Uji Kointegrasi Hasil Analisis Data 1. Uji Akar Unit

46 Tabel 4.2. Hasil Penentuan Panjang Lag – AIC, SC, HQ Keterangan: nilai lag terkecil Sumber : Data Olahan Eviews, Lampiran 4 Dengan demikian, hasil dalam penentuan panjang lag atau penentuan Lag Length dari data pengamatan yaitu variabel BI Rate dan M1 adalah pada lag kedua. Karena pada lag kedua, ketiga kriteria dari parameter pendukung yaitu AIC Akaike Information Criterion , SIC Schwarz Information Criterion , dan HQC Hannan-Quinn Criterion sama-sama mempunyai nilai lag terkecil. Akan tetapi, jumlah lag yang digunakan dalam penelitian ini masih sedikit, maka residual dalam regresi ini tidak akan menampilkan proses white noise sehingga model tidak dapat mengestimasi actual error secara tepat.

4.3.3. Uji Kointegrasi

Setelah mengetahui bahwa data BI Rate dan M1 merupakan data yang stasioner, maka selanjutnya dilakukan uji kointegrasi yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan keseimbangan jangka panjang antara dua variabel tersebut. Untuk itu analisis selanjutnya berkaitan dengan uji kointegrasi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan jangka panjang dalam variabel yang diteliti. Suatu sistem variabel disebut terkointegrasi jika beberapa variabel tersebut minimal satu variabel terintegrasi pada ordo yang sama dan berlaku kombinasi linier dari sistem variabel tersebut yang terintegrasi pada ordo nol I0, yaitu Variabel Lag Kriteria AIC SC HQ BI Rate M1 16.79974 16.88953 16.83036 1 12.92028 13.18964 13.01214 2 12.68835 13.13728 12.84144 Universitas Sumatera Utara 47 disequillibrium error atau residual u t bersifat stasioner dan memiliki hubungan keseimbangan dalam jangka panjang long run equilibrium. Metode uji kointegrasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan multivariate yaitu Johansen Cointegration Test. Kriteria pengujian kointegrasi pada penelitian ini didasarkan pada besar nilai trace-statistic dibandingkan dengan nilai kritis 5. Jika nilai trace-statistic lebih besar dari nilai kritis 5. maka hipotesis H0 dinyatakan bahwa terdapat hubungan jangka panjang dan dapat diterima. Sebaliknya jika nilai trace-statistic lebih kecil dari nilai kritis 5. maka hipotesis Ha dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan jangka panjang dan dapat diterima. Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan hasil pengujian Johansen Cointegration dengan menggunakan asumsi deterministic 3 intercept no trend in CE and test VAR. Berdasarkan uji trace statistic pada rank 0, trace statistic lebih kecil daripada nilai kritisnya yaitu sebesar 4.450904 15.49471 dan pada rank 1 sebesar 0.168675 3.841466. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan tidak mempunyai hubungan kointegrasi pada rank 0 dan rank 1 pada tingkat toleransi 5. . Universitas Sumatera Utara 48 Tabel 4.3. Hasil Uji Kointegrasi - Johansen Cointegration Test Variabel Hypothesized No. of CE s JOHANSEN TEST TRACE STATISTIC CRITICAL VALUE BI Rate M1 None 4.450904 15.49471 At most 1 0.168675 3.841466 Sumber: Data Olahan Eviews, Lampiran 5 Dengan demikian, hubungan antara variabel BI Rate dan M1 tidak terdapat hubungan kointegrasi. Sehingga variabel BI Rate dan M1 hanya memiliki hubungan dalam jangka pendek. Hasil penelitian ini, bertolak belakang dengan penelitian Pender Gbenedio , O Felix Ayadi, dan Okpala Amon 1999 yang menyatakan antara jumlah uang beredar dengan tingkat suku bunga di Nigeria mempunyai hubungan kointegrasi, dan penelitian Andreas Scharbet 2005 yang menyatakan target suku bunga di Europe Bank dengan jumlah uang beredar mempunyai hubungan kointegrasi.

4.3.4. Analisis Kausalitas Granger