bagus sekali, baik sekali, baik, sedangkan untuk siswa yang membuat kelas gaduh seperti ramai, berpindah-pindah tempat duduk, guru akan
memberikan punishment dalam bentuk teguran.
Urutan kegiatan pembelajaran yang direncanakan dalam siklus II sebagai berikut, 1 guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, 2 guru
mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia, 3 guru memberikan motivasi pada siswa dengan memaparkan manfaatkeuntungan
menulis, 4 guru merefleksi beberapa tulisan siswa pada siklus I di depan kelas, 5 guru memberikan reward kepada siswa yang memperoleh nilai menulis
deskripsi tertinggi pada siklus I, 6 guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis pada siklus I, 7 guru menjelaskan kepada siswa tentang
prosedur pembelajaran menulis karangan berdasarkan media gambar seri yang akan dilakukan.
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Acting
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 dan 9 Februari 2012 di kelas V dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Guru memulai pembelajaran dengan membuka pelajaran dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Kolaborator menempatkan diri sebagai
partisipan pasif dan berada di kursi bagian belakang sehingga kolaborator dapat mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar tanpa mengganggu jalannya
pelajaran yang sedang berlangsung. Guru mengulas kembali hasil tulisan siswa pada siklus I juga menunjukkan kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam
menulis. Guru juga memberi pujian pada siswa yang karangannya cukup baik dan tak lupa pula guru memberikan motivasi pada siswa yang hasil tulisannya kurang
memuaskan.
Kemudian guru memberikan pengarahan tentang kegiatan pembelajaran menulis yang akan dilakukan pada hari ini. Guru menjelaskan kalau kegiatan menulis hari
ini akan dilakukan seperti pada kegiatan yang lalu. Guru menjelaskan hal-hal penting yang harus mereka catat dari objek gambar yang mereka amati. Siswa
secara individu mencatat hal- hal yang mereka amati.
Setelah merasa cukup mencatat hal- hal yang akan dijadikan sebagai bahan tulisan, guru kemudian membagikan kertas sebagai lembar kerja untuk siswa.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa tampak tertib mengikuti pembelajaran dan guru tidak bosan-bosannya mengingatkan kepada siswa yang
terlibat kurang aktif. Sesekali guru berkeliling kelas untuk mengamati pekerjaan siswa dan mendekati siswa yang gaduh atau mereka yang terlihat mempunyai
kesulitan. Beberapa siswa ada yang bertanya kepada guru dan guru menjawab pertanyaan siswa dengan sekali-kali memberi semangat kepada siswa.
Setelah waktu yang telah disediakan untuk menulis usai, beberapa siswa maju dan membacakan hasil karangannya di depan kelas dan mengumpulkan hasil
pekerjaannya, kemudian guru memberi simpulan materi yang diajarkan dan menutup pelajaran.
4.1.3.3 PengamatanObservasi Observating
Data hasil penelitian penilaian kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi berdasarkan media gambar seri pada siklus II adalah sebagai berikut.
1. Data Tes Tertulis