Pengertian Pengawasan Intern Pengertian dan Elemen Pengawasan Intern

10. PPHP menyerahkan hasil pekerjaan disertai dengan BAHP dan BASTHP dan dokumen permohonan pembayaran dari Penyedia Barang kepada Unit Kerja yang pengguna hasil pekerjaan, 11. Unit Kerja pengguna hasil pekerjaan menyampaikan permohonan pembayaran disertai dengan dokumen SPKSurat Perjajian Pekerjaan dan dokumen kelengkapan pembayaran kepada Pembantu Rektor II untuk proses pembayaran, 12. Unit Kerja memberikan data hasil pekerjaan kepada Pembantu Rektor V untuk dicatat ke dalam aplikasi SIMAK-BMN. Diagram Alir Tahapan Pelaksanaan Pengadaan Barang di Lingkungan Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada lampiran .

C. Pengertian dan Elemen Pengawasan Intern

1. Pengertian Pengawasan Intern

Pengawasan intern merupakan prosedur – prosedur mekanis yang dilakukan untuk memeriksa ketelitian data – data administrasi. Pengawasan yang baik atas aktiva tetap merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Pengawasan terhadap aktiva harus dilakukan secara tepat dan terorganisir. Pimpinan bertanggungjawab penuh dalam usaha pengawasan intern terhadap aktiva tetap. Manajemen perlu memperhatikan dan menentukan cara yang baik untuk menciptakan sistem pengawasan yang efektif dan efisien agar pelaksanaan prosedur – prosedur pengawasan dapat dilaksanakan sebaik mungkin. Pengawasan intern merupakan kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan perusahaan dapat dipenuhi. Pengawasan intern atau yang lebih dikenal dengan istilah pengendalian intern maupun internal check merupakan prosedur- prosedur mekanis dalam pemeriksaan ketelitian data-data administrasi misalnya, mencocokkan penjumlahan mendatar horizontal dengan penjumlahan menurun vertikal. Pengawasan intern menurut Weygandt dkk 2007 :454 mencakup rencana organisasi serta metode-metode terkait dengan pengukuran yang diadopsi perusahaan untuk : 1. melindungi aset dari pencurian, perampokan, dan penyalahgunaan oleh karyawan, 2. meningkatkan keakuratan dan kebenaran pencatatan akuntansi. Hal ini dapat dilakukan dengan menurunkan resiko kesalahan kesalahan yang tidak disengaja dan kesalahpahaman dalam proses akuntansinya. Pengawasan intern menurut Marshall, Paul 2006 : 229 adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Pengawasan intern menurut Horngren, Harrison 2007 : 390 adalah rencana organisasional dan semua tindakan terkait yang dirancang untuk: mengamankan aktiva, mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan perusahaan, meningkatkan efisiensi operasi, memastikan catatan akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan. Ketidakberadaan atau kelemahan pengendalian disebut sebagai eksposur exposure. Eksposur yang diilustrsasikan sebagai celah dalam pelindung pengendalian, meningkatkan resiko perusahaan mengalami kerugian keuangan atau kerugianakibat peristiwa yang tidak diinginkan. Kelemahan dalam pengendalian internal dapat mengekspos perusahaan ke satu atau lebih jenis resiko berikut ini: 1. penghancuran aktiva baik aktiva fisik maupun informasi, 2. pencurian aktiva, 3. kerusakan informasi atau sistem informasi, 4. ganguan sistem informasi.

2. Elemen Pengawasan Intern